Di susun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih,
dengan limpahan rahmat-Nya berupa ilmu dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya. Guna untuk memenuhi tugas untuk mata kuliah
filsafat umum.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatas nya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan membangun
dari dosen pengampu maupun dari teman-teman sekalian. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua amiin.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................4
A. Pengertian filsafat, hakikat dan pembelajaran filsafat .....................................5
B. Macam-macam Filsafat.....................................................................................7
C. Idealisme Plato dan Realisme Aristoteles.........................................................9
D. Idealisme Plato dan Alirannya........................................................................12
E. Atomisme, Tuhan dalam Filsafat Yunani Kuno...............................................14
F. Filsafat Patristik dan Skolastik.........................................................................16
G. Filsafat Islam, Renaissance, dan Humanisme.................................................19
H. Awal Perkembangan Filsafat Empirisme........................................................21
I. Positivisme.......................................................................................................23
J. Filsafat Pragmateisme......................................................................................24
K. Filsafat Fenomenologi....................................................................................26
L. Eksistensialisme..............................................................................................28
M. Filsafat Positivesme dan Pragmatisme..........................................................30
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................31
A. Kesimpulan.....................................................................................................31
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berpikir
pula merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT. kepada kita
manusia. Akal yang diberikan oleh-nya merupakan suatu pembeda antara kita
dengan makhluk lainnya.
Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang
seluruh kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih kebenaran
yang dapar membawa manusia kepada pemahaman, dan pemahaman membawa
manusia kepada tindakan yang lebih layak.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Filsafat?
2. Apakah Objek Filsafat?
3. Bagaimana Sejarah Filsafat?
4. Berapakah macam-macam Filsafat, Tokoh-okoh Filsafat?
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah filsafat umum
2. Mempelajari dan Mengetahui apa itu Filsafat
3. Menambah pengetahuan baru tentang Filsafat dan Sejarahnya
4. Mengetahui macam-macam Filsafat beserta Tokoh-tokoh filsafat
4
BAB II
PEMBAHASAN
BAB 1
( PENGERTIAN FILSAFAT, HAKIKAT FILSAFAT, DAN
PEMBELAJARAN)
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni
“philosophia”, yang mana merupakan gabungan dari kata “philo” dan “sophia”.
Philo berarti ‘cinta dalam arti yang luas’, sementara sophia berarti ‘kebijakan atau
pandai’. Jadi, dapat disebut bahwa filsafat ini adalah keinginan untuk mencapai
cita pada kebijakan.
Namun, filsafat ini dapat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang
yang sadar dan dewasa ketika memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan
melihat secara menyeluruh dengan segala hubungan.
B. HAKIKAT FILSAFAT
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang sering terkait, baik secara
substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat.
Filsafat sebagai suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta. Sikap secara
filsafat adalah sikap menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran dan selalu bersedia
meninjau suatu problem dari semua sudut pandang.
5
Filsafat sebagai suatu metode artinya cara berpikir secara reflektif
(mendalam), penyelidikan yang menggunkan alasan, serta berpikir secara hati-hati
dan teliti. Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang
menyeluruh serta mencoba menggantungkan beberapa kesimpulan dari berbagai
ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten.
Jadi dari batasan-batasan di atas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara
mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakekatnya.
C. PEMBELAJARAN FILSAFAT
6
BAB 2
( MACAM-MACAM FILSAFAT)
A. MACAM-MACAM FILSAFAT
awal mula filsafat muncul yang hanya melahirkan beberapa disiplin ilmu
seperti; logika, biologi, sosiologi, etika, estetika, ekonomi, dan metafisika. Tetapi
lahir berbagai disiplin ilmu pengetahuan dari induknya yaitu filsafat, dengan
melalui tiga aspek utama yang sangat penting telah diletakkan oleh para filosof
Yunani bahkan hingga kini; ontologi, epsitemologi, dan aksiologi. Melengkapi
pertanyaan dari “apa” yang ada di kajian “ontologi’, kemudian penjelasan tentang
pertanyaan dari pertanyaan “bagaimana” yang ada di kajian “epitemologi” ini, lalu
kemudian dilengkapi dengan apa yang dikaji dalam aksiologi. Karena aksiologi
ini membahas tentang daya manfaat dan daya guna dari bahasan tersebut, apakah
memberi kemanfaatan dan berguna ataukah tidak memberikan manfaat dan tidak
berguna. Kata Kunci: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi.
