Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

OLEH :
YOSEP SILI MIGO
17119075

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MUSIK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmat-nya
sehingga makalah dengan judul “ konsep dasar psikologi kepribadian” i n i d a p a t
t e r s u s u n hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Oleh karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Dengan demikian, kami sangat mengharapkan
saran dan kritikan yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
BAB II PSIKOLOGI KEPRIBADIAN......................................................................................5
BAB III LATAR BELAKANG SEJARAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN............................6
BAB IV POLA KEPRIBADIAN...............................................................................................7
BAB V PROSES PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN KEPRIBADIAN......................8
BAB VI KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN.........................................................................9
BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KEPRIBADIAN..........10
BAB VIII PENUTUP...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Kepribadian merupakan salah satu aspek yang paling menarik dalam bidang psikologi.
Kepribadian adalah kumpulan karakteristik yang unik dan khas yang membedakan satu individu dari
yang lain. Dalam pengembangan ilmu psikologi, konsep kepribadian telah menjadi salah satu fokus
utama, dengan banyak teori dan pendekatan yang dikembangkan untuk memahami dan menjelaskan
bagaimana kepribadian seseorang terbentuk, berkembang, dan memengaruhi perilaku serta
interaksinya dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep psikologi kepribadian tidak hanya mencakup penjelasan tentang apa yang membuat
seseorang menjadi dirinya yang unik, tetapi juga mencoba untuk memahami peran kepribadian dalam
berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial, pekerjaan, dan kesejahteraan psikologis. Oleh
karena itu, pemahaman yang mendalam tentang konsep ini memiliki implikasi yang luas dalam
berbagai bidang, seperti pendidikan, klinis, organisasi, dan sosial.
Dalam makalah ini, kami akan menguraikan konsep psikologi kepribadian secara lebih
mendalam. Kami akan menjelaskan berbagai teori dan pendekatan yang telah dikembangkan oleh para
ahli untuk menjelaskan bagaimana kepribadian terbentuk dan bagaimana dampaknya dalam berbagai
konteks kehidupan. Kami juga akan mengeksplorasi peran genetik dan lingkungan dalam pembentukan
kepribadian serta mengulas pentingnya penelitian ilmiah dalam memahami konsep ini.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang salah satu
aspek paling menarik dalam studi psikologi dan bagaimana pemahaman tentang kepribadian dapat
berkontribusi pada pemahaman dan peningkatan kehidupan individu serta masyarakat secara
keseluruhan.
BAB II
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Psikologi kepribadian merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari berbagai
aspek yang membentuk dan memengaruhi kepribadian individu. Kepribadian adalah kumpulan dari
karakteristik, sifat, perilaku, dan pola pikir yang membuat setiap individu menjadi unik. Dalam
makalah ini, kita akan membahas pengertian dan konsep psikologi kepribadian.
Psikologi kepribadian juga merupakan cabang ilmu psikologi yang berfokus pada
studi tentang bagaimana individu mengembangkan, menjaga, dan mengubah karakteristik
psikologis mereka sepanjang hidup mereka. Psikologi kepribadian mencoba menjelaskan
mengapa individu berperilaku seperti yang mereka lakukan dan bagaimana karakteristik
psikologis tersebut dapat berubah seiring waktu. Konsep diri adalah gambaran mental
individu tentang dirinya sendiri, segala yang terlintas di pikiran tentang “saya”, yang
terangkum dalam pengetahuan, pengharapan, dan penilaian tentang diri. Konsep diri
terbentuk dari interaksi antara manusia dengan lingkungannya yaitu orangtua, teman sebaya,
dan masyarakat sebagai sumber informasi (Calhoun & Acocella, 1990). (Rineksa et al. n.d.)

