Anda di halaman 1dari 15

FILSAFAT SEJARAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Sejarah


Dosen Pengampu: Drs. Siswanta, M.Pd.

Oleh:

Makdura Dagang (17144400051)


Winda dista (17144400030)
Pangkrasius boli (19144400038)
Febristha putri (19144400015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai guna melengkapi tugas mata kuliah Filsafat
Sejarah. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan,
wawasan dan pengalaman bagi para pembaca. Jika terdapat beberapa kesalahan
dalam pembuatan makalah ini harap dimaklumi karena kami masih dalam proses
belajar, dan untuk ke depannya semoga dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami dalam membuat
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 02 oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Pengantar Filsafat Sejarah.................................................................................3
B. Filsafat Sejarah Sprekulatif dan Filsafat Sejarah Kritis.....................................5
C. Sejarah Sebagai Pengetahuan Mengenai Masa Silam.......................................6
D. Fakta Sebagai Dasar Pengkajian Sejarah...........................................................9
BAB III SIMPULAN...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Orang-orang berangggapan bahwa filsafat adalah sesuatu hal yang
membahas hal yang tinggi, sulit, abstrak dan tidak terkait dengan masalah
kehidupan sehari-hari. Sebenarnya, masalah-masalah pokok filsafat adalah
persoalan yang pernah dipikirkan setiap orang. Dalam hidup, tentu kita pernah
mempertanyakan, memikirkan dan merenungkan kenapa ini harus begini, dan
tidak boleh begitu. Sedangkan itu harus begitu, tidak seharusnya begini. Jadi,
secara umum, kita sudah berfilsafat, yaitu mengajukan pertanyaan filosofis,
terlibat dalam perbincangan filosofis, dan memegangi sudut pandang filsafat
tertentu. Kita akan mempelajari filsafat secara lebih sistematis dan berbagai
pertanyaan dan misteri selama ini akan segera terjawab. Kita akan melihat
kehidupan ini dengan sudut pandang yang lain: lebih kritis, sistematis dan
logis.

Dalam berfilsafat, setiap jawaban atas pertanyaan yang diajukan akan


menimbulkan lebih banyak lagi pertanyaan. Kemungkinan lain adalah bahwa
ada beragam jawaban yang ditawarkan para filosof atas satu pertanyaan,
sehingga bisa membingungkan. Namun demikian, menganalisa berbagai
jawaban ini merupakan bagian dari berfilsafat itu sendiri. Dengan
mempelajari filsafat, kita memenuhi rasa keingintahuan tersebut dengan lebih
terarah dan lancar. Bukan saja dalam menjawab pertanyaan, tetapi juga dalam
mengajukan pertanyaan yang mana, dan dalam bentuk apa pertanyaan itu
seharusnya dirumuskan. Selanjutnya, filsafat akan memandu kita untuk
mengetahui tentang bagaimana dan dimana kita bisa mendapatkan
jawabannya, paling tidak jawaban yang pernah dikemukakan para filosof
sebelumnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Filsafat Sejarah?
2. Apakah yang dimaksud dengan Filsafat Sejarah Spekulatif dan Filsafat
Sejarah Kritis?
3. Apakah yang dimaksud dengan Sejarah sebagai pengetahuan mengenai
masa silam?
4. Apa saja yang dikaji dari Fakta sebagai dasar Pengkajian Sejarah?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari Filsafat Sejarah.
2. Menerangkan tentang Filsafat Sejarah Spekulatif dan Filsafat Sejarah
Kritis.
3. Menjelaskan Sejarah sebagai pengetahuan mengenai masa silam.
4. Memberitahukan Fakta sebagai dasar Pengkajian Sejarah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengantar Filsafat Sejarah


Filsafat sejarah sebagai fenomena untuk mencari penjelasan dan
kebenaran serta masuk ke dalam pikiran dan cita-cita manusia dengan
memberikan keterangan tentang bagaimana munculnya suatu negara,
bagaimana proses perkembangan kebudayaannya sampai mencapai puncak
kejayaannya dan akhirnya mengalami kemunduran seperti yang pernah
dialami oleh negara-negara dimasa lalu dengan peran pemimpin-pemimpin
terkenal sebagai subjek pembuat sejarah pada zamannya.

