Anda di halaman 1dari 34

RANGKUMAN MAKALAH-MAKALAH FILSAFAT

Di Susun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum


Dosen Pengampu : Dr. Paiman. M.Pd

Di susun oleh :

Afifah Azkiyah 221220085

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTAN MAULAN HASANUDDIN BANTE
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih,
dengan limpahan rahmat-Nya berupa ilmu dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya. Guna untuk memenuhi tugas untuk mata kuliah
filsafat umum.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatas nya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan membangun
dari dosen pengampu maupun dari teman-teman sekalian. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua amiin.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................4
A. Pengertian filsafat, hakikat dan pembelajaran filsafat .....................................5
B. Macam-macam Filsafat.....................................................................................7
C. Idealisme Plato dan Realisme Aristoteles.........................................................9
D. Idealisme Plato dan Alirannya........................................................................12
E. Atomisme, Tuhan dalam Filsafat Yunani Kuno...............................................14
F. Filsafat Patristik dan Skolastik.........................................................................16
G. Filsafat Islam, Renaissance, dan Humanisme.................................................19
H. Awal Perkembangan Filsafat Empirisme........................................................21
I. Positivisme.......................................................................................................23
J. Filsafat Pragmateisme......................................................................................24
K. Filsafat Fenomenologi....................................................................................26
L. Eksistensialisme..............................................................................................28
M. Filsafat Positivesme dan Pragmatisme..........................................................30
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................31
A. Kesimpulan.....................................................................................................31

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berpikir
pula merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT. kepada kita
manusia. Akal yang diberikan oleh-nya merupakan suatu pembeda antara kita
dengan makhluk lainnya.

Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang
seluruh kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih kebenaran
yang dapar membawa manusia kepada pemahaman, dan pemahaman membawa
manusia kepada tindakan yang lebih layak.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Filsafat?
2. Apakah Objek Filsafat?
3. Bagaimana Sejarah Filsafat?
4. Berapakah macam-macam Filsafat, Tokoh-okoh Filsafat?
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah filsafat umum
2. Mempelajari dan Mengetahui apa itu Filsafat
3. Menambah pengetahuan baru tentang Filsafat dan Sejarahnya
4. Mengetahui macam-macam Filsafat beserta Tokoh-tokoh filsafat

4
BAB II
PEMBAHASAN

BAB 1
( PENGERTIAN FILSAFAT, HAKIKAT FILSAFAT, DAN
PEMBELAJARAN)

A. PENGERTIAN FILSAFAT
Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni
“philosophia”, yang mana merupakan gabungan dari kata “philo” dan “sophia”.
Philo berarti ‘cinta dalam arti yang luas’, sementara sophia berarti ‘kebijakan atau
pandai’. Jadi, dapat disebut bahwa filsafat ini adalah keinginan untuk mencapai
cita pada kebijakan.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli tersebut maka dapat


disimpulkan bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang berusaha mencari sebab
secara mendalam berdasarkan pemikiran dan akal manusia. Filsafat ini juga dapat
menjadi pandangan hidup seseorang sekelompok orang mengenai kehidupan yang
dicita citakan.

Namun, filsafat ini dapat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang
yang sadar dan dewasa ketika memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan
melihat secara menyeluruh dengan segala hubungan.

B. HAKIKAT FILSAFAT

Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang sering terkait, baik secara
substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat.
Filsafat sebagai suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta. Sikap secara
filsafat adalah sikap menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran dan selalu bersedia
meninjau suatu problem dari semua sudut pandang.

5
Filsafat sebagai suatu metode artinya cara berpikir secara reflektif
(mendalam), penyelidikan yang menggunkan alasan, serta berpikir secara hati-hati
dan teliti. Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang
menyeluruh serta mencoba menggantungkan beberapa kesimpulan dari berbagai
ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten.
Jadi dari batasan-batasan di atas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara
mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakekatnya.

C. PEMBELAJARAN FILSAFAT

Filsafat pendidikan Islam berperan penting dalam pengembangan


pendidikan Islam yaitu memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai
masalah yang sedang dihadapi oleh pendidikan Islam. Filsafat pendidikan Islam
memberikan pandangan tertentu tentang manusia (sebagai obyek pendidikan).
Pandangan tentang hakekat manusia yang sangat berkaitan dengan tujuan
hidup manusia sekaligus juga merupakan tujuan pendidikan Islam. Filsafat
pendidikan Islam bertujuan menjabarkan tujuan umum pendidikan Islam tersebut
dalam bentuk-bentuk tujuan khusus yang operasional. Dan tujuan yang
operasioanal ini akan berperan untuk mengarahkan secara nyata gerakan aktifitas
pelaksanaan pendidikan. Peranan filsafat pendidikan Islam dalam pengembangan
pendidikan Islam mengandung analisisnya kepada ilmu pendidikan Islam tentang
hakikat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang
dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses pendidikan.

Peranan filsafat adalah melaksanakan pemikiran rasional analisis dan


teoritis (bahkan spekulatif) secara mendalam dan mendasar melalui proses
pemikiran yang sistematis, logis, dan radikal (sampai keakar-akarnya), tentang
problema hidup dan kehidupan manusia. Produk pemikirannya merupakan
pandangan dasar yang berintikan kepada tiga kekuatan pokok rohani yang
berkembang dalam pusat kemanusiaan manusia yang meliputi: induvidualisme,
sosialisme dan moralisme.

6
BAB 2

( MACAM-MACAM FILSAFAT)

A. MACAM-MACAM FILSAFAT

awal mula filsafat muncul yang hanya melahirkan beberapa disiplin ilmu
seperti; logika, biologi, sosiologi, etika, estetika, ekonomi, dan metafisika. Tetapi
lahir berbagai disiplin ilmu pengetahuan dari induknya yaitu filsafat, dengan
melalui tiga aspek utama yang sangat penting telah diletakkan oleh para filosof
Yunani bahkan hingga kini; ontologi, epsitemologi, dan aksiologi. Melengkapi
pertanyaan dari “apa” yang ada di kajian “ontologi’, kemudian penjelasan tentang
pertanyaan dari pertanyaan “bagaimana” yang ada di kajian “epitemologi” ini, lalu
kemudian dilengkapi dengan apa yang dikaji dalam aksiologi. Karena aksiologi
ini membahas tentang daya manfaat dan daya guna dari bahasan tersebut, apakah
memberi kemanfaatan dan berguna ataukah tidak memberikan manfaat dan tidak
berguna. Kata Kunci: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi.

