Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KONSELING SEBAGAI METODE PENGEMBANGAN

INDIVIDU

GUNA UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI


PENGEMBANGAN DAKWAH

Oleh:
Muhammad Hadi Nur Yahya Tasman
NIM 16240026

Dosen Pengampu:
Drs. M. Rosyid Ridla, M.Si

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas individu
makalah yang berjudul “Konseling Sebagai Metode Pengembangan Individu” dengan lancar,
baik, dan tepat waktu. Yang ditugaskan oleh Drs. M. Rosyid Ridla, M.Si

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai referensi sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, saya
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua penulis literatur yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat, materi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka menerima semua saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun,
agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Semoga dapat lebih banyak lagi manfaat kepada pembaca yang budiman dalam
memperdalam atau memperluas ilmu pengetahuan pada makalah ini. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persoalan dan problematika seseorang akan selalu hidup dan berkembang sejalan
dengan perubahan beberapa faktor yang melatarbelakangi keseharian. Pemahaman
terhadap seseorang sangat diperlukan demi tercapainya tujuan pengembangan diri secara
baik dan diharapkan dapat menghantarkan seseorang pada tingkat keberhasilan yang
maksimal. Jadi komponen konseling yang dirancang untuk dapat menyenangkan
pemahaman diri dan perkembangan melalui hubungan dengan orang lain, sehingga
mereka dapat membuat keputusan berdasarkan pemahaman diri dan lingkungannya.1
*Drs. Abu Bakar M. Luddin, M.Pd, Ph.D, “Dasar-dasar konseling tinjauan teori dan praktik” (Citapustaka Media
Perintis, Bandung, 2010), hal.15

Permasalahan yang dialami oleh individu seseorang terus berkembang seiring


perkembangan waktu dan perkembangan lingkungan yang ada di sekitar. Problem
individu dapat berupa problem dalam memahami pelajaran, konflik antar teman,
kesalahan bergaul hingga problem-problem yang bersifat multi kasus. Berawal dari
persoalan individu kemudian lazimnya meningkat kepada problem keluarga dan
lingkungan. Nah, hal inilah yang selalu memaksa seorang individu untuk segera
menyelesaikan, karena secara naluriah setiap individu selalu memiliki dorongan
keinginan untuk terlepas dari problem yang mendera dirinya.3 *Lamora Lumongga Lubis,

“Memahami Dasar-dasar konseling dalam Teori dan Praktik” (Kencana Prenanda Media Group, Jakarta, 2011), hal.55

Untuk itulah sangat diperlukan kehadiran konseling sebagai metode


pengembangan individu baik dari para individu klien secara keseluruhan untuk lebih
memaksimalkan peran konselingnya, dan terkhusus bagi konselor yang memang lebih
memiliki kompetensi dan potensi lebih dalam hal konseling.
B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian konseling?


2. Jelaskan pengertian pengembangan individu?
3. Jelaskan tujuan konseling?
4. Jelaskan teknik konseling?
5. Jelaskan karakteristik konseling untuk pengembanagan individu?
6. Jelaskan manfaat konseling sebagai metode pengembangan individu?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian konseling.


2. Untuk mengetahui pengertian pengembangan individu.
3. Untuk mengetahui tujuan konseling.
4. Untuk mengetahui teknik konseling.
5. Untuk mengetahui karakteristik konseling untuk pengembanagan individu.
6. Untuk mengetahui manfaat konseling sebagai metode pengembangan individu.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling
Konseling adalah sebagai suatu proses pembelajaran yang seseorang itu belajar
tentang dirinya serta tentang hubungan dalam dirinya lalu menentukan tingkah laku
yang dapat memajukan perkembangan pribadinya.4 *Drs. Abu Bakar M. Luddin, M.Pd, Ph.D,

“Dasar-dasar konseling tinjauan teori dan praktik” (Citapustaka Media Perintis, Bandung, 2010), hal.16