7
pengaruh tak terputus yang menghubungkan para filsuf Yunani Kuno dan
Helenistis dengan filsafat Romawi, Filsafat Islam awal Skolastisme Abad
Pertengahan, Abad Pembaharuan Eropa, dan Abad Pencerahan.
Filsafat alam sebagai sikap demitologi Bangsa yunani yang hidup pada
abab ke 6 (SM) memiliki sistem kepercayaan yang di percaya olehnya adalah
benar, kepercayaan tersebut bersumber pada mitos dan anehnya suatu kebenaran
lewat akal pikir menurut mereka tidak berlaku. Kemudian setelah lengsernya abab
ke 6(SM) mulai muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Hal
mendasar yang tidak dapat di terima oleh pemikir-pemikir hebat kal itu adalah
tentang misteri alam semesta ini. Keadaan yang demikian ini sebgai suatu
demitologi, artinya suatu kebangkitan pemikira untuk menggunakan akal pikir dan
meninggalkan hal-hal yang siftnya mitologi. Sikap belakangan inilah yang
menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern, dan sikap keritis inilah
menjadikan bangsa yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa.
8
BAB 3
( EDIALISME PLATO DAN REALISME ARISTOTELES)
A. EDIALISME PLATO
Plato adalah salah satu filsuf terbesar di dunia yang lahir di Athena yang
lahir pada tahun 428/7 SM.1 Plato lahir dari sebuah keluarga yang terkenal
ayahnya yang bernama ariston dan ibunya yang bernama perictione, dan memiliki
saudara perempuan yang bernama charmides dan keponakan critias yang
merupakan oligarki pada tahun 404/3 SM. pada awalnya Plato dipanggil dengan
sebutan Aristocles dan kemudian diberi nama Plato karena sosoknya yang kuat,
setelah kematian ayahnya yaitu ariston,perictione yaitu ibu plato menikahi
prilampes dan memiliki putra yang mereka diberi nama antiphon yaitu saudara tiri
Plato.
Adapun idealisme Plato tentang ilmu filsafat,sebagai berikut :
A. Ajaran tentang ide
Plato mengartikan bahwasanya kata ide merupakan suatu hal objektif
menurut Plato ada sebuah ide-ide yang terlepas dari subjek yang berpikir, Plato
berkata bahwa semua hal yang ada di entitas ini semuanya ada di alam yaitu alam
tersebut dianalogikan sebagai cetakan kue dan kue-kuenya adalah entitas ini
Pemikiran Plato tentang ide yaitu muncul dan terinspirasi dari gurunya
yaitu socrates, yang mana dikisahkan bahwasanya socrates terus berusaha mencari
sebuah definisi-definisi, socrates tidak puas dengan hanya menyebut satu persatu
perbuatan-perbuatan yang adil atau tindakan-tindakan yang berani, yang socrates
inginkan adalah menyatakan apa keadilan atau kebenaran itu sendiri atau
keutamaan-keutamaan lain tersebut.
Menurut plato realitas itu terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Dunia indrawi : Realitas yang pertama yakni adalah yang mencakup benda-
benda jasmani yang disajikan kepada panca indra, atau yang dimaksud oleh Plato
adalah sesuatu yang dapat dijangkau oleh Indra seperti pohon bunga dan lain-lain
dalam hal ini harus diakui bahwasanya semua tetap berada dalam suatu
perubahan, pohon yang sekarang bagus keesokan harinya sudah layu atau mati
lagi pula hal dunia indrawi ditandai oleh pluralitas sehingga pohon tadi masih
banyak hal yang bagus juga.
9
2. Dunia ide
Sebagaimana ada dunia indrawi maka Plato berpendapat bahwa ada dunia
ide, menurut Plato sebuah dunia yang tidak pernah berubah disebut dunia yang
terdiri atas ide, semua ide bersifat kekal dan tak berubah, dalam dunia ideal sedikit
adanya hal yang bagus karena hanya terdapat satu ide yang bagus.
B. REALISME ARISTOTELES
Teori Aristoteles
Aristoteles adalah seorang filsuf penganut teori geosentris yang mana dia
berpikir bahwasanya bumi adalah pusat alam semesta kemudian matahari bulan
bintang-bintang planet berputar mengitari bumi dan teori ini dipercaya hingga
waktu yang sangat lama Aristoteles berpendapat bahwa setiap aspek kehidupan
manusia bisa dijadikan objek pemikiran dan analisis ia berpendapat bahwa alam
semesta tidak dikendalikan secara kebetulan saja oleh sihir ataupun kehendak
dewa semata melainkan diatur oleh hukum-hukum rasional.
