Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ALIRAN – ALIRAN FILSAFAT


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Filsafat Manusia
Dosen Pengampu : Imam Subqi, M.S.I., M.Pd.

Disusun oleh:
Ida Novitasari (43040210009)
Firda Rizquna (43040210012)
Shinta Marisa (43040210144)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2022
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Aliran –
aliran filsafat” dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT kepada kita semua, yang merupakan suatu
petunjuk yang paling benar, yakni syariah islam yang sempurna dan satu-satunya karunia
islam yang paling besar bagi alam semesta.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
engetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran, masukan serta kritik yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan
makalah ini.

Salatiga, 29 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................................1

BAB I...........................................................................................................................................2

PENDAHULUAN........................................................................................................................2

A. Latar Belakang................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan Masalah..............................................................................................................2

BAB II..........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..........................................................................................................................3

A. Pengertian Filsafat..........................................................................................................3

B. Tokoh-Tokoh Aliran Filsafat.........................................................................................3

C. Macam-Macam Aliran Filsafat......................................................................................6

BAB III.......................................................................................................................................15

PENUTUP..................................................................................................................................15

A. Simpulan........................................................................................................................15

B. Saran...............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aliran – aliran filsafat merupakan penelahan salah satu aspek sekaligus menyangkut
dengan faham dan pandangan para ahli pikir dan filosof. Dari kajian ini para ahli melihat
sesuatu atau menyeluruh, mendalam dan sistematis. Para filsuf menggunakan sudut
pandang yang berbeda sehingga menghasilkan filsafat yang berbeda pula. Antara aliran
atau paham satu dengan yang lainnya, ada yang saling bertentangan dan ada pula yang
memiliki konsep dasar yang sama. Akan tetapi meskipun bertentangan, bukanlah untuk
saling dipertentangkan. Justru dengan banyak aliran atau paham yang sudah diperkenalkan
oleh tokoh – tokoh filsafat, kita dapat memilih arah yang pas dengan persoalan yang
sedang kita hadapi. Sebelumnya pada mula nya orang-orang mulai berpikir-pikir dan
berdiskusi akan keadaan alam, dunia, lingkungan, dan beserta isinya dan tidak
menggantungkan diri kepada agama lain untuk mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan nya, dan dari situlah mulai muncul tentang kefilsafatan manusia itu sendiri.

Aliran-aliran filsafat dan yang kaitannya dengan ilmu pengetahuan, merupakan


penelahan dua aspek sekaligus menyangkut dengan faham dan pandangan para ahli pikir
atau filosuf. Dari kajian ini para ahli pikir melihat sesuatu atau menyeluruh, mendalam dan
sisitematis. Sedangkan ilmu pengetahuan dalam mengkaji atau mempelajari sesuatu tidak
secara menyeluruh, akan tetapi mempelajari bagian-bagian tertentu saja. Oleh karena itu
makalah ini membahas dua hal tersebut yang paling berbeda dalam proses dan metode
kajiannya masing-masing. Untuk menelusuri secara seksama tentang bahasan itu, maka
penulisan mengangkat beberapa aliaran-aliran filsafat Realisme, Rasionalisme, Emperisme
dan Positivisme. Selanjutnya agar lebih jelas, kiranya kita dapat mengikuti pembahasan
berikutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian filsafat ?
2. Siapa sajakah Tokoh-tokoh aliran filsafat ?
3. Apa sajakah Macam-macam aliran filsafat ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa itu pengertian filsafat.
2. Mengetahui siapa tokoh-tokoh aliran filsafat.
3. Mengetahui macam-macam aliran filsafat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Filsafat secara harfiah berasal kata Philo berarti cinta, Sophos berarti ilmu atau hikmah,
jadi filsafat secara istilah berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Pengertian dari teori lain
menyatakan kata Arab falsafah dari bahasa Yunani, philosophia: philos berarti cinta
(loving), Sophia berarti pengetahuan atau hikmah (wisdom), jadi Philosophia berarti cinta
kepada kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran. Pelaku filsafat berarti filosof, berarti: a
lover of wisdom. Orang berfilsafat dapat dikatakan sebagai pelaku aktifitas yang
menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Ariestoteles
(filosof Yunani kuno) mengatakan filsafat memperhatikan seluruh pengetahuan, kadang-
kadang disamakan dengan pengetahuan tentang wujud (ontologi). Adapun pengertian
filsafat mengalami perkembangan sesuai era yang berkembang pula. Pada abad modern
(Herbert) filsafat berarti suatu pekerjaan yang timbul dari pemikiran. Terbagi atas 3 bagian :
logika, metafisika dan estetika (termasuk di dalamnya etika).

