DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama pemulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk
makalah. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah penulis yaitu Statistik
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami tentang karakteristik manusia
komunikan. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai referensi yang
berpengetahuan tentang Karakteristik manusia komunikan. Adapun maksud dan tujuan
menyusun makalah ini adalah untuk melengkapi dan menyelesaikan tugas yang diberikan
pada mata kuliah Psikologi komunikasi. Kami berharap agar makalah yang kami susun dapat
bermanfaat bagi kami (penulis) dan para pembaca makalah ini, apabila dalam tugas ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mohon maaf.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan. Dengan segala
kerendahan hati kami berharap makalah ini berguna dan bermanfaat bagi yang
memerlukannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................
Daftar isi.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeran utama dalam proses komunikasi adalah manusia. Sebagai psikolog, kita
memandang komunikasi justru pada perilaku manusia komunikan. Psikolog mulai masuk
ketika membicarakan bagaimana manusia memproses pesan yang diterimanya, bagaimana
cara berfikir dan cara melihat manusia dipengaruhi oleh lambang-lambang yang memiliki
fokus psikologi komunikasi adalah manusia komunikan.
B. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui pendekatan psikologi mengenai konsepsi manusia
2. Untuk mengetahui bagaimana cara berfikir dan cara melihat manusia yang
dipengeruhi oleh lambang yang memiliki fokus psikologi komunikasi
3. Untuk mengetahui latar belakang konsepsi psikologi tentang manusia
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi
2. Untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun pendengar
BAB II
PEMBAHASAN
Sigmund Freud dilahirkan di moravia pada 6 Mei 1856 dan meninggal di london pada 23
september 193. Freud adalah tokoh aliran psikologi dalam(depth psychology) atau tokoh
psikoanalisis yang menggambarkan jiwa seperti gunung es.
Kita mulai dengan psikoanalisasi, karena dari seluruh aliran psikologi psikoanalisis secara
tegas memperhatikan struktur jiwa manusia. Sigmund Freud, pendiri psikoanalisasi, adalah
orang yang pertama berusaha merumuskan psikoogi manusia. Ia memfokuskan perhatiannya
kepada totalitas kepribadian manusia, bukan pada bagian-bagianya yang terpisah bagian-
bagianya yang terpisah. Menurut sigmund Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi
tiga subsistem dalam kepribadian manusia, yaitu id, ego, dan super ego.
a. Id, yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan biologis dan pusat insting
manusia. Dalam diri manusia terdapat dua insting yang dominan:
1) Libido insting rep-roduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan yang
konstruktif. Libido disebut sebagai insting kehidupan.
2) Thanatos insting destruktif yang agresif. Thanatos disebut sebagai instig kematian.
Semua motif manusia adalah gabungan dari libido dan thanatos. Id bergerak
beradasarkan prinsip kesenangan yaitu ingin segera memenuhi kebutuhannya. Dengan
kata lain, id adalah tabiat hewani manusia.
Walaupun Id mampu melahirkan keinginan, ia tidak mampu memuaskan keiginannya.
Subsistem yang kedua ego berfungsi menjembatani tuntunan Id dengan realitas di dunia
luar.
b. Ego, yaitu mediator antara hasrat hewani dan tuntutan rasional dan realistik. Ego
menyebabkan manusia mampu menundukan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud
yang rasional (pada pribadi yang normal). Ego bergerak berdasarkan prinsip realitas.
c. Superego, adalah hati nurani (conscience) yang merupakan internelisasi dari norma-
nirma sosial dan kultural masyarakatnya. Superego memaksa ego untuk menekan hasrat-
hasrat yang tidak berlainan ke alam bawah sadar.
Id dan superego berada dalam bawah sadar manusia. Ego berada ditengah, antara memenuhi
desakan id dan peraturan superego. Secara singkat, dalam psikoanalisasi, perilaku manusia
merupakan interaksi antara komponen biologis(id), komponen psikologis (ego), dan
komponen sosial (superego), atau unsur animal, rasiomal,dan moral(hewani, akali,dan nilai).
a. Salah satu faktor yang penting dalam belajar adalah jejak-jejak ingatan (memory
traces), yaitu pengalamanpengalaman yang membekas pada tempat-tempat tertentu di
otak. Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-
prinsip yang akan dimunculkan kembali kalau kita mempeersepsikan sesuatu yang
berupa dengan jejak-jejak ingatan tadi.
