Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Landasan Filosofis, Individulitas, dan


Manajerial Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Perkembangan Semester Ganjil Tahun Akademik 2022/2023

Disusun Oleh :

Khairunnisa Fatimah Az-zahrah 22010290

Rio Lintanti 22010242

Muhammad Faqih Mishbahu R 22010239

Muhammad Hasby Rabbani 22010241

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP SILIWANGI

CIMAHI

2022 M
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompokuntuk mata kuliah bimbingan dan
konseling perkembangan, dengan makalah yang berjudul “Landasan Filosofis,
Individualitas, dan Manajerial Bimbingan dan Konseling Perkembangan”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen


matakuliah bimbingan dan konseling perkembangan yang telah memberikan tugas
kepada kami sehingga kami dapat mengeksplor lebih jauh mengenai materi ini.
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masi jauh dari kata
sempurna dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karna itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharapsemoga makalah ini
dapat berguna juga bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Landasan Filosofis 3
2.2 Landasan Individualitas 4
2.3 Landasan Manajerial 5
2.4 Kaitan Landasan Filosofis, 8
Landasan Individualitas,
Dan Landasan Manajerial
Dalam Bimbingan dan
Konseling Perkembangan
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 9
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses
membantu antara pembimbing (guru pembimbing) dan kliennya (peserta
didik), dimana seorang pembimbing dapat membantu dan mengarahkan
kliennya untuk memahami dirinya sendiri juga lingkungan atau situasi yang
dihadapinya untuk mencapai penyesuaian diri yang tepat, seorang
pembimbing juga membantu kliennya untuk mencegah dan dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi kliennya. Hadirnya layanan bimbingan
dalam proses pendidikan adalah apabila kita memandang bahwa pendidikan
merupakan upaya untuk mencapai perwujudan manusia sebagai suatu
keseluruhan (Mohammad Surya, 1988:2).
Bimbingan dan konseling perkembangan adalah layanan bimbingan dan
konseling yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kelemahan,
minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa dan
merupakan program penting dalam keseluruhan pendidikan. Bimbingan dan
konseling perkembangan lebih mengutamakan pertumbuhan aspek positif dari
setiap individu daripada orientasi penanganan krisis (Metri Yulita, 2015).
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan psiko-paedagogis dalam
bingkai budaya Indonesia dan religius. Pelayanan psiko-paedagogis ialah
proses bimbingan dengan mengacu pada kepribadian individu yang
dibimbing, dimana seorang pembimbing dapat menentukan pendekatan atau
bimbingan seperti apa yang harus diberikan pada siswa.
Pendekatan psiko-paedagogis diterapkan untuk bisa memberikan
pendekatan juga bimbingan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Kebutuhan layanan bimbingan juga berkaitan dengan pandangan akan
hakekat dan karakteristik peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai layanan
profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan
oleh sembarang orang, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu
landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam.
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh
konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan
dan konseling. Agar dapat berdiri tegak sebagai sebuah layanan profesional
yang dapat diandalkan dan memberikan manfaat bagi kehidupan, maka
layanan bimbingan dan konseling perlu dibangun di atas landasan yang kokoh,

1
dengan mencakup: (1) landasan filosofis (2) landasan individualitas (3)
landasan manajerial.
Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu
membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut
tidak memiliki pondasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah
goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan
konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan
mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu
sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien).

1.2 Rumusan Masalah

1. Landasan Filosofis
2. Landsan Individualitas
3. Landasan Manajerial
4. Hubungan dari ke-3 Landasan tersebut dengan Bimbingan dan Konseling

1.3 Tujuan

1. Mendefinisikan apa yang dimaksud bimbingan dan konseling


perkembangan secara garis besar
2. Pengertian landasan filosofis, individualitas, dan manajerial
3. Mengetahui kaitan dari landasan landasan tersebut dalam bimbingan dan
konseling perkembangan
4. Mengetahui pentingnya landasan filosofis, individualitas, dan manajerial
dalam bimbingan dan konseling perkembangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Landasan Filosofis

Landasan filosofis bersifat filsafat. Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu
philein yang artinya mencintai, dan sophis yang artinya kebijaksanaan. Filsafat
berarti mencintai kebijaksanaan. . Pengertian lain menyebutkan bahwa filsafat
adalah the science of science atau organization of all knowledge karena sifatnya
sebagai kegiatan berpikir yang mendalam dan menyeluruh serta wujud hasil
pemikiran mengenai semestaan suatu. Miarso, 2004 mendeskripsikan filsafat atau
filsafah sebagai rangkaian pernyataan yang didasarkan pada keyakinan konsepsi
dan sikap seseorang yang menunjukkan arah atau tujuan yang diambilnya.