1. Istilah Filsafat
Istilah filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu philos yang berarti
sahabat / cinta dan kata shopia yang berarti bijaksana, maka dapat kita
artikan bahwa filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan/ cinta akan
kebenaran.

Filsafat merupakan kajian dan sikap yang menggambarkan nilai-


nilai luhur yang terkandung dalam kebijaksanaan yang memiliki cabang
seperti logika, metodologi, metafisika, filsafat agama, dan lain-lain
(Suaedi, 2016: 13). Menurut R. Beerling, bahwa filsafat adalah pemikiran-
pemikiran yang bebas, diilhami oleh rasio, mengenai segala sesuatu yang
timbul dari pengalaman. Menurut Plato (427-347 SM), filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang hakekat.
Filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat yang berusaha
memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai makna dari suatu
proses peristiwa sejarah. Dalam suatu peristiwa sejarah, terdapat banyak
makna yang tersirat dan tersurat di dalamnya yang harus diungkap secara
jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsirannya.

3
2. Unsur-unsur Filsafat Sejarah
a. Ontologi
Ontologi menelusuri tentang sesuatu yang ada secara universal, dan
menampilkannya dalam pemikiran semesta universal. Unsur ini tidak
terikat oleh perwujudan tertentu serta memiliki upaya untuk mencari
sebuah inti yang ada dalam kenyataan. Dengan kata lain objek dari
ontologi secara formal yaitu hakikat dari semua realitas. Realitas
adalah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada sesuatu kebenaran.
b. Epistemologi
Epistemologi adalah nama lain dari logika material atau logika
yang membahas dari isi pikiran manusia, yaitu pengetahuan.
Epistemologi merupakan studi tentang pengetahuan, bagaimana
mengetahui benda-benda. Dengan demikian epistemologi ini
membahas sumber, proses, syarat, batas fasilitas, dan hakekat
pengetahuan yang memberikan kepercayaan dan jaminan kepada
seseorang. Terlebih lagi dalam memilah mana kebenaran yang harus
ditolak, dan mana yang harus diterima. Jika pengetahuan-pengetahuan
tersebut dikumpulkan dengan benar, kemudian diklarifikasi, dan
disusun secara sistematis, maka dapat menjadi metode epistemologi.
c. Axiologi
Axiologi adalah bidang yang menyelidiki tentang kegunaan atau nilai-
nilai (value). Axiologi atau yang lebih dikenal dengan teori tentang
nilai adalah suatu unsur filsafat yang menelusuri tentang kegunaan
pengetahuan. Keterlibatan axiologi dalam pendidikan ialah pendidikan
yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai di dalam kehidupan
manusia dan membinanya ke dalam kepribadian. Aksiologi ada untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti akan digunakan untuk apa
ilmu pengetahuan yang berkaitan antara manfaat pengetahuan tersebut
dengan kaidah moral yang ada, dan bagaimana cara menentukan
obkjek yang dikaji menurut berbagai pilihan moral.

4
3. Ruang Lingkup Filsafat Sejarah
Menurut Prof. Rustam, ruang lingkup filsafat sejarah ada dua.
Pertama, filsafat sejarah berusaha mengetahui sebab-sebab pasti sebuah
kejadian yang berpengaruh di dalam sejarah. Kedua, filsafat sejarah
berusaha menguji kemampuan beberapa metode ilmu sejarah dan memberi
penilaian tentang hasil analisis dan kesimpulan-kesimpulan terhadap suatu
karya sejarah. Merujuk pada ruang lingkup filsafat sejarah yang secara
mendasar bertujuan menemukan dasar metodologi dan dasar normatif
peristiwa kesejarahan atau historiografi. Filsafat sejarah dapat dibagi
menjadi dua, pertama adalah filsafat sejarah yang konsern pada
metodologi historiografi dan biasa disebut sebagai filsafat sejarah kritis.
Kedua adalah filsafat sejarah yang fokus pada penemuan ide-ide normatif
peristiwa masa lalu dan disebut dengan filsafat sejarah spekulatif.