Filsafat menempatkan pengetahuan sebagai sasaran, maka dengan demikian


pengetahuan tidak terlepas dari pendidikan. Jadi, filsafat sangat berpengaruh dalam aktifitas
pendidikan seperti manajemen pendidikan, perencanaan pendidikan, evaluasi pendidikan,
dan lain-lain. Karena ada pengaruh tersebut, maka dalam makalah ini mencoba untuk
membahas tentang keterkaitan paradigma aliran-aliran filsafat tersebut dengan kajian
pendidikan khususnya manajemen pendidikan. Mempelajari filsafat juga berguna untuk
lebih memperkuat ketauhidan, dan mengasah diri untuk berfikir.
B. Tokoh-Tokoh Aliran Filsafat
1. Jhon Locke (1632-1704)

Ia lahir tahun 1632 di Bristol, Inggris dan wafat tahun 1704 di Oatcs Inggris. Ia juga
ahli politik, ilmu alam, dan kedokteran. Pemikiran Jhon termuat dalam tiga buku penting
nya yaitu essay concerning human understanding, terbit tahun 1600, latter on
tolerantion terbit tahun 1689-1692,dan two treatises on government, terbit tahun 1690.
Locke muncul sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme mengatakan bahwa kebenaran
adalah rasio, maka menurut empiris dasarnya adalah pengalaman manusiawi yang di
peroleh melalui panca indera dengan ungkapan singkat Locke.

Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi (otak). Otak tak lebih
dari sehelai kertas yang masih putih, baru mengalami pengalamanlah kertas itu terisi.
Dengan demikian dia menyamakan pengalaman batuiniah (yang bersumber dari akal
budi) dengan pengalaman lahiriah (yang bersumber dari empiri)

2. David Hume (1711-1776)

Hume adalah pelopor para empiris yang percaya bahwa seluruh pengetahuan tentang
dunia berasal dari indera. Menurut Hume, ada batasan-batasan yang tegas tentang
bagaimana kesimpulan dapat di ambil melalui persepsi indra kita. Namun terlepas dari
berbagai kritik yang muncul, pemikiran Hume pada umumnya merupakan wujud
ekspresi dari sikap naturalisme dan skeptismenya. Dia sesungguhnya telah berupaya
memberikan penjelasan tentang sifat dasar alamiah manusia, yang tidak daat diabsahkan
oleh nalar.

3. Descartes (1596-1650)

Descartes di anggap bapak filsafat modern, ia merupakan filosof yang ajaran


filsafatnya sangat populer, karena pandangannya yang todak pernah goyah, tentang
kebenaran tertinggi berada pada akal atau rasio manusia. Descartes menjelaskan
kebenaran melalui metode leraguan. Dalam karnyaya Anaxemens Discourse On
Methode ada 4 hal yang harus di perhatikan sebagai berikut:

a. Kebenaran baru di nyatakan shahih jika benar-benar indrawi dan realitas


nyatelah jelas dan tegs (clearly and distincictly), sehingga tidak ada keraguan
ataupun yang mampu merobohkan nya.

b. Pecahkanlah setiap kesultanan atau masalah sampai sebanyak mungkin sehingga


tidak ada keraguan apapun yang mampu merobohkanya.

c. Biminglah pikuran dengan teratur (mulai dari yqng sederhana atau mudah di
ketahui sampai hal yang paling sulit atau kompleks)

d. Pencarian dan pemeriksaan harus di huat dengan perhitungan yang sempurna


serta mempertimbangkan secra menyeluruh sehingga di peroleh kenyakinan
bahwa tidak ada satupunyang terabaikan atau terlewatkan.

4. Spinoza (1632-1677)
Spinoza memiliki pemikiran bahwa kebenaran itu berpusat pada pemikiran dan
keluasan. Pikiran adalah jiwa sedangkan keluasan adalah tubuh yang ekstensinya
berbarengan antara jiwa dan tubuh pada setiap individu. Baruch Spinoza atau
Benedictus de Spinoza merupakan salah satu pengikut pemikiran Descartes yang
menjadikan subtansi sebagai tema pokok dalam metafisika yang sampai saat ini di kenal
dengan aliran rasionalisme. Spinoza menjawab pertanyaan kebenaran dengan tentang
sesuatu menggunakan metode deduksi metamatis yang meletakkan definisi aksioma,
proposisi, kemudian berulang membuat pembuktian atau menyimpulkan. Seperti
Descartes, Spinoza mengatakan bahwa kebenaran itu terpusat pada pemikiran dan
keluasaan. Pemikiran adalah jiwa, sedangkan keluasan adalah tubuh yang eksistensi nya
berbarengan.

5. Auguste Comte (1798-1857)

Filsafat positivisme di perkenalkan oleh Auguste Comte. Ia penganut empirisme, ia


berpendapat bahwa indera itu amat penting dalam memperoleh pengetahuan, tetapi
harus di pertajam dengan alat bantu dan di perkuat dengan eksperimen. Menurut
Auguste Comte bahwa perkembangan pikiran manusia terdapat tiga tahapan yaitu
tahapan teologis, tahapan metafisis, dan tahapan ilmiah atau positif.