Jadi landasan filosofis sendiri merupakan landasan yang berkaitan dengan


makna dan hakekat pendidikan,yang menelaah masalah pokok, seperti apa itu
pendidikan, mengapa pendidikan diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuan
pendidikan, dsb. Landasan filosofis pendidikan mencakup nilai-nilai dimensi
filsafat seperti ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Epistemologi merupakan
kajian filsafat atas pengetahuan, ontologi merupakan kajian filsafat atas yang ada,
dan aksiologi merupakan kajian filsafat atas nilai. Ketiganya menjadi landasan
dari pendidikan dan titik acuan praktik pendidikannya.

Terdapat beberapa paham atau aliran filsafat yang menjadi landasan


kerangka berpikir manusia dalam pendidikan. Empirisme, merupakan aliran
filsafat yang bertitik-tolak pada pengalaman sebagai sumber pengetahuan.
Perenialisme, merupakan aliran filsafat yang bertitik-tolak pada spiritualisme yang
memahami bahwa suatu nilai telah ada. Positivisme, merupakan suatu aliran
filsafat yang memahami bahwa suatu hal adalah benar jika berasal dari ilmu
pengetahuan. Eksistensialisme, merupakan aliran filsafat yang memahami
kebebasan manusia adalah dari keberadaan manusia itu sendiri. Terdapat banyak
aliran atau paham filsafat lainnya yang bisa menjadi landasan dari arah
pendidikan.

Ilmu bimbingan dan konseling adalah ilmu pengetahuan yang mandiri


berakar pada filsafat dan agama. Perkembangan ilmu bimbingan dan konseling
dari filsafat didukung oleh ilmu pendidikan, psikologi, sosiologi, antropologi,
budaya yang berintegrasi dan saling menguatkan antara filsafat dan disiplin ilmu
dasar serta melahirkan filsafat bimbingan dan konseling yang melandasi disiplin
ilmu bimbingan dan konseling.

Dukungan IPTEK, budaya, dan suasana lingkungan menjadi dasar untuk


pengembangan teori dan praksis bimbingan dan konseling. Perkembangan
bimbingan dan konseling tidak lagi terbatas pada setting sekolah, melainkan

3
menjangkau bidang-bidang di luar pendidikan yang memberikan nuansa dan
corak pada penyelenggaraan upaya pengembangan individu yang lebih sensitif,
antisipatif, proaktif, dan responsif terhadap kebutuhan dan tuntutan perkembangan
individu dan masyarakat.

Bimbingan pengembangan diarahkan kepada pencapaian perkembangan


pribadi yang adekuat dan efektif melalui pemahaman nilai-nilai pribadi dan sosial.
Bimbingan ini merupakan proses layanan yang komprehensif,yang berlangsung
dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah (masyarakat), dan melibatkan semua
pihak: personel sekolah (kepala sekolah,guru, dan konselor),para siswa, orang tua,
masyarakat pada umumnya.

Landasan ini merupakan pijakan yang bersifat mendasar dari upaya


sistematis, objektif, logis, berkelanjutan, dan terprogram yang dilakukan oleh
konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseling atau klien agar tercapai
kemandirian dalam hidupnya. Dengan demikian, tidak berlebihan dikatakan posisi
landasan bimbingan konseling berperan paling vital.

2.3 Landasan Individualitas

Menurut KBBI Individualitas memiliki arti keadaan atau sifat khusus sebagai
individu, ciri-ciri yang dimiki seseorang yang membedakannya dari orang lain
atau disebut juga watak kepribadian. Manusia memiliki keutuhan dalam dirinya
sendiri adalah konsep individualitas menurut Thomas. Individualitas merupakan
landasan yang memungkinkan timbulnya kreativitas daninovasi.

