Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Teori Humanistik Teori Person Centrad: Rogres

Dosen Pengumpau: Heni Nahiqoh M.Pd

Disusun Oleh:

Dinar andi padillah lpp 22010262

Rian andriansah 22010286

Rikeu Supartika 22010228

Salma nursifa 22010234

Oktaviani dwi awliyallah 22010317

A4 BK 2022

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI


KATA PENGATNTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan mengucapakn puji dab syukuar kehadrat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunai_Nya kedapa saya sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dan tidak lupa pula mengucapkan shalawat serta salam
atas kehadiran baginda rasullullah yaitu nabi Muhammad S.A.W.

Makalah ini dibuat bukan hanya untuk menyelesaikan dan melengkapi


tugas mata kulaih tapi juga diharapkan untuk memberi wawasan yang lebih luas
guna meningkatkan pengetahuan yang mendalam bagi para mahasiswa/i dalam
bidang pendidikan.

Kami mengucapkan terimakasih kepda Bu Heni Nafiqoh M.pd selaku


dosen mata kulliah Psikologi kepribadiaan Bimbinagan dan Konseling yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuandan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya ikuti.

Kami menyadari, makalah yang kami buat jauh dari kta sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karna itu kami sangat
mengharapakan saran dari ibu yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi baik lagi di masa depan.

Bandung,18 September
2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1. Latar Belakang......................................................................................
2. Rumusan Masalah.................................................................................
3. Tujuan Penulisan..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

1. Pengertian Humanistik Dan Person Cantered.......................................


a. Teori Humanistik Carl Rogers .......................................................
b. Struktur Kepribadian......................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

1. Kesimpulan...........................................................................................
2. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHUHLUAN
1. Latar belakang
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya,
telahmendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan
semakinkompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai
status dan tingkatkehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi
global telah mendorongmanusia untuk terus berfikir, meningkatkan
kernampuan, dan tidak puas terhadapapa yang dicapainya pada saat ini.
Adapun dampak negatif dari globalisasi tersebutadalah (1) keresahan
hidup di kalangan masyarakat yang semakin meningkat karenabanyaknya
konflik, stress, kecemasan, dan frustasi; (2) adanya
kecenderunganpelanggaran disiplin, kolusi, dan korupsi, makin sulit
diterapkannya ukuran baik-jahat serta benar-salah secara. lugas; (3) adanya
ambisi kelompok yang dapatmenimbulkan konflik, tidak saja konflik
psikis, tetapi juga konflik fisik; dan (4)pelarian dari masalah melalui jalan
pintas yang bersifat sementara juga adiktif,seperi penggunaan obat-obat
terlarang.
Carl R. Rogers mengembangkan pendekatanperson
centeredsebagaireaksi terhadap apa yang disebutkannya keterbatasan-
keterbatasan mendasar daripsikoanalisis. Pada hakikatnya,
pendekatanperson centeredadalah cabang khususdari konseling humanistik
yang menggaris bawahi tindakan mengalami klienberikutnya dunia
subjektif dan fenomenalnya. Konselor berfungsi terutarna
sebagaipenunjang pertumbuhan pribadi konselinya dengan jalan
membantu konselinya itudalam menemukan kesanggupan-kesanggupan
untuk memecahkan masalah-masalah. Pendekatanperson centeredmanaruh
kepercayaan yang besar padakesanggupan konseli untuk mengikuti jalan
konseling dan menemukan arahnyasendiri.Hubungant
erapeutikantaraKonselordankonselimerupakankatalisator bagi perubahan;
klien menggunakan hubungan yang unik sebagai alatunuk meningkatkan
kesadaran dan untuk menernukan sumber-sumber terpendamyang bisa
digunakan secara konstruktif dalam pengubahan hidupnya.
2. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas ada pun rumusan masalah yang akan kitab
has di pembasan di antara nya sebagi berikut :
1. Pengertian humanistik dan person cantered ?
2. Tujuan humanistik ?
3. Tujuan person cantered ?
4. Prindip humanistik dan person cantered ?

3. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan ini adalah umtuk menengetahu pengertian dari
humanistik dan person cantered dan tujuan humanistik dan tujuan dari
person cantered dan bagaimana prinsip dari humanistik dan person
cantered.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Humanistik Dan Person Cantered


Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan
aplikasinya dalam dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti
pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang disepakati mengenai
kata humanistik dala pendidikan. Dalam artikel “What is Humanistik
Education?”, Krischenbaum menyatakan bahwa sekolah, kelas, atau guru
dapat dikatakan bersifat humanistik dalam beberapa kriteria. Hal ini
menunjukkan bahwa ada beberapa tipe pendekatan humanistik dalam
pendidikan. Ide mengenai pendekatan-pendekatan ini terangkum dalam
psikologi humanistik Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau
“sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa.
Pengertian Person Cantered Model pendekatan person centered
merupakan pendekatan yang mengutamakan komunikasi dan berfokus
pada klien. Konselor membantu konseli untuk mengenali dirinya dan
masalah-masalahnya secara menyeluruh

a. Teori Humanistik Carl Rogers


Meskipun teori yang dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori
holistik, namun keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung
didalamnya. Teori humanistik Rogers pun berbagai nama antara lain :
teori yang berpusat pada pribadi (person centered),nondirective, klien
(client-centered), teori yang berpusat pada murid (student-centered),
teori yang berpusat pada kelompok (group centered), dan person to
person). Namun istilahperson centered yang sering digunakan untuk
teori Rogers.
Rogers menyebut teorinya bersifat humanis dan menolak
pesimisme suram dan putus asa dalam psikoanalisis serta menentang
teori behaviorisme yang memandang manusia seperti robot. Teori
humanisme Rogers lebih penuh harapan dan optimis tentang manusia
karena manusia mempunyai potensi-potensi yang sehat untuk maju.
Dasar teori ini sesuai dengan pengertian humanisme pada umumnya,
dimana humanisme adalah doktrin, sikap, dan cara hidup yang
menempatkan nilai-nilai manusia sebagai pusat dan menekankan pada
kehormatan, harga diri, dan kapasitas untuk merealisasikan diri untuk
maksud tertentu.
Asumsi dasar teori Rogers adalah:
 Kecenderungan formatif

Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun


dari hal-hal yang lebih kecil.

 Kecenderungan aktualisasi

Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju


ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap
individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk
menyelesaikan masalahnya.

b. Struktur Kepribadian
Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan
berkembang, dan ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam
teorinya: Organisme, Medan fenomena, dan self.
1. Organisme
Pengertian organisme mencakup tiga hal:
 mahkluk hidup

organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi fisik dan


psikologisnya dan merupakan tempat semua pengalaman,
potensi yang terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni
persepsi seseorang mengenai kejadian yang terjadi dalam diri
dan dunia eksternal

 Realitas Subyektif

Oranisme menganggap dunia seperti yang dialami dan


diamatinya. Realita adalah persepsi yang sifatnya subyektif dan
dapat membentuk tingkah laku.

 Holisme

Organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan


dalam satu bagian akan berpengaruh pada bagian lain. Setiap
perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yaitu tujuan
mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri
2. Medan Fenomena
Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman, baik
yang internal maupun eksternal, baik disadari maupun tidak
disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman
pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana
persepsi subyektifnya.

3. Diri
Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita ketika
potongan-potongan pengalaman membentuk kepribadiannya
dan menjadi semakin mawas diri akan identitas dirinya begitu
bayi mulai belajar apa yang terasa baik atau buruk, apa ia
merasa nyaman atau tidak. Jika struktur diri itu sudah
terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk. Aktualisasi
diri adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan sang diri
sebagai mana yang dirasakan dalam kesadaran. Sehingga
kecenderungan aktualisasi tersebut mengacu kepada
pengalaman organik individual, sebagai suatu kesatuan yang
menyeluruh, akan kesadaran dan ketidak-sadaran, psikis dan
kognitif. Diri dibagi atas 2 subsistem :
 Konsep diri yaitu penggabungan seluruh aspek keberadaan
dan pengalaman seseorang yang disadari oleh individual
(meski tidak selalu akurat).
 Diri ideal yaitu cita-cita seseorang akan diri. Terjadinya
kesenjangan antara akan menyebabkan ketidak-seimbangan
dan kepribadian menjadi tidak sehat.