B. FILSAFAT YUNANI KUNO

Filsafat Yunani Kuno muncul pada abad ke-6 Pramasehi sebagai tonggak


sejarah penutup Abad kegelapan Yunani. Istilah yunani kuno adalah yang
diterapkan kepada yang menggunakan bahasa yunani. Yunani menjadi bagian dari
wilayah kedaulatan kekaisaran romawi, Filsafat digunakan untuk mengenali dunia
melalui penalaran. Filsafat diberdayakan di berbagai bidang ilmu, antara
lain astronomi, epistimologis, matematika, ketatanegaraan, etika, metafisika,
ontologi, logika, biologi, retorika, dan estetika.

Filsafat Yunani memengaruhi hampir semua segi kebudayaan eropa sedari


awal kemunculannya. Alfred North Whitehead pernah mengatakan bahwa
"penyifatan tradisi Filsafat Eropa secara umum yang paling mungkin diterima
semua pihak adalah penyifatannya sebagai tradisi filsafat yang terdiri atas
serangkaian catatan kaki pada karya tulis Plato". Nyata-nyata ada suatu alur

7
pengaruh tak terputus yang menghubungkan para filsuf Yunani Kuno dan
Helenistis dengan filsafat Romawi, Filsafat Islam awal Skolastisme Abad
Pertengahan, Abad Pembaharuan  Eropa, dan Abad Pencerahan.

C. The One dan The Many; Problem Awal Filsafat

Problematika pertama dalam filsafat yaitu ilmu terletak pada penerapan


logika. Problem filsafat sendiri ada dua: problem logika dan problem etika
(moral). Salah satu cara untuk berfilsafat tidak bisa jauh dengan dua faktor
problem diatas. Logika adalah dasar dari berfikir filsafat. Filsafat tidak bisa
memiliki gaya dalam berfikir mengesampingan logika, karena logika adalah dasar
dari berfikir filsafat. 

Begitupun dengan etika atau moral. Filsafat memiliki kecenderungan atas


dasar metaphysics, epistemology, dan ethic. Ketika tiga ini hilang filsafat tidak
memiliki pijakan atas pengetahuan (knowledge) yang substasi. Maka filsafat
memiliki etika atau moral untuk duduk dalam wilayah yang sudah dianggap
sebagai teretorial salah satu sumber filsafat.

D. Filsafat Alam Sebagai Sikap Demotologi

Filsafat alam sebagai sikap demitologi Bangsa yunani yang hidup pada
abab ke 6 (SM) memiliki sistem kepercayaan yang di percaya olehnya adalah
benar, kepercayaan tersebut bersumber pada mitos dan anehnya suatu kebenaran
lewat akal pikir menurut mereka tidak berlaku. Kemudian setelah lengsernya abab
ke 6(SM) mulai muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Hal
mendasar yang tidak dapat di terima oleh pemikir-pemikir hebat kal itu adalah
tentang misteri alam semesta ini. Keadaan yang demikian ini sebgai suatu
demitologi, artinya suatu kebangkitan pemikira untuk menggunakan akal pikir dan
meninggalkan hal-hal yang siftnya mitologi. Sikap belakangan inilah yang
menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern, dan sikap keritis inilah
menjadikan bangsa yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa.

8
BAB 3
( EDIALISME PLATO DAN REALISME ARISTOTELES)

A. EDIALISME PLATO
Plato adalah salah satu filsuf terbesar di dunia yang lahir di Athena yang
lahir pada tahun 428/7 SM.1 Plato lahir dari sebuah keluarga yang terkenal
ayahnya yang bernama ariston dan ibunya yang bernama perictione, dan memiliki
saudara perempuan yang bernama charmides dan keponakan critias yang
merupakan oligarki pada tahun 404/3 SM. pada awalnya Plato dipanggil dengan
sebutan Aristocles dan kemudian diberi nama Plato karena sosoknya yang kuat,
setelah kematian ayahnya yaitu ariston,perictione yaitu ibu plato menikahi
prilampes dan memiliki putra yang mereka diberi nama antiphon yaitu saudara tiri
Plato.
Adapun idealisme Plato tentang ilmu filsafat,sebagai berikut :
A. Ajaran tentang ide
Plato mengartikan bahwasanya kata ide merupakan suatu hal objektif
menurut Plato ada sebuah ide-ide yang terlepas dari subjek yang berpikir, Plato
berkata bahwa semua hal yang ada di entitas ini semuanya ada di alam yaitu alam
tersebut dianalogikan sebagai cetakan kue dan kue-kuenya adalah entitas ini
Pemikiran Plato tentang ide yaitu muncul dan terinspirasi dari gurunya
yaitu socrates, yang mana dikisahkan bahwasanya socrates terus berusaha mencari
sebuah definisi-definisi, socrates tidak puas dengan hanya menyebut satu persatu
perbuatan-perbuatan yang adil atau tindakan-tindakan yang berani, yang socrates
inginkan adalah menyatakan apa keadilan atau kebenaran itu sendiri atau
keutamaan-keutamaan lain tersebut.
Menurut plato realitas itu terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Dunia indrawi : Realitas yang pertama yakni adalah yang mencakup benda-
benda jasmani yang disajikan kepada panca indra, atau yang dimaksud oleh Plato
adalah sesuatu yang dapat dijangkau oleh Indra seperti pohon bunga dan lain-lain
dalam hal ini harus diakui bahwasanya semua tetap berada dalam suatu
perubahan, pohon yang sekarang bagus keesokan harinya sudah layu atau mati
lagi pula hal dunia indrawi ditandai oleh pluralitas sehingga pohon tadi masih
banyak hal yang bagus juga.

9
2. Dunia ide
Sebagaimana ada dunia indrawi maka Plato berpendapat bahwa ada dunia
ide, menurut Plato sebuah dunia yang tidak pernah berubah disebut dunia yang
terdiri atas ide, semua ide bersifat kekal dan tak berubah, dalam dunia ideal sedikit
adanya hal yang bagus karena hanya terdapat satu ide yang bagus.

B. REALISME ARISTOTELES

Aristoteles lahir di kota stageira, pada tahun 384 SM ayahnya bernama


seorang dokter pribadi raja amyntas dari makedonia, Aristoteles kecil dididik oleh
seorang aristokrat hingga umur 17 tahun dan kemudian pergi ke Athena dan
melanjutkan sekolahnya di perguruan tinggi milik Plato Ia tinggal di akademia
selama sekitar 20 tahun hingga Plato meninggal pada tahun 347 SM ia memang
sangat menyayangi gurunya hingga ia pernah berkata ‘’saya menyayangi Plato
tetapi saya lebih menyayangi kebenaran’’ sepeninggalan plato ia menggembala ke
Asia bersama temannya yang bernama xenocrates.

 Teori Aristoteles
Aristoteles adalah seorang filsuf penganut teori geosentris yang mana dia
berpikir bahwasanya bumi adalah pusat alam semesta kemudian matahari bulan
bintang-bintang planet berputar mengitari bumi dan teori ini dipercaya hingga
waktu yang sangat lama Aristoteles berpendapat bahwa setiap aspek kehidupan
manusia bisa dijadikan objek pemikiran dan analisis ia berpendapat bahwa alam
semesta tidak dikendalikan secara kebetulan saja oleh sihir ataupun kehendak
dewa semata melainkan diatur oleh hukum-hukum rasional.