Individualitas merupakan jangkar bagi kualitas-kualitas yang hendak


ditumbuhkan dalam diri manusia: sikap kreatif, inovatif, tanggung jawab,
pengendalian diri, keterbukaan, solider, otonom dan lain-lain. Para guru pasti
mendorong agar sikap-sikap tersebut berkembang dalam diri siswanya.
“Pelanggaran” bisa jadi menunjukkan perkembangan positif itu. Karena itu,
mereka perlu mengapresiasinya. Kemajuan sering kali berawal dari sana.

Bimbingan pengembangan menekankan kepada (1) kekuatan individu untuk


merancang,beraksi (berperilaku), dan menilai hubungan antara dirinya dan
lingkungan-nya; (2) pengembangan potensi diri, (3) cara individu dalam
menafsirkan lingkungan atau situasi yang terkait dengan kebutuhan,minat dan
nilai-nilai serta dampaknya terhadap penampilan dirinya. Melalui proses
bimbingan,individu berlatih untuk mengem-bangkan potensi dirinya,dan
membangun pemahaman yang lebih matang tentang dirinya dan dan peluang-
peluang yang menunjangnya.

Bimbingan mengembangkan individu melalui (1) pemberian informasi


tentang situasi yang berkembang (lingkungan), dirinya sendiri,dan hubungan
antara diri dan lingkungannya; (2) layanan bantuan kepada individu untuk

4
memikirkan perkembangan dirinya dalam rentang kehidupan yang dijalaninya;
dan (3) mobilisasi kapasitas dan disposisinya (karakteristik perkembangan-nya).

Landasan individualitas bagi layanan bimbingan dan konseling ialah


berkaitan dengan setiap individu atau klien. Setiap individu memiliki karakteristik
yang berbeda maka cara penanganan setiap individupun berbeda. Keadaan
psikologis seseorang akan memengaruhi cara ia berpikir, cara ia menanggapi
sesuatu,cara ia memandang suatu hal dan cara ia menghadapi masalah, tentunya
akan memengaruhi juga proses bimbingan dan konseling.

Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan


dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut
pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar,
dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki
pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui pelayanan
penempatan (penjurusan, dan penyaluran), untuk membentu peserta didik
menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

Konseling menggunakan informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan


karir yang diperolehnya untuk (1) merumuskan tujuan, dan merencanakan
kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau
kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya; (2) melakukan
kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan, dan
(3) mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.

2.3 Landasan Manajerial

Manajerial identik dengann manajemen. Kata manajemen berasal dari bahasa


Prancis kuno “ménagement” yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Menurut Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan


pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan (James A.F Stoner, Management, Prentice/ Hall International, Inc.,
Englewood Cliffs, New York, 1982, halaman 8).

Maka manajerial bisa berarti perpaduan seni dan ilmu dalam mengatur segala
sesuatunya dengan benar. Dapat kita garis bawahi, bahwa manajerial itu adalah
ilmu manajemen berupa pengetahuan, sikap, perilaku, yang dapat diamati, diukur,
dikembangkan dalam suatu kelompok atau suatu organisasi. Maka landasan

5
manajerial adalah ilmu manajemen atau ilmu mengolah, mengontrol suatu tujuan
yang akan dicapai di suatu organisasi/ kelompok.

Manajemen dalam pendididkan mempunyai pengertian kerjasama untuk


mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui tujuan pendidikan itu merentan
dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung
lingkup dan tingkat pendidikan mana yang dimaksud. Maka cara untuk mencapai
tujuan itu tidak dapat dicapai satu orang saja, tetapi harus melalui kerjasama dan
melalui orang lain dengan segala aspek kerumitanya. Proses manajemen
pendidikan dimulai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan
penilaian. Manajemen pendidikan juga bisa dilihat dengan kerangka berfikir
sistem, dari segi kepemimpinan, dan segi komunikasi.

Pokok materi tentang landasan manajerial adalah perencanaan (planning),


pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan
(controlling).

1. PERENCANAAN (planning)

Perencanaan merupakan aktifitas memilih, menentukan dan


menghubungkan. Fakta – fakta serta membuat asumsi mengenai mana
yang akan datang yang dianggap penting untuk mencapai hasil – hasil
yang diinginkan(Winardi 1979).