b. Perubahan yang terjadi pada ingatan bersamaan dengan jalannya waktu tidak
melemahkan jejak-jejak ingatan itu (dengan perkataan lain tidak menyebabkan lupa),
melainkan menyebabkan perubahan jejak, karena jejak ingatan itu cenderung
diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat gestalt yang lebih baik dalam ingatan.
c. Latihan-latihan akan memperkuat jejak ingatan
Watson dan Rosalie Rayner melalui sebuah eksperimen telah membuktikan betapa
mudahnya membentuk atau mengendalikan manusia dan melahirkan metode pelaziman
klasik (classical conditioning). Pelaziman klasik adalah memasangkan stimuli yang netral
atau stimuli kondisi dengan stimuli tertentu (yang terkondisikan/ unconditional stimulus)
yang melahirkan perilaku tertentu (unconditional response). Jenis pelaziman lain yang
ditemukan oleh skinner,yaitu operant conditioning, bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh
proses peneguhan. Proses memperteguh respons yang baru dengan mengasosiasikannya pada
stimuli tertentu berkalikali disebut peneguhan (reinforcement).
Aristoteles juga berpendapat bahwa pada waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-
apa,sebuah meja lilin (tabula rasa) yang siap dilukis oleh pengalaman. Dari Aristoteles, John
Locke (1632-1704), tokoh empirisme Inggris, meminjam konsep ini.Menurut kaum empiris,
pada waktu lahir manusia tidak mempunyai “warna mental”. Warna ini didapat dari
pengalaman. Pengalaman adalah satu-satunya jalan kepemilikan pegetahuan. Secara
psikologis, ini berarti seluruh perilaku,kepribadian,dan temperamen ditentukan oleh
pengalaman inderawi . pikiran dan perasaan,bukan penyebab perilaku tetapi disebabkan oleh
prilaku masa lalu.
Salah satu kesulitan emperisme dalam menjelaskan gejala psikologis timbul ketika orang
membicarakan apa yang mendorong manusia berperilaku tertentu. Hedonisme, salah satu
faham filsafat etika, memandang manusia sebagai makhluk yang bergerak untuk memenuhi
kepentingan dirinya,mencari kesenangan dan menghindari penderitaan. Dalam
untilitarianisme, seluruh perilaku manusia tunduk pada prinsip ganjaran dan hukuman. Bila
emperisme digabung dengan untilitarianisme dan hedonisme,kita menemukan apa yang
disebut sebagai behaviorisme (Goldstein,1879:1).
Sejak Thorndike dan watson sampai sekarang, kaum Behavioris berpendirian organisme
dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial ataupun psikologis,perilaku adalah hasil pengalaman dan
perilaku digerakan untuk dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan
mengurangi penderitaan. Asumsi bahwa pengalaman adalah paling berpengaruh dalam
membentuk perilaku, menyiratkan betapa plastisnya manusia. Ia mudah dibentuk menjadi
apapun dengan menciptakan lingkungan yang relevan.Behaviorisme memang agak sukar
menjelaskan motivasi. Motivasi terjadi dalam diri individu, sedang kaum behavioris hanya
melihat pada peristiwa-peristiwa eksternal. Perasaan dan pikiran orang tidak menarik mereka.
Behaviorisme muncul sebagai reaksi pada spikologi”mentalistik” dari Wilhelm Wundt
Seratus tahun setelah wundt membuka laboratorium psikologi eksperimental yang pertama
paradigma baru menyerang psikologi”behavioristik”, dan menarik psikologi kembali pada
proses kejiwaan internal. Paradigma baru ini kemudian terkenal sebagai psikologi kognitif.
Frege menulis hal di atas dalam sebuah buku filsafat berpikir (philosophicl logic),
mengisyaratkan kelebihan rasionalisme dan empirisme psikologikognitif memang dapat
diasali pada rasionalisme Imanuel Kant (1724-1804), Rene Descartes (1596-1650), bahkan
sampai ke Plato. Kaum rasionalis mempertanyakan apakah betul penginderaan kita, melalui
pengalaman langsung, sanggup memberikan kebenaran. SKemampuan alat penginderan kita
dipertanyakan karena sering kali gagal menyajikan informasi yang akurat. Bukankah mata
Anda mengatakan bahwa kedua rel kereta api yang sejajar itu bertemu di ujung sana;
bukankah teling Anda baru mendengar detak jam dinding pada saat memperhatikanya,
padahal jam itu tetap berdetak ketika Anda membisikan kata cinta pada telinga kekasih
Anda ?