Ada pula dialektika ini berbeda dengan retorika jika retorika adalah
mempertahankan kebenaran maka dialektika adalah menemukan kebenarannya,
berikut beberapa teori aristoteles :

1. Teori tentang manusia, menurut Aristoteles manusia adalah zoon politicon


yang berarti bahwasanya manusia itu sebagai makhluk pada dasarnya selalu

10
ingin bergaul dalam masyarakat karena sifatnya ingin bergaul satu sama lain
oleh sebab itu manusia disebut makhluk sosial.

2. Teori tentang Tuhan menurut Aristoteles Tuhan berdiri sendiri tidak


beranak tidak akan berubah tidak pernah berakhir dan bersifat kekal dan
Tuhan merupakan suatu sebab dari segala benda-benda menjadi bertujuan,
Aristoteles berpandangan bahwasanya Tuhan hanya berperan menciptakan
segala pergerakan di alam semesta akan tetapi Tuhan tidak mengurus lagi
alam semesta beserta dengan ciptaannya menurut Aristoteles Tuhan tidak
mengetahui hal-hal kecil yang terjadi di alam semesta.

3.Teori politik aristoteles adalah sebuah ilmu yang praktis dengan tujuan
bukan suatu pengetahuan melainkan suatu tindakan.

Adapun filsafat menurut Aristoteles dibagi menjadi 4, yaitu :


1. Filosofia logika
2. Filosofia teoritika
3. Filosofia praktika ( kehidupan kesusilaan)
4. Filosofia poetika/aktiva (pencipta)
Berikut ini merupakan beberapa pemikiran Aristoteles diantaranya adalah:
1. ajarannya tentang logika
2. ajarannya tentang silogisme
3. ajarannya tentang pengelompokan ilmu pengetahuan
4. ajarannya tentang etika
5. ajarannya tentang pengelompokan ilmu pengetahuan
6. ajarannya tentang negara

11
BAB 4
( IDEALISME PLATO DAN ALIRANNYA)
A. SUMBER FILSAFAT PLATO

Pemikiran filsafat Plato banyak sumber dari gurunya yaitu Sokrates. Ia


adalah guru yang sangat di hormati, di kagumi serta di cintai. Bagi Plato, Sokrates
adalah guru dan sahabat, Rasa hormat dan kecintaannya terhadap Sokrates terlihat
dari karya-karya filsafatnya. Hampir seluruh karya filsafatnya menggunakan “
Metode Sokratik” yaitu metode yang di kembangkan Sokrates yang di kenal
dengan nama “ Metode diakletis”. Metode ini di kembangkan dan di sempurnakan
oleh Plato dengan menuliskan dialog-dialognya ke dalam suatu bentuk sesastraan
yang mampu mempesona umat manusia.

B. IDEALISME PLATO

Idealisme berasal dari kata idea yang berarti pikiran, ide, gagasan, atau sesuatu
yang hadir dalam jiwa dan isme yang berarti paham/ pemikiran. Jadi idealisme
adalah aliran dalam filsafat yang mengedepankan akal pikiran atau ide manusia.
Idealisme menganggap bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide.
Menurut Plato hakekat segala sesuatu tidak terletak pada yang bersifat materi atau
bendawi, tetapi sesuatu yang ada di balik materi itu, yakni ide. Ide yang sifatnya
kekal, immaterial dan tidak berubah. Walaupun materi hancur, namun ide tidak
ikut musnah.

Esensi aliran filsafat Plato

1. Pikiran

Doktrin idealisme memiliki akar yang mendalam dalam sejarah pemikiran


manusia, kata idealisme adalah yang paling penting sepanjang sejarah filsafat.
Bagi Plato ide bukanlah gagasan yang hanya terdapat di dalam pikiran saja yang
bersifat subjektif dan ide ini bukan gaagasan yang di buat manusia, sebab ide ini
bersifat objektif artinya berdiri sendiri.

12
2. Jiwa dan Roh

Aliran idealisme selain mementingkan akal (ide) juga merupakan suatu


aliran yang mengagungkan jiwa. Menurut aliran ini cita adalah gambaran asli
yang bersifat ruhani dan jiwa terletak diantara gambaran asli (cita) dengan
bayangan dunia yang di tangkap oleh panca indra.

 Pemikiran Plato tentang Negara


Menurutnya, dalam tiap-tiap negara, segala golongan dan semua orang
adalah alat semata-mata untuk kesejahteraan semuanya:

1. Golongan teratas ialah golongan yang memerintah, terdiri dari filosof, bertugas
untuk membuat undang-undang dan mengawasi pelaksanaanya dan mereka
memegang kekuatan tertinggi.

2. Golongan tengah ialah para pengawal dan abdi negara, bertugas untuk
mempertahankan negara dari seranga musuh-musuh dan menegakkan berlakunya

undang-undang agar di patuhi dan di taati oleh semua rakyat.

3. Golongan terbawah ialah rakyat pada umumnya. Mereka adalah kelompok yang

produktif harus pandai membawa diri.

 Pandangan Plato tentang dunia


Berfikir dan mengalami adalah dua macam jalan yang berbeda untuk
memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang di capai dengan berpikir lebih tinggi
nilainya dari pada pengetahuan dari pada pengetahuan yang di peroleh dari
pengalaman. Bagaiman hubungan antara pikiran dan pengalaman?. Untuk
menggambarkanya, Plato melahirkan dua macam dunia, yaitu:

1. Dunia yang keliahatan dan bertubuh ( Dunia indrawi) adalah dunia yang lahir,
terdiri dari barang- barang yang dapat di lihat dan di alami, yang senantiasa akan
berubah menurut ruang dan waktu.

13
2. Dunia yang tidak terlihat dan tidak bertubuh (Dunia idea) adalah dunia dari idea
dunia yang immateril, tetap tidak berubah-ubah.

IDEALISME PLATO SEBAGAI FILSAFAT PENDIDIKAN

Dari pendapatnya tentang ide, maka tujuan pendidikan menrut Plato harus
diarahkan untuk menemukan kebenaran sejati. Selain itu pendidikan juga harus di
arahkan untuk pengembangan watak. Dalam pandangan Plato hikmah filsafat atau
konsep tentang ide yang hakiki merupakam merupakan kebenaran tetinggi yang
harus di jadikan tujuan pendidikan. Mengenai pengembangan karakter
memandang siswa sebagai seorang yang potensial untuk berkembang dari aspek
moral maupum intlektual.

