Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA
FILSAFAT DAN PENDIDIKAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan pada
Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Disusun Oleh :

Nurfaidah Muthmainnah 20800121005

Nurasyifa 20800121015

Syamsinar 20800121023

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan limpahan rahmat-
Nya kepada kita semua, dan khususnya pada penulis, sehingga penulis dapat
membuat makalah ini dengan judul: “Hubungan antara Filsafat dan
Pendidikan” Untuk memenuhi tugas makalah Karya Tulis Ilmiah.
Shalawat serta salam tak lupa pula kita senantiasa limpahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang senantiasa memberi petunjuk
kepada hamba Allah serta menegakkan agama Allah di muka bumi ini.
Makalah ini Sebagai tugas dari mata kuliah Karya Filsafat Pendidikan.
Penulis amat menyadari bahwa dari awal penulisan hingga akhir ini telah
banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bimbingan,
motivasi, pikiran, dan doa. Maka Makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa
bantuan dan kerjasama bimbingan dari Dosen, Untuk itu saya ucapkan banyak
terima kasih.
Akhirnya perlu saya sampaikan bahwa makalah ini selalu terbuka untuk
menerima masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
saya harapkan dari dosen, rekan-rekan mahasiswa maupun yang membaca
makalah ini. Terima kasih.

Samata, Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………… 2


DAFTAR ISI ……………………………………………………………... 3

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah ...……………………………………………….. 5
C. Tujuan ……………………………………………………………... 5
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat …………………………………………………. 6
B. Pengertian Ilmu Pengetahuan ……………………………………… 8
C. Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan …………………….. 10
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 13
B. Saran ……………………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan
rasa ragu-ragu sedangkan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat
didorong untuk mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu,
berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui
dalam kemestaan yang seakan tak terbatas. Demikian juga berfilsafat berarti
mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh
sebenarnya kebenaran yang dicaritelah diangkau.Ilmu merupakan pengetahuan
yang digumuli sejak sekolah dasar pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi,
berfilsafat tentang ilmu berarti terus terang kepada diri sendiri. Ilmu
membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga
disebabkan metode yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji
kebenarannya secara empiris.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka
dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering
dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena
kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja.
Sesungguhnya isi alam yang dapat diamati hanya sebagian kecil saja,
diibaratkan mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas
permukaan laut saja. Sementara filsafat mencoba menyelami sampai kedasar
gunung es itu untuk meraba segalasesuatu yang ada melalui pikiran dan
renungan yang kritis.Sedangkan pendidikan merupakan salah satu bidang
ilmu, sama halnyadengan ilmu-ilmu lain. Pendidikan lahir dari induknya yaitu
filsafat, sejalan dengan proses perkembangan ilmu, ilmu pendidikan juga lepas
secara perlahan-lahan dari induknya. Pada awalnya pendidikan berada
bersama dengan filsafat, sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri
dengan pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk

4
kepentingan memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan
peningkatan hidup manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Filsafat ?
2. Apa pengertian ilmu Pengetahuan ?
3. Kedudukan dan keterkaitan filsafat dalam ilmu pengetahuan ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengatahui apa pengertian filsafat.
2. Untuk mengetahui apa pengertian ilmu Pengetahuan.
3. Untuk mnegetahui kedudukan dan keterkaitan filsaafat dalam ilmu
Pengetahuan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Kata filsafat yang dalam bahasa Arab falsafat yang dalam bahasa
Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti
cinta (love) dan Sophia yang berarti kebijaksana (wisdom), sehingga
secara etimologi filsafat berarti kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti
yang sedalam-dalamnya. Seorang filsuf adalah seroang pecinta atau
pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh
Phytagoras (582-496 SM). Arti filsafat pada saat ini belum begitu jelas,
kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti halnya yang banyak
dipakai sekarang ini oleh para kaum sophist dan juga oleh Socrates (470-
399 SM).1
Secara terminologi maksudnya arti yang dikandung oleh istilah
atau statemen ‘filsafat’. Lantaran batasan filsafat itu banyak, maka sebagai
gambaran dikenalkan beberapa batasan.
1. Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai
pengetahuan kebenaran yang asli.
2. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran
yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat
keindahan).
3. Al-Farabi
Afilsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud
bagaimana hakikat yang sebenarnya.
4. Rene Descartes
Filsafat adalah kumpulan segela pengetahuan di mana Tuhan,
alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.

