Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Filsafat Semester Ganjil
Tahun Akademik Tahun 2022/2023
Disusun Oleh:
Adi Ma’sum : 22010237
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat berguna dan menjadi pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan. Oleh karena itu,
pada kesempatan kali ini penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah dari Pengantar Filsafat.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga Allah SWT memberikan
imbalan yang setimpal pada ibadah, Aamiin Yaa Robbal’Alaamiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. Wilayah pelayanan guru bimbingan dan konseling.........................................3
B. Kaitan Guru Mata Pelajaran Dengan Guru BK................................................5
C. Kurikulum yang Berlaku Untuk Program Bimbingan Konseling................11
D. Proses Manajemen Bimbingan Konseling di sekolah agar efektif dan
efisien..........................................................................................................................13
BAB III...........................................................................................................................14
PENUTUP......................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah satu dari sekian banyak makhluk ciptaan Tuhan yang di
berikan banyak kelebihan dari makhluk yang lain, selain karena keistimewaannya
manusia juga mahkluk yang unik dan utuh. Manusia sebagai makhluk filosofis
memang tidak ada habis-habisnya di bahas oleh para pemikir dari zaman Yunani
sampai dengan sekarang. Kerumitan organisasi tubuhnya beserta substansi non
material yang imanen dalam dirinya yang sulit di terjemahkan oleh nalar menjadi
penegas bahwa mendeskripsikan manusia bukanlah perkara mudah. Tidaklah
salah ketika manusia diposisikan sebagai makhluk misterius. Namun pada posisi
itu pula manusia menjadi kajian yang menarik untuk dibahas dan hampir semua
lembaga pendidikan tinggi mengkaji tentang manusia, karya dan dampak
karyanyaterhadap dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan hidupnya (Soenarjo,
1989 (dalam Juliawati, 2018) ).
Secara etimologis, filsafat berakar dari bahasa Yunani yaitu phillein yang
berarti cinta, dan shopia yang berarti kebijaksanaan. Jadi filsafat adalah “cinta
akan kebijaksanaan”. Kata sophia dalam pandangan filsafat lebih dari sekedar
“wisdom” dalam bahasa Inggris. Sophia mengandung banyak makna. Beberepa
filusuf Yunani seperti Herodotus (484-425 sM), Phytagoras (560-480 sM) dan
Plato (427-347 sM) menunjukkan keragaman pengertian ini.
Filsafat merupakan cabang ilmu pengetahuan yang selalu menggunakan
pemikiran mendalam, luas, radikal, dan berpegang pada kebijakansanaan dalam
melihat suatu problem. Dengan kata lain, filsafat selalu mencoba mencari hakikat
atau maksud dibalik adanya sesuatu tersebut.
Pertanyaan yang kerap muncul dalam filsafat manusia adalah tentang
hakikat atau esensi manusia. Secara umum ilmu khusus lain yang membahas
tentang manusia membatasi ilmu pada pembuktian empiris, eksperimental dan
bersifat objektif sedangkan filsafat manusia tidak hanya membatasi pada gejala
empiris namun dapat pula ditinjau dari kacamata rasional dan logis sehingga
kadangkala dianggap sebagai ilmu yang relative atau subjektif.
Objek materialsama dengan ilmu humaniora yang lain yaitu membahas
tentang manusia. Objek formal dari filsafat manusia adalah berpikir filsafati yang
radikal, komprehensif, reflektif, spekulatif dan kritis tentang hakikat dari manusia.
Dalam makalah ini kita akan menjelaskan salah satu aliran filsafat ilmu
yang ada, yaitu aliran strukturalisme. Pemikiran atau gagasan yang dicetuskan
oleh para filsuf, dalam perkembangannya bisa berubah menjadi suatu aliran
pemikiran atau paham yang mempunyai pengikut sendirisendiri. Dengan
mengetahui aliran dan pengikutnya maka akan mudah bagi kita untuk menetapkan
pemikiran filsafat yang ada.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dari esensi manusia ?
2. Definisi esensi manusia menurut aliran strukturalisme ?
3. Bagimana aliran strukturalisme berjalan dan keunggulannya ?
C. Tujuan
1. Mengenal yang dimaksud dengan esensi manusia
2. Untuk memahami esensi manusia menurut aliran strukturalisme
3. Mengetahui dan mempelajari aliran strukturalisme dan keunggulanya
BAB II
PEMBAHASAN
Namun, bagi Ibn Sina, eksistensi dan esensi ini, keduanya sama-sama
merupakan realitas yang nyata. Sejalan dengan itu, menurut Ibn Arabi, eksistensi
mendahului esensi. Eksistensi adalah realitas yang sesungguhnya dan realitas itu
hanya satu, yakni Tuhan, sedangkan esensi tidak lain adalah bentuk-bentuk dalam
pengetahuan-Nya yang disebut a‘yán at-tsâbitah.
a. ‘Desentralisasi’ manusia
b. ‘Kematian’ manusia
c. Manusia dibicarakan dalam rangka struktur bahasa, sosial, ekonomi, dan
politik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jadi dapat di simpulkan menjadi gagasan umum pandangan para tokoh
filosof muslim di atas tentang esensi, esensi ialah gambaran umum tentang
realitas atau benda yang ada dalam pikiran sehingga hanya merupakan
wujud mental, meski demikian gambaran itu tidak bisa dianggap sebagai
cerminan hakikat wujud. Karena transformasinya ke dalam konsep mental
yang abstrak pasti terjadi kesalahan.
2. Strukturalisme ialah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa
semua masyarakat dan kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama dan
tetap
3.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Juliawati. (2018). Esensi Manusia Dalam Perspektif Murtadha Muthahhari. Jurnal
UIN AR-RANIRY, (hal 1).