BAB 5
( ATOMISME, TUHAN DALAM PANDANGAN FILSAFAT YUNANI
KUNO)

A. Pengertian Atomisme

Atomisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa seluruh realitas


terdiri atau tercipta dari gugusan unsur-unsur terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi. Unsur terkecil penyusun realitas itu diberi nama "atom". a artinya tidak dan
tomos artinya terbagi. Atom ini tidak tertangkap pancaindra dan tidak mempunyai
kualitas, misalnya panas atau manis. Salah seorang filsuf atomis adalah
Demokritos, atas dasar ajaran atomisme, ia mengajarkan bahwa segala sesuatu
dapat dijelaskan dengan mengacu pada gerakan-gerakan berbagai atom.

Dengan ajaran etikanya, Demokritos mengajarkan aturan kehidupan


praktis yang menunjukkan idealisme tinggi. Menurutnya, tujuan tertinggi dari
hidup manusia adalah euthymia. Keadaan batin yang sempurna yang terdiri dari
keseimbangan semua faktor dalam hidup, kesenangan dan kesusahan, kenikmatan
dan pantang. Yang bertugas mengusahakan keseimbangan ini adalah rasio.

14
B. Pemikiran Filsafat Al-Farabi Tentang Tuhan

Al-Farabi yang memiliki nama lengkap Abu Nashr Muhammad Ibnu


Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Auzalagh. Al-Farabi merupakan bintang
terkemuka di kalangan filsof muslim. Sebagai filsof Yunani, Al-Farabi menguasai
berbagai disiplin ilmu. Al-Farabi telah berhasil merekonsiliasikan beberapa ajaran
filsafat sebelumnya, seperti Plato dan Aristoteles dan juga antara agama dan
filsafat Al-Farabi dalam pembahasan tentang ketuhanan mengompromikan antara
filsafat Aristoteles dan Neo-Platonisme, yakni al-Maujud al-Awwal(Wujud
Pertama) sebagai sebab pertama bagi segala yang ada. Konsep ini tidak
bertentangan dengan keesaan yang mutlak dalam ajaran Islam. Dalam
membuktikan adanya Allah, Al-Farabi mengemukakan dalil Wajib al-Wujud dan
Mumkin al-Wujud. Menurutnya segala yang ada ini hanya dua kemungkinan dan
tidak ada alternatif yang ketiga, yakni Wajib al-Wujud dan mumkin al-wujud.

Adapun yang dimaksud dengan Wajib al-Wujud adalah wujudnya tidak


boleh tidak, mesti ada, ada dengan sendirinya. Karena natur-nya sendiri yanng
menghendaki wujudnya. Esensinya tidak dapat dipisahkan dari wujud, keduanya
adalah sama dan satu. Ia adalah wujud yang sempurna dan adanya tanpa sebab
dan wujudnya tidak terjadi karena lainnya. la ada selamanya dan tidak didahului
oleh tiada. Jika wujud ini tidak ada, maka akan timbul kemustahilan karena wujud
lain untuk adanya bergantung kepadanya. Wajib al-Wujud inilah yang disebut
dengan Allah.

C. KONSEP TUHAN MENURUT FILSAFAT YUNANI KUNO


Berikut ini terdapat beberapa pandangan filsuf Yunani tentang Tuhan, antara lain:

1. Socrates (469-399 SM)

Socrates membahas masalah ketuhanan dengan logika akademis. Socrates


memercayai bahwa terjadinya alam semesta tidak secara kebetulan. Socrates juga
memercayai adanya keabadian roh yang tidak akan mati. Socrates menyakini ada
banyak dewa, tetapi semua dewa itu disucikannya dari sifat-sifat kemanusiaan
yang fana.

15
2. Plato (427-347 SM)

Plato berpendapat bahwa tuhan adalah keberadaan yang ilahi yang bersifat
rohani atau akali,dalam arti: yang keadaannya berlawanan dengan yang bendawi,
yaitu keberadaan yang halus, yang tidak tampak, yang tidak dapat diraba.

3. Aristoteles (384-322 SM)

Menurut Aristoteles, Tuhan bukan personal yang mejawab doa-doa dan


keinginan manusia. Karena itu, bila manusia menyatakan cintanya kepada Tuhan,
manusia tidak boleh berharap cintanya dibalas. Sebagai Aktus Murni, Tuhan
adalah pemikir yang sedang berfikir di atas pemikiran.

BAB 6
( FILSAFAT PATRISTIK DAN SKOLASTIK)

A. MASA PATRISTIK (100 – 700 M)

Patristik berasal dari kata Latin Patres yang berarti bapak-bapak gereja,
mereka adalah ahli agama kristen pada abad permulaan.1 Para pemimpin gereja
ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli fikir, dari golongan ahli fikir
inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. Diantara mereka ada yang
menolak filsafat yunani dan ada juga yang menerimanya.

Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa sudah


mempunyai sumber kebenaran yaitu firman tuhan, dan tidak dibenarkan apabila
mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat yunani. bagi mereka yang
menerima, alasannya adalah beranggapan bahwa walaupun sudah ada sumber
kebenaran yaitu firman tuhan, tetapi tidak ada salahnya menggunakan filsafat
Yunani yang hanya diambil metodenya saja (tata cara berfikir). Walaupun filsafat
yunani sebagai kebenaran manusia, manusia juga bagian dari mahkluk ciptaan
tuhan. Jadi memakai/menerima filsafat yunani diperbolehkan selama dalam hal
tersebut tidak bertentangan dengan agama.

16
Akibatnya, muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para
apologis(pembela iman Kristen) yang dengan kesadarannya membela iman
Kristen. para pembela iman Kristen tersebut diantaranya ialah: Justinus Martir,
Irenaeus, Klemens, Tertulianus Diosios Arepagos, dan Au-Relius Augustinus.

B. TOKOH-TOKOH FILSAFAT PATRISTIK

1. Justinus Martir Nama aslinya ialah Justinus, kemudian nama Martir diambil
dari istilah orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaanya.

2. Klemens (150-215 M) Ia juga termasuk pembela Kristen, tetapi ia tidak


membenci filsafat yunani.

3. Tertullianus (160-222 M) . Ia menolak kehadiran filsafat Yunani, karna filsafat


tersebut, dianggap sesuatu yang tidak perlu. Ia berpendapat, bahwa wahyu tuhan
sudahlah cukup, dan tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak ada
hubungan antara gereja dengan akedemi, dan tidak ada hubungan antara Kristen
dengan penemuan baru.

3. Augustinus (354 – 430 M) Ia merupakan seorang tokoh besar di bidang teologi


dan filsafat. Setelah ia mempelajari aliran Skeptisisme, ia kemudian tidak
menyetujui atau menyukainya, karena di dalamnya terdapat pertentangan batiniah.
“Orang dapat meragukan segalanya, akan tetapi orang tidak dapat meragukan
bahwa ia ragu-ragu. Seseorang yang ragu-ragu sebenarnya ia berpikir dan
seseorang yang berpikir sesungguhnya ia berada (eksis)”. Menurut Augustinus,
daya pemikiran manusia ada batasanya, tetapi pikiran manusia dapat mencapai
kebenaran dan kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi.