Menurut Gibsons, konseling ialah hubungan tolong menolong yang berpusat


kepada perkembangan dan pertumbuhan seseorang individu serta penyesuaian
dirinya dan hendaknya kepada penyelesaian masalah, juga kehendaknya untuk
membuat keputusan terhadap masalah yang dihadapinya.5 * Drs. Abu Bakar M. Luddin,
M.Pd, Ph.D, “Dasar-dasar konseling tinjauan teori dan praktik” (Citapustaka Media Perintis, Bandung, 2010),
hal.17

B. Pengertian Pengembangan Individu


Pengembangan (development) menurut Mathis adalah segala upaya untuk
meningkatkan kinerja manajemen saat ini atau masa depan dengan memberi bekal
pengetahuan, perubahan sikap, atau peningkatan ketrampilan.6 *Dra. Sri Larasati, M.M.,

“Manajemen Sumber Daya Manusia” (Budi Utama, Yogyakarta, 2018), hal.121

Individu adalah orang seorang; pribadi orang (terpisah dari orang lain).
organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas (tidak
mempunyai hubungan organik dengan sesamanya) .7 *Eko Sujatmiko, “Kamus IPS” (Aksara
Sinergi Media, Surakarta, 2014), hal.114

C. Tujuan Konseling
Tujuan konseling menurut Shertzer dan Stone:8 *Dr. Namora Lumongga Lubis, M.Sc.,
“Memahami Dasar-dasar Konseling dalam Teori dan Praktik” (Kencana, Jakarta, 2011), hal.65

1. Kesehatan Mental Positif (Positive Mental Health)


Konselor yang condong efektif menilai memiliki mental yang sehat adalah
tujuan konseling karena apabila mental klien sehat, ia memiliki integrasi,
penyesuaian, dan identifikasi positif terhadap orang lain. Individu akan belajar
menerima tanggung jawab dan mandiri. Konseling akan membantu klien yang
kemungkinan besar memiliki gangguan jiwa atau yang menunukkan gejala-
gejala gangguan jiwa akibat masalah tertentu.
2. Pemecahan Masalah (Problem Resolution)
Pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan konseling karena bagaimaapun
juga kehadiran klien ke ruang konseling memiliki masalah yang perlu dibantu
oleh konselor. Pemecahan masalah dapat berasal dari pemahaman klien sendiri
atau dari konselor.
3. Keefektifan Pribadi (Personal Efectiveness)
Pengertian pribadi yang efektif menurut Blocher (dikutip dari Mappiare, 2002)
yaitu:
a. Pribadi yang menyelaraskan diri dengan cita-cita, meamanfaatkan waktu dan
tenaga, serta bersedia mengambil tanggung jawab ekonomi, psikologis, dan
fisik.
b. Pribadi yang mampu mengenal, merumuskan, dan memecahkan masalah.
c. Pribadi yang konsisten dalam menjalani perannya.
d. Pribadi yang dapat berpikir kreatif.
e. Pribadi yang mampu mengontrol dorongan-dorongan dan melakukan respons
yang tepat terhadap frustrasi, permusuhan, dan pertentangan.
Jadi, tujuan konseling adalah untuk mewujudkan pribadi efektif seperti yang
diuraikan tersebut.

D. Teknik Konseling
Teknik konseling secara umum yaitu pendekatan (teknik) langsung dan tidak
angsung:9 *Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa., “Konseling dan Psikoterapi” (Gunung Mulia, Jakarta, 2007),
hal.107