4. Manfaat Belajar Filsafat Sejarah


Menurut Dr. Omar A. Hoesin bahwa filsafat memberikan kepuasan
kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib
akan kebenaran. Menurut Soemadi Soerjabrata, mempelajari filsafat
adalah mempertajam pikiran. Dimana berfilsafat tidak hanya sekedar
mengetahui, melainkan harus mempraktekkan dalam kehidupan sehari-
hari. Orang mengaharapkan bahwa filsafat akan memberikan kepadanya
dasar-dasar pengetahuan yang membutuhkan hidup secara baik. Filsafat
harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup bahagia dan baik.

B. Filsafat Sejarah Spekulatif dan Filsafat Sejarah Kritis


Filsafat sejarah spekulatif adalah mencari struktur dalam yang
terkandung dalam proses sejarah keseluruhannya. Proses sejarah dalam
tinjauan spekulatif tidak hanya membicarakan segala sesuatu yang terjadi
sampai sekarang ini, tetapi sesuatu yang masih terus terjadi. Hal ini berarti
dalam filsafat sejarah spekulatif membahas pula masalah prediksi, masalah
masa depan.

5
1. Pengetahuan Aposteriori dan Apriori
Pengetahuan aposteriori adalah penetahuan yang berdasarkan pada
pengalaman dan pengamatan terhadap kenyataan. Sedangkan pengetahuan
apriori adalah pengetahuan yang diperoleh dengan merenungkan atau
mengkombinasikan pengetahuan dan pengertian yang telah tersedia tanpa
langsung mengamati kenyataan lagi.
2. Motor Penggerak Filsafat Sejarah
Motor penggerak filsafat sejarah merupakan suatu gerak yang tumbuh
dan berkembang secara evolusi, menggambarkan peristiwa sejarah masa
silam secara kronologis. Urutan secara kronologis merupakan pokok teori
untuk menggambarkan gerak sejarah.
3. Aliran Pandangan Filsafat Sejarah
Dalam filsafat sejarah spekulatif terdapat tiga aliran pandangan, yaitu
(1) arah sejarah siklus, siklis, seklikal, berputar, atau melingkar, (2) arah
sejarah linear atau garis lurus, (3) arah sejarah spiral atau rekorsi,
merupakan kombinasi atau perpaduan antara gerak sejarah siklus dan
linear.
4. Kritik Terhadap Filsafat Sejarah
Ketiga kritik yang ditujuan pada filsafat sejarah spekulaif adalah (1)
sistem-sistem spekulatif tidak dapat dipastikan, (2) sistem-sistem
spekulatif bersifat metafisis, (3) sistem-sistem spekulatif tidak ilmiah.
5. Filsafat Sejarah Kritis
Filsafat sejarah kritis tidak memandang pada proses sejarah secara
menyeluruh, tetapi memikirkan masalah-masalah pokok penyelidikan
sejarah itu sendiri, cara dan metode yang digunakan oleh sejarawan, dan
sebagainya.

C. Sejarah Sebagai Pengetahuan Mengenai Masa Silam


1. Tugas Seorang Ahli Sejarah

6
Tugas seorang ahli sejarah khususnya dalam menghasilkan karya
sejarah, adalah memperoleh pengetahuan masa silam, lalu menyajikannya
karya tersebut kepada sidang pembaca. Memang diakui oleh para ahli
sejarah bahwa penulisan sejarah lebih merupakan masalah penafsiran
peristiwa masa silam daripada usaha menghidupkan kembali atau
menciptakannya. Penafsiran yang dilakukan oleh ahli sejarah, jenis
perspektif yang dipilih dan tujuan yang terdapat di balik pemikiran dan
penulisan itu bener-bener sangat penting. Sebagai keseluruhan segi-segi
pemikiran itu merupakan pandangan sejarah penulis. Perbedaan pilihan
bacaan yang berbeda dengan sudut pandang yang tidak sama, tentu saja
menghasilkan karya sejarah yang berbeda pula. Perlu diperhatikan,
sekalipun perspektif dan tujuan mereka tidak sama, semua penulis
agaknya juga sepakat bahwa tiada yang lebih penting bagi pengertian kita
manusia tentang masa kini dan masa depan selain pandangan kita tentang
masa silam.
2. Memahami Peristiwa Masa Silam
Terdapat empat unsur pemikiran sejarah yang dapat digunakan untuk
memahami dan mendalami peristiwa masa silam. Keempat unsur
pemikiran itu dapat dijelaskan atau diuraikan sebagai berikut:
a. Waktu
Ahli sejarah perlu memperhatikan kronologi agar dapat mengisahkan
mengapa peristiwa itu terjadi dalam kurun waktu tersebut. Kejadian
hanya satu kali dan satu atau dua kejadian hanya dapat mempunyai
satu kaitan dalam waktu. Apalagi, waktu yang menyangkut peristiwa
masa silam dapat diukur secara tepat.
b. Fakta
Fakta merupakan dasar yang penting dalam penulisan dan pengkajian
sejarah. Dalam bahasa umum kata fakta diartikan sebagai kenyataan,
mengandung kepastian yang diterima begitu saja dan andaikata terjadi
kesangsian, maka dalam praktek hal ini dapat dipecahkan. Dalam