6. Fichte (1762-1814)

Johan Gottlieb Fichet adalah seorang filosof Jerman, Ia belajar teologi jena pada
tahun 1780-1788. Filsafat menurut Fichte merupakan deduksi dari satu prinsip. Hal ini
sudah mencukupi untuk memenuhi tuntutan pemikiran, moral, bahkan seluruh
kebutuhan manusia. Menurut pendapatnya subjek menciptakan objek. Kenyataan
pertama ialah saya yang sedang berpikir, tetapi subjek memerlukan objek, seperti tangan
kanan yang mengandalkan tangan kiri, dan ini merupakan antithesis. Subjek dan objek
yang terlihat dalam kesatuan disebut sintesis. Segala sesuatu yang ada berasal dari
tindak perbuatan “aku”. Menurut Fichte, dasar realitas adalah kemauan, kemauan inilah
thing in itself-nya manusia. Penampakan menurut pendapatnya adalah suatu yang di
tanam oleh Roh Absolut sebagai penampakan kemauanya. Roh Absolut adalah suatu
yang berada di belakang kita itu adalah Tuhan pada Spinoza.

7. Hegel (1770-1831)

Hegel lahir di Stuttgart, Jerman pada tanggal 17 Agustus 1770. Pada usia 7 tahun ia
memasuki sekolah latin. Pada usia 18 tahun ia memasuki Universitas Tubingen. Setelah
menyelesaikan kuliah, ia menjadi seorang tutor, selain mengajar di Yena. Pada usia 41
tahun ia menikah dengan Merie Von Tucher. Pokok-pokok pemikiran Hegel mengenai
filsafat adalah ide mutlak. Oleh karena itu, semua pemikirannya tidak terlepas dari ide
mutlak, baik yang berkenaan dengan sistemnya, proses dialetiknya, maupun titik awal
dan akhir kefilsafatannya. Oleh karena itu filsafatnya disebut filsafat idealis, yakni suatu
aliran filsafat yang menetapkan wujud yang pertama adalah ide (jiwa). Hegel sangat
mementingkan rasio, tentu saja karena ia adalah seorang ynag idealis. Yang dimaksud
dengannya tidak hanya rasio pada manusia secara individual, tetapi rasio pada subjek
absolut, karena Hegel menerima prinsip idealistic bahwa realitas seluruhnya harus
disetarakan denagn suatu subjek.

Pusat filsafat hegel adalah konsep Geist (roh atau spirit). Idealisme Jerman
memuncak pada George Wihelm Friedrich Hegel. Walaupun usianya lebih tua di
bandingkan schelling sudah menjadi filosofis terkenal. Konsep filsafat Hegel seluruh
nya adalah historis dan reltive. Karena juga di pengaruhi oleh pandangan antropologi
dan sosial modern. Ia mengatakan bahwa yang benar adalah perubahan. Kunci filsafat
Hegel terletak pada pandangannya.

8. Soren Aabye Kierkegaard (1813-1855)

Soren Aabye Kierkegaard (1813-1855) adalah seorang filsuf


berkebangsaan Denmark yang lahir pada tanggal 5 Mei 1813. Ia
menyatakan pendapat yang berbeda dengan filsuf sebelumnya. Hal
ini ia ungkapkan melalui pemikiran filsafatnya dalam karyanya
yang berjudul Either/Or. Kierkegaard, seorang filsuf yang menganut pemikiran
eksistensialis, menunjukkan tahapan yang bersifat religius
walaupun sangat berbeda dengan para filsuf eksistensialisme yang
pada umumnya atheis. Soren Kierkegaard sangat menekankan masalah Ilahiah/
Ketuhanan pada puncak pemikiran nya (Armaidy Armani 2011 : 23)
C. Macam-Macam Aliran Filsafat
Berikut ini adalah beberapa aliran yang ada di dalam filsafat :

1. Materialisme
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya
keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Sistem berfikir
ini menjadi terkenal dalam bentuk paham materialisme dialektika Karl Marx. Dalam
kritik yang dilontarkan pada Hegel tentang manusia sebagai esensi dari jiwa. Marx
menyanggah bahwa manusia adalah makhluk alamiah dalam obyek alamiah (T.Z
Lavine 2002 : 46). Dasar pemikiran materialisme sejarah Marx berasal dari karya
Ludwig Feuerbach (1804-1872). Menurut Marx, Feuerbach telah berhasil membangun
materialisme sejati dan ilmu pengetahuan yang positif dengan menggunakan hubungan
sosial antarmanusia sebagai prinsip dasar teorinya. Michel Curtis dalam Watloly
menjelaskan bahwa materialisme sejarah Marx adalah materialisme dalam arti filosofis,
bukan materialisme praktis yang mengartikan materi sebagai kebenaran, dan tidak
bermakna. Materialisme sejarah Marx akan menunjukkan, bahwa di balik materi ada
kesadaran yang menggerakkan arah sejarah sehingga materialisme sejarah harus
difahami sebagai gerak materi yang menyejarah. Materi di sini dalam arti metode
pemikiran. Materi memiliki daya transformatif yang menyejarah. Marx memandang
bahwa hanya dalam kerja ekonomi itulah, manusia mengubah dunia. (Watloly 2012 :
133).