Descartes dan Kant menyimpulkan bahwa jiwa (mind) menjadi alat utama pengetahuan,
bukan alat indra. Jiwa menafsirkan pengalaman secara indrawi secara aktif: mencipta,
mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi, dan mencari makna. Manusia memberikan
respons terhadap stimuli secara otomatis. Manusialah yang menetukan makna stimuli itu,
bukan stimuli itu sendiri.menurut Lewin, prilaku manusia harus dilihat dalam konteksnya.
Dari Lewin terkenal rumus: B= f(p5 .E), artinya behavior (prilaku) adalah hasil interaksi
antara person (diri orang tersebut) dan environment (lingkungan psikologisnya). Lewin juga
menciptakan konsep dinamika kelompok, yaitu dalam kelompok, individu menjadi bagian
yang saling berkaitan dengan anggota kelompok lainya, kelompok. Sejak pertengahan tahun
1950-an, berkembang tentang penelitian tentang perubahan sikap dengan kerangka teoritis
manusia sebagai pencari konsistensi kognitif. Manusia dipandang sebagai makhluk yang
selalu berusaha menjaga keajegan dalam sistem kepercayaanya dan diantara sistem
kepercayaanya dengan prilaku. Contoh, teori disonansi kognitif.
1. Psikologi kognitif
Jean Piaget merupakan tokoh teori kognitif yang pertama sebagai ahli psikologi, ia telah
membuat soal tes standar tes kecerdasan siswa. Jawaban salah atau benar yang diberikan
siswa telah menjadi suatu yang menarik mengapa anak-anak pada usia yang sama melakukan
kesalahan yang sama. Hal ini mendorongnya untuk menyiapkan tahapan perkembangan yang
dapat menjelaskan perkembangan intelektual.
Piaget percaya bahwa ada faktor biologis yang tidak dapat dihindarkan dalam
perkembangan anak. Ia melakukan penelitian pada individu anak (terutama pada anak nya
sendiri). Dengan metode ini, ia menetapkan prinsip teorinya itu. Teori ini menjelaskan
tentang cara seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan mengolahnyadalam proses
berpikir sehingga proses perkembangan yang lain juga akan berkembang secara baik. Teori
kognitif memandang bahwa proses belajar bukan sekedar stimulus dan respon yang bersifat
mekanistik, tetapi lebih dari itu, yakni melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam diri
individu yang sedang belajar. Oleh sebab itu, menurut teori kognitif belajar adalah proses
mental yang aktif untuk menerima, mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan.
Istilah cognitif berasal dari kata cognition yang sepadan dengan knowing, yang berarti
mengetahui. Dalam arti yang lebih luas, cognition (kognisi) adalah prose perolehan,
penataan, dan penggunaan pengetahuan.18 Paul Henry menjelaskan bahwa kognisi adalah
kegiatan mental dalam memperoleh, mengolah, mengorgnisasi, dan menggunakan
pengetahuan, sedangkan proses yang paling utama dalam kognisi meliputi mendeteksi,
menginterprestasi, mengklasifikasi, dan mengingat informasi, mengevaluasi gagasan,
menyaring prinsip dan mengambil kesimpulan segala macam pengalaman yang di dapat
dalam kehidupanya.19 Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi salah satu
domain atau wilayah psikologi manusia yang meliputi setiap prilaku mental yang berkaitan
dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan
dan kejiwaan. Aspek kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi
(kehendak) dan afeksi (perasaan).
Dengan demikian kognisi ini sangat penting sebab kognisi ini merupakan tempat proses
diawali perolehan pengetahuan yang masuk dalam diri sesorang yang melalui berbagai
proses. Proses perkembangan kognitif sangat mempengaruhi perkembangan aspek yang lain,
seperti afeksi.
Adapun teori yang mngkaji dan meneliti mengenai proses kognitif disebut teori kognitif.
Teori kognitif adalah teori yang berfokus pada pembentukan konsep berfikir, membangun
pengetahuan (konsep mental) atau proses-proses sentral, seperti ide-ide, sikap,dan harapan.
Orientasi kognitif berbeda dari orientasi psikoanalitik dan behavioristik.
Orientasi kognitif adalah mempelajari proses mental. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teori perkembangan kognitif yang dikembangkan oleh Jean Piaget. Teori
ini merupakan teori yang menjelaskan cara anak beradaptasi dan menginterprestasikan objek
dan kejadia-kejadian yang ada di sekitarnya. Misalnya, cara anak mengelompokan objek-
objek untuk mengetahui persamaan dan perbedanya, dan untuk memahami penyebab
terjadinya perubahan objek dan suatu peristiwa, serta untuk membentuk perkiraan tentang
objek dan peristiwa tersebut.