Menurut Carl Rogers ada bebeapa hal yang mempengaruhi


Self, yaitu:

 Kesadaran,Tanpa adanya kesadaran, maka konsep diri dan


diri ideal tidak akan ada. Ada 3 tingkat kesadaran.
 Pengalaman yang dirasakan dibawah ambang sadar akan
ditolak atau disangkal.
 Pengalaman yang dapat diaktualisasikan secara simbolis
akan secara langsung diakui oleh struktur diri.
 Pengalaman yang dirasakan dalam bentuk distorsi. Jika
pengalaman yang dirasakan tidak sesuai dengan diri (self),
maka dibentuk kembali dan didistorsikan sehingga dapat
diasimilasikan oleh konsep diri.
Kebutuhan

 Pemeliharaan
Pemeliharaan tubuh organismik dan pemuasannya akan
makanan, air, udara, dan keamanan , sehingga tubuh
cenderung ingin untuk statis dan menolak untuk
berkembang.
 Peningkatan diri
Meskipun tubuh menolak untuk berkembang, namun diri
juga mempunyai kemampuan untuk belajar dan berubah.
 Penghargaan positif (positive regard)
Begitu kesadaran muncul, kebutuhan untuk dicintai,
disukai, atau diterima oleh orang lain.

Untuk mencegah tidak konsistennya pengalaman organik dengan konsep diri,


maka perlu diadakan pertahanan diri dari kegelisahan dan ancaman adalah
penyangkalan dan distorsi terhadap pengalaman yang tidak konsisten. Distorsi
adalah salah interpretasi pengalaman dengan konsep diri, sedangkan
penyangkalan adalah penolakan terhadap pengalaman. Keduanya menjaga
konsistensi antara pengalaman dan konsep diri supaya berimbang.

Cara pertahanan adalah karakteristik untuk orang normal dan neurotik. Jika
seseorang gagal dalam menerapkan pertahanan tersebut, maka individu akan
menjadi tidak terkendali atau psikotik. Individu dipaksakan untuk menerima
keadaan yang tidak sesuai dengan konsep dirinya terus menerus dan akhirnya
konsep dirinya menjadi hancur. Perilaku tidak terkendali ini dapat muncul
mendadak atau dapat pula muncul bertahap Dinamika Kepribadian

a. Penerimaan Positif (Positive Regard) → Orang merasa puas menerima


regard positif, kemudian juga merasa puas dapat memberi regard positif
kepada orang lain.
b. Konsistensi dan Salingsuai Self (Self Consistensy and Congruence) →
organisme berfungsi untuk memelihara konsistensi (keajegkan = keadaan
tanpa konflik ) dari persepsi diri, dan kongruen (salingsuai) antara
persepsi self dengan pengalaman.
c. Aktualisasi Diri (Self Actualization) → Freud memandang organisme
sebagai sistem energi, dan mengembangkan teori bagaimana energi psikik
ditimbulkan, ditransfer dan disimpan. Rogers memandang organisme
terus menerus bergerak maju.
Tujuan tingkahlaku bukan untuk mereduksi tegangan enerji tetapi
mencapai aktualisasi diri yaitu kecenderungan dasar organisme untuk
aktualisasi: yakni kebutuhan pemeliharaan (maintenance) dan
peningkatan diri (enhancement).

d. Perkembangan Kepribadian
Rogers meyakini adanya kekuatan yang tumbuh pada semua orangyang
mendorong orang untuk semakin kompleks, ekspansi, sosial, otonom, dan
secara keselutuhan semakin menuju aktualisasi diri atau menjadi Pribadi
yang berfungsi utuh (Fully Functioning Person)

