Anda di halaman 1dari 11

KONSEP KEPRIBADIAN

DI SUSUN

Oleh:

Nyak Salsabilla Manira


NPM: 2309110036

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, rasa syukur senantiasa saya panjatkan


kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang selalu melimpahkan kasih sayang-Nya
yang tak terhingga dan memberikan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah saya yang berjudul “Konsep Kepribadian” sebagai
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen saya, pada Fakultas Psikologi.
Sholawat beriring salam selalu tercurahkan kepada manusia yang paling mulia
dan suri tauladan bagi para umatnya Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi
Wasallam, keluarga, para sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa istiqomah
dijalannya Amiin Allahumma Aamin. Penyelesaian makalah ini jauh dari kata
sempurna apabila tidak didukung oleh banyak bimbingan dari berbagai pihak,
banyak ilmu dan cerita baru yang saya dapatkan dalam menyelesaikan makalah
ini.

Banda Aceh, Februri 2024


Penulis

Nyak Salsabilla Manira


NPM. 2309110036

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Definisi Kepribadian.............................................................................3
B. Sejarah Psikologi Kepribadian.............................................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembahasan mengenai psikologi, umumnya bertujuan untuk menjelaskan


kepribadian manusia, sehingga dalam hal tertentu psikologi menjadi identik
dengan kepribadian (Moghadam, 2002). Beberapa istilah dalam psikologi yang
sebenarnya merupakan bagian dari pembahasan dalam psikologi kepribadian
sudah sangat akrab di telinga awam, misalnya ego, introvert, ekstrovert, dan lain-
lain. Bagi calon konselor atau sarjana psikologi pemahaman seperti ini tidak
cukup, karena kita harus memahami bahwa pembahasan psikologi tidak hanya
membahas kepribadian saja, tetapi masih banyak hal lain mengenai perilaku dan
proses mental pada manusia yang memerlukan penjelasan, misalnya emosi,
berpikir, persepsi dan lain sebagainya.

Ilmu Psikologi yang berkembang pada akhir abad XIX pada awalnya
bersumber dari filsafat dan fisiologi eksperimental. Di antara kajian dan konsep
psikologi yang dikembangkan adalah teori kepribadian atau dalam bahasa Inggris
disebut dengan ”Personality”. Pada awalnya teori mengenai kepribadian
dikembangkan oleh para praktisi dalam lingkungan dunia kedokteran. Para pendiri
teori kepribadian (Freud, Jung, Adler dan Mc Dougall) adalah para dokter yang
berpraktek sebagai ahli psikoterapi. Ikatan historis antara teori kepribadian dan
implementasi praktis terus berlangsung sepanjang perkembangan psikologi dan
merupakan salah satu perbedaan penting antara cabang ini dengan teori psikologi
lainnya. Secara konseptual, teori kepribadian memiliki keragaman, karena banyak
bersumber dari praktikpraktik terapis (ahli terapi) selama menjalankan pekerjaan
profesionalnya. Keragaman ini dipengaruhi oleh refleksi pribadi, lingkungan
sosial, budaya dan filsafat manusia yang mereka anut.

Untuk membahas teori kepribadian secara lengkap, kita harus memulainya


dari konsepsi mengenai manusia yang dikemukakan oleh para ahli filsafat pada
zaman Yunani kuno, seperti Hippokrates, Plato dan Aristoteles, demikian juga

1
sumbangan pemikiran dari filsuf lain pada zaman berikutnya, seperti Aquinas,
Bentham, Comte, Hobbes, Kiekergaard, Locke, Nietszhe bahkan sampai
Machiavelli. Namun demikian konsep yang lebih terstruktur dari teori kepribadian
dikemukakan oleh Freud, Jung dan McDougall, dalam proses perkembangannya
banyak dipengaruhi oleh tradisi observasi klinis dari Charcot dan Janet (Schultz &
Schultz, 2005).