Jung (1921/1971) dalam Feist (2010:136—141) menyatakan bahwa selain mengenalkan

mengenai tingkatan psikis dan kepribadian yang dinamis, Jung mengenalkan berbagai

jenis psikologis yang menumbuhkan kesatuan dari dua sikap ekstraversi dan introversi serta

empat fungsi yang terpisah yaitu pikiran(thinking), perasaan (feeling), pengindraan


(sensation), dan intuisi (intuition). Empat fungsi biasanya tampil dalam urutan hirarki, dengan

satu fungsi men empati posisi superior, lainnya menjadi posisi kedua, dua lainnya menjadi
posisi inferior. Banyak orang memperlihatkan hanya satu fungsi saja sehingga secara
karakteristik mendekati sebuah situasi yang begantung pada satu dominan fungsi (fungsi
superior). Beberapa orang mengembangkan dua fungsi dan sedikit orang yang sangat dewasa
memiliki tiga fungsi. Seseorang yang secara teori memiliki realisasi diri yang tinggi atau
individuasi akan memiliki empat fungsi yang terbangun dengan baik. Jung (1921/1971)
dalam Feist (2010:142) percaya bahwa kepribadian berkembang melalui serangkaian tahap
yang berujung pada realisasi diri. Setiap orang memiliki kesempatan untuk membawa seluruh
aspek kepribadian secara bersama-sama untuk mencapai tahap realisasi diri. Jung (1986:31-
33) mengatakan bahwa realisasi diri atau individuasi dapat ditempuh dengan proses alamiah
maupun proses yang disengaja. Individuasi merupakan seluruh proses sepanjang hidup.
(Anon n.d.)
BAB III
LATAR BELAKANG SEJARAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Sejarah psikologi kepribadian adalah cerita panjang tentang perkembangan pemahaman


manusia terhadap berbagai aspek kepribadian manusia. Seiring berjalannya waktu,
pandangan tentang psikologi kepribadian telah mengalami evolusi yang signifikan. Berikut
adalah latar belakang sejarah psikologi kepribadian yang penting untuk dipahami:

1. Periode Awal:
 Abad ke-4 SM: Aristoteles adalah salah satu tokoh awal yang mempertimbangkan masalah-
masalah kepribadian dalam karyanya.
 Abad ke-5 hingga ke-16: Pandangan tentang kepribadian cenderung bersifat filosofis dan
teologis. Tokoh-tokoh seperti Santo Agustinus dan Santo Tomas Aquinas memainkan peran
dalam pemikiran ini.
2. Abad ke-17 hingga ke-18:
 René Descartes dan John Locke adalah beberapa filsuf yang mencoba menyelidiki asal-usul
dan pembentukan kepribadian manusia.
 Empirisme muncul sebagai pendekatan utama dalam memahami kepribadian, yang
menekankan pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan.
3. Abad ke-19:
 Sigmund Freud adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah psikologi kepribadian.
Teori psikoanalisisnya, yang menekankan peran ketidaksadaran dalam membentuk
kepribadian, menjadi dasar bagi banyak pemikiran di bidang ini.
 Psikologi eksperimental juga berkembang pada periode ini, dengan tokoh seperti Wilhelm
Wundt yang mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig, Jerman.
4. Abad ke-20:
 Psikologi kepribadian mengalami berbagai perkembangan teoritis, termasuk teori-teori
seperti teori kepribadian humanistik oleh Carl Rogers dan Abraham Maslow, serta teori-teori
kepribadian seperti teori Big Five.
 Psikologi kepribadian juga memasuki era empiris dengan penelitian yang lebih banyak
menggunakan metode ilmiah dan eksperimental.
5. Abad ke-21:
 Seiring perkembangan teknologi dan metodologi penelitian, pemahaman tentang psikologi
kepribadian terus berkembang. Teori-teori baru dan penelitian empiris yang lebih canggih
terus muncul.
 Interdisiplinaritas menjadi semakin penting dalam pemahaman psikologi kepribadian, dengan
integrasi pengetahuan dari berbagai bidang seperti neurosains, genetika, dan ilmu perilaku.

Penting untuk dicatat bahwa sejarah psikologi kepribadian adalah cerita yang
kompleks dan terus berkembang seiring waktu. Banyak teori dan pendekatan yang berbeda
telah muncul dan saling melengkapi dalam upaya untuk memahami dasar-dasar dan variasi
kepribadian manusia. Perkembangan ini telah memungkinkan ilmu psikologi untuk
memberikan wawasan yang lebih dalam tentang apa yang membuat setiap individu unik
dalam cara mereka berpikir, merasa, dan berperilaku.
BAB IV
POLA KEPRIBADIAN