7
pandangan filsafat sejarah kritis, seorang filsuf selalu akan
menanyakan apakah yang ada dibalik fakta itu.
c. Kausalitas
Kausalitas merupakan ciri khas pemikiran sejarah modern ialah
tekanan pada sebab musabab atau sebab akibat. Para ahli sejarah
menerima pendapat bahwa pada umunya kejadian-kejadian
mempunyai banyak penyebab, bukan hanya satu.
d. Penyelidikannya
Ahli sejarah memiliki ketertarikan sendiri dalam meneliti atau menulis
karya sejarah sesuai dengan latar belakang ilmunya sendiri. Penelitian
dan sampai pada penulisan sejarah tidaklah harus menjadi monopoli
ahli sejarah, siapapun yang tertarik dan berminat pada sejarah juga
dapar menghasilkan karya sejarah.
3. Pandangan Kaum Skeptis Terhadap Pengetahuan Sejarah
Kaum skeptic beranggapan bahwa apakah masa silam memang
pernah ada atau masa silam hanya merupakan hasil rekayasa, hasil
khayalan cerita yang ditulis oleh sejarawan. Kaum skeptis tidak pernah
dapat mengecek tentang sejarah masa silam yang dapat dipercaya atau
tidak memperhatikan prinsip-prinsip dalam pengetahuan sejarah. Sumber-
sumber sejarah adalah merupakan bukti bagi sejarawan bahwa masa silam
itu dapat dipercaya atau didengarkan.

4. Mesin-mesin Waktu dan Verifikasionisme


Dalam filsafat sejarah masalah utama yang menjadi kendala adalah
mengenai sejauh mana dapat diperoleh pengetahuan yang benar mengenai
masa silam. Sejarah merupakan mesin waktu yang mengarahkan kepada
masalah-masalah bagaimana masa silam itu dapat di tuliskan,
digambarkan, atau di rekontruksi kembali kebenaranya. Pengetahuan yang
dapat di percaya adalah sesuatu yang dapat diamati secara langsung,
maka muncul

8
aliran verifikasionisme yang dimana verifikasionisme memiliki pandangan
bahwa pengetahuan mengenai masa silam dapat di mungkinkan dan di
benarkan apabila didukung bukti historis seperti dokumen dan prasasti.

D. Fakta Sebagai Dasar Pengkajian Sejarah


1. Fakta dan Pernyataan
Fakta sebagai dasar kajian sejarah adalah mutlak dan selalu dapat
diandalkan. Carl L Becker mengingatkan bahwa fakta seringkali bukanlah
kenyataannya. Ada fakta yang tidak disanggah oleh banyak orang yaitu
hard fact, misalnya perang dunia dimulai agustus 1914. Sedangkan suatu
fakta yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut adalah suatu fakta lemah
atau soft fact.

