Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FILSAFAT ILMU
Tentang
HAKIKAT FILSAFAT DAN HAKIKAT ILMU

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Humam Hakiki (2214090040)

Dosen Pengampu:
Dr. Gusmirawati, S. Pd. I., MA

PRODI TADRIS IPS B


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN)
IMAM BONJOL
PADANG
1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat


dan hidayahnya. Atas berkat rahmat dan hidayah-nya serta berbagai upaya,tugas
makalah mata kuliah Filsafat Ilmu berjudul “Hakikat Filsafat dan Hakikat Ilmu
” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu yaitu Ibuk Dr.
Gusmirawati, S.Pd.I., MA kami mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Dr.
Gusmirawati, S.Pd.I., MA selaku dosen bidang studi Manajemen Strategis yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Disadari bahwa makalah ini
masih kurang sempurna. Untuk itu di harapkan berbagai masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaannya. Semoga makalah ini bermanfaat.

Padang, 2 Maret 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Hakikat Filsafat..............................................................................................3
B. Hakikat Ilmu...................................................................................................4
C. Metode-metode dalam Filsafat.......................................................................6
D. Persamaan dan Perbedaan antara Filsafat dan Ilmu.......................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat adalah merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala
sesuatu untuk memperoleh kebenaran.Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang
hakikat. Ilmu pengetahuan tentang hakikat menanyakan tentang apa hakikat atau
sari atau inti atau esensi segala sesuatu. Filsafat adalah suatu titik penemuan
tentang hakikat kebenaran yang sudah ada namun ingin dikembangkan lebih
mendalam tanpa adanya ujung dari kebenaran yang ada karena penyelesaian
masalah dalam filsafat itu bersifat mendalam dan universal.

Filsafat merupakan sikap atau pandangan hidup dan sebuah bidang terapan
untuk membantu individu untuk mengevaluasi keberadaannya dengan cara yang
lebih memuaskan. Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan pemahaman
membawa kita kepada tindakan yang telah layak, filsafat perlu pemahaman bagi
seseorang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan karena ia menentukan
pikiran dan pengarahan tindakan seseorang untuk mencapai tujuan.

Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik
bersifat abstrak ataupun riil meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta.Sehingga
untuk faham betul semua masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-
pemetaan dan mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian dari luasnya ruang
lingkup filsafat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Hakikat dari Filsafat ?
2. Apa hakikat dari Ilmu?
3. Metode-metode apa saja dalam Filsafat?
4. Apa persamaan dan perbedaaan antara Filsafat dan Ilmu?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Hakikat dari Filsafat

1
2. Untuk Mengetahui Apa hakikat dari Ilmu
3. Untuk Mengetahui Metode-metode apa saja dalam Filsafat
4. Untuk Mengetahui Apa persamaan dan perbedaaan antara Filsafat dan
Filsafat Ilmu

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Filsafat
Manusia di dunia selalu dihinggapi rasa keingintahuan. Jujun S.
Suriasumantri menyatakan pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian
dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya.
Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang
belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuannya akan
pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikian
juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus
terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
Poedjawiyatna memdefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang
berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan
pikiran belaka.1 Hasbullah Bakry, mengatakan bahwa Filsafat ialah sejenis
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengaan mendalam mengenai
ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagamana hakikatnya sejauh yang dapat di capai akal manusia dan
bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. Plato
menyatakan bahwa Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran asli.2 Bagi Aristoteles, Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang tergabung di dalamnya metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik dan estetika. Dan bagi Al Farabi, Filsafat adalah pengetahuan
tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Imamanuel Kant
mendefinisikan Filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok pangkal
segala pengetahuan yang tercakup didalamnya empat persoalan3:
A. Apa yang dapat diketahui? (dijawab Metafisika)

1
Rahman, M. Taufiq. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, 2020.
2
Aulia, Rihlah Nur. "Berfikir Filsafat; Sebagai Pembentukan Kerangka Berfikir Untuk
Bertindak." Jurnal Studi Al-Qur'an 11.1 (2015): 81-89.
3
Nurgiansah, Heru. "Filsafat pendidikan." (2021).