Menurut Piaget, seorang anak mempunyai cara berfikir dan pendekatan yang berbeda
dengan orang dewasa dalam melihat dan mempelajari realitas. Teori perkembngan kognitif
Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan cara anak beradaptasi dengan dan dan
menginterprestasikan objek dan kejadian sekitarnya; mempelajari cirri-ciri dan fungsi objek
seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek sosial, seperti diri, orang tua dan teman,
bagaimana cara anak mengelompokan objek untuk mengetahui persamaan dan perbedaanya,
untuk mengetahu penyebab terjadinya perubahan dalam objek dan peristiwa serta
membentukperkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut. Piaget memandang bahwa anak
memainkan peran aktif didalam menyusun pengetahuanya mengenai realitas. Anak tidak
pasif menerima informasi. Walaupun proses berpikir dalam konsepsi anak mengenai realitas
telah dimodifikasi oleh pengalaman dunia sekitarnya, anak juga berperan akatif dalam
menginterpresetasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam
mengadaptasikanya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya.
Piaget percaya bahwa pemikiran anak berkembang menurt tahap atau periode yangterus
bertambah kompleks. Menurut teori tahapan Piaget, setiap individu akan melewati
serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invarian, selalu tetap, tidak melompat atau
mundur. Perubahan kualitatif ini terjadi karena tkanan biologis untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan serta dengan adanya pengorganisasian struktur berpikir.
Untuk menunjukkan struktur kognitif yang mendasar pola-pola tingkah laku yang
terorganisasi, Piaget menggunakan istilah skema dan adaptasi. Dengan kedua komponen ini,
kognisi merupakan sistem yang selalu di organisasi dan diadaptasi sehingga memungkinkan
individu beradaptasi dengan lingkungannya.
Menurut Piaget, ada tiga dalil pokok dalam perkembangan mental manusia, yaitu:
1) Perkembangan intelektual terjadi melalui tahaptahap bruntun yang selalu terjadi dengan
urutan yang sama .
2) Tahap-tahap itu didefinisikan sebagai kluster dari operasi-operasi mental yang
menunjukan adanya tingkah laku intelektual.
3) Gerak melalui tahap-tahap itu dilengkapi oleh adanya keseimbanga (ekulibration)
proses pegembangan yang menguraikan interaksi antara pengalaman (asimilasi) dan
struktur kognitif yang timbul (akomodasi).
Kata humanisme artinya kemanusiaan, sedangkan istilah humanisme berarti suatu paham
mengenai kemanusiaan yang hakiki. Jelasnya, humanisme adalah suatu gerakan atau aliran
yang bertujuan untuk menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya.
Dalam dunia pendidikan, para pendidik harus membantu siswa untuk mengembangkan
dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri
mereka. Penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan minat, perasaan dan
perhatian siswa.
Perhatian psikologi humanistic yang utama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap
individu di pengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan
kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
Psikologi humanistic dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama
adalah psikologianalisis dan revolusi kedua adalah behaviorisme. Psikologi humanistic
menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti cinta, kreatifitas,
nilai, makna, dan pertumbuhan pribadi.
a. Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifta pribadi di mana dia –sang
aku, ku, atau dirikumenjadi pusat.
b. Manusia berprilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan
diri.
c. Individu bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya.
d. Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri
e. Kecendrungan batiniah manusia adalah menuju kesehatan dan keutuhan diri.
Psikologi humanistic dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi revolusi pertama
dan kedua adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Pada behaviorisme manusia hanyalah
mesin yang dibentuk lingkungan, pada psikoanalisis manusia melulu di pengaruhi oleh naluri
primitifnya. Dalam pandangan behaviorisme manusia menjadi robot tanpa jiewa, tanpa nilai
dalam psikonalisis, seperti kata freud sendiri, “we see a man as a savage beast” (1930:86).
Keduanya tidak menghormati manusia sebagai manusia keduanya tidak dapat menjelaskan
aspek ekssistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti cinta, kreatifitas, nilai,
makna, dan pertumbuhan pribadi. Inilah yang diisi psikologi humani humanistic psychology
is not just the-study of “human being”; it is a commitment human becoming, tulis Floyd W.