Pandangan Marx yang menjadikan materi sebagai primer di atas, dikenal dengan
konsep materialisme historis. Materialisme historis berpendapat bahwa perilaku
manusia ditentukan oleh kedudukan materi, bukan pada ide karena ide adalah bagian
dari materi (Nanang Martono 2014 : 45). Marx memetakan materialisme ke dalam
materialisme historis dan materialisme dialektis. Materialisme historis merupakan
pandangan ekonomi terhadap sejarah. Kata historis ditempatkan Marx dengan maksud
untuk menjelaskan berbagai tingkat perkembangan ekonomi masyarakat yang terjadi
sepanjang zaman. Sedangkan materialisme yang dimaksud Marx adalah mengacu pada
pengertian benda sebagai kenyataan yang pokok. Marx tetap konsekuen memakai kata
historical materialisme untuk menunjukkan sikapnya yang bertentangan dengan filsafat
idealism. Filsafat materialisme beranggapan bahwa kenyataan berada di luar persepsi
manusia, demikian juga diakui adanya kenyataan objektif sebagai penentu terakhir dari
ide. Sedangkan filsafat idealism menegaskan bahwa segenap kesadaran didasarkan pada
ide-ide dan mengingkari adanya realitas di belakang ide-ide manusia. (Ali Maksum
2015 : 154)
Ada empat konsep sentral dalam memahami pendekatan materialisme historis
menurut Morisson dalam Damsar, yaitu: pertama, Means of Production (cara produksi)
yaitu sesuatu yang igunakan untuk memproduksi kebutuhan material dan untuk
mempertahankan keberadaan. Kedua, Relations of Production (hubungan produksi),
yaitu hubungan antara cara suatu masyarakat memproduksi dan peranan sosial yang
terbagi kepada individu-individu dalam produksi. Ketiga, Mode of Production (mode
produksi), yaitu elemen dasar dari suatu tahapan sejarah dengan memperlihatkan
bagaimana basis ekonomi membentuk hubungan sosial. Keempat, Force of Production
(kekuatan produksi), yaitu kapasitas dalam benda-benda dan orang yang digunakan bagi
tujuan produksi. (Damsar 2011 : 24-25)
Sedangkan Materialisme Dialektika, merupakan ajaran Marx yang menyangkut hal
ihwal alam semesta secara umum. Menurut Marx, perkembangan sejarah manusia
tunduk pada watak materialistik dialektika. Jika teori ini diterapkan pada masyarakat,
maka dalam pemikiran Marx disebut dengan materialisme historis. Hal ini didasarkan
kenyataan bahwa yang menentukan struktur masyarakat dan perkembangan dalam
sejarah adalah kelas-kelas sosial. Kelas-kelas itu bukan suatu kebetulan, melainkan
merupakan upaya manusia untuk memperbaiki kehidupan dengan mengadakan
pembagian kerja. Prinsip dasar teori ini “bukan kesadaran manusia untuk menentukan
keadaan sosial, melainkan sebaliknya keadaan sosiallah yang menentukan kesadarn
manusia.” Lebih lanjut Marx berkeyakinan bahwa untuk memahami sejarah dan arah
perubahan, tidak perlu memerhatikan apa yang dipikirkan oleh manusia, tetapi
bagaimana dia bekerja dan berproduksi. Dengan melihat cara manusia itu bekerja dan
berproduksi, dapat menentukan cara manusia itu berpikir. (Wiraman 2014 : 10-11)