1. Pendekatan Langsung (Directive Approach)


Pendekatan langsung disebut sebagai pendekatan terpusat pada konselor untuk
menunjukkan bahwa dalam interaksi ini, konselor lebih banyak berperan untuk
menentukan sesuatu. Sehingga hal seperti ini menyerupai suatu kegiatan dengan
dasar atau pendekatan untuk segera melakukan tindakan. Dalam rangka
pendekatan langsung yang diberikan kepada klien terutama teknik-teknik
pemberian nasihat (misalnya dalam keadaan krisis untuk pengambilan sesuatu
keputusan yang sangat penting) , dorongan (misalnya Anda telah memikirkan
matang-matang bahwa keputusan itulah yang akan Anda ambil. Saya pun
percaya bahwa keputusan itulah yang terbaik dan karena itu lakukanlah!. Atau
contoh dalam dunia olahraga: Kamu telah latihan dengan baik dan kamu telah
sering menang melawan dia, masuklah ke lapangan dan kamu pasti menang!),
saran (memberi arah atau jalan untuk melakukan sesuatu) sehingga klien keluar
rungan lalu menggumam “Saya tahu sekarang apa yang aka saya lakukan”, dan
bujukan (dorongan atau saran bisa berubah menjadi bujukan bahkan desakan,
setelah konselor sangat yakin bahwa klien harus segera mengambil suatu
tindakan yang sangat penting dan tidak bisa ditunda-tunda lagi, jadi sudah tidak
ada alternatif lain). Sering kali hal semua itu sangat efektif hasilnya, bahkan
bukan hanya tujuan perubahan sementara, melainkan bisa mengubah pribadi
klien.
2. Pendekatan Tidak Langsung (Nondirective Approach)
Pada nondirective (tidak langsung) peran konselor atau terapis sebagai
pendengar dan dorongan. Dan pada client centered (berpusat pada klien)
perhatian tertuju pada tanggung jawab klien terhadap perkembangan dirinya
sendiri. Selama memikirkan bersama dan konselor tidak melakukan penilaian,
orang akan merasa bebas untuk memeriksa perasaannya, pikirannya dan
perilakunya, karena hal ini berhubungan dengan pertumbuhan, perkembangan
dan penyesuaian diri.

E. Karakteristik Konseling untuk Pengembangan


Secara umum, karakteristik konseling untuk pengembangan individu ada 6
yang akan dijelaskan berikut ini:10 *Ulfiah., “Hakikat Perkembangan Dalam Konseling” (Jurnal
Ilmiah Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Bandung, 2009), Vol.1 No.1, hal.93

1. Konselor selalu berusaha melihat individu dan dari sinilah dimulai penjelajahan
dalam proses konseling. Akan tetapi bukan sebaliknya, bahwa seorang konselor
hanya melihat sisi kelemahan/problem/kesulitan klien belaka. Akibatnya proses
konseling di pandang oleh para klien adalah suasana yang tidak menyenangkan.
2. Jika sekiranya klien memiliki masalah/kelemahan atau kesulitan, biarlah klien
yang mengungkapkannya berkat dorongan dari konselor. Kemudian konselor
berupaya membantu agar klien mampu mengatasi masalahnya
3. Konselor berusaha dengan menggunakan keterampilan, keperibadian dan
wawasannya, menciptakan situasi konseling yang kondusif bagi pengembangan
potensi klien.
4. Konselor berusaha memberikan kesempatan pada klien untuk memberikan
alternatif-alternatif pilihan yang sesuai dengan kondisi dan situasi dirinya.
Konselor akan ikut membantu agar klien dapat mempertimbangkan alternatif-
alternatif secara realistik.
5. Konseling pengembangan berjalan melalui proses konseling yang
menggairahkan, menggembirakan klien, yaitu melalui dialog/wawancara
konseling yang menyentuh hati nurani dan kesadaran klien.
6. Konselor dituntut agar dapat membaca bahasa tubuh yang berkaitan dengan lisan
klien atau bahasa tubuh yang memberikan isyarat tertentu yang mengandung arti
tertentu.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa untuk merealisasikan efektifitas konseling sangat
dibutuhkan seorang konselor yang profesional.

F. Manfaat konseling sebagai metode pengembangan individu. *Latipun, Psikologi


Konseling, Universitas Muhammadiyah, Malang, 2003,
1. Konseling akan membuat diri klien lebih baik, karena merasa lebih bahagia,
tenang, dan nyaman karena konseling tersebut membantu klien untuk menerima
setiap sisi yang ada dalam dirinya.
2. Konseling membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat stress dan
depresi.
3. Konseling membantu klien untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri
dan orang lain.
4. Perkembangan personal akan meningkat secara positif karena adanya konseling.

Anda mungkin juga menyukai