D. PEMBAGIAN MASA SKOLASTIK DAN TOKOHNYA

 Skolastik Awal (800 – 1200 M)

Pada abad ke-5 hingga ke-8 masehi, pemikiran filsafat patristik mulai
merosot,terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad yang kacau. Hal ini

17
disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap romawi sehingga kerajaan
romawi beserta peradabannya yang telah dibangun selama berabad-abad pun ikut
runtuh. Pada abad ke-8 masehi, kekuasaan berada dibawah Raja Karel Agung
(742-814 M) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik,
kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan manusia serta pemikiran
filsafat yang semuanya menmpakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan
inilah yang merupakan kecermerlangan abad pertengahan.

 Skolastik Puncak (1200 – 1300 M)

Masa ini merupakan kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200-
1300 M dan masa ini juga disebut masa berbunga. Masa itu ditandai dengan
munculnya universitas universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut
menelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan. Disamping juga peranan
universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

 Skolastik Akhir (1300 – 1450 M)


Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam
pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi
(kemandegan). Diantara tokoh-tokohnya adalah

1. William Ockham (1285-1439 M)

2. Nicolas Cusasus (1401-1464 M)

 Masa Peralihan

Setelah abad petengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang


diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini
merupakan embrio masa modern. Masa peralihan ini ditandai munculnya
renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14
hingga ke-16 M.

18
BAB 7
(FILSAFAT ISLAM, RENAISSANCE DAN HUMANISME)

A. FILSAFAT ISLAM

 Sejarah filsafat islam


Filsafat Islam lahir dari spekulasi filosofis tentang warisan filsafat Yunani
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada abad ketiga Hijriah atau abad
kesembilan Masehi. Abad awal pertama filsafat Islam ditandai dengan munculnya
sejumlah mazhab. Salah satunya adalah masyasya'un atau peripatetik. Mazhab ini
merupakan sintesis antara prinsip masyasya'un atau peripatetik. Mazhab ini
merupakan sintesis antara prinsip Islam dan aliran filsafat Yunani,
Arsitotelianisme dan Neoplatonisme. Pendiri mazhab ini adalah Abu Yaqub al-
Kindi.

Filsafat Islam dapat diartikan sebagai filsafat yang dikembangkan oleh orang
orang Islam (muslim), yang mengkaji masalah hakikat yang ada, dari mana
asalnya, dan ke mana akhirnya, serta cara-cara mendapatkan hakikat pengetahuan
yang benar dan menetapkan ukuran benar dan salah, baik dan buruk, serta teori
kebahagiaan. Dalam hal masalah ketuhanan, mereka telah mengemukakan
pembahasan bukan saja sekadar adanya Allah, tetapi berkaitan dengan sifat-sifat
dan keesaannya, serta qadha dan qadar yang tidak ada dalam filsafat Yunani.

 Tokoh-tokoh dan Pemikiran Filsafat islam


Tokoh dan Pemikiran Filsafat islam diantaranya adalah:
1. Al- Ghazali (1059-1111),
2. Al kindi ( 801- 873 M )
3. Al faribi

19
B. Renaissance

Dalam bahasa Latin, re+nasci berarti lahir kenda (rebirth). Istilah ini
biasanya digunakan oleh sejarahwan untuk menjadikan berbagai periode
kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa, dan lebih khusus lagi di
Italia, sepanjang abad ke 15 dan ke-16. Renesance sering dieja dengan renaicance
atau renaissance, yaitu berarti lahir kembali sebagai manusia yang bebas untuk
berpikir dan berkesenian. Zaman Renaissance dianggap sebagai jembatan antara
zaman abad pertengahan dan zaman modern. Gerakan renaissance ini, manusia
mempunyai kebebsan dalam mengembangkan diri dalam segala aspek, termasuk
ilmu pengetahuan, seni, budaya, penjelajahan, filsafat dan disiplin ilmu lain. Pada
zaman renaissance muncul aliran yang menetapkan berpusat pada manusia dan
penemuan. latar belakang meluasnya gerakan renaissance adalah:

a. Gereja terlalu mencampuri semua aspek di kehidupan.

b. Kemajuan negara-negara Islam, sehingga bangsa Eropa juga ingin seperti

negara-negara Islam.

c. Manusia menyakini bahwa ilmu pengetahuan akan membawa ke masa

yang lebih baik.

d. Gerakan humanisme, bahwa manusia mampu mengurusi manusia sendiri

dan dunia.

e. Golongan ksatria yang menginginkan kehidupan mewah dan kehormatan

seperti zaman sebelumnya, perdagangan, dan didukung oleh saudagar

kaya.

 Tokoh Tokoh dan pemikiran renaissance


1. Nicolaus Copernicus (1473-154)
2. Johannes Kepler (1571-1630)

20
3. Galileo Galilei (1564-1642)

C. Humanisme

Humanisme adalah sebuah gerakan filsafat dan literatur yang bermula dari
Italiapada paruh kedua abad ke-14 kemudian menjalar ke negara-negara
Eropalainnya. Gerakan ini menjadi salah satu faktor munculnya
peradabanbaru.Humanisme juga merupakan paham filsafat yang menjunjung
tinggi nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria segala
sesuatu.

 Humanisme moderen terbagi menjadi dua yaitu

> Humanisme keagamaan, berakar dari tradisi Renaisans-Pencerahan dan diikuti


banyak seniman, umat Kristen garis tengah, dan para cendekiawan dalam
kesenian bebas.

> Humanisme sekuler, mencerminkan bangkitnya globalisme, teknologi, dan


jatuhnya kekuasaan agama. Humanisme sekuler juga percaya pada martabat dan
nilai seseorang dan kemampuan untuk memperoleh kesadaran diri melalui logika.

BAB 8
(AWAL PERKEMBANGAN FILSAFAT, EMPIRISME)

A. Awal Perkembangan Filsafat

Filsafat sebagai induk pemikiran ilmiah selalu berada di belakang setiap


kemajuan suatu peradaban. Langkah pertama dimulai ketika manusia menemukan
bagaimana cara belajar melalui cara mencoba-coba (trial and error). Cara ini
membimbing manusia pada kemampuan menemukan pengetahuan ilmiah yang
melibatkan observasi dan eksperimen.

21
Periodisasi perkembangan filsafat dibagi ke dalam lima periode, yaitu
periode purba, periode Yunani, periode Iskandariyah, periode Islam, periode
Renaissance dan periode modern. Adapun para pemikir Barat membagi
periodisasi perkembangan filsafat hanya dua periode, yaitu (1) periode Yunani
(klasik) dan (2) periode Renaissance (modern).