2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)

Organizing berasal dari kata organizeyang berarti menciptakan struktur


dengan bagian bagian yang diintegerasiakan, sehingga hubungan satu
dengan yang lainnya saling terkait. Sedangkan organisasi diartikan sebagai
gambaran tentang pola – pola, skema, bagan yang menunjukan garis –
garis perintah, kedudukan karyawan, hubungan – hubungan yang ada, dan
lainnya sebagainnya.(Hasibuan 2007).

3. PELAKSANAAN ( actuating)

Pelaksanaan atau actuating merupakan fungsi manajemen yang terpenting


dan paling dominan dalam proses menejemen . dalam pelaksanaan, tidak
dapat dilepaskan dari fungsi manajer sebagai pemimpin, maka diperlukan
sebuah kepemimpinan. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
kegiatan kelompok dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan (Koswara
tahun 2002).

4. PENGAWASAN ( controlling )

6
Pengawasan adalah salah satu kunci proses keberhasilan dalam
keseluruhan proses pendidikan (Mulyasa 2002).

Kaitan manajerial dengan bimbingan konseling berdasarkan prinsip – prinsip


bimbingan dan konseling salah satunya prinsip bimbingan bersifat kontinyu,
sistematis, berencana, dan terarah kepada suatu tujuan, kemudian dalam 4
komponen layanan dasar bimbingan dan konseling ada salah satu yang berkaitan
dengan landasan menejemen yaitu perencanaan individual. ( belajar
merencanakan, memonitor, mengolah rencana pendidikan dan karier dan
dukungan sistem ).

Manajemen/manajerial Bimbingan dan Konseling dalam konteks pelayanan


bimbingan dan konseling ( BK ) dapat berarti proses perencanaan ,
pengorganisasian , pengarahan , dan pengawasan aktifitas - aktifitas pelayanan
bimbingan dan konseling , serta penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan . Menurut Djamarah ( 2011 ) menyatakan bahwa
manajemen BK yang diawali dari perencanaan kegiatan BK , pengorganisasian
aktivitas dan semua unsur pendukung BK , melaksanakan kegiatan BK ,
memotivasi sumber daya agar kegiatan BK mencapai mengupayakan agar
tercapainya evektifitas dan efisien serta tercapainya tujuan .

Perencanaan dimulai dengan menganalisis kebutuhan yang diperlukan


peserta didik , pengorganisasian merupakan kegiatan pembagian tugas - tugas
pada orang yang terlibat kerjasama dalam sebuah actuating kegiatan , dalam
organisasi sekolah adalah merangsang guru dan personal sekolah melaksanakan
tugas - tugas dengan antusias dan dengan penuh semangat , monitoring / evaluasi
dilakukan untuk mengetahui apakah pelayanan sudah terlaksana semua sesuai
rencana atau tidak .

Maka dari itu manajemen/manajerial sangat penting dan dibutuhkan dalam


suatu organisasi juga bagi seorang individu , hal tersebut dikarenakan manajemen
berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan . Bimbingan dan konseling merupakan
yang ada di dalam sekolah juga memerlukan adanya manajemen agar dapat
mencapai tujuannya .

Keberhasilan program bimbingan bergantung kepada kerjasama antara pihak


kepala sekolah,konselor,guru-guru, dan personel sekolahlainnya.Masing-masing
mereka diharapkan memiliki pemahaman tentang siswa. Proses bimbingan
berlangsung dari mulai masa kanak-kanak sampai dewasa,yang pendekatannya
bersifat komprehensif

Bimbingan dengan pendekatan perkembangan didasarkan kepada premis-


premis (1) semua individu membutuhkan bimbingan dalam semua rentang

7
kehidupannya, (2) prosesnya bersifat komprehensif, (3) tujuan bimbingan
diarahkan kepada pengembangan kemampuan atau potensi individu, sehingga dia
mampu mengembangkannya sendiri secara bermakna,baik bagi diinya sendiri
maupun orang lain (masyarakat)

Manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan manajemen yang


dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi fungsi bimbingan dan konseling
mulai dari perencanaan , pengorganisasian , pelaksanaan dan evaluasi untuk
mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan efesien dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada .

2.4 Kaitan Landasan Filosofis, Landasan Individualitas dan Landasan


Manajerial dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling Perkembangan

Ilmu Bimbingan dan Konseling adalah ilmu pengetahuan yang mandiri


berakar pada filsafat dan agama. Perkembangan Ilmu Bimbingan dan Konseling
dari filsafat Bimbingan dan Konseling yang didukung oleh ilmu pendidikan,
psikologi, sosiologi, antropologi, budaya yang berintegrasi dan saling menguatkan
antara filsafat dan disiplin ilmu dasar serta melahirkan filsafat bimbingan dan
konseling yang melandasi disiplin ilmu Bimbingan dan Konseling, maka dari itu
landsan filosofis itu menjadi akar dalam ilmu bimbingan dan konseling dan
pelayanan bimbingan dan konseling perkembangan.

Sedangkan Landasan psikologis /individualitas merupakan landasan yang


dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang
menjadi sasaran layanan (klien). beberapa kajian psikologi/individualitas yang
perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : (a) motif dan motivasi;
(b)pembawaan dan lingkungan, (c) perkembanganindividu; (d) belajar; dan (e)
kepribadian, maka landasan individualitas/psikologis di perlukan untuk
mengetahui dan mengarahkan klien untuk memcapai individu yang optimal.

Maka pelayanan bimbingan dan konseling harus berdasarkan atau


berlandasan dari ketiga landasan ini supaya tidak terjadi penyimpangan dan
penyalahgunaan pelayan bimbingan dan konseling.

8
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa landasan landasan


yang memperkuat layanan bimbingan dan konseling yaitu landasan filosofis,
landasan individualitas, dan landasan manajerial, ketiganya sama pentingnya dan
memiliki peran nya masing masing yang saling berkaitan.

Dengan mempunyai landasan filosofis yang baik, konseling akan dibawa


dari manusia yang apa adanya menjadi manusia yang apa seharusnya, dan sesuai
kebutuhan juga keadaan yang ada, yang ideal menurut kaidah kebenaran, hakekat
manusia, dan akhirnya menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang secara
optimal.

Landasan individu dalam layanan bimbingan dan konseling, berguna untuk


menjadikan proses konseling dapat memperoleh bantuan yang sesuai dengan
kemampuan dan potensinya agar apa yang diharapkannya dapat tercapai. Dalam
arti individu dapat mencapai penyesuaian diri dengan dirinya sendiri, lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat.

Manajemen yang handal maka program bimbingan konseling diharapkan


menjadi upaya persuasi secara personal kepada peserta didik sehingga program ini
diharapkan dapat membimbing etika dan moral para siswa selain dapat mengatasi
setiap persoalan yang dihadapi mereka baik disekolah maupun di luar sekolah.

Maka pelayanan bimbingan dan konseling harus berdasarkan atau


berlandasan dari ketiga landasan ini supaya tidak terjadi penyimpangan dan
penyalahgunaan pelayan bimbingan dan konseling.

3.2 Saran

Dari teori-teori yang sudah di kaji, kita mengetahui pentingnya ada landasan
landasan itu yang bisa memperkuat proses layanan bimbingan dan konseling.
Maka diharapkan seorang konselor atau pebimbing bisa dan harus menguasai
landasan landasan tersebut, agar dapat membimbing dengan baik dan optimal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Yulita M (2015) “BK Perkembangan”. Dari


http://metriyulita.blogspot.com/2015/11/bk-perkembangan.html

Febrini D (2020). Bimbingan dan Konseling. Jl. Timur Indah Ujung gang TPU
No.38 Kota Bengkulu. CV Brimedia Global.(91-97).

Karina T.(2009). Strategi Implementasi Layanan BK. Dari


http://theboxoflifetheboxofeducation.blogspot.com/2009/11/strategi-
implementasi-layanan-bk.html?m=1

Pare D.(2019). Individualitas Dalam Pendidikan. Dari


https://www.depoedu.com/2019/09/17/edu-talk/individualitas-dalam-pendidikan/

Widia T.Y.(2019).Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling. h1-7

Fiah E.R. (2014). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. h48,55,145.

Ijha (2014). Bimbingan dan Konseling Perkembangan. Dari


http://ijhatomalou.blogspot.com/2014/01/bimbingan-dan-konseling-
perkembangan.html

10

Anda mungkin juga menyukai