Teori kepribadian merupakan deskripsi organisasi tingkah laku secara


sistematis. Kepribadian disebut organisasi, karena bukan merupakan bentuk
perilaku tunggal dan tersendiri tetapi terdiri dari banyak tingkah laku.
Kemunculan suatu tingkah laku terjadi melalui faktor anteseden (pelatar belakang)
sebab musabab, pendorong, sasaran, tujuan. Faktorfaktor tersebut diletakkan
dalam suatu kerangka yang saling berhubungan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kepribadian

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai teori-teori kepribadian, terlebih


dahulu kita membahas definisi mengenai istilah kepribadian. Istilah kepribadian
atau dalam bahasa Inggrisnya ”Personality” berasal dari bahasa Yunani Kuno
yaitu : prosopon atau persona berarti ”topeng” yang biasa digunakan dalam
pertunjukan teater. Para pemain drama dalam pementasan teater selalu
menggunakan topeng dan bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang
dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri karakter tertentu. Seperti halnya
topeng dalam pementasan drama konsep awal dari personaliti adalah tingkah laku
yang ditunjukkan kepada lingkungan sosial dan kesan mengenai diri yang
diinginkan agar dapat ditangkap oleh orang lain (Schultz & Schultz, 2005).

Setiap ahli teori memiliki pemahaman dan istilah sendiri mengenai


kepribadian. Pada bagian ini kita akan menjelaskan mengapa ada begitu banyak
perbedaan teori kepribadian. Meskipun berbagai definisi dan teori-teori mungkin
membingungkan, itu tidak berarti bahwa teori-teori tidak berguna. Setiap teori
menawarkan wawasan berupa pertanyaan tentang diri sendiri dan masing-masing
teori dapat membantu kita untuk mengembangkan jawaban kita sendiri. Gordon
Allport telah mengklasifikasi lebih dari lima puluh definisi kepribadian yang
berbeda. Bagi Allport (dalam Engler, 1995) kepribadian adalah sesuatu yang
nyata dalam seorang individu yang mengarah pada karakteristik perilaku.
Sementara bagi Carl Rogers, seorang ahli teori kepribadian lain, kepribadian atau
" diri " adalah sesuatu yang terorganisasi, yang berisikan pola persepsi tentang
"aku" (self) atau "aku yang menjadi pusat pengalaman individual” (Engler, 1995).
Untuk B.F Skinner, seorang psikolog behavioral dari Amerika, istilah
"kepribadian" tidak diperlukan. Skinner tidak percaya bahwa konsep seperti diri
atau kepribadian diperlukan untuk memahami perilaku manusia, sementara bagi

3
Sigmund Freud, bapak psikoanalisis, kepribadian sebagian besar terdiri dari
ketidaksadaran, tersembunyi, dan tidak diketahui.

Kepribadian mendasari atau menjadi penyebab kemunculan perilaku


individual, yang bersumber dari dalam diri dan pengalaman. Dalam menjelaskan
kepribadian terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, pertama mengenai
deskripsi kepribadian yang harus mempertimbangkan ciri-ciri seseorang. Kita
akan menggambarkan kepribadian seseorang dengan cara membandingkannya
dengan orang lain. Kedua Bagaimana kita dapat memahami dinamika kepribadian,
cara seseorang menyesuaikan diri dengan situasi kehidupan? pengaruh budaya
terhadap proses pemikiran? Dan ketiga adalah perkembangan kepribadian.
Bagaimana refleksi pengaruh faktor biologis dan pengalaman masa kanak-kanak?
bagaimana kepribadian berubah sepanjang hidup seseorang, mulai masa anak-
anak sampai dewasa? Dengan demikian dalam membahas kepribadian teori harus
menggambarkan kepribadian dan implikasinya terhadap dinamika dan
perkembangan kepribadian atau sebaliknya.

B. Sejarah Psikologi Kepribadian

Pertanyaan "Apa itu kepribadian?" membawa kita kembali ke awal sejarah


manusia. Kesadaran tentang diri dan dunia mungkin ada sebelum direfleksikan
dalam filsafat, dan sains. Filsafat dikembangkan sebagai suatu cara pemahaman
dan ekspresi. Psikologi menemukan ekspresi dalam filsafat Plato dan Aristoteles
yang berusaha memperjelas hakikat manusia dan menggali apa artinya menjadi
orang.