Matson (1973) yang agak sukar diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Psikologi
humanistic mengambil banyak dari psikoanalisis New Freudian (sebenarnya antiRfeaudian)
seperti Adler, Jung, Rank, Sleke, Erencz; tetapi lebih banyak lagi mengambil dari
penomenologi dan sistemsialisme. Penomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia
kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap yang mengalami dunia
dengan caranya sendiri. Alam pengalaman setiap yang berada dari alam pengalaman orang
lain. “Brouwer, (1983) penomenologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Carl rogers, yang
oleh disebut sebagai bapak psikologi humanistic”.
Perhatian pada makna kehidupan adalah juga hal yang membedakan psikologi humanistic
dari mazhab yang lain. Manusia bukan saja pelakon dalam panggung masyarakat, bukan saja
pencari identitas, tetapi juga pencari makna. Preud pernah mengirim surat pada Pricess Bona
Parte dan menulis bahwa pada saat manusia bertanya apa makna dan nilai kehidupan, pada
saat itu ia sakit. Salah, kata Pictor e. Frankl, manusia justru menjadi manusia ketika
mempertanyakan apakah hidupnya bermakna.
Carl Rogers menggaris besarkan pandangan humanisme sebagai berikut (kita pinjam
dengan sedikit perubahan dari Coleman dan Hanmen, 1974:33).
1. Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi dimana dia sang
aku, ku, atau diriku menjadi pusat. Prilaku manusia berpusat pada konsep diri, yang
berubah-ubah, yang muncul dari suatu medan fenomenal. Medan keseluruhan
pengalaman subjektif seorang manusia yang terdiri dari pengalamanpengalaman aku
dan kamu dan pengalaman yang “bukan aku”.
2. Manusia berprilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan
diri.
3. Individu beriaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya. Ia
bereaksi pada “realitas” yang dipersepsikan oalehnya dan dengan cara yang sesuai
dengan konsep dirinya.
4. Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri berupa
penyempitan dan pengakuan (rigidifications) persepsikan dan prilaku penyesuaian
serta penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti rasionalisasi.
5. Kecendrungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri. Dalam
kondidsi yang normal ia berprilaku rasional dan konstruktif, serta memilih jalan
menuju pengembangan aktualisai diri.26 jelaskan aspek eksistensi manusia yang
positif dan menentukan, seperti cinta, kreatifitas, nilai, makna, dan pertumbuhan
pribadi.
Psikologi humanistic dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi revolusi pertama
adalah psikoanalisis dan revolusi kedua adalah behaviorisme. Aspek eksistensi manusia yang
positif dan menentukan seperti cinta, kreatifitas, nilai, makna dan pertumbuhan pribadi.
Psikologi humanistic menjelaskan Pada behaviorisme manusia hanya lah mesin yang
dibentuk lingkuntan, pada psikoanalisis manusia melalui dipengaruhi oleh naluri primitifnya.
Tokoh-tokoh Humanisme yang terkenal antara lain adalah Arthur combs, Abraham
Maslow, Carl Rogers, dan sebagainya.
2. Abraham Maslow
Menurut Maslow, prilaku manusia adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan yang
bersifat hirarkis. Diri masing-masing individu mempunyai berbagai perasaan takut seperti
rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut
kehilangan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya. Disisi lain seseorang juga memiliki
dorongan untuk lebih maju kearah pemenuhan kebutuhan, kearah keunikan diri, kearah
berfungsinya semua kemampuan, kearah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada
saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri (selfacceptance).
Carl Ransom Rogers adalah seorang ahli psikologi humanistic yang menekankan
perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapis) dalam
membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers meyakini bhawa klien
memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas trapis hanya membimbing
klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, tehnik-tehnik asessment dan
pendapat para terapis bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment kepada klien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeran utama dalam proses komunikasi adalah manusia. Sebagai psikolog, kita
memandang komunikasi justru pada perilaku manusia komunikan. Psikolog mulai masuk
ketika membicarakan bagaimana manusia memproses pesan yang diterimanya, bagaimana
cara berfikir dan cara melihat manusia dipengaruhi oleh lambang-lambang yang memiliki
fokus psikologi komunikasi adalah manusia komunikan.
B. Saran
Dalam makalah ini dapat dipelajari dan dipahami bahwasanya pemeran yang paling
utama didalam proses komunikasi ini ialah manusia, dan disetiap sub bab yang dijelaskan
sebaiknya bagi pendengar maupun pembaca dapat memahami dengan baik materi yang telah
disampaikan untuk menambah pengetahuan yang ada dimasa depan pada masing-masing
setiap orang.
DAFTAR PUSTAKA