1
Lasiyo dan Yuwonon, 1985, hlm. 1

6
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-
dalamnya bagi segala Pengetahuan pikiran atau rasio. Filsafat adalah
pendangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihar dari segi
yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Filsafat dibutuhkan manusia dalam upaya menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang timbul dalam berbagai lapangan kehidupan manusia.
Jawaban itu merupakan hasil pemikiran yang sistematis, integral,
menyeluruh dan mendasar. Jawaban seperti itu juga digunakan untuk
mengastasai masalah-masalah menyangkut berbagai bidang kehidupan
manusia, termasuk bidang pendidikan. Dengan demikian, diharapkan agar
manusia dapat mengerti dan memiliki pandangan yang menyeuruh dan
sistematis mengenai alam semesta dan tempat manusia di dalamnya.
Tujuan filsafat adalah mencari hakikat dari suatu objek/gejala
secara mendalam. Adapun pada ilmu Pengetahuan empiris hanya
membicarakan gejala-gejala. Membicarakan gejala-gejala untuk masuk ke
hakikat itulah dalam filsafat.
Filsafat itu radikal berarti filsafat harus mencari Pengetahuan
sedalam-dalamnya (sampai akar-akarnya). Radikalitas di sini berarti dalam
pengertian sejauh akal manusia mampu menemukannya, sebab filsafat
tidak akan membicarakan yang jelas berada di luar jangkauan akal budi
yang sehat. Filsafat tidak membatasi objek ilmu-ilmu Pengetahuan. Di
samping itu, filsafat itu radikal karena berusaha untuk mencari hakikat dari
objek yang dibahas.
Filsafat itu integral berarti mempunyai kecenderungan untuk
memperoleh Pengetahuan yang utuh sebagai suatu keseluruhan. Jadi,
filsafat ingin memandang objeknya secara integral.

7
B. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau
fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial, yang diperoleh
manusia melalui proses berfikir. Itu artinya setiap ilmu merupakan
pengetahuan tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui
dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi . Dalam hal ini, kita
akan meluruskan paradigma-paradigma tentang ilmu pengetahuan yang
selama ini banyak yang melenceng. Dengan filsafat kita akan
mengislamisasi ilmu pengetahuan. Agar nantinya fungsi ilmu pengetahuan
tidak melenceng dari norma agama ataupun norma negara.
Pengetahuan sebagai produk berpikir merupakan obor dan semen
peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup
dengan lebih sempurna. Berbagai peralatan dikembangkan manusia untuk
meningkatkan kualitas hidupnya dengan jalan menerapkan pengetahuan
yang diperolehnya. Proses penemuan dan penerapan itulah yang
menghasilkan kapak dan batu zaman dulu sampai komputer zaman
sekarang. Berbagai masalah memasuki benak pemikiran manusia dalam
menghadapi kenyataan hidup sehari-hari dan beragam buah pemikiran
telah dihasilkan sebagai bagian dari sejarah kebudayaannya.
Ilmu berkembang pesat, demikian juga dengan cabang-cabangnya.
Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari dua cabang
utama yakni, filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam
dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam ilmu sosial.
Sehubungan dengan adanya berbagai sumber, sifat-sifat, karakter, dan
susunan ilmu pengetahuan itu orang mengantarakan pembagian ilmu
pengetahuan.
Pembagian ilmu pengetahuan tergantung kepada cara dan tempat
para ahli itu meninjaunya. Pada Zaman Purba dan Abad Pertengahan
pembagian ilmu pengetahuan berdasarkan kesenian yang merdeka, yang

