Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ESENSI MANUSIA MENURUT ALIRAN STRUKTURALISME

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Filsafat Semester Ganjil
Tahun Akademik Tahun 2022/2023

Disusun Oleh:
Adi Ma’sum : 22010237

Khairunnisa Fatimah Az-zahrah : 22010290

Raras Nuramalia : 22010239

Tessa Faerani : 22010241

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP SILIWANGI
CIMAHI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat berguna dan menjadi pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan. Oleh karena itu,
pada kesempatan kali ini penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah dari Pengantar Filsafat.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga Allah SWT memberikan
imbalan yang setimpal pada ibadah, Aamiin Yaa Robbal’Alaamiin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. Wilayah pelayanan guru bimbingan dan konseling.........................................3
B. Kaitan Guru Mata Pelajaran Dengan Guru BK................................................5
C. Kurikulum yang Berlaku Untuk Program Bimbingan Konseling................11
D. Proses Manajemen Bimbingan Konseling di sekolah agar efektif dan
efisien..........................................................................................................................13
BAB III...........................................................................................................................14
PENUTUP......................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah satu dari sekian banyak makhluk ciptaan Tuhan yang di
berikan banyak kelebihan dari makhluk yang lain, selain karena keistimewaannya
manusia juga mahkluk yang unik dan utuh. Manusia sebagai makhluk filosofis
memang tidak ada habis-habisnya di bahas oleh para pemikir dari zaman Yunani
sampai dengan sekarang. Kerumitan organisasi tubuhnya beserta substansi non
material yang imanen dalam dirinya yang sulit di terjemahkan oleh nalar menjadi
penegas bahwa mendeskripsikan manusia bukanlah perkara mudah. Tidaklah
salah ketika manusia diposisikan sebagai makhluk misterius. Namun pada posisi
itu pula manusia menjadi kajian yang menarik untuk dibahas dan hampir semua
lembaga pendidikan tinggi mengkaji tentang manusia, karya dan dampak
karyanyaterhadap dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan hidupnya (Soenarjo,
1989 (dalam Juliawati, 2018) ).
Secara etimologis, filsafat berakar dari bahasa Yunani yaitu phillein yang
berarti cinta, dan shopia yang berarti kebijaksanaan. Jadi filsafat adalah “cinta
akan kebijaksanaan”. Kata sophia dalam pandangan filsafat lebih dari sekedar
“wisdom” dalam bahasa Inggris. Sophia mengandung banyak makna. Beberepa
filusuf Yunani seperti Herodotus (484-425 sM), Phytagoras (560-480 sM) dan
Plato (427-347 sM) menunjukkan keragaman pengertian ini.
Filsafat merupakan cabang ilmu pengetahuan yang selalu menggunakan
pemikiran mendalam, luas, radikal, dan berpegang pada kebijakansanaan dalam
melihat suatu problem. Dengan kata lain, filsafat selalu mencoba mencari hakikat
atau maksud dibalik adanya sesuatu tersebut.
Pertanyaan yang kerap muncul dalam filsafat manusia adalah tentang
hakikat atau esensi manusia. Secara umum ilmu khusus lain yang membahas
tentang manusia membatasi ilmu pada pembuktian empiris, eksperimental dan
bersifat objektif sedangkan filsafat manusia tidak hanya membatasi pada gejala
empiris namun dapat pula ditinjau dari kacamata rasional dan logis sehingga
kadangkala dianggap sebagai ilmu yang relative atau subjektif.
Objek materialsama dengan ilmu humaniora yang lain yaitu membahas
tentang manusia. Objek formal dari filsafat manusia adalah berpikir filsafati yang
radikal, komprehensif, reflektif, spekulatif dan kritis tentang hakikat dari manusia.
Dalam makalah ini kita akan menjelaskan salah satu aliran filsafat ilmu
yang ada, yaitu aliran strukturalisme. Pemikiran atau gagasan yang dicetuskan
oleh para filsuf, dalam perkembangannya bisa berubah menjadi suatu aliran
pemikiran atau paham yang mempunyai pengikut sendirisendiri. Dengan
mengetahui aliran dan pengikutnya maka akan mudah bagi kita untuk menetapkan
pemikiran filsafat yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dari esensi manusia ?
2. Definisi esensi manusia menurut aliran strukturalisme ?
3. Bagimana aliran strukturalisme berjalan dan keunggulannya ?
C. Tujuan
1. Mengenal yang dimaksud dengan esensi manusia
2. Untuk memahami esensi manusia menurut aliran strukturalisme
3. Mengetahui dan mempelajari aliran strukturalisme dan keunggulanya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Esensi Manusia

Menurut Louis O. Kattsoff dalam buku Pengantar Filsafat esensi ialah


hakikat barang sesuatu. Orang senantiasa bertanya, ‘apakah manusia itu?”
‘Esensi’ dan ‘sifat terdalam’ sering digunakan dalam arti yang sama. Maka, esensi
sesuatu ialah hakikatnya. Para filosof Muslim telah membahas persoalan ini.