Menjelang akhir abad kesembilan belas revolusi ilmiah telah membuat


langkah besar dalam memahami dunia fisik dan orang-orang bersemangat untuk
menerapkan metode ilmiah untuk mempelajari manusia. Psikologi modern
muncul dari kombinasi dari berbagai gerakan dalam filsafat dan ilmu
pengetahuan. Pada tahun 1879, Wilhelm Wundt (1832-1920) mendirikan
Laboratorium psikologi pertama di Universitas Leipzig di Jerman untuk
mengeksplorasi pengalaman kesadaran. Dengan menggabungkan pengukuran

4
yang hati-hati dengan introspeksi (pemeriksaan diri), Wundt berusaha untuk
mengungkapkan unsur-unsur dasar dan struktur pikiran sadar. Psikolog dalam hal
ini meniru ilmuwan dalam bidang pengetahuan alam yang telah berhasil dalam
mengidentifikasi unsur-unsur dasar dunia fisik.

Wundt berhasil mengembangkan metode penelitian yang sistematis,


berdasarkan metode eksperimental. Namun, penekanannya pada pengalaman
sadar dikritik di tahun 1920- an oleh John Watson (1878-1958), yang kemudian
dikenal sebagai ayah dari behaviorisme Amerika. Watson merekomendasikan
bahwa untuk menjadi ilmu pengetahuan, psikologi menekankan studi terhadap
perilaku terbuka (terlihat) bukan pada perilaku yang tersembunyi. Perilaku
terbuka adalah sesuatu yang dapat diamati secara langsung, seperti gerakan tubuh,
berbicara, dan menangis. Perilaku tersembunyi hanya dialami individu secara
langsung seperti pikiran, perasaan, dan keinginan. Rekomendasi Watson
menciptakan situasi yang aneh untuk psikologi.

Watson menunjukkan bahwa hampir tidak mungkin untuk mengamati


proses mental secara langsung. Oleh karena itu, menurutnya proses mental tidak
ada, psikologi hanya berkonsentrasi pada perilaku terlihat. Pandangan Watson
dilanjutkan oleh B.F Skinner, yang memiliki aliran yang sama dalam psikologi
yaitu behaviorisme. Skinner memberikan pengaruh yang besar dalam dunia
psikologi. Mahasiswa psikologi tidak hanya terlibat dalam studi mengenai
manusia, tetapi juga studi mengenai perilaku hewan (biasanya dari tikus dan
burung merpati). Mereka didorong untuk mengadopsi metodologi ilmiah yang
ketat dan menekankan observasi ekstrospektif (atau melihat ke luar diri). Salah
satu tren psikologi saat ini adalah menuju psikologi kognitif yang menekankan
cara menerima, memproses, dan bereaksi terhadap informasi dari lingkungan
mereka.

Tidak semua ahli teori kepribadian setuju bahwa metode ilmiah adalah
cara yang terbaik untuk memahami kepribadian. Bahkan, teori pertama mengenai
kepribadian dikembangkan di luar arus utama aliran akademis psikologi

5
eksperimental, yaitu psikoanalisa yang dikembangkan Sigmund Freud (1856-
1939), yang sebenarnya bukan psikolog melainkan ahli neurologi dan dokter
psikiatri di Wina, Freud menggunakan cara introspeksi; sebuah cara yang agak
berbeda dalam mengobati pasien yang menderita masalah emosional. Freud bukan
hanya melakukan introspeksi untuk memeriksa fenomena yang terjadi saat ini,
tetapi juga mengajarkan para pasiennya untuk menggunakannya metode
retrospektif, yaitu memeriksa pengalaman masa lalu. Dengan demikian Freud
mampu meneliti fenomena yang tidak dapat diperoleh di laboratorium. Freud
menemukan introspeksi untuk menjadi alat yang berharga dalam mengungkap dan
menjelajahi proses tak sadar. Berdasarkan observasi klinisnya, Freud
mengembangkan teori psikoanalisis dan kepribadian.

Teori kepribadian bukan hanya sekedar bagian dari ilmu psikologi.