Ada pula dialektika ini berbeda dengan retorika jika retorika adalah
mempertahankan kebenaran maka dialektika adalah menemukan kebenarannya,
berikut beberapa teori aristoteles :
10
ingin bergaul dalam masyarakat karena sifatnya ingin bergaul satu sama lain
oleh sebab itu manusia disebut makhluk sosial.
3.Teori politik aristoteles adalah sebuah ilmu yang praktis dengan tujuan
bukan suatu pengetahuan melainkan suatu tindakan.
11
BAB 4
( IDEALISME PLATO DAN ALIRANNYA)
A. SUMBER FILSAFAT PLATO
B. IDEALISME PLATO
Idealisme berasal dari kata idea yang berarti pikiran, ide, gagasan, atau sesuatu
yang hadir dalam jiwa dan isme yang berarti paham/ pemikiran. Jadi idealisme
adalah aliran dalam filsafat yang mengedepankan akal pikiran atau ide manusia.
Idealisme menganggap bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide.
Menurut Plato hakekat segala sesuatu tidak terletak pada yang bersifat materi atau
bendawi, tetapi sesuatu yang ada di balik materi itu, yakni ide. Ide yang sifatnya
kekal, immaterial dan tidak berubah. Walaupun materi hancur, namun ide tidak
ikut musnah.
1. Pikiran
12
2. Jiwa dan Roh
1. Golongan teratas ialah golongan yang memerintah, terdiri dari filosof, bertugas
untuk membuat undang-undang dan mengawasi pelaksanaanya dan mereka
memegang kekuatan tertinggi.
2. Golongan tengah ialah para pengawal dan abdi negara, bertugas untuk
mempertahankan negara dari seranga musuh-musuh dan menegakkan berlakunya
3. Golongan terbawah ialah rakyat pada umumnya. Mereka adalah kelompok yang
1. Dunia yang keliahatan dan bertubuh ( Dunia indrawi) adalah dunia yang lahir,
terdiri dari barang- barang yang dapat di lihat dan di alami, yang senantiasa akan
berubah menurut ruang dan waktu.
13
2. Dunia yang tidak terlihat dan tidak bertubuh (Dunia idea) adalah dunia dari idea
dunia yang immateril, tetap tidak berubah-ubah.
Dari pendapatnya tentang ide, maka tujuan pendidikan menrut Plato harus
diarahkan untuk menemukan kebenaran sejati. Selain itu pendidikan juga harus di
arahkan untuk pengembangan watak. Dalam pandangan Plato hikmah filsafat atau
konsep tentang ide yang hakiki merupakam merupakan kebenaran tetinggi yang
harus di jadikan tujuan pendidikan. Mengenai pengembangan karakter
memandang siswa sebagai seorang yang potensial untuk berkembang dari aspek
moral maupum intlektual.
BAB 5
( ATOMISME, TUHAN DALAM PANDANGAN FILSAFAT YUNANI
KUNO)
A. Pengertian Atomisme
14
B. Pemikiran Filsafat Al-Farabi Tentang Tuhan
15
2. Plato (427-347 SM)
Plato berpendapat bahwa tuhan adalah keberadaan yang ilahi yang bersifat
rohani atau akali,dalam arti: yang keadaannya berlawanan dengan yang bendawi,
yaitu keberadaan yang halus, yang tidak tampak, yang tidak dapat diraba.
BAB 6
( FILSAFAT PATRISTIK DAN SKOLASTIK)
Patristik berasal dari kata Latin Patres yang berarti bapak-bapak gereja,
mereka adalah ahli agama kristen pada abad permulaan.1 Para pemimpin gereja
ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli fikir, dari golongan ahli fikir
inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. Diantara mereka ada yang
menolak filsafat yunani dan ada juga yang menerimanya.
16
Akibatnya, muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para
apologis(pembela iman Kristen) yang dengan kesadarannya membela iman
Kristen. para pembela iman Kristen tersebut diantaranya ialah: Justinus Martir,
Irenaeus, Klemens, Tertulianus Diosios Arepagos, dan Au-Relius Augustinus.
1. Justinus Martir Nama aslinya ialah Justinus, kemudian nama Martir diambil
dari istilah orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaanya.