Menurut Ibn Sina, eksistensi mendahului esensi. Eksistensi bersifat primer


dan merupakan satusatunya hakikat-hakikat atau realitas yang dimiliki Tuhan,
sedangkan esensi dan sifat-sifat-Nya bersifat sekunder. Tidak bisa dibayangkan
esensi tanpa eksistensi, tetapi tidak demikian sebaliknya.

Namun, bagi Ibn Sina, eksistensi dan esensi ini, keduanya sama-sama
merupakan realitas yang nyata. Sejalan dengan itu, menurut Ibn Arabi, eksistensi
mendahului esensi. Eksistensi adalah realitas yang sesungguhnya dan realitas itu
hanya satu, yakni Tuhan, sedangkan esensi tidak lain adalah bentuk-bentuk dalam
pengetahuan-Nya yang disebut a‘yán at-tsâbitah.

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang amat luas (komprehensif) yang


berusaha untuk memahami persoalan-persoalan yang timbul didalam keseluruhan
ruang lingkup pengalaman manusia. Filsafat adalah ilmu yang mempelajari
dengan sungguh-sungguh tentang hakekat kebenaran sesuatu (Hamdani, 2007
(dalam Aryati, 2018) ).
Filsafat adalah daya upaya manusia dengan akal budinya untuk
memahami, mendalami dan menyelami secara radikal, dan integral serta
sistematik mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya yang dapat dicapai
akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai
pengetahuan tersebut (Aryati, 2018).
Manusia adalah makhluk serba dimensi. Kajian tentang manusia telah
banyak dilakukan para ahli yang selanjutnya dikaitkan dengan berbagai kegiatan,
seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, agama dan lain sebagainya.
Hal tersebut dilakukan karena manusia selain sebagai subjek juga sebagai objek
dari berbagai kegiatan tersebut.
Manusia yang terdiri dari beberapa dimensi, menjadi suatu objek yang
unik untuk dikaji, karena perubah-ubahan yang terjadi pada diri manusia membuat
ia senantiasa menimbulkan hal-hal baru dan merangsang untuk dikaji. Mulai dari
biologisnya, psikologisnya, sosialnya bahkan sampai pada susunan kediriannya.
Dalam melakukan pengkajian terhadap manusia haruslah mempunyai pondasi
atau pijakan yang kuat, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menyimpulkan
tekait pengetahuan terhadap manusia (Fuadi, 2016).

B. Definisi Esensi Manusia Menurut Aliran Strukturalisme

Strukturalisme adalah suatu metode analisis yang dikembangkan oleh


banyak semiotisian berbasis model linguistik Suassure. Strukturalis bertujuan
untuk mendeskripsikan keseluruhan pengorganisasian sistem tanda sebagai
‘bahasa’ seperti yang dilakukan Levi-Strauss dan mitos, ketentuan hubungan dan
totemisme, Lacan dan alam bawah sadar; serta Barthes dan Gremais dengan
‘grammar’ pada narasi. Mereka melakukan suatu pencarian untuk suatu ‘struktur
yang tersembunyi’ yang terletak dibawah ‘permukaan yang tampak’ dari suatu
fenomena. Social Semiotics kontemporer telah bergeser di bawah konsentrasi
pada strukturalis yang menemukan relasi internal dari bagian-bagian di antara apa
yang terkandung dalam suatu sistem. Melakukan eksplorasi penggunaan tanda-
tanda dalam situasi tertentu. Teori semiotik modern suatu ketika disatukan dengan
pendekatan Marxis yang diwarnai oleh aturan ideologi.

Strukturalisme adalah teori yang menyatakan bahwa seluruh organisasi


manusia ditentukan secara luas oleh struktur sosial atau psikologi yang
mempunyai logika independen yang menarik, berkaitan dengan maksud,
keinginan, maupun tujuan manusia. Bagi Freud, strukturnya adalah psyche; bagi
Marx, strukturnya adalah ekonomi; dan bagi Saussure, strukturnya adalah bahasa.
Kesemuanya mendahului subjek manusia individual atau human agent dan
menentukan apa yang akan dilakukan manusia pada semua keadaan.
Strukturalisme terutama berkembang sejak Claude Levy Strauss.
Hubungan antara bahasa dan mitos menempati posisi sentral dalam pandangan
Levi-Strauss tentang pikiran primitif yang menampakkan dirinya dalam struktur-
struktur mitosnya, sebanyak struktur bahasanya. Mitos biasanya dianggap sebagai
impian kolektif, basis ritual, atau semacam permainan estetika semata.