B. Definisi Empirisme
Istilah 'empirisme' berasal dari bahasa Yunani: empeiria, empeiros yang
berarti pengalaman (Bagus, 1996: 1977, Dalam filsafat, istilah ini biasanya
dipertentangkan dengan rasionalisme. Untuk memahami inti filsafat Empirisme,
perlu memahami dulu dua ciripokok Empirisme yaitu mengenai makna dan teori
tentang pengetahuan.Filsafat Empirisme tentang teori makna amat berdekatan
dengan aliran positivisme logis dan filsafat Ludwig Wittegenstein. Akan tetapi,
teori makna dan empirisme selalu harus dipahami lewat penafsiran pengalaman.
Selanjutnya teori pengetahuan, dapat diringkaskan sebagai berikut.Menurut orang
rasionalis ada beberapa kebenaran umum seperti setiap kejadian tentu mempunyai
sebab dan kebenaran- kebenaran itu benardengan sendirinya yang dikenal dengan
istilah kebenaran apriori yang diperoleh lewat intuisi rasional.

C. Awal perkembangan Filsafat Empirisme

Empirisme muncul pertama kali di Inggris sebagai pemikiran yang


bertentangan dengan pemikiran rasionalisme yang dikemukakan oleh Rene
Descartes. Kemudian, gagasan awal empirisme dikemukakan oleh Thomas
Hobbes (1588-1679). Hobbes menerima pandangan dunia ilmiah yang
deterministik, dan sangat terkesan dengan tuntutan objektivitas dan kepastian ilmu
pengetahuan (seperti kepastian matematik). Setelah mengunjungi Galileo ke Italia,
Hobbes semakin percaya bahwa seluruh alam fisik dapat dijelaskan oleh sains
baru tentang gerak. Ia lebih jauh justru percaya bahwa manusia pun dapat
dijelaskan berdasarkan prinsip sistem dinamisme (determinisme) alam.

22
BAB 9
(POSITIVISME)

A. PENGERTIAN POSITIVISME

Positivisme merupakan suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu ilmu


alam (empiris) sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak
spekuliasi dari suatu filosofis atau metafisik. Dapat pula dikatakan positivisme
ialah “aliran yang bependirian bahwa filsafat itu hendaknya semata mata
mengenai dan berpangkal pada peristiwa-peristiwa positif” Jadi, dapat dikatakan
titik tolak pemikirannya, apa yang telah diketahui adalah yang faktual dan positif,
sehingga metafisika ditolaknya, karena positif adalah dalam artian segala gejala
dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman-pengalaman
objektif bukannya metafisika yang merupakan ilmu pengetahuan yg berhubungan
dengan hal-hal yg nonfisik atau tidak kelihatan.

Sejarah Munculnya Pemikiran Positivisme Istilah Positivisme pertama kali


digunakan oleh Saint Simon (sekitar 1825). Prinsip filosofik tentang positivisme
dikembangkan pertama kali oleh seorang filosof berkebangsaan Inggris yang
bernama Francis Bacon yang hidup di sekitar abad ke-17. Ia berkeyakinan bahwa
tanpa adanya pra asumsi, komprehensi-komprehensi pikiran dan apriori akal tidak
boleh menarik kesimpulan dengan logika murni maka dari itu harus melakukan
observasi atas hukum alam. Barulah pada paruh kedua abad ke-19 muncullah
Auguste Comte (1798-1857), seorang filsuf sosial berkebangsaan Perancis, yang
dilahirkan di Montpellier pada tahun 1798 dari keluarga pegawai negeri yang
beragama Katolik. Comte menggunakan istilah ini kemudian mematoknya sebagai
tahapan paling akhir sesudah tahapan-tahapan agama dan filsafat dalam karya
utamanya yang berjudul Course de Philosophie Phositive, Kursus tentang Filsafat
Positif (1830-1842), yang diterbitkan dalam enam jilid.

23
 Ciri-Ciri Positivisme
Ciri-ciri Positivisme antara lain:
1. Objektif/bebas nilai.
2. Fenomenalisme
3. Nominalisme
4. Reduksionisme
5. Naturalisme
6. Mekanisme
Konsep Ketuhanan Menurut Paham Positivisme tentu tidak terlepas dari
pada pengungkapan dari pada filosof-filosof yang mempengaruhi pemikirannya,
karena kemajuan ilmu pengetahuan dalam abad ke 16 dan 17 yang mendorong
manusia dalam menafsirkan segala macam kejadian alam dengan secara mekanis,
dengan tidak memerlukan Tuhan; manusia telah beranggapan mampu
mencapaisegala sesuatu yang diperlukan untuk kebutuhannya tanpa bantuan
Tuhan.

BAB 10

(FILSAFAT PRAGMATISME)

A. PENGERTIAN PRAGMATISME
Pragmatisme adalah bagian dari salah satu aliran filsafat. Pragmatisme
merupakan salah satu pemberontakan umum dalam melawan sistem idealisme
yang terlalu menonjolkan intelektual dan tertutup. Pemberontakan dalam bidang
filsafat ini terjadi dalam abad XIX. Pada saat itu, para penganut idealisme

24
mengembangkan pengalaman pikiran subjektif manusia sehingga pengalaman
tersebut menjadi prinsip metafisika untuk menjelaskan Kosmos. Bagi penganut
idealisme, semua realitas adalah satu susunan, dan realitas tersebut tersusun dari
bagian-bagian yang melekat satu sama lain berdasarkan atas hubungan internal
yang saling menunjang. Realitas ini sering diinterprestasikan dalam katagori-
katagori intelektual tertentu dan abstrak.

Pragmatisme adalah aliran yang memperdepankan praktis ketimbang


hanya sekedar berteori atau berpendapat saja. Pragmatisme timbul akibat
pemberontakan melawan idealisme yang terlau mengunakan intelektual manusia
dan bersifat tertutup. Berdirinya pragmatisme dipengaruhi aliran Empris Inggris
dan Jerman Modern, juga pengalaman sosial rakyat Amerika dalam melaksanakan
perekonomian yang memperdepankan kerja keras dan kebijakan. Pragmatisme
diperkenalkan dari gagasan-gagasan william james (1842-1910) di Amerika,
pegangannya adalah logika pengamatan yakni segala sesuatu dapat masuk asalkan
bersifat praktis.

B. PEMIKIRAN JOHN DEWEY

John dewey lebih suka menamakan cara pengambaran pragmatisme


dengan memakai istilah “istrumentalisme”, untuk memberikan tekanan pada
hubungan antara ajarannya dengan teori biologi tentang evolusi. John dewey
memandang tiap-tiap organisme dalam keadaan terus-menerus terhadap alam
sekitarnya dan memperkembangkan berbagai perabot yang memberikan bantuan
dalam perjuagan tersebut. Pikiran berkembang sebagai alat untuk mengadakan
eksperimen terhadap alam sekitar ketika organisme yang berupa manusia berusaha
untuk menguasai dan memberi bentuk pada alam sekitar tersebut agar terpenuhi
kebutuhan tersebut.