2. Fakta Sejarah
Menurut Becker, fakta terdapat dalam benak sejarawan. Kita
memandang masa silam dengan kondisi saat ini, dan dengan kondisi inilah
timbul fakta dalam benak kita. Namun Ankersmit menyanggah bahwa kita
harus membedakan antara fakta dengan pernyataan mengenai fakta. Fakta
dapat terkandung dari catatan atau sumber, dan sejarawan memberikan
pernyataan mengenai fakta tersebut.
3. Fakta Unik dan Fakta General
Fakta unik adalah faktya yang terkandung dalam suatu kejadian
yang hanya satu kali terjadi. Berbeda dengan ilmuwan pasti, sejarawan
tidak (atau amat jarang) memberikan pernyataan umum atau fakta general.
Bila seorang sejarawan memberikan suatu fakta umum, maka ia akan
membatasinya dengan batasan tempat dan waktu.
4. Pertanyaan-pertanyaan Mengenai Masa Silam
Yang dimaksud dengan pernyataan sejarah adalah pernyataan-
pernyataan mengenai fakta sejarah. Suatu pernyatan sejarah memberikan
gambaran keadaan historis yang diceritakan sejarawan. Pernyataan yang

9
diberikan sejarawan ini dapat tunggal bila faktanya unik, dapat pula jamak
bila faktanya general. Sejarawan tidaklah perlu merumuskan suatu
pernyataan umum sebagaimana ilmuwan, oleh karenanya ia tidak perlu
menyelidiki kesahihan pernyataan umum.

5. Empat Teori Kebenaran Sejarah


a. Teori Tindak Bahasa
Teori tindak bahasa dapat diterangkan sebagai teori mengenai
pernyataan. Dalam teori tindak bahasa pernyataan “X” tidak ada
bedanya dengan “X adalah benar.” Teori ini tidak banyak memberi
perspektif dalam kajian sejarah.
b. Teori Pragmatis
Teori Pragmatis merupakan pernyataan dinyatakan benar jika
pernyataan tersebut memberi manfaat. Misalnya saja penyataan “hujan
terjadi setiap rabu sore” akan benar bila selama kita dapat
menyaksikan hari rabu, kita menemui hujan. Dalam kajian sejarah ini
bukanlah perspektif yang diperlukan.
c. Teori Korespondensi
Dalam teori korespondensi suatu pernyataan dikatakan benar
bila bersesuaian dengan kenyataan.
d. Teori Koherensi
Teori koherensi menunjukkan bagaimana
kita menetapkan bagaimana suatu pernyataan dianggap benar.

10
BAB III
SIMPULAN

Filsafat sejarah sebagai fenomena untuk mencari penjelasan dan


kebenaran serta masuk ke dalam pikiran. Filsafat sejarah spekulatif adalah
mencari struktur dalam yang terkandung dalam proses sejarah
keseluruhannya. Proses sejarah dalam tinjauan spekulatif tidak hanya
membicarakan segala sesuatu yang terjadi sampai sekarang ini, tetapi
sesuatu yang masih terus terjadi. Hal ini berarti dalam filsafat sejarah
spekulatif membahas pula masalah prediksi, masalah masa depan. Tugas
seorang ahli adalah memperoleh pengetahuan masa silam, lalu
menyajikannya karya tersebut kepada sidang pembaca. Dalam menyajikan
sejarah diperlukan pengetahuan yang sesuai dengan fakta. Fakta sebagai
dasar kajian sejarah adalah mutlak dan selalu dapat diandalkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aam, Abdillah. (2012). Pengantar Ilmu Sejarah, Bandung: Pustaka Setia.


Fadhil Lubis, Nur A. (2015). Pengantar Filsafat Umum. Medan: Perdana
Publishing.
Hadi, Sundoro M. Teka-Teki Sejarah (Berbagai Persoalan Tentang Filsafat
Sejarah). Jawa Timur: Jember University Press.
Jan Hendrik, Rapar. (2010). Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
Kurnia, Lilis. (2015). Filsafat Sejarah Kritis.
https://www.scribd.com/doc/290855421/Filsafat-Sejarah-Kritis. Diakses
pada 25 September 2020.
Suaedi. (2016). Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: PT. Penerbit IPB Press.
Suminar, Tri. Tinjauan Filsafati (Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Manajemen Pembelajaran Berbasis Teori Sibernetik). Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Tamburaka, Rustam. (2002). Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah,
Sejarah Filsafat dan Iptek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Academia. Filsafat Sejarah.
https://www.academia.edu/2414570/FILSAFAT_SEJARAH?auto=downlo
ad. Diakses pada 27 September 2020.
Wordpress. Fakta Dalam Sejarah. April 2016.
https://ayatayatadit.wordpress.com/2016/04/14/fakta-dalam-kajian-
sejarah/. Diakses pada 26 September 2020.

12

Anda mungkin juga menyukai