8
terdiri dari dua bagian yaitu: (i) trivium, dan (ii) audrivium Trivium atau
tiga bagian ialah:
a. Gramatika, bertujuan agar manusia dapat menyusun pembicaraan
dengan baik.
b. Dialektika, bertujuan agar manusia dapat berpikir dengan baik,
formal, dan logis.
c. Retorika, bertujuan agar manusia dapat berbicara dengan baik.
Quidrivium atau empat bagian terdiri dari:
a. Aritmatika, adalah ilmu hitung
b. Geometrika, adalah ilmu ukur
c. Musika, adalah ilmu music
d. Astronomia, adalah ilmu perbintangan
Menurut pembagian klasik, maka ilmu pengetahuan dibedakan
atas natural science dan social science.
Sedang C.A Van Peurson membedakan ilmu pengetahuan atas :
a. Ilmu pengetahuan kemanusiaan
b. Ilmu pengetahuan alam
c. Ilmu pengetahuan hayati
d. Ilmu pengetahuan logika-deduktif
Di dalam Undang-Undang Pokok Pendidikan tentang Perguruan
Tinggi Nomor 22 Tahun 1961 di Indonesia mengklasifikasikan ilmu
pengetahuan atas empat kelompok ilmu sebagai berikut
a. Ilmu agama/kerohanian, yang meliputi ilmu agama dan ilmu jiwa;
b. Ilmu kebudayaan, yang meliputi ilmu sastra, ilmu sejarah, ilmu
pendidikan, dan ilmu filsafat;
c. Ilmu sosial, yang meliputi ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu sosial-
politik, ilmu ketenegaraan dan ketataniagaan;
d. Ilmu eksakta, yang meliputi ilmu hayat, ilmu kedokteran, ilmu
farmasi, ilmu kedokteran hewan, ilmu pertanian, ilmu pasti alam, ilmu
teknik, ilmu geologi, ilmu oceanografi.

9
C. Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan
Setelah kita mengetahui arti dari filsafat dan ilmu pengetahuan,
kali ini kita akan mencoba meletakkan di mana posisi filsafat ilmu ketika
dihadapkan dengan islamisasi ilmu pengetahuan. Orang yang tidak
berfilsafat tidak akan mengerti bagaimana sebaiknya ilmu pengetahuan
tersebut diperlakukan. Yang mana dalam pemanfaatan tersebut tidak
didasari dengan rasa keruhanian yang taat akan Tuhannya. Maka dari
landasan itulah filsafat ilmu berperan penting dalam islamisasi ilmu
pengetahuan. 
Filsafat adalah induk dari ilmu Pengetahuan (mater scientiarium)
yang melahirkan banyak ilmu penngetahuan yang membahas sesuai
dengan apa yang telah di kaji dan diteliti didalamnya. Dalam hal metode
dan obyek studinya, filsafat berbeda dengan ilmu Pengetahuan, ilmu
Pengetahuan menyelidiki masalah dari satu bidang khusus saja, dengan
selalu menggunakan metode observasi dan eksperimen dari fakta-fakta
yang dapat diamati. Sementara filsafat berpikir sampai di belakang fakta-
fakta yang nampak.
Dalam ilmu Pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral,
asal, atau pokok. Karena filsafat lah yang mula-mula merupakan satu-
satunya usaha manusia dibidang kerohanian untuk mencapai kebenaran
atau Pengetahuan. Memang lambat laun beberapa ilmu-ilmu Pengetahuan
itu akan melepaskan diri dari filsafat akan tetapi tidaklah berarti ilmu itu
sama sekali tidak membutuhkan bantuan dari filsafat. Filsafat akan
memberikan alternatif mana yang paling baik untuk dijadikan pegangan
manusia.
Pada dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi landasan filosofi
untuk memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai
membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah.Secara subtantif
fungsi pengembangan tersebut memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu
masing-masing agar dapat menampilkan teori subtantif.Selanjutnya secara
teknis dihadapkan dengan bentuk metodologi, pengembangan ilmu dapat

10
mengoprasionalkan pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari
disiplin ilmu masing-masing.
Sedangkan kajian yang dibahas dalam filsafat ilmu adalah meliputi
hakekat (esensi) pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh
perhatian terhadap problem-problem mendasar ilmu pengetahuan seperti;
ontologi ilmu, epistimologi ilmu dan aksiologi ilmu. Dari ketiga landasan
tersebut, bila dikaitkan dengan Islamisasi ilmu pengetahuan maka letak
filsafat ilmu itu terletak pada ontologi dan epistimologinya. Ontologi disini
titik tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan yang didasarkan atas
sikap dan pendirian filosofis yang dimiliki seorang ilmuwan, jadi landasan
ontologi ilmu pengetahuan sangat tergantung pada cara pandang ilmuwan
terhadap realitas. Manakala realitas yang dimaksud adalah materi, maka
lebih terarah pada ilmu-ilmu empiris.Manakala realitas yang dimaksud
adalah spirit atau roh, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu humanoria.
Sedangkan epistimologi titik tolaknya pada penelaahan ilmu
pengetahuan yang di dasarkan atas cara dan prosedur dalam memperoleh
kebenaran. Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa kedudukan
filsafat ilmu dalam ilmu pengetahuan terletak pada ontologi dan
epistemologinya ilmu pengetahuan tersebut.. Ontologi titik tolaknya pada
penelaahan ilmu pengetahuan yang didasarkan atas sikap dan pendirian
filosofis yang dimiliki seorang ilmuwan, jadi landasan ontologi ilmu
pengetahuan sangat tergantung pada cara pandang ilmuwan terhadap
realitas. Manakala realitas yang dimaksud adalah materi, maka lebih
terarah pada ilmu-ilmu empiris.Manakala realitas yang dimaksud adalah
spirit atau roh, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu humanoria. Dan
epistimologi titik tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan yang di
dasarkan atas cara dan prosedur dalam memperoleh kebenaran.
Peran filsafat sangat penting artinya bagi perkembangan dan
penyempurnaan ilmu Pengetahuan. Meletakkan kerangka dasar orientasi
dan visi penyelidikan ilmiah, dan menyediakan landasan-landasan
ontologisme, epistimologis, dan aksiologis ilmu pada umumnya. Filsafat