Pola kepribadian adalah pola perilaku, pikiran, dan emosi yang konsisten yang
mencirikan seseorang dan membedakannya dari individu lain. Ada beberapa teori
kepribadian yang berbeda yang mencoba menjelaskan bagaimana pola kepribadian ini
terbentuk dan berkembang. Salah satu teori kepribadian yang paling terkenal adalah teori
kepribadian Big Five atau Lima Besar, yang mencakup lima dimensi utama kepribadian:
1. Neurotisisme: Ini menggambarkan tingkat stabilitas emosional seseorang. Orang yang tinggi
dalam neurotisisme cenderung memiliki emosi yang lebih kuat dan sering merasa cemas atau
mudah marah, sementara orang yang rendah dalam neurotisisme cenderung lebih stabil
emosinya.
2. Ekstroversi: Ini menggambarkan tingkat sosialisasi dan energi seseorang. Orang yang tinggi
dalam ekstroversi cenderung lebih terbuka, ramah, dan bersemangat dalam interaksi sosial,
sementara orang yang rendah dalam ekstroversi cenderung lebih introvert atau cenderung
mencari waktu sendiri.
3. Ketangguhan: Ini mengacu pada tingkat tanggung jawab, keteraturan, dan kemampuan
untuk mengendalikan diri. Orang yang tinggi dalam ketangguhan cenderung lebih disiplin,
terorganisir, dan dapat diandalkan, sementara orang yang rendah dalam ketangguhan
cenderung kurang teratur dan kurang dapat diandalkan.
4. Kepersetujuan: Ini mencerminkan tingkat keramahan dan keinginan untuk bekerja sama.
Orang yang tinggi dalam kepersetujuan cenderung lebih kooperatif, penuh pengertian, dan
ramah, sementara orang yang rendah dalam kepersetujuan cenderung lebih skeptis atau kritis.
5. Keterbukaan untuk Pengalaman: Ini mencerminkan tingkat minat terhadap pengalaman
baru, ide-ide, dan kreativitas. Orang yang tinggi dalam keterbukaan untuk pengalaman
cenderung lebih terbuka terhadap ide-ide baru, seni, dan pengalaman eksploratif, sementara
orang yang rendah dalam keterbukaan cenderung lebih tradisional dan konservatif.

Pola kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik, lingkungan, dan
pengalaman sepanjang hidup mereka. Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu pola
kepribadian yang lebih baik daripada yang lain, dan kepribadian adalah fitur unik yang
membuat setiap individu berbeda. Kepribadian juga dapat berkembang dan berubah seiring
waktu, terutama dengan usaha untuk pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri.
BAB V
PROSES PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN KEPRIBADIAN
Perkembangan dan perubahan kepribadian merupakan proses kompleks yang terjadi
sepanjang hidup seseorang. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetik,
lingkungan, pengalaman, dan interaksi sosial. Di bawah ini adalah gambaran umum tentang
proses perkembangan dan perubahan kepribadian:
1. Faktor Genetik: Kepribadian memiliki dasar genetik yang kuat. Faktor-faktor genetik dapat
menentukan ciri-ciri kepribadian dasar, seperti tingkat ekstroversi, neurotisisme, atau
ketelitian. Namun, gen hanya memberikan kerangka dasar, dan kepribadian juga dipengaruhi
oleh faktor lain.
2. Pengaruh Lingkungan: Lingkungan tempat seseorang dibesarkan juga memiliki dampak
signifikan pada perkembangan kepribadiannya. Keluarga, sekolah, teman, dan pengalaman-
pengalaman hidup berperan dalam membentuk nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku seseorang.
3. Pengalaman Hidup: Perubahan dalam kepribadian seringkali terjadi akibat pengalaman-
pengalaman hidup yang signifikan. Peristiwa-peristiwa seperti pernikahan, perceraian,
kematian orang terdekat, atau perubahan karier dapat memengaruhi cara seseorang
memandang diri mereka sendiri dan dunia.
4. Interaksi Sosial: Interaksi dengan orang lain, terutama dalam konteks sosial, memainkan
peran penting dalam perkembangan dan perubahan kepribadian. Hubungan interpersonal
dapat memengaruhi sikap, empati, dan keterampilan komunikasi seseorang.
5. Kematangan dan Pertumbuhan: Seiring bertambahnya usia, orang sering mengalami
perubahan kepribadian yang terkait dengan kematangan dan pertumbuhan. Mereka dapat
menjadi lebih bijaksana, bertanggung jawab, dan memiliki pemahaman yang lebih dalam
tentang diri mereka sendiri.
6. Proses Pembelajaran: Kepribadian juga dapat berubah melalui proses pembelajaran dan
adaptasi. Orang dapat mengembangkan keterampilan baru, mengubah kebiasaan buruk, atau
merespons umpan balik dari lingkungan untuk menjadi lebih efektif dalam interaksi sosial.
7. Perubahan dalam Nilai dan Prioritas: Perubahan dalam nilai-nilai pribadi dan prioritas
hidup juga dapat memengaruhi kepribadian. Seseorang yang awalnya mementingkan
pencapaian karier mungkin mengubah fokusnya menjadi keluarga setelah memiliki anak,
misalnya.
8. Krisis dan Transformasi: Beberapa perubahan kepribadian besar dapat dipicu oleh krisis
atau peristiwa transformasional. Orang sering merenungkan hidup mereka secara mendalam
dalam situasi-situasi seperti ini dan mungkin mengalami perubahan signifikan dalam
pandangan mereka terhadap dunia.
9. Pembinaan Kepribadian: Banyak orang aktif membangun dan membentuk kepribadian
mereka sendiri melalui upaya introspeksi, pembelajaran, dan pengembangan pribadi. Terapi,
pelatihan, atau pendidikan juga dapat membantu seseorang mencapai perubahan positif dalam
kepribadiannya.