Perhatian Levi-Strauss terutama terletak pada berkembangnya struktur


mitos dalam pikiran manusia, baik secara normatif maupun reflektif, yaitu dengan
mencoba memahami bagaimana manusia mengatasi perbedaan antara alam dan
budaya. Tingkah laku struktur mitos yang tak disadari ini membawa Levi-Strauss
pada analisis fonemik, di mana berbagai fenomena yang muncul direduksi ke
dalam beberapa elementer sruktural dasar namun dengan satu permasalahan yang
mendasar: disatu sisi tampakanya dalam mitos apa saja mungkin terjadi. Tak ada
logika disana, tak ada kontinuitas. Karakteristik apa pun bisa disematkan pada
subjek apa saja; setiap relasi yang mungkin bisa ditemukan.

Namun di sisi lain, kearbitreran penampakan ini dimungkiri oleh


keserupaan yang mengejutkan di antara mitos-mitos yang dikumpulkan dari
berbagai wilayah yang amat luas. Levi-Strauss disini bertujuan ialah sense tentang
adanya interaksi diantara dimensi sinkronik dan diakronik, antara langue dan
parole dalam mitos, sesuatu yang lebih dari sekedar kisah yang sedang
diceritakan. Sebuah mitos selalu mengandung keseluruhan versinya, dan ia
mengatakan bahwa mitos itu bekerja secara simultan pada dua sumbu, seperti
halnya dalam partitur orkestra, untuk membangkitkan paduan nada dan harmoni.
Disisi lain, Levi-Strauss percaya bahwa ia telah menemukan sebuah metode
analisis yang melengkapi aturan-aturan formasi, untuk memahami perpindahan
dari satu varian mitos ke varian yang lain.

C. Aliran Strukturalisme Berjalan Dan Keunggulannya

Ciri strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual objek


melalui penyelidikan, penyikapan tabiat, sifat-sifat yang terkait dengan suatu
halmelaluipendidikan. Ciri-ciri itu bisa dilihat dari beberapa hal; hirarki,
komponen atau unsur-unsur, terdapat metode, model teoritis yang jelas.
Strukturalisme sebagai aliran filsafat yang bereaksi terhadap subjektivisme
yang didewakan oleh eksistensialisme yang mempunyai ciri-ciri:

a. ‘Desentralisasi’ manusia
b. ‘Kematian’ manusia
c. Manusia dibicarakan dalam rangka struktur bahasa, sosial, ekonomi, dan
politik.

Aliran struktural memiliki beberapa keunggulan, yaitu: a. Aliran ini sukses


membedakan konsep grafem dan fonem. b. Metode drill and practice membentuk
keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan c. Kriteria kegramatikalan
berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyrakat awam. d. Level
kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat. e.
Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Jadi dapat di simpulkan menjadi gagasan umum pandangan para tokoh
filosof muslim di atas tentang esensi, esensi ialah gambaran umum tentang
realitas atau benda yang ada dalam pikiran sehingga hanya merupakan
wujud mental, meski demikian gambaran itu tidak bisa dianggap sebagai
cerminan hakikat wujud. Karena transformasinya ke dalam konsep mental
yang abstrak pasti terjadi kesalahan.
2. Strukturalisme ialah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa
semua masyarakat dan kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama dan
tetap
3.
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Juliawati. (2018). Esensi Manusia Dalam Perspektif Murtadha Muthahhari. Jurnal
UIN AR-RANIRY, (hal 1).

Astiti, D.P, dkk. (2016). Filsafat Manusia. Jurnal UNIVERSITAS UDAYANA.


(hal 11).

Aryati, A. (2018). Memahami Manusia Melalui Dimensi Filsafat. Jurnal IAIN


Bengkulu, 7(11), 80-82.

Fuadi, A. (2016). Esensi Manusia Dalam Prespektif Filsafat Pendidikan Islam.


Jurnal Tarbiyah, 23(2), 345.

Wilardjo, S.B. (2009). Aliran-Aliran Dalam Filsafat Ilmu Berkait Dengan


Ekonomi. Jurnal UNIMUS, 13-16.

Septiyani, A. (2014). Hakikat Manusia Menurut Filsafat Strukturalisme dan


Humanisme. Jurnal Universitas Muria Kudus.

Anda mungkin juga menyukai