Ada lima ciri kepribadian yang berfungsi sepenuhnya:


a) Terbuka untuk mengalami (openess to experience)
Orang yang terbuka untuk mengalami mampu mendengar dirinya
sendiri, merasakan mendalam, baik emosional maupun kognitif
tanpa merasa terancam. Mendengar orang membual menimbulkan
rasa muak tanpa harus diikuti perbuatan untuk melampiaskan rasa
muak tersebut.
b) Hidup menjadi (Existential living).
Kecenderungan untuk hidup sepenuhnya dan seberisi mungkin
pada seiap eksistensi. Disini orang menjadi fleksibel, adaptable,
toleran, dan spontan.
c) Keyakinan Organismik (Organismic trusting)
Orang mengambil keputusan berdasarkan pengalaman
organismiknya sendiri, mengerjakan apa yang dirasanya benar
sebagai bukti kompetensi dan keyakinannya untuk mengarahkan
tingkah laku. Orang mampu memakai perasaan yang terdalam
sebagai sumber utama membuat keputusan.
d) Pengalaman kebebasan ( Experiental Freedom).
Pengalaman hidup bebas dengan cara yang diinginkan sendiri,
tanpaperasan tertekan atau terhambat. Orang itu melihat banyak
pilihan hidup dan merasa mampu mengerjakan apa yang ingin
dikerjakannya.
e) Kreatifitas (Creativity)
Merupakan kemasakan psikologik yang optimal. Orang dengan
good life kemungkinan besar memunculkan produk kreatif dan
hidup kreatif.
Terapi yang Diberikan Seperti disebutkan di atas, bahwa Rogers menolak
psikoanalisis Freud dan behavioris dalam teorinya, sehingga terapi yang
digunakannya juga berbeda. Rogers tidak mempermasalahkan bagaimana klien
menjadi seperti ini, namun lebih menekankan bagaimana klien akan berubah.
Terapis hanya menolong dan mengarahkan klien dan yang melakukan perubahan
adalah klien itu sendiri. Itulah sebabnya teori Rogers disebut sebagai person-
centered theory.

Sikap yang harus dimiliki konselor dalam menghadapi klien dengan teori
pendekatan person centered.

1) Menerima, konselor harus dapart menerima klien dengan


respek,atau tidak menilai dengan negative,artinya konselor harus
mampu menghargai dan menerima permasalahan kliennya akan
kemampuannya sendiri dalam meningkatkan pemahaman dirinya
dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.
2) Keselarasan, konselor harus mampu menyelaraskan antara apa
yang dilakukan dan apa yang dikatakan.
3) Pemahaman, konselor yang akurat, sehimgga dapat mengklarifikasi
kliennya dengan tepat pula.
BAB III

PENUTUPAN

1. KESIMPULAN
Kesimpulan teori humanistik bertujuan memanusiakan manusia
semanusiawi mungkin. Proses pembelajaran dinilai efektif bila peserta
didik memahami dirinya dan lingkungan sekitarnya. Peserta didik dalam
rangkaian pembelajaran hendaknya berupaya agar cepat atau lambat dia
dapat mengaktualisasikan dirinya sebaik mungkin.

2. SARAN
kami menyadari dalam penyusunan maklah di atas masih banyak
kesalahan dan kekurangan yang jauh dari kata sempurna, maka kami
harapkan keritik dan saran. Semoga isi dapat bermanfaat bagi kita semua .
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press.

Corey, Gerald. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy.


United States of America.

Graham, Helen. 2005. Psikologi Humanistik. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Feist, Jess. Gregory J Feist. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba


Humanika.

Hall, Calvin S. Gardner Lindzey. 2005 Teori- Teori Holistik (Organismik-


Fenomenologis). Yogyakarta : Kanisius.

Jarvis, Matt. 2006. Teori-Teori Psikologi. Bandung : Nusam

Anda mungkin juga menyukai