Penting untuk diingat bahwa perkembangan dan perubahan kepribadian adalah proses yang
berkelanjutan, dan tidak ada "keselamatan kepribadian" yang tetap tidak berubah sepanjang
hidup. Setiap orang memiliki potensi untuk pertumbuhan dan perubahan, terlepas dari usia
atau latar belakang mereka.
BAB VI
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN

Karakteristik kepribadian adalah berbagai sifat, perilaku, dan ciri-ciri unik yang menjadikan
seseorang sebagai individu yang unik. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh berbagai
faktor, termasuk genetik, lingkungan, pengalaman hidup, dan perkembangan individu.
Beberapa karakteristik kepribadian yang umumnya diamati dalam psikologi kepribadian
adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Introversi atau Ekstroversi: Seseorang dapat cenderung menjadi introvert
(cenderung lebih tertutup dan memilih aktivitas sendiri) atau ekstrovert (cenderung lebih
terbuka dan suka berinteraksi dengan orang lain).
2. Neurotisisme: Ini mengacu pada tingkat kecemasan, ketegangan emosional, dan respon
terhadap stres. Orang yang lebih neurotis mungkin lebih cenderung merasa cemas atau
depresi.
3. Ketegasan: Ini mencerminkan tingkat kestabilan emosional seseorang. Orang yang lebih
tegas cenderung lebih stabil secara emosional dan mampu menghadapi tekanan dengan baik.
4. Keterbukaan untuk Pengalaman: Ini menggambarkan sejauh mana seseorang terbuka
terhadap pengalaman baru, ide-ide, dan budaya. Orang yang lebih terbuka cenderung lebih
kreatif dan berani mencoba hal-hal baru.
5. Ketepatan: Ini mencerminkan tingkat tanggung jawab dan ketelitian seseorang dalam
menjalani tugas dan kewajiban.
6. Kepantasan: Mengacu pada tingkat kerendahan hati dan kesopanan seseorang dalam
berinteraksi dengan orang lain.
7. Eksternalisasi atau Internalisasi: Seseorang mungkin lebih cenderung mengatasi konflik
dan masalah dengan cara eksternal (mengabaikannya, menyalahkan orang lain) atau dengan
cara internal (mengambil tanggung jawab dan mencari solusi).
8. Kemandirian: Tingkat kemandirian seseorang dalam membuat keputusan dan mengelola
hidupnya sendiri.
9. Tingkat Keterbukaan terhadap Ideologi dan Nilai: Orang memiliki keyakinan, nilai-nilai,
dan ideologi yang berbeda-beda, dan karakteristik kepribadian ini mencerminkan sejauh
mana seseorang terbuka terhadap ide-ide dan nilai-nilai yang berbeda.
10. Toleransi terhadap Ketidakpastian: Sejauh mana seseorang nyaman dengan situasi yang
tidak pasti dan tidak terstruktur.