C. KEBENARAN
Seseorang penganut pragmatisme melakukan pendekatan terhadap
penyelesain masalah ini dengan mempertimbangkan kegiatan-kegiatan yang

25
dilakukan oleh orang yang berfikir. Mengapa kita berfikir? Berbicara secara
biologi, pikiran merupakan perabot untuk menyelesaikan masalah-masalah kita.
Jika demikian halnya, maka berfikir secara lurus ialah menghubungkan ide-ide
sedemikian rupa sehingga ide-ide tersebut memimpin kita untuk memperoleh
hasil yang memuaskan dalam kegiatan menyelesaikan masalah. Karena itu
kebenaran harus bersangkutan dengan penyelesaian masalah kita hadapi; dan
menurut sementara penganut pragmatisme, kita dapat mengatakan bahwa suatu
ide atau tanggapan benar, jika ide atau tanggapan tersebut menghasilkan sesuatu,
artinya, jika membawa kita kearah penyelesain masalah yang kita hadapi secara
berhasil.

Pragmatisme membuat kebenaran menjadi pengertian yang dinamis dan


nisbi; sambil berjalan kita membuat kebenaran, karena masalah-masalah yang kita
hadapi bersifat nisbi bagi kita. Untuk memberikan gambaran mengenai masalah
ini, saya akan memperhatikan sebuah anggapan yang kebetulan di antara para
penganut pragmatisme sendiri tidak terdapat kesepakatan.

BAB 11
(FILSAFAT FENOMENOLOGI)

A. PENGERTIAN FENOMENOLOGI

Fenomenologi merupakan kajian tentang bagaimana manusia sebagai


subyek memaknai obyek obyek di sekitarnya. Ketika berbicara tentang makna dan
pemaknaan yang dilakukan, maka hermeneutik terlibat di dalamnya. Pada intinya,
bahwa aliran fenomenologi mempunyai pandangan bahwa pengetahuan yang kita
ketahui sekarang ini merupakan pengetahuan yang kita ketahui sebelumnya
melalui hal-hal yang pernah kita lihat, rasa, dengar oleh alat indera kita.

26
Fenomenologi merupakan suatu pengetahuan tentang kesadaran murni
yang dialami manusia. Fenomenologi merupakan sebuah aliran. Yang berpendapat
bahwa, hasrat yang kuat untuk mengerti yang sebenarnya dapat dicapai melalui
pengamatan terhadap fenomena atau pertemuan kita dengan realita. Karenanya,
sesuatu yang terdapat dalam diri kita akan merangsang alat inderawi yang
kemudian diterima oleh akal ( otak ) dalam bentuk pengalaman dan disusun secara
sistematis dengan jalan penalaran.

B. TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI


1. Edmund Husserl (1859-1938)
2.Max Scheller (1874-1928)
3.Maurice Merlean-ponty (1908-1961)

C. FENOMENOLOGI SEBAGAI METODE ILMU


Fenomenologi berkembang sebagai metode untuk mendekati fenomena-fenomena
dalam kemurniannya. Fenomena di sini dipahami sebagai segala sesuatu yang
dengan suatu cara tertentu tampil dalam kesadaran kita. Baik berupa sesuatu
sebagai hasil rekaan maupun berupa sesuatu yang nyata, yang berupa gagasan
maupun kenyataan. Yang penting ialah pengembangan suatu metode yang tidak
memalsukan fenomena, melainkan dapat mendeskripsikannya seperti
penampilannya tanpa prasangka sama sekali.

Seorang fenomenolog hendak menanggalkan segenap teori, praanggapan


serta prasangka, agar dapat memahami fenomena sebagaimana adanya: “Zu den
Sachen Selbst” (kembali kepada bendanya sendiri). Tugas utama fenomenologi
menurut Husserl adalah menjalin keterkaitan manusia dengan realitas.

D. KONTRIBUSI FENOMENOLOGI TERHADAP DUNIA ILMU


PENGETAHUAN
Konsep dunia kehidupan ini dapat memberikan inspirasi yang sangat kaya
kepada ilmu-ilmu sosial, karena ilmu-ilmu ini menafsirkan suatu dunia, yaitu
dunia sosial. Dunia kehidupan sosial ini tak dapat diketahui begitu saja lewat

27
observasi seperti dalam eksperimen ilmu-ilmu alam, melainkan terutama melalui
pemahaman (verstehen ). Apa yang ingin ditemukan dalam dunia sosial adalah
makna, bukan kausalitas yang niscaya.

Tujuan ilmuwan sosial mendekati wilayah observasinya adalah memahami


makna. Seorang ilmuwan sosial, dalam hal ini, tidak lebih tahu dari pada para
pelaku dalam dunia sosial itu. Oleh karena itu, dengan cara tertentu ia harus
masuk ke dalam dunia kehidupan yang unsur-unsurnyaingin ia jelaskan itu. Untuk
dapat menjelaskan, ia harus memahaminya. Untuk memahaminya, ia harus dapat
berpartisipasi ke dalam proses yang menghasilkan dunia kehidupan itu. Kontribusi
fenomenologi terhadap dunia ilmu pengetahuan yaitu Kontribusi dan tugas
fenomenologi dalam hal ini adalah deskripsi atas sejarah lebenswelt (dunia
kehidupan) tersebut untuk menemukan ‘endapan makna’ yang merekonstruksi
kenyataan sehari-hari. Maka meskipun pemahanan terhadap makna dilihat dari
sudut intensionalitas (kesadaran) individu, namun ‘akurasi’ kebenarannya sangat
ditentukan oleh aspek intersubjektif.

BAB 12
(EKSISTENSIALISME)

A. PENGERTIAN EKSISTENSIALISME

Eksistensialisme dimulai dari fenomena kemanusiaan praktis yang sedang


terjadi. Sebagaimana diketahui, filsafat eksistensialisme berkembang pesat setelah
perang dunia ke-II. Eksistensialisme berpusat pada individu manusia yang
bertanggungjawab atas kemanusiaan dan kebebasan tanpa harus mengetahui mana
yang benar dan mana yang salah. Eksistensialisme merupakan suatu aliran filsafat
yang lahir dikarenakan oleh adanya ketidakpuasan beberapa filsuf pada masa
Yunani, yang pada intinya sebenarnya memiliki rasa tidak puas terhadap filsafat
tradisional yang bersifat dangkal dan primitif.

B. TUJUAN EKSTENSIALISME

28
Tujuan eksistensialisme adalah untuk membantu individu memahami arti
dan tujuan hidupnya, serta menemukan makna dan nilai-nilai yang lebih dalam
dalam kehidupan.