2. Idealisme

Idealisme adalah aliran yang menganggap bahwa kenyataan atau realistis tersusun
dari jiwa dan juga ide. Istilah idealisme berasal dari kata “idea” yang memiliki arti
sesuatu yang hadir di dalam jiwa. Aliran tersebut menjadi sebuah awal yang sangat
penting untuk perkembangan cara berpikir manusia. Pemikiran dasar dari aliran ini
ternyata juga pernah dijelaskan oleh Plato. Menurutnya, realitas yang paling dasar
adalah sebuah ide. Sementara realitas yang bisa dilihat oleh manusia adalah bayangan
dari ide itu sendiri. Pemikiran tersebut pastinya memandang realitas yang terlihat
sebagai sesuatu yang tidak begitu penting. Mereka hanya akan menerimanya jika
realitas tersebut dihubungkan dengan ide-ide. Walaupun begitu, pemikiran idealisme ini
adalah pemikiran yang paling bisa diterima oleh para tokoh ataupun filsuf, salah satunya
yaitu Descartes. Ia sepakat bahwa unsur yang berhubungan dengan jiwa adalah unsur
yang lebih penting dibanding sebuah kebendaan yang tampak.
Herman Horne mengatakan idealisme merupakan pandangan yang menyimpulkan
bahwa alam merupakan ekspresi dari pikiran, juga mengatakan bahwa subtansi dari
dunia ini adalah dari alam pikiran serta berpandangan bahwa hal-hal yang bersifat
materi dapat dijelaskan melalui jiwa. Senada dengan itu, Ahmad Tafsir mengemukakan
bahwa dalam kajian filsafat, idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat
dunia fisik hanya dapat dipahami dalam ketergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit
(ruh). lstilah ini diambil dari "idea", yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa (Ahmad Tafsir
2004 : 144). Lebih lanjut George R. Knight menguraikan bahwa idealisme pada
mulanya, adalah suatu penekanan pada realitas ide gagasan, pemikiran, akal pikir
daripada suatu penekanan pada objek-objek dan daya-daya materi. Idealisme
menekankan akal pikir (mind) sebagai hal dasar atau lebih dulu ada bagi materi dan
bahkan menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu yang nyata, sedangkan materi
adalah akibat yang ditimbulkan oleh akal pikir. Menurutnya, ini sangat berlawanan
dengan materialisme yang berpendapat bahwa materi adalah nyata ada, sedangkan akal
pikir (mind) adalah sebuah fenomena pengiring.
Dari ketiga pengertian di atas dapat dipahami bahwa idealisme merupakan suatu
aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa hakekat segala sesuatu ada pada
tataran ide. Realitas yang berwujud sebenarnya lebih dulu ada dalam realitas ide dan
pikiran dan bukan pada hal-hal yang bersifat materi. Meskipun demikian, idealisme
tidak mengingkari adanya materi. Materi merupakan bagian luar dari apa yang disebut
hakekat terdalam, yaitu akal atau ruh, sehingga materi merupakan bungkus luar dari
hakekat, pikiran, akal, budi, ruh atau nilai. Dengan demikian, idealisme sering
menggunakan term-term yang meliputi hal-hal yang abstrak seperti ruh, akal, nilai dan
kepribadian. Idealisme percaya bahwa watak sesuatu objek adalah spritual, non material
dan idealistik.
Pemikiran idealisme ini selalu identik dengan Plato. Plato lah yang sering
dihubungkan dengan filsafat idealisme. Pandangan seperti ini muncul, mengingat
bahwa pada dasarnya Plato merupakan bapak filsafat idealisme atau pencetus filsafat
idealisme. Menurut Plato hakekat segala sesuatu tidak terletak pada yang bersifat materi
atau bendawi, tetapi sesuatu yang ada dibalik materi itu, yakni ide. Ide bersifat kekal,
immaterial dan tidak berubah. Walaupun materi hancur, ide tidak ikut musnah. Dalam
mencari kebenaran, Plato berpendapat bahwa kebenaran tidak dapat ditemukan dalam
dunia nyata, sebab dunia nyata ternyata tidak permanen dan selalu mengalami
perubahan. Artinya bahwa dunia materi bukanlah dunia yang sebenarnya, tetapi hal itu
merupakan analogi atau ilusi semata yang dihasilkan oleh panca indera. Walaupun
idealisme selalu dihubungkan dengan Plato, lahirnya idealisme sebagai mazhab atau
aliran filsafat bukanlah pada zaman Plato masih hidup. Istilah idealisme untuk
menunjukkan suatu aliran filsafat, baru dipakai pada abad ke-19 M.
Aliran filsafat idealisme dalam abad ke-19 M, merupakan kelanjutan dan pemikiran
filsafat rasionalisme yang berkembang pada abad ke-17 M. Para pengikut aliran
idealisme ini pada umumnya, filsafatnya bersumber dari filsafat kritismenya Immanuel
Kant. Fichte (1762-1814) yang dijuluki sebagai penganut idealisme subjektif adalah
merupakan murid Kant. Demikian juga dengan Schelling yang filsafatnya disebut
dengan idealisme objektif. Kemudian ketua filsafat idealisme ini (subjektif dan objektif)
disintesiskan dalam filsafat idealisme mutlaknya Hegel (1770-1831).
Aliran idealisme adalah aliran yang dapat dianut oleh umat muslim dalam
kehidupan sehari-hari. Dikatakan karena aliran idealisme dapat ditinjau dari 3 cabang
filsafat yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Dalam cabang ontologi menyatakan
bahwa kenyataan dan kebenaran itu pada hakikatnya adalah ide-ide atau hal-hal yang
berkualitas spiritual. pemahaman sebagai makhluk spritual dan mempunyai kehidupan
yang bersifat ontologis dan idealistik. Pemahaman sebagai makhluk spritual dan
mempunyai kehidupan yang bersifat ontologis dan idealistik adalah dengan menjadi
makhluk yang berkepribadian, bermoral serta mencita-citakan segala hal yang serba
baik dan bertaraf tinggi.