Karakteristik-karakteristik ini tidak selalu berdiri sendiri, dan kepribadian seseorang biasanya
kompleks dan bervariasi dalam tingkat yang berbeda.
BAB VII
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KEPRIBADIAN

Teori kepribadian adalah bidang psikologi yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana
individu mengembangkan karakteristik, perilaku, dan pola pikir mereka yang unik. Ada
banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan teori kepribadian seseorang. Berikut
adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi teori kepribadian:
1. Genetika: Faktor genetika memainkan peran penting dalam pembentukan kepribadian
seseorang. Seseorang mewarisi sejumlah ciri kepribadian dari orangtua mereka. Studi
gemetika kembar telah menunjukkan bahwa aspek-aspek kepribadian seperti ekstraversi,
introversi, dan neurotisisme memiliki komponen genetik yang kuat.
2. Lingkungan: Lingkungan tempat seseorang dibesarkan dan hidup juga berpengaruh besar
terhadap perkembangan kepribadiannya. Ini termasuk pengaruh keluarga, teman-teman,
sekolah, dan budaya. Pengalaman-pengalaman yang dialami dalam lingkungan ini dapat
membentuk nilai-nilai, keyakinan, dan sikap seseorang.
3. Pengalaman Hidup: Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh individu selama hidup
mereka, termasuk peristiwa-trauma, pencapaian, dan kegagalan, dapat memiliki dampak yang
signifikan pada perkembangan kepribadian. Misalnya, pengalaman traumatis dapat
menghasilkan tingkat kecemasan atau ketidakamanan yang tinggi.
4. Pembelajaran: Proses pembelajaran juga memainkan peran penting dalam membentuk teori
kepribadian. Seseorang belajar dari pengalaman mereka dan melalui penguatan positif atau
negatif, mereka dapat mengembangkan perilaku tertentu yang mencerminkan kepribadian
mereka.
5. Faktor Kultural dan Sosial: Budaya dan masyarakat di mana seseorang dibesarkan memiliki
peran besar dalam pembentukan kepribadian. Nilai-nilai, norma, dan harapan sosial dapat
mempengaruhi cara individu berperilaku dan berpikir.
6. Proses Kognitif: Proses kognitif, seperti persepsi, pemahaman, dan interpretasi informasi,
juga dapat mempengaruhi cara individu mengembangkan teori kepribadiannya. Cara individu
memproses informasi dan mengatasi konflik kognitif dapat mempengaruhi perkembangan
karakteristik kepribadian mereka.
7. Faktor Biologis: Faktor-faktor biologis seperti struktur otak, sistem saraf, dan kimia otak juga
dapat berperan dalam pembentukan kepribadian. Perubahan dalam sistem biologis dapat
memengaruhi mood, perilaku, dan kognisi seseorang.
8. Perkembangan Fisik: Tahap-tahap perkembangan fisik, seperti pubertas, juga dapat
memainkan peran dalam perkembangan kepribadian. Perubahan fisik dapat berdampak pada
harga diri dan citra tubuh individu.
9. Keturunan: Selain genetika, kepribadian juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik fisik yang
diwarisi dari orangtua, seperti tinggi badan, warna mata, dan warna kulit. Karakteristik-
karakteristik ini dapat mempengaruhi persepsi orang terhadap individu dan memengaruhi
perkembangan sosial dan kepribadiannya.
10. Pengalaman Traumatik: Pengalaman traumatis, seperti pelecehan, kekerasan, atau kehilangan
yang signifikan, dapat memiliki dampak yang mendalam pada perkembangan kepribadian
seseorang. Trauma dapat memengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi dengan dunia dan
orang lain.
BAB VIII
PENUTUP
Kepribadian adalah aspek fundamental dari diri manusia yang memengaruhi cara individu
berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Kepribadian tidak hanya memengaruhi perilaku dan
tindakan seseorang, tetapi juga memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan
perkembangan individu. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang psikologi
kepribadian merupakan hal yang esensial dalam memahami berbagai aspek kehidupan
manusia.
Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki dan mendalaminya lebih lanjut tentang teori-teori,
konsep, dan penelitian terkini dalam psikologi kepribadian. Salah satu tujuan utama dari
makalah ini adalah untuk membantu pembaca memahami kerumitan dan keragaman
kepribadian manusia serta bagaimana faktor-faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman
mempengaruhi pembentukan kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA
Anon. n.d. “230651036.”

Rineksa, Sih, W. N. Dan, Achmad Chusairi, and M. Psi. n.d. “Jurnal Psikologi Kepribadian Dan
Sosial HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA
YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANGTUA.”

Anda mungkin juga menyukai