Beberapa tujuan eksistensialisme adalah:

1.Menekankan kebebasan individu

2.Memperkuat makna hidup

3.Membantu individu mengatasi kecemasan dan ketidakpastian

4.Mengembangkan etika yang otentik

C. CIRI DARI PANDANGAN EKSSISTENSIALISME

Pandangan eksistensialisme memiliki beberapa ciri yang membedakannya


dari aliran filsafat yang lain. Beberapa ciri dari pandangan eksistensialisme
adalah:

1. Menempatkan individu sebagai pusat perhatian

2.Menekankan kebebasan individu

3. Memperkuat makna hidup

4. Menghadapi keberadaan yang absurd

5. Mencari makna dalam pengalaman eksistensial

6. Mengembangkan etika yang otentik

Pandangan Filsafat Eksistensialisme Tentang Manusia pandangan eksistensialisme


tentang manusia menekankan kebebasan individu, keunikan, dan pencarian
makna.

29
30
BAB 13
(FILSAFAT POSITIVISME DAN PRAGMATISME)

A. PENGERTIAN POSITIVISME
Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam bahasa
filsafat bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat
dialami sebagai suatu realitas.

Sedangkan menurut istilah positivisme adalah cara pandang dalam


memahami dunia dengan berdasarkan sains. Atau juga bisa diartikan sebagai suatu
aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik.
Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.

B. PEMIKIRAN AUGUST COMTE DALAM FILSAFAT POSITIVISME


Bapak positivisme, Auguste Comte memiliki nama panjang Isidore
Auguste Marie Francois Xavier Comte. Ia lahir di Montpellier Prancis pada
tanggal 19 Januari 1798 dari keluarga bangsawan katolik. Comte menerangkan
dalam karyanya yang berjudul Discour sur lèsprit positif (1984), pengertian
“positif” menurut Comte ialah sebagai berikut;

1. “Positif” merupakan lawan dari “khayal” (chimérique)

2. “Positif” adalah lawan dari sesuatu yang “tidak bermanfaat” (oiseux)

3. “Positif” sebagai lawan dari “keraguan” (indécision)

4. “Positif” sebagai lawan dari “kabur” (vague)

31
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan dari materi dalam makalah ini maka dapat di simpulkan sebagai
berikut:
1. Filsafat sebagai suatu metode artinya cara berpikir secara reflektif (mendalam),
penyelidikan yang menggunkan alasan, serta berpikir secara hati-hati dan teliti.
Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh serta
mencoba menggantungkan beberapa kesimpulan dari berbagai ilmu dan
pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten.

2. awal mula filsafat muncul yang hanya melahirkan beberapa disiplin ilmu
seperti; logika, biologi, sosiologi, etika, estetika, ekonomi, dan metafisika. Tetapi
lahir berbagai disiplin ilmu pengetahuan dari induknya yaitu filsafat, dengan
melalui tiga aspek utama yang sangat penting telah diletakkan oleh para filosof
Yunani bahkan hingga kini; ontologi, epsitemologi, dan aksiologi.

3. Teori tentang Tuhan menurut Aristoteles Tuhan berdiri sendiri tidak beranak
tidak akan berubah tidak pernah berakhir dan bersifat kekal dan Tuhan merupakan
suatu sebab dari segala benda-benda menjadi bertujuan, Aristoteles berpandangan
bahwasanya Tuhan hanya berperan menciptakan segala pergerakan di alam
semesta akan tetapi Tuhan tidak mengurus lagi alam semesta beserta dengan
ciptaannya menurut Aristoteles Tuhan tidak mengetahui hal-hal kecil yang terjadi
di alam semesta.

4. . Menurut Plato hakekat segala sesuatu tidak terletak pada yang bersifat materi
atau bendawi, tetapi sesuatu yang ada di balik materi itu, yakni ide. Ide yang
sifatnya kekal, immaterial dan tidak berubah. Walaupun materi hancur, namun ide
tidak ikut musnah.

5. Atomisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa seluruh realitas terdiri
atau tercipta dari gugusan unsur-unsur terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.

32
Unsur terkecil penyusun realitas itu diberi nama "atom". a artinya tidak dan tomos
artinya terbagi. Atom ini tidak tertangkap pancaindra dan tidak mempunyai
kualitas, misalnya panas atau manis. Salah seorang filsuf atomis adalah
Demokritos, atas dasar ajaran atomisme, ia mengajarkan bahwa segala sesuatu
dapat dijelaskan dengan mengacu pada gerakan-gerakan berbagai atom.

6. Patristik berasal dari kata Latin Patres yang berarti bapak-bapak gereja, mereka
adalah ahli agama kristen pada abad permulaan.1 Para pemimpin gereja ini dipilih
dari golongan atas atau golongan ahli fikir, dari golongan ahli fikir inilah
menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. Diantara mereka ada yang
menolak filsafat yunani dan ada juga yang menerimanya.

7. Filsafat Islam dapat diartikan sebagai filsafat yang dikembangkan oleh orang
orang Islam (muslim), yang mengkaji masalah hakikat yang ada, dari mana
asalnya, dan ke mana akhirnya, serta cara-cara mendapatkan hakikat pengetahuan
yang benar dan menetapkan ukuran benar dan salah, baik dan buruk, serta teori
kebahagiaan.

8. Untuk memahami inti filsafat Empirisme, perlu memahami dulu dua ciripokok
Empirisme yaitu mengenai makna dan teori tentang pengetahuan.Filsafat
Empirisme tentang teori makna amat berdekatan dengan aliran positivisme logis
dan filsafat Ludwig Wittegenstein. Akan tetapi, teori makna dan empirisme selalu
harus dipahami lewat penafsiran pengalaman.

9. Positivisme merupakan suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu ilmu alam
(empiris) sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak
spekuliasi dari suatu filosofis atau metafisik.

10. Pragmatisme adalah bagian dari salah satu aliran filsafat. Pragmatisme
merupakan salah satu pemberontakan umum dalam melawan sistem idealisme
yang terlalu menonjolkan intelektual dan tertutup.

11. Fenomenologi merupakan suatu pengetahuan tentang kesadaran murni yang


dialami manusia. Fenomenologi merupakan sebuah aliran. Yang berpendapat

33
bahwa, hasrat yang kuat untuk mengerti yang sebenarnya dapat dicapai melalui
pengamatan terhadap fenomena atau pertemuan kita dengan realita.

12. Eksistensialisme merupakan suatu aliran filsafat yang lahir dikarenakan oleh
adanya ketidakpuasan beberapa filsuf pada masa Yunani, yang pada intinya
sebenarnya memiliki rasa tidak puas terhadap filsafat tradisional yang bersifat
dangkal dan primitif.

13. Sedangkan menurut istilah positivisme adalah cara pandang dalam memahami
dunia dengan berdasarkan sains. Atau juga bisa diartikan sebagai suatu aliran
filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan
yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak
mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.

34

Anda mungkin juga menyukai