3. Dualisme

Istilah dualisme berasal dari bahasa latin, dualis yang berarti bersifat dua.
Zaprulkhan menyatakan bahwa di dalam tradisi filsafat, sebenarnya terdapat sejumlah
filsuf yang mencetuskan dan mengembangkan pemikiran filosofis tentang dualisme.
Namun, dalam pembahasan filsuf Rene Decrates-lah wacana konsep dualisme
mengalami perkembangan dengan lebih sempurna. Dalam paradigma Decrates, pada
dasar segala sesuatu di alam semesta, yakni segala bentuk materi terdapat substansi.
Substansi ini dalam hubungannya dengan alam semesta bersifat berdiri sendiri dan
independen dari segala hal. Secara general, bagi Decrates, ada dua macam substansi
yaitu jiwa dan materi (tubuh jasmaniah). Namun, Decrates percaya selain dua substansi
tersebut, terdapat lag satu substansi yang bersifat absolut yaitu Tuhan. Baik jiwa
maupun materi keduanya bergantung kepada Tuhan sebagai substansi yang satu-satunya
mutlak. Dualisme adalah suatu aliran yang mengungkapkan bahwa realitas terdiri dari
dua akar yang berlainan dan bertolak belakang. Masing-masing akar itu bersifat unik
dan tidak bisa dihilangkan. Sehingga, ada beberapa tokoh mengungkapkan bahwa aliran
ini adalah gabungan dari aliran idealisme dan aliran materialisme, atau aliran yang
menggabungkan antara jiwa dan tubuh. Adapun tokoh yang membentuk pemikiran
tersebut adalah Thomas Hyde. Dimana pemikiran dasarnya merupakan zat dan pikiran
merupakan suatu hal yang berbeda dan keduanya akan saling melengkapi untuk
membentuk suatu pengetahuan.

Dualisme adalah aliran filsafat yang mencoba memadukan antara dua paham yang
saling bertentangan, yaitu materialisme dengan idealisme. Materialisme beranggapan
materilah yang hakikat sedangkan ide atau ruh bukan hakikat sedangkan aliran
idealisme justru sebaliknya. Namun dualisme mengatakan bahwa baik materi maupun
ruh adalah sama-sama hakikat karena hal tersebut sama-sama memiliki adanya
hubungan. Contoh yang dipaparkan Juhaya dalam bukunya aliran-aliran filsafat dan
etika, jika jiwa sedang sehat maka maka badan pun sehat kelihatannya. Sebaliknya jika
jiwa seseorang sedang penuh dengan kedukaan biasannya badannya pun ikut sedih,
maka murunglah wajah orang tersebut. Hal inilah yang menggambarkan adanya
hubungan atau kerja sama antara jiwa dengan badan, yang terjadi secara spontanitas atau
reflektif.

4. Eksistensialisme

Eksistensialisme atau eksistensialis berkembang pada abad 20 di Prancis dan Jerman


sebagai reaksi terhadap merosotnya komunisme yang telah dibangun sejak abad
pencerahan. Keyakinan akan kesinambungan peradaban menuju kebenaran dan
kebebasan, kedamaian dan kesejahteraan yang telah dimunculkan sejak abad kecerahan
dihancurkan oleh meletusnya perang dunia I. Materialisme ternyata pendorong lahirnya
eksistensialisme. Eksistensialisme lahir sebagai reaksi terhadap idealisme. Materialisme
dan idealisme adalah dua pandangan filsafat tentang hakikat yang ekstrem. Keduanya
berisi tentang benih-benih kebenaran, tetapi keduanya juga salah. Eksistensialisme ingin
mencari jalan keluar dari kedua ekstremitas itu. Eksistensialisme juga didorong
munculnya oleh situasi dunia pada umumnya. Eksistensialisme lahir sebagai reaksi
terhadap dunia pada umumnya terutama dunia Eropa barat. Dalam cara-cara tertentu
ekstensialisme dapat dilihat sebagai pemberontakan romantisme melawan Ida
pencerahan Eropa dengan tekanannya pada sistem rasionalitas. Kata eksis secara harfiah
berarti berdiri tegak melawan dan para filsuf ekstensialis telah menekan bagaimana
manusia individual berdiri tegak melawan dunia, masyarakat, lembaga, dan cara
berpikir. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir (2008 :218) kata dasar ekstensi ( Existency )
adalah Exist yang berasal dari kata latin Ex yang berarti keluar dan Sistere yang berarti
berdiri. Jadi eksistensi adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Tokoh-tokoh aliran
filsafat eksistensialisme cukup banyak, seperti Gabriel Marcel, Karl Jaspers, Nicolai
Berdyaev, Albert Camus, Martin Heiddegger, Soren Kierkegaard dan Jean Paul Sartre.

Eksistensialisme menampakan dirinya sebagai suatu aliran dalam ilmu filsafat yang
menekankan kebebasan manusia, dimana manusia dipandang sebagai suatu makhluk
yang harus memiliki cara mengada dengan kesadaran karakter tertentu, mengkaji cara
manusia berada di dunia dengan kesadaran (Copleston, 1976:19). Namun, bagi kaum
eksistensialis yang belum puas dengan hidup yang ada dan yang merasa perlu untuk
mengubahnya, masa depan merupakan faktor yang penting. Dengan demikian, gaya
hidup kaum eksistensialis menjadi serius, dinamis, penuh usaha, dan optimis menuju ke
masa depan.