Pada abad ke-5 hingga ke-8 masehi, pemikiran filsafat patristik mulai
merosot,terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad yang kacau. Hal ini
17
disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap romawi sehingga kerajaan
romawi beserta peradabannya yang telah dibangun selama berabad-abad pun ikut
runtuh. Pada abad ke-8 masehi, kekuasaan berada dibawah Raja Karel Agung
(742-814 M) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik,
kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan manusia serta pemikiran
filsafat yang semuanya menmpakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan
inilah yang merupakan kecermerlangan abad pertengahan.
Masa ini merupakan kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200-
1300 M dan masa ini juga disebut masa berbunga. Masa itu ditandai dengan
munculnya universitas universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut
menelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan. Disamping juga peranan
universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Masa Peralihan
18
BAB 7
(FILSAFAT ISLAM, RENAISSANCE DAN HUMANISME)
A. FILSAFAT ISLAM
Filsafat Islam dapat diartikan sebagai filsafat yang dikembangkan oleh orang
orang Islam (muslim), yang mengkaji masalah hakikat yang ada, dari mana
asalnya, dan ke mana akhirnya, serta cara-cara mendapatkan hakikat pengetahuan
yang benar dan menetapkan ukuran benar dan salah, baik dan buruk, serta teori
kebahagiaan. Dalam hal masalah ketuhanan, mereka telah mengemukakan
pembahasan bukan saja sekadar adanya Allah, tetapi berkaitan dengan sifat-sifat
dan keesaannya, serta qadha dan qadar yang tidak ada dalam filsafat Yunani.
19
B. Renaissance
Dalam bahasa Latin, re+nasci berarti lahir kenda (rebirth). Istilah ini
biasanya digunakan oleh sejarahwan untuk menjadikan berbagai periode
kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa, dan lebih khusus lagi di
Italia, sepanjang abad ke 15 dan ke-16. Renesance sering dieja dengan renaicance
atau renaissance, yaitu berarti lahir kembali sebagai manusia yang bebas untuk
berpikir dan berkesenian. Zaman Renaissance dianggap sebagai jembatan antara
zaman abad pertengahan dan zaman modern. Gerakan renaissance ini, manusia
mempunyai kebebsan dalam mengembangkan diri dalam segala aspek, termasuk
ilmu pengetahuan, seni, budaya, penjelajahan, filsafat dan disiplin ilmu lain. Pada
zaman renaissance muncul aliran yang menetapkan berpusat pada manusia dan
penemuan. latar belakang meluasnya gerakan renaissance adalah:
negara-negara Islam.
dan dunia.
kaya.
20
3. Galileo Galilei (1564-1642)
C. Humanisme
Humanisme adalah sebuah gerakan filsafat dan literatur yang bermula dari
Italiapada paruh kedua abad ke-14 kemudian menjalar ke negara-negara
Eropalainnya. Gerakan ini menjadi salah satu faktor munculnya
peradabanbaru.Humanisme juga merupakan paham filsafat yang menjunjung
tinggi nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria segala
sesuatu.
BAB 8
(AWAL PERKEMBANGAN FILSAFAT, EMPIRISME)
21
Periodisasi perkembangan filsafat dibagi ke dalam lima periode, yaitu
periode purba, periode Yunani, periode Iskandariyah, periode Islam, periode
Renaissance dan periode modern. Adapun para pemikir Barat membagi
periodisasi perkembangan filsafat hanya dua periode, yaitu (1) periode Yunani
(klasik) dan (2) periode Renaissance (modern).
B. Definisi Empirisme
Istilah 'empirisme' berasal dari bahasa Yunani: empeiria, empeiros yang
berarti pengalaman (Bagus, 1996: 1977, Dalam filsafat, istilah ini biasanya
dipertentangkan dengan rasionalisme. Untuk memahami inti filsafat Empirisme,
perlu memahami dulu dua ciripokok Empirisme yaitu mengenai makna dan teori
tentang pengetahuan.Filsafat Empirisme tentang teori makna amat berdekatan
dengan aliran positivisme logis dan filsafat Ludwig Wittegenstein. Akan tetapi,
teori makna dan empirisme selalu harus dipahami lewat penafsiran pengalaman.
Selanjutnya teori pengetahuan, dapat diringkaskan sebagai berikut.Menurut orang
rasionalis ada beberapa kebenaran umum seperti setiap kejadian tentu mempunyai
sebab dan kebenaran- kebenaran itu benardengan sendirinya yang dikenal dengan
istilah kebenaran apriori yang diperoleh lewat intuisi rasional.