3
B. Apa yang seharusnya diketahui? (dijawab Etika)
C. Sampai dimana harapan kita? (dijawab Agama)
D. Apa itu manusia? (dijawab Antropologi).
O’Kattsoff, filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak
mungkin dan menerbitkan serta mengatur semua itu didalam bentuk yang
sistematis.4Filsafat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman
membawa kita kepada tindakan yang layak.Filsafat merupakan pemikiran yang
sistematis.Kegiatan kefilsafatan adalah merenung, tetapi merenung bukanlah
melamun, juga bukan berfikir secara kebetulan yang bersifat untung-
untungan.Perenungan kefilsafatan ialah percobaan untuk menyusun suatau sistem
pengetahuan yang rasional yang memadai untuk memahami dunia tempat kita
hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri. Perenungan kefilsafatan dapat
merupakan karya satu orang yang dikerjakan sendiri, ketika ia dengan pikirannya
berusaha keras menemukan alasan dan penjelasan dengan cara semacam bertanya
pada diri sendiri. Atau perenungan itu dapat pula dilakukan oleh dua atau lebih
dari dalam suatu percakapan ketika mereka melakukan analisis, melakukan kritik
dan menghubungkan pikiran mereka secara timbal balik. Perenungan kefilsafatan
dapat pula semacam percakapan yang dilakukan dengan diri sendiri atau orang
lain. Hal itu dapat ditunjukkan oleh aktifitas seorang filsuf yang berhubungan
dengan polemik yang terkadang mempertentangkan dan membandingkan diantara
alternatif-alternatif yang masing-masing berpegangan dari unsur atau segi yang
penting, dan kemudian mencoba untuk mengujinya pada pengalaman, kenyataan
empirik dan akal.Ada yang berpendirian bahwa pengetahuan diperoleh hanya
melalui pengalaman, dan ada yang berpendirian bahwa pengetahuan didapat
hanya melalui akal.Kedua pendirian itu diuraian secara panjang lebar sampai
tercapai suatu sintesis.
B. Hakikat Ilmu
Kata “ilmu” merupakan terjemahan dari kata “science”, yang secara
etimologis berasal dari kata latin “scinre”, artinya “to know”. Dalam pengertian

4
Marjan Miharja, S. H. Buku Ajar Filsafat Hukum. CV Cendekia Press, 2021.

4
yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam yang
sifatnya kuantitatif dan obyektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu
memiliki dua pengertian, yaitu :

a. Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut,
seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya.
b. Ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang soal duniawi,
akhirat, lahir, bathin, dan sebagainya, seperti ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu
bathin, ilmu sihir, dan sebagainya.5

Menurut Harold H. Titus, ilmu (science) diartikan sebagai common sense


yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda – benda
atau peristiwa – peristiwa dengan menggunakan metode – metode observasi, yang
teliti dan kritis.6

Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan


mensistematisasikan suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan
pengamatan dalam kehidupan sehari – hari, namun dilanjutkan dengan suatu
pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Sebagai contohnya, ketika manusia melihat suatu objek yang menjadi kebenaran
umum dan berusaha untuk mengenalnya dengan berbagai pemikiran dan cara
pandang ataupun cara berfikir.

Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara obyektif, tujuannya untuk
menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang
diperoleh dengan ilmu, diperoleh melalui observasi, eksperimen, klasifikasi dan
analisis. Ilmu itu objektif dan mengesampingkan unsur pribadi, pemikiran logika
diutamakan, netral dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat

5
Situmeang, Ivonne Ruth Vitamaya Oishi. "Hakikat Filsafat Ilmu dan Pendidikan dalam Kajian
Filsafat Ilmu Pengetahuan." IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial Dan Humaniora 5.1 (2021):
1-17.
6
Ibda, Hamidulloh. Filsafat umum zaman now. CV. Kataba Group, 2018.

5
kedirian, karena dimulai dengan fakta, ilmu merupakan milik manusia secara
komprehensif.

Ilmu merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten


mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan
logika dan dapat diamati pancaindera manusia.

Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah


pengetahuan tentang segala persoalan baik dunia maupun akhirat yang bersifat
sistematis dan mempunyai dasar yang dapat dipertanggungjawabkan.

C. Metode-metode dalam Filsafat


Metode-metode filsafat yang khas adalah sebagai berikut:
a. Metode Kritis : Socrates dan Plato
Metode ini bersifat analisis istilah dan pendapat atau aturan-aturan
yang di kemukakan orang. Merupakan hermeneutika, yang menjelaskan
keyakinan dan memperlihatkan pertentangan.Dengan jalan bertanya
(berdialog), membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak yang
akhirnya di temukan hakikat.
b. Metode Intuitif : Plotinus dan Bergson
Dengan jalan metode intropeksi intuitif dan dengan pemakaian simbol-
simbol di usahakan membersihkan intelektual (bersama dengan pencucian
moral), sehingga tercapai suatu penerangan pemikiran. Sedangkan
Bergson dengan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan,
tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.
c. Metode Skolastik : Aristoteles, Thomas Aquinas, Filsafat Abad
Pertengahan.
Metode ini bersifat sintetis-deduktif dengan bertitik tolak dari definisi-
definisi atau prinsip-prinsip yang jelas dengan sendirinya di tarik berbagai
kesimpulan.
d. Metode Geometris : Rene Descartes dan Pengikutnya