11
ilmu melakukan kritik terhadap asumsi dan postulat ilmiah serta analisis-
kritis tentang istilah-istilah teknis yang berlaku dalam dunia keilmuan.
Filsafat ilmu juga menjadi pengkritik yang sangat konstruktif terhadap
system kerja dan susunan ilmu.
Pada dasarnya filsafat bertugas memberi landasan filosofi untuk
minimal memahami berbagai konsep dan teori suatu displin ilmu, sampai
membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Secara
substantif fungsi pengembangan tersebut memperoleh pembekalan dan
disiplin ilmu masing-masing agar dapat menampilkan teori substantif.
Selanjutnya secara teknis dihadapkan dengan bentuk metodologi,
pengembangan ilmu dapat mengoperasionalkan pengembangan konsep
tesis, dan teori ilmiah dari disiplin ilmu masing-masing.
Pendapat Immanuel Kant (dalam Kunto Wibisono dkk, 1997) yang
menyatakan bahwa filsafat merupakan disip;in ilmu yang mampu
menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup Pengetahuan manusia secara
tepat. Oleh sebab itu Francis Bacon (dalam The Gie, 1999) menyebutkan
filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of the sciences)
Bisa disimpulkan bahwa ilmu Pengetahuan itu menerima dasarnya
dari filsafat, antara lain:
a. Setiap ilmu Pengetahuan itu mempunyai objek dan problem.
b. Filsafat juga memberikan dasar-dasar yang umum bagi semua
ilmu Pengetahuan dan dengan dasar yang umum itu
dirumuskan keadaan dari ilmu Pengetahuan itu.
c. Di samping itu filsafat juga membrikan dasar-dasar yang
khusus yang digunakan dalam tiap-tiap ilmu Pengetahuan.
d. Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat
ilmu dari semua ilmu Pengetahuan tidak mungkin tiap ilmu itu
meninggalkan dirinya sebagai ilmu Pengetahuan dengan
meninggalkan syarat yang telah ditentukan oleh filsafat.
e. Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu
Pengetahahuan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-
dalamnya bagi segala Pengetahuan pikiran atau rasio. Filsafat adalah
pendangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi
yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau
fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial, yang diperoleh
manusia melalui proses berfikir. Itu artinya setiap ilmu merupakan
pengetahuan tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui
dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi .
Hubungan Filsafat dan Pendidikan mempunyai peranan yang amat
penting dalam sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah
dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan
dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.

B. Saran
Dengan mempelajari hubungan antara filsafat, dan Pengetahuan,
kita akan lebih memahami manfaat-manfaat yang terkandung di dalamnya.
Kita akan lebih paham tentang hal-hal positif yang akan kita peroleh
melalui filsafat dan Pengetahuan. Kita akan menjadi manusia yang
berwawasan luas, cerdas, percaya diri, lebih-lebih kita akan menjadi lebih
dewasa, bijaksana dan bertanggung jawab menjalani kehidupan bersama
masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Surajiyo, Drs. 2013. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta:


Bumi Aksara.
Arifin,H.M. Prof. M.Ed. 1996. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Prasetya, Tri, Drs. 1997. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV.Pusat Setia.
The Liang Gie. 1987. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Yayasan Studi Ilmu
dan Teknologi.

14

Anda mungkin juga menyukai