5. Positivisme

Aliran yang satu ini muncul pada abad ke 19. Dimana dasar pemikiran ini bersumber
pada pengetahuan yang berasal dari apa yang diketahui, pasti, dan hal yang nyata.
Positivisme berfokus pada suatu fakta yang nyata dan mengesampingkan hal-hal diluar
realitas dan kenyataan yang tidak terlihat. Aliran yang satu ini sangat dekat dengan
aliran empirisme, yaitu sama-sama meyakini bahwa pengetahuan berdasar pada
pengalaman yang didasari oleh inderawi. Menurut para tokoh yang ada di dalamnya,
manusia tidak akan pernah mengetahui sesuatu lebih dari apa yang dilihat. Berdasarkan
fakta-fakta yang nyata, manusia tidak akan mengetahui sesuatu dibalik fakta tersebut
bila mereka tidak melihatnya.Tokoh yang menciptakan aliran ini yaitu Henri de Saint
Simon, yang kemudian dikembangkan oleh muridnya yang bernama August Comte.
Dasar dari pemikiran ini adalah untuk memahami sebuah pengetahuan bahwa manusia
harus menarik hubungan sebab akibat. Hingga hukum-hukum yang membentuk
pengetahuan tersebut. Dalam proses mencari ini, manusia akan menemukan berbagai
macam fakta yang nyata di dalam pengetahuan tersebut.

6. Realisme

Realisme adalah sebuah aliran yang ada di dalam ilmu pengetahuan. Menurut aliran
ini, Ia mempermasalahkan objek pengetahuan manusia. Dimana realisme memandang
bahwa objek pengetahuan yang diyakini oleh manusia berada di luar diri manusia itu
sendiri, misalnya pengetahuan mengenai pohon, pengetahuan mengenai binatang,
pengetahuan mengenai bumi, dan pengetahuan mengenai kota. Semua contoh yang
disebutkan di atas tak hanya ada di dalam pikiran manusia yang mengamatinya saja, tapi
juga ada dengan sendirinya dan tidak bergantung pada jiwa manusia.

Aliran realisme dibagi menjadi dua golongan, antara lain:

a. Golongan Realisme Rasional

Golongan aliran realisme jenis ini dibagi menjadi dua lagi, yaitu realisme klasik, dan
realisme religius. Kedua aliran tersebut baik itu klasik ataupun religius berpangkal pada
filsafat Aristoteles. Tapi demikian ada perbedaan mendasar pada kedua aliran ini.
Dimana perbedaannya yaitu realisme klasik biasanya langsung dari pandangan
Aristoteles, sementara aliran realisme religius tidak langsung dari Aristoteles. Ia
berkembang di dalam filsafat Thomas Aquinas, yaitu seorang filsuf beragama Kristen
yang kemudian dikenal dengan aliran Thomisme. Pandangan dari keduanya setuju
bahwa dunia materi adalah nyata dan ada di luar orang yang memperhatikannya.

Lalu, penganut aliran Thomisme berpendapat bahwa jiwa adalah salah satu hal yang
penting meski tidak nyata seperti badan. Oleh karena itu, aliran ini juga berpendapat
bahwa jiwa dan juga badan diciptakan oleh Tuhan. Aliran Thomisme juga menganggap
bahwa pengetahuan didapatkan melalui wahyu, pengalaman, dan berpikir. Penganut dari
aliran realisme religius berpendapat bahwa aturan keharmonisan alam semesta adalah
ciptaan Tuhan, maka kita perlu mempelajarinya.

a. Golongan Aliran Realisme Alam atau Ilmiah

Golongan aliran yang satu ini adalah berkembangnya ilmu pengetahuan alam.
Dimana aliran realisme alami memiliki sifat yang skeptis dan eksperimental. Aliran
tersebut berpandangan bahwa dunia yang ada disekeliling kita itu nyata, maka yang
menjadi salah satu tugas ilmu pengetahuan yaitu menyelidiki semua isi yang ada di
dalamnya dan hal ini bukan tugas dari filsafat. Tugas untuk filsafat tidak lain yaitu
koordinasi mengenai konsep-konsep dan juga penemuan ilmu pengetahuan yang
bermacam-macam. Menurut aliran tersebut alam memiliki sifat menetap, memang akan
ada perubahannya, tapi perubahan itu langsung sesuai dengan hukum alam yang bersifat
menetap dan membuat alam semesta terus berlangsung menurut susunannya yang sudah
teratur.

7. Rasionalisme

Aliran rasionalisme adalah suatu aliran yang mengedepankan akal sebagai satu-
satunya sumber pengetahuan yang bisa dipercaya. Untuk para tokohnya, akal adalah
suatu aset yang paling penting yang dimiliki oleh manusia untuk memperoleh,
menemukan, dan menguji suatu pengetahuan. Mereka juga menganggap bahwa akal
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang ada
di dalam hidup. Semua permasalahan bisa diselesaikan dan dipecahkan menggunakan
akal. Adapun tokoh yang terkenal di dalam aliran rasionalisme adalah Rene Descartes.
Ia mempunyai julukan sebagai bapak filsafat modern. Aliran tersebut muncul karena
satu pertanyaan darinya “Apakah metode dasar yang akan digunakan manusia untuk
melakukan refleksi?” Dari pertanyaan tersebut lah Ia menemukan akal sebagai salah
satu hal yang paling mendasar yang digunakan manusia untuk melakukan refleksi pada
sesuatu.