Sebelum teori kepribadian menjadi spesialisasi akademis psikologi ilmiah,
pertanyaan-pertanyaan kepribadian berada di bawah payung filsafat. Banyak teori
kepribadian lebih mirip dengan cara mengeksplorasi penyelidikan filosofis
ketimbang penelitian ilmiah. Metode sains dan filsafat dapat dibedakan tetapi
tidak berhubungan. Ilmu pengetahuan adalah keturunan filsafat dan metode adalah
buah filsafat. Ilmu menuntut setiap teori-teori ditindaklanjuti secara validasi
empiris, atau pada akhirnya didasarkan pada pengalaman indrawi.

Teori-teori kepribadian tidak hanya memiliki asal-usul dalam filsafat,


tetapi juga mengarah pada seni, atau aplikasi praktis. Seni dalam teori kepribadian
jauh lebih tua daripada sains atau bahkan filsafat itu. Dari zaman dulu,banyak
yang telah berbicara dan menulis tentang bagaimana hidup, kehidupan dan
memahami orang lain. Ilmu pengetahuan telah berkembang dan memberi kita
dengan pengetahuan baru, peralatan, dan metode pemahaman dan perbaikan diri.
Teori-teori kepribadian tidak hanya spekulasi, tetapi sistemsistem kepercayaan
yang menemukan ekspresi dalam cara-cara yang dirancang untuk meningkatkan
pemahaman tentang diri kita dan dunia.

6
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan mengenai konsep dasar kepribadian dapat disimpulkan


bahwa;

1. Kepribadian adalah salah satu tema penting dalam bidang psikologi,


bahkan dalam hal tertentu kepribadian menjadi identik psikologi itu
sendiri. Perkembangan teori kepribadian pada dasarnya memiliki sejarah
panjang pembahasan, mulai dari zaman Yunani kuno sampai dengan
sekarang. Akan tetapi penjelasan mengenai teori kepribadian menjadi lebih
terstruktur ketika Sigmund Freud mulai mengembangkan teori
psikoanalisa.
2. Dalam perkembangannya banyak aliran psikologi yang membahas
kepribadian dari perspektif yang berbeda-beda, tetapi yang menarik adalah
didapatkan bahwa kepribadian memiliki definisi yang agak sulit untuk
dirumuskan secara lengkap, komprehensif dan memuaskan, karena
menjadi aspek yang universal ada manusia
3. Kepribadian dalam setiap orang mengalami perkembangan. Selama proses
perkembangan kepribadian berlangsung terdapat banyak factor yang
mempengaruhi, yaitu Faktor genetik, Faktor lingkungan,Faktor belajar,
Faktor Pengasuhan orang tua (perenting),Faktor perkembangan, Faktor
kesadaran (conscious) dan Faktor ketidaksadaran (unsconscious). Seluruh
faktor tersebut memiliki kontribusi yang sama besar tidak cukup
menunjukan adanya dominasi salah satu faktor.
4. Dalam hubungannya dengan konseling, teori kepribadian memiliki 3
peran, pertama menjadi kerangka kerja konseptual (conceptual
framework), kedua teori sebagai bahasa dan ketiga teori sebagai perangkat
dari hipotesis penelitian (sets of research hypotheses). Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pendekatan konseling akan sangat tergantung
kepada latar belakang teori kepribadian yang mendasari

7
DAFTAR PUSTAKA

Allport. G. W. 1961. Pattern and Growth in Personality. New York : Rinerhart


and Winston.
Bischop, L.J. 1964. Interpreting Personality Theories. New York : Harper & Row
Cloninger S. 2004, Theories of Personality: Understanding persons 4 th edition.
New Jersey : Prentice Hall
Colledge, R. 2002. Mastering Counselling Theory. New York. Palgrave
Macmilan.
Hall C.S. and Lindzey G. 1993. Teori-teori Holistik. Jakarta : Kanisius
Hall C.S. and Lindzey G. 1993. Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Jakarta :
Kanisius
Hall C.S. and Lindzey G. 1993. Teori-teori Psikodinamik. Jakarta : Kanisius
Schultz D.P. & Schultz S.E. 2005. Theories of personality, 8 th edition. Belmont :
Thomson Wadsworth.

Anda mungkin juga menyukai