22
BAB 9
(POSITIVISME)
A. PENGERTIAN POSITIVISME
23
Ciri-Ciri Positivisme
Ciri-ciri Positivisme antara lain:
1. Objektif/bebas nilai.
2. Fenomenalisme
3. Nominalisme
4. Reduksionisme
5. Naturalisme
6. Mekanisme
Konsep Ketuhanan Menurut Paham Positivisme tentu tidak terlepas dari
pada pengungkapan dari pada filosof-filosof yang mempengaruhi pemikirannya,
karena kemajuan ilmu pengetahuan dalam abad ke 16 dan 17 yang mendorong
manusia dalam menafsirkan segala macam kejadian alam dengan secara mekanis,
dengan tidak memerlukan Tuhan; manusia telah beranggapan mampu
mencapaisegala sesuatu yang diperlukan untuk kebutuhannya tanpa bantuan
Tuhan.
BAB 10
(FILSAFAT PRAGMATISME)
A. PENGERTIAN PRAGMATISME
Pragmatisme adalah bagian dari salah satu aliran filsafat. Pragmatisme
merupakan salah satu pemberontakan umum dalam melawan sistem idealisme
yang terlalu menonjolkan intelektual dan tertutup. Pemberontakan dalam bidang
filsafat ini terjadi dalam abad XIX. Pada saat itu, para penganut idealisme
24
mengembangkan pengalaman pikiran subjektif manusia sehingga pengalaman
tersebut menjadi prinsip metafisika untuk menjelaskan Kosmos. Bagi penganut
idealisme, semua realitas adalah satu susunan, dan realitas tersebut tersusun dari
bagian-bagian yang melekat satu sama lain berdasarkan atas hubungan internal
yang saling menunjang. Realitas ini sering diinterprestasikan dalam katagori-
katagori intelektual tertentu dan abstrak.
C. KEBENARAN
Seseorang penganut pragmatisme melakukan pendekatan terhadap
penyelesain masalah ini dengan mempertimbangkan kegiatan-kegiatan yang
25
dilakukan oleh orang yang berfikir. Mengapa kita berfikir? Berbicara secara
biologi, pikiran merupakan perabot untuk menyelesaikan masalah-masalah kita.
Jika demikian halnya, maka berfikir secara lurus ialah menghubungkan ide-ide
sedemikian rupa sehingga ide-ide tersebut memimpin kita untuk memperoleh
hasil yang memuaskan dalam kegiatan menyelesaikan masalah. Karena itu
kebenaran harus bersangkutan dengan penyelesaian masalah kita hadapi; dan
menurut sementara penganut pragmatisme, kita dapat mengatakan bahwa suatu
ide atau tanggapan benar, jika ide atau tanggapan tersebut menghasilkan sesuatu,
artinya, jika membawa kita kearah penyelesain masalah yang kita hadapi secara
berhasil.
BAB 11
(FILSAFAT FENOMENOLOGI)
A. PENGERTIAN FENOMENOLOGI
26
Fenomenologi merupakan suatu pengetahuan tentang kesadaran murni
yang dialami manusia. Fenomenologi merupakan sebuah aliran. Yang berpendapat
bahwa, hasrat yang kuat untuk mengerti yang sebenarnya dapat dicapai melalui
pengamatan terhadap fenomena atau pertemuan kita dengan realita. Karenanya,
sesuatu yang terdapat dalam diri kita akan merangsang alat inderawi yang
kemudian diterima oleh akal ( otak ) dalam bentuk pengalaman dan disusun secara
sistematis dengan jalan penalaran.
27
observasi seperti dalam eksperimen ilmu-ilmu alam, melainkan terutama melalui
pemahaman (verstehen ). Apa yang ingin ditemukan dalam dunia sosial adalah
makna, bukan kausalitas yang niscaya.
BAB 12
(EKSISTENSIALISME)
A. PENGERTIAN EKSISTENSIALISME
B. TUJUAN EKSTENSIALISME
28
Tujuan eksistensialisme adalah untuk membantu individu memahami arti
dan tujuan hidupnya, serta menemukan makna dan nilai-nilai yang lebih dalam
dalam kehidupan.
29
30
BAB 13
(FILSAFAT POSITIVISME DAN PRAGMATISME)
A. PENGERTIAN POSITIVISME
Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam bahasa
filsafat bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat
dialami sebagai suatu realitas.
31
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan dari materi dalam makalah ini maka dapat di simpulkan sebagai
berikut:
1. Filsafat sebagai suatu metode artinya cara berpikir secara reflektif (mendalam),
penyelidikan yang menggunkan alasan, serta berpikir secara hati-hati dan teliti.
Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh serta
mencoba menggantungkan beberapa kesimpulan dari berbagai ilmu dan
pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten.
2. awal mula filsafat muncul yang hanya melahirkan beberapa disiplin ilmu
seperti; logika, biologi, sosiologi, etika, estetika, ekonomi, dan metafisika. Tetapi
lahir berbagai disiplin ilmu pengetahuan dari induknya yaitu filsafat, dengan
melalui tiga aspek utama yang sangat penting telah diletakkan oleh para filosof
Yunani bahkan hingga kini; ontologi, epsitemologi, dan aksiologi.
3. Teori tentang Tuhan menurut Aristoteles Tuhan berdiri sendiri tidak beranak
tidak akan berubah tidak pernah berakhir dan bersifat kekal dan Tuhan merupakan
suatu sebab dari segala benda-benda menjadi bertujuan, Aristoteles berpandangan
bahwasanya Tuhan hanya berperan menciptakan segala pergerakan di alam
semesta akan tetapi Tuhan tidak mengurus lagi alam semesta beserta dengan
ciptaannya menurut Aristoteles Tuhan tidak mengetahui hal-hal kecil yang terjadi
di alam semesta.
4. . Menurut Plato hakekat segala sesuatu tidak terletak pada yang bersifat materi
atau bendawi, tetapi sesuatu yang ada di balik materi itu, yakni ide. Ide yang
sifatnya kekal, immaterial dan tidak berubah. Walaupun materi hancur, namun ide
tidak ikut musnah.
5. Atomisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa seluruh realitas terdiri
atau tercipta dari gugusan unsur-unsur terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
32
Unsur terkecil penyusun realitas itu diberi nama "atom". a artinya tidak dan tomos
artinya terbagi. Atom ini tidak tertangkap pancaindra dan tidak mempunyai
kualitas, misalnya panas atau manis. Salah seorang filsuf atomis adalah
Demokritos, atas dasar ajaran atomisme, ia mengajarkan bahwa segala sesuatu
dapat dijelaskan dengan mengacu pada gerakan-gerakan berbagai atom.
6. Patristik berasal dari kata Latin Patres yang berarti bapak-bapak gereja, mereka
adalah ahli agama kristen pada abad permulaan.1 Para pemimpin gereja ini dipilih
dari golongan atas atau golongan ahli fikir, dari golongan ahli fikir inilah
menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. Diantara mereka ada yang
menolak filsafat yunani dan ada juga yang menerimanya.
7. Filsafat Islam dapat diartikan sebagai filsafat yang dikembangkan oleh orang
orang Islam (muslim), yang mengkaji masalah hakikat yang ada, dari mana
asalnya, dan ke mana akhirnya, serta cara-cara mendapatkan hakikat pengetahuan
yang benar dan menetapkan ukuran benar dan salah, baik dan buruk, serta teori
kebahagiaan.
8. Untuk memahami inti filsafat Empirisme, perlu memahami dulu dua ciripokok
Empirisme yaitu mengenai makna dan teori tentang pengetahuan.Filsafat
Empirisme tentang teori makna amat berdekatan dengan aliran positivisme logis
dan filsafat Ludwig Wittegenstein. Akan tetapi, teori makna dan empirisme selalu
harus dipahami lewat penafsiran pengalaman.
9. Positivisme merupakan suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu ilmu alam
(empiris) sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak
spekuliasi dari suatu filosofis atau metafisik.
10. Pragmatisme adalah bagian dari salah satu aliran filsafat. Pragmatisme
merupakan salah satu pemberontakan umum dalam melawan sistem idealisme
yang terlalu menonjolkan intelektual dan tertutup.
33
bahwa, hasrat yang kuat untuk mengerti yang sebenarnya dapat dicapai melalui
pengamatan terhadap fenomena atau pertemuan kita dengan realita.
12. Eksistensialisme merupakan suatu aliran filsafat yang lahir dikarenakan oleh
adanya ketidakpuasan beberapa filsuf pada masa Yunani, yang pada intinya
sebenarnya memiliki rasa tidak puas terhadap filsafat tradisional yang bersifat
dangkal dan primitif.
13. Sedangkan menurut istilah positivisme adalah cara pandang dalam memahami
dunia dengan berdasarkan sains. Atau juga bisa diartikan sebagai suatu aliran
filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan
yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak
mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.
34