8. Empirisme

Aliran ini lebih berfokus pada pengalaman yang dimiliki oleh seseorang sebagai
sumber dari pengetahuan. Kata empirisme berasal dari Bahasa Yunani yang artinya
pengalaman inderawi atau pengalaman observasi melalui panca indera. Empirisme
adalah suatu aliran yang sangat bertentangan dengan rasionalisme. Menurut para tokoh
yang ada di dalamnya, pengetahuan itu berasal dari pengalaman. Sehingga panca indera
adalah sumber utama yang paling jelas dan pasti daripada akal. Semua hal yang
diketahui oleh manusia itu tergantung pada bagaimana mereka menggunakan panca
inderanya, mulai dari mendengar, melihat, menyentuh yang mereka miliki, dan
berbicara.

Adapun tokoh empirisme juga menolak keyakinan bahwa manusia mempunyai fitrah
pengetahuan di dalam dirinya. Menurut aliran ini, tanpa adanya pengalaman, sebuah
pengetahuan tidak akan bisa terbentuk. Selain itu, aliran ini juga dibentuk oleh Francis
Bacon dan Thomas Hobbes dengan pandangan semua pengetahuan bisa terbentuk
dengan menggabungkan apa yang telah dialami oleh manusia.

Adanya banyak aliran filsafat yang telah dijabarkan diatas, menjadikan kita tahu
banyak pendapat dari tokoh-tokoh filsafat. Dengan banyak pendapat dari tokoh filsafat
tidak menjadikan adanya perdebatan antar tokoh, namun dengan adanya perbedaan
tersebut terus dikembangkan oleh para tokoh dan melahirkan beberapa aliran.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ada beberapa aliran-aliran dalam filsafat yang memiliki artian berbeda-beda menurut
tokoh dalam aliran tersebut. Ajaran filsafat pada dasarnya adalah hasil pemikiran seseorang
atau beberapa orang ahli filsafat tentang sesuatu secara fundamental. Perbedaan-perbedaan
cara dalam meng-approach suatu masalah akan melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang
berbeda-beda tentang masalah yang sama. Perbedaan-perbedaan itu dapat juga disebabkan
latar belakang pribadi para ahli tersebut, di samping pengaruh zaman, kondisi dan alam
pikiran manusia di suatu tempat.
Kenyataan itu melatar belakangi perbedaan-perbedaan tiap-tiap pokok suatu ajaran
filsafat. Dan oleh penelitian para ahli. Kemudian, ajaran filsafat tersebut disusun dalam satu
sistematika dengan kategori tertentu. Klasifikasi inilah yang melahirkan apa yang kita kenal
sebagai suatu aliran (sistem) suatu ajaran filsafat. Suatu ajaran filsafat juga dapat pula
sebagai produk suatu zaman, produk suatu cultural and social matrix. Dengan demikian
suatu ajaran filsafat dapat merupakan reaksi dan aksi atas sesuatu realita di dalam kehidupan
manusia. Filsafat dapat berbentuk cita-cita, idealisme yang secara radikal berhasrat
meninggalkan suatu pola kehidupan tertentu.

B. Saran
Kami selaku penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Kami juga
berharap bahwa makalah yang kami susun dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Damsar, 2004. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.


Juhaya, 2010. Aliran-aliran filsafat dan etika, cet Ke-4. Jakarta : Kencana.
Kamil, Ahmad, 2012. Filsafat Kebebasan Hakim, Jakarta : Kencana.
Lavine, T.Z., 2002. Pertualangan Filsafat dari Socrates ke Sartre. Yogyakarta : Penerbit
Jendela.
Maksum, Ali, 2015. Pengantar Filsafat dari Masa Kalsik Hingga Posmodernisme. Yogjakarta :
Ar-ruzz Media.
Martono, Nanang, 2014. Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,
dan Poskolonial. Jakarta : Rajawali Pers.
Simon Petrus, L. Thahjadi. 2004, Petualang Intelektual, Yogyakarta : Kanisius.
Surajiyo, 2015. Suatu Pengantar: Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, cet. Ke-2.
Jakarta : Bumi Aksara
Tafsir, Ahmad, 2004. Filsafat Umum, Akal dan Hati sejak Thales sampai Capra. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Watloly, Aholiab, 2013. Sosio-Epistemologi Membangun Pengetahuan Berwatak Sosial.
Yogyakarta : Kanisius.
Wirawan, I.B., 2014. Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Prenadamedia.
Armawi, Armaidy. (2011). Eksistensi Manusia Dalam Filsafat Soren Kierkegaard. Jurnal
Filsafat, Vol. 21(1), 22-23.
Rusdi, (2013). Filsafat Idealisme (Implikasinya Dalam Pendidikan). Dinamika Ilmu, Vol.13
(2), 237-238.

Anda mungkin juga menyukai