Disusun Oleh :
IKIP SILIWANGI
CIMAHI
2022 M
KATA PENGANTAR
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masi jauh dari kata
sempurna dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karna itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharapsemoga makalah ini
dapat berguna juga bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Landasan Filosofis 3
2.2 Landasan Individualitas 4
2.3 Landasan Manajerial 5
2.4 Kaitan Landasan Filosofis, 8
Landasan Individualitas,
Dan Landasan Manajerial
Dalam Bimbingan dan
Konseling Perkembangan
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 9
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses
membantu antara pembimbing (guru pembimbing) dan kliennya (peserta
didik), dimana seorang pembimbing dapat membantu dan mengarahkan
kliennya untuk memahami dirinya sendiri juga lingkungan atau situasi yang
dihadapinya untuk mencapai penyesuaian diri yang tepat, seorang
pembimbing juga membantu kliennya untuk mencegah dan dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi kliennya. Hadirnya layanan bimbingan
dalam proses pendidikan adalah apabila kita memandang bahwa pendidikan
merupakan upaya untuk mencapai perwujudan manusia sebagai suatu
keseluruhan (Mohammad Surya, 1988:2).
Bimbingan dan konseling perkembangan adalah layanan bimbingan dan
konseling yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kelemahan,
minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa dan
merupakan program penting dalam keseluruhan pendidikan. Bimbingan dan
konseling perkembangan lebih mengutamakan pertumbuhan aspek positif dari
setiap individu daripada orientasi penanganan krisis (Metri Yulita, 2015).
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan psiko-paedagogis dalam
bingkai budaya Indonesia dan religius. Pelayanan psiko-paedagogis ialah
proses bimbingan dengan mengacu pada kepribadian individu yang
dibimbing, dimana seorang pembimbing dapat menentukan pendekatan atau
bimbingan seperti apa yang harus diberikan pada siswa.
Pendekatan psiko-paedagogis diterapkan untuk bisa memberikan
pendekatan juga bimbingan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Kebutuhan layanan bimbingan juga berkaitan dengan pandangan akan
hakekat dan karakteristik peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai layanan
profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan
oleh sembarang orang, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu
landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam.
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh
konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan
dan konseling. Agar dapat berdiri tegak sebagai sebuah layanan profesional
yang dapat diandalkan dan memberikan manfaat bagi kehidupan, maka
layanan bimbingan dan konseling perlu dibangun di atas landasan yang kokoh,
1
dengan mencakup: (1) landasan filosofis (2) landasan individualitas (3)
landasan manajerial.
Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu
membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut
tidak memiliki pondasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah
goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan
konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan
mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu
sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien).
1. Landasan Filosofis
2. Landsan Individualitas
3. Landasan Manajerial
4. Hubungan dari ke-3 Landasan tersebut dengan Bimbingan dan Konseling
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Landasan filosofis bersifat filsafat. Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu
philein yang artinya mencintai, dan sophis yang artinya kebijaksanaan. Filsafat
berarti mencintai kebijaksanaan. . Pengertian lain menyebutkan bahwa filsafat
adalah the science of science atau organization of all knowledge karena sifatnya
sebagai kegiatan berpikir yang mendalam dan menyeluruh serta wujud hasil
pemikiran mengenai semestaan suatu. Miarso, 2004 mendeskripsikan filsafat atau
filsafah sebagai rangkaian pernyataan yang didasarkan pada keyakinan konsepsi
dan sikap seseorang yang menunjukkan arah atau tujuan yang diambilnya.
3
menjangkau bidang-bidang di luar pendidikan yang memberikan nuansa dan
corak pada penyelenggaraan upaya pengembangan individu yang lebih sensitif,
antisipatif, proaktif, dan responsif terhadap kebutuhan dan tuntutan perkembangan
individu dan masyarakat.
Menurut KBBI Individualitas memiliki arti keadaan atau sifat khusus sebagai
individu, ciri-ciri yang dimiki seseorang yang membedakannya dari orang lain
atau disebut juga watak kepribadian. Manusia memiliki keutuhan dalam dirinya
sendiri adalah konsep individualitas menurut Thomas. Individualitas merupakan
landasan yang memungkinkan timbulnya kreativitas daninovasi.
4
memikirkan perkembangan dirinya dalam rentang kehidupan yang dijalaninya;
dan (3) mobilisasi kapasitas dan disposisinya (karakteristik perkembangan-nya).
Maka manajerial bisa berarti perpaduan seni dan ilmu dalam mengatur segala
sesuatunya dengan benar. Dapat kita garis bawahi, bahwa manajerial itu adalah
ilmu manajemen berupa pengetahuan, sikap, perilaku, yang dapat diamati, diukur,
dikembangkan dalam suatu kelompok atau suatu organisasi. Maka landasan
5
manajerial adalah ilmu manajemen atau ilmu mengolah, mengontrol suatu tujuan
yang akan dicapai di suatu organisasi/ kelompok.
1. PERENCANAAN (planning)
2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
3. PELAKSANAAN ( actuating)
4. PENGAWASAN ( controlling )
6
Pengawasan adalah salah satu kunci proses keberhasilan dalam
keseluruhan proses pendidikan (Mulyasa 2002).
7
kehidupannya, (2) prosesnya bersifat komprehensif, (3) tujuan bimbingan
diarahkan kepada pengembangan kemampuan atau potensi individu, sehingga dia
mampu mengembangkannya sendiri secara bermakna,baik bagi diinya sendiri
maupun orang lain (masyarakat)
8
BAB III
3.1 kesimpulan
3.2 Saran
Dari teori-teori yang sudah di kaji, kita mengetahui pentingnya ada landasan
landasan itu yang bisa memperkuat proses layanan bimbingan dan konseling.
Maka diharapkan seorang konselor atau pebimbing bisa dan harus menguasai
landasan landasan tersebut, agar dapat membimbing dengan baik dan optimal.
9
DAFTAR PUSTAKA
Febrini D (2020). Bimbingan dan Konseling. Jl. Timur Indah Ujung gang TPU
No.38 Kota Bengkulu. CV Brimedia Global.(91-97).
10