6
Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks di capai intiuisi akan
hakikat-hakikat sederhana (ide terang dan berbeda dari yang lain), dari
hakikat-hakikat itu dideduksikan secara matematis segala pengertian
lainnya.
e. Metode Empiris : Hobbes, Locke, Berkeley, David Hume
Hanya pengalamanlah menyajikan pengertian benar, maka semua
pengertian (ide-ide) dalam intropeksi di bandingkan dengan cerapan-
cerapan (impresi) dan kemudian di susun bersama secara geometris.
f. Metode Transendental : Immanuel Kant dan Neo skolastik
Metode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan
analisis diselidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian demikian.
g. Metode Fenomenologis : Husserl, Eksistensialisme
Yakni dengan jalan beberapa pemotongan sistematis (reduction),
refleksi atau fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat-
hakikat murni.Fenomelogi adalah suatu aliran yang membicarakan tentang
segala sesuatu yang menampakkan diri, atau yang membicarakan gejala.
Hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan dan menurut
Husserl ada tiga macam reduksi yaitu:
1) Reduksi Fenomologis, kita harus menyaring pengalaman-
pengalaman kita dengan maksud supaya mendapatkan fenomena
dalam wujud semurni-murninya.
2) Reduksi eidetis, penyaringan atau penempatan inti sari atau
fenomena untuk melihat hakikat sesuatu.
3) Reduksi Transendental, eksistensi dan segala sesuatu yang tiada
hubungan timbal balik dengan kesadaran murni agar sampai
kepada apa yang ada pada subjek itu sendiri.
h. Metode Dialektis : Hegel dan Mark
Dengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau alam sendiri menurut
triade tesis, antitetis, sistesis di capai hakikat kenyataan.Dialektis itu di

7
ungkapkan sebagai tiga langkah, yaitu dua pengertian yang bertentangan
kemudian di damaikan (tesis-antitesis-sintesis).
i. Metode Non-positivistis
Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan
mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan
positif (eksakta).
j. Metode analitika bahasa : Wittgenstein
Dengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau
tidaknya ucapan-ucapan filosofis. Metode ini di nilai cukup netral sebab
tidak sama sekali mengendalikan salah satu filsafat. Keistimewaannya
adalah semua kesimpulan dan hasilnya senantiasa di dasarkan kepada
penelitian bahasa yang logis.

D. Persamaan dan Perbedaan antara Filsafat dan Ilmu


Persamaan Filsafat dan Ilmu, sebagai berikut:
a. Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek
selengkap-lengkapnya sampai ke akar-akarnya.
b. Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada
antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-
sebabnya.
c. Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandengan.
d. Keduanya mempunyai metode dan sistem.
e. Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya
timbul dari hasrat manusia (objektifitas), akan pengetahuan yang lebih
mendasar.7
Adapun perbedaan Filsafat dan Ilmu adalah sebagai berikut:
a. Objek material filsafat itu bersifat universal, yaitu segala sesuatu yang ada
sedangkan material ilmu itu bersifaat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya
7
Abbas, Pirhat. "Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama." Jurnal, Media Akademika 25.2 (2010).

8
terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak,
sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu.
b. Objek formal filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian
dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar.
Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Disamping itu,
objek formal ilmu itu bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia
itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.
c. Filsafat dilaksanakan dalam suatu suatu suasana pengetahuan yang
menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah
diadakan riset lewat pendekatan trial dan error. Oleh karena itu, nilai ilmu
terletak pada kegunaan pragmatis, sedang kegunaan filsafat timbul dari
nilainya.
d. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu
menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
e. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan mendalam
sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab
yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder (secondary
cause).8

8
Samuji, Samuji. "PENGERTIAN, DASAR-DASAR DAN CIRI-CIRI FILSAFAT." Jurnal
Paradigma 13.01 (2022): 1-16.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia di dunia selalu dihinggapi rasa keingintahuan. Jujun S.
Suriasumantri menyatakan pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian
dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-
duanya.Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa
yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuannya
akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini.
Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk
berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita
jangkau.
The Liang Gie mendefinisikan filsafat ilmu adalah segenap pemikiran
reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan
manusia.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah dalam menyusun karya tulis ini
penulis menyadari adanya kekurangan serta sangat singkat sekali, dari kekurangan
itu semoga dapat bermanfaat sebagai referensi suapaya tidak terulangi, dalam
penyusunan karya tulis ini penulis juga percaya ada kelebihan-kelebihan yang
dapat diperoleh sehingga dapat pula dijadikan referensi. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan sekali saran dan kritikan untuk perbaikan karya tulis ini,
dan tidak lupa penulis menghaturkan banyak terimakasih, semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, P. (2010). Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama. Jurnal, Media


Akademika, 25(2).
Aulia, R. N. (2015). Berfikir Filsafat; Sebagai Pembentukan Kerangka Berfikir
Untuk Bertindak. Jurnal Studi Al-Qur'an, 11(1), 81-89.
Ibda, H. (2018). Filsafat umum zaman now. CV. Kataba Group.
Marjan Miharja, S. H. (2021). Buku Ajar Filsafat Hukum. CV Cendekia Press.
Nurgiansah, H. (2021). Filsafat pendidikan.
Rahman, M. T. (2020). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Prodi S2 Studi Agama-Agama
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Samuji, S. (2022). PENGERTIAN, DASAR-DASAR DAN CIRI-CIRI
FILSAFAT. Jurnal Paradigma, 13(01), 1-16.
Situmeang, I. R. V. O. (2021). Hakikat Filsafat Ilmu dan Pendidikan dalam Kajian
Filsafat Ilmu Pengetahuan. IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial Dan
Humaniora, 5(1), 1-17.

11

Anda mungkin juga menyukai