Anda di halaman 1dari 14

FILSAFAT ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah filsafat/dasar-dasar logika

Dosen Pembimbing :
Asep Irwan, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 2

- Tajul Faizin

- Teguh Ferdyta Irawan

- Ulfah Dwi Fitria

- Wina Nurulliah

- Alka Filar Hidayat

- M. Fikri Adz-Dzikri

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


GUNA NUSANTARA CIANJUR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahhirahmanirahim Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah swt atas
kehendak Nya kami dapat Menyusun makalah ini shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada nabi kita Muhammad Saw.
Alhamdulillah kami dapat Menyusun makalah dengan judul “filsafat islam” sehingga
dengan adanya makalah ini mudah mudahan mampu menggugah para pembaca untuk
mempelajari dan memahami lebih jauh lagi tentang filsafat islam, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas matakuliah filsafat/ dasar-dasar logika Maka dengan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada dosen dan kepada semua pihak yang ikut serta dan memberi
dorongan kepada kami yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya, kami berharap semoga penyusunan makalah ini
dapat menjadi pedoman dan manfaat bagi setiap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. Latar belakang....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2

C. Tujuan Masalah..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3

A. Pengertian Filsafat..............................................................................................................3

B. Pengertian Filsafat Islam...................................................................................................4

C. Sejarah Perkembangan Filsafat Islam..............................................................................4

D. Tokoh Filsuf Islam..............................................................................................................5

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................10

Kesimpulan...............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bila dilihat dari aktivitasnya filsafat merupakan suatu cara berfikir yang
mempunyai karakteristik tertentu. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana syarat-syarat
berfikir yang disebut berfilsafat yaitu : a) Berfikir dengan teliti, dan b) Berfikir
menurut aturan yang pasti. Dua ciri tersebut menandakan berfikir yang insaf, dan
berfikir yang demikianlah yang disebut berfilsafat. Sementara itu Sidi Gazalba (1976)
menyatakan bahwa ciri ber-Filsafat atau berfikir Filsafat adalah : radikal, sistematik,
dan universal. Radikal bermakna berfikir sampai ke akar-akarnya (Radix artinya
akar), tidak tanggung-tanggung sampai dengan berbagai konsekwensinya dengan
tidak terbelenggu oleh berbagai pemikiran yang sudah diterima umum, Sistematik
artinya berfikir secara teratur dan logis dengan urutanurutan yang rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan, Universal artinya berfikir secara menyeluruh tidak pada
bagian-bagian khusus yang sifatnya terbatas.
Sementara itu Sudarto (1996) menyatakan bahwa ciri-ciri berfikir Filsafat
adalah:
a) Metodis : menggunakan metode, cara, yang lazim digunakan oleh
filsuf (akhli filsafat) dalam proses berfikir
b) Sistematis : berfikir dalam suatu keterkaitan antar unsur-unsur dalam
suatu keseluruhan sehingga tersusun suatu pola pemikiran Filsufis.
c) Koheren : diantara unsur-unsur yang dipikirkan tidak terjadi sesuatu
yang bertentangan dan tersusun secara logis.
d) Rasional : mendasarkan pada kaidah berfikir yang benar dan logis
(sesuai dengan kaidah logika).
e) Komprehensif : berfikir tentang sesuatu dari berbagai sudut
(multidimensi).
f) Radikal : berfikir secara mendalam sampai ke akar-akarnya atau
sampai pada tingkatan esensi yang sedalam-dalamnya.
g) Universal : muatan kebenarannya bersifat universal, mengarah pada
realitas kehidupan manusia secara keseluruhan.

1
Dengan demikian berfilsafat atau berfikir filsafat bukanlah sembarang berfikir tapi
berfikir dengan mengacu pada kaidah-kaidah tertentu secara disiplin dan mendalam.
Pada dasarnya manusia adalah homo sapien, hal ini tidak serta merta semua manusia
menjadi Filsuf, sebab berfikir filsafat memerlukan latihan dan pembiasaan yang terus
menerus dalam kegiatan berfikir sehingga setiap masalah/substansi mendapat
pencermatan yang mendalam untuk mencapai kebenaran jawaban dengan cara yang
benar sebagai manifestasi kecintaan pada kebenaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari filsafat
2. Apa pengeretian filsafat islam
3. Bagaimana sejarah muncul filsafat islam
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian dari filsafat
2. Mengetahui pengertian dari filsafat islam
3. Untuk memahami filsafat islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
Filsafat secara etimologi dalam bahasa Arab falsafah yang dalam bahasa Inggris
philosophy yang berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas
kata philein artinya cinta (love) dan sophia artinya kebijaksanaan (wisdom), sehingga
secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) atau bisa juga
diterjemahkan sebagai cinta kearifan dalam arti yang sedalamdalamnya. Jadi seorang
filsuf adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan. Filsafat secara terminologi yang
dirangkum dari pendapat beberapa ahli filsafat yaitu filsafat adalah ilmu-ilmu
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan
mempergunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat tidak mempersoalkan tentang
gejala-gejala atau fenomena, tetapi mencari hakikat dari suatu gejala atau fenomena.
Berikut beberapa nama para ahli filsafat yaitu:

a) Plato

Plato berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang


berminat mencapai kebenaran yang asli.

b) Aristoteles

Menurut Aristoteles filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi


kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, ekonomi, plitik dan estetika.

c) Al-Farabi

Menurut filsuf arab ini Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam
maujud bagaimana hakekat yang sebenarnya.

d) Hasbullah Bakry

Menurut Hasbullah Bakry ilmu Filsafat ialah ilmu yang menyelidiki,


segala sesuatu yang mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan
manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaiman
hakikatnya sejauh yang dapat dicapai manusia dan bagaimana sikap manusia
seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.

e) I.R Poedjaeijatna

Menurut I.R Poedjaiatna filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.

3
B. Pengertian Filsafat Islam
Filsafat islam adalah perkembangan pemikiran umat islam dalam masalah
ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam semesta yang disinari ajaran islam. Filsafat
Islam juga sering disebut filsafat Arab dan filsafat Muslim merupakan suatu kajian
sistematis terhadap kehidupan, alam semesta, etika, moralitas, pengetahuan,
pemikiran, dan gagasan politik yang dilakukan di dalam dunia Islam atau peradaban
umat Muslim dan berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam.

C. Sejarah Perkembangan Filsafat Islam


Perkembangan filsafat dalam Islam dapat dikatakan dimulai oleh pengaruh
kebudayaan Hellenis, yang terjadi akibat bertemunya kebudayaan Timur (Persia) dan
kebudayaan Barat (Yunani). Pengaruh ini dimulai ketika Iskandar Agung (Alexander
the Great) yang merupakan salah satu murid dari Aristoteles berhasil menduduki
wilayah Persia pada 331 SM. Alkulturasi kebudayaan ini mengakibatkan munculnya
benih-benih kajian filsafat dalam masyarakat Muslim di kemudian hari. Penerjemahan
literatur-literatur keilmuan dari Yunani dan budaya lainnya ke dalam bahasa Arab
secara besar-besaran di era Bani Abbasiyah (750-1250an M) dapat dikatakan memberi
pengaruh terbesar terhadap kemunculan dan perkembangan kajian filsafat Islam
klasik. Peristiwa tersebut kemudian menjadikan periode ini sebagai zaman keemasan
dalam peradaban Islam. Ini sekaligus menunjukan keterbukaan umat Muslim terhadap
berbagai pandangan yang berkembang saat itu, baik dari para penganut keyakinan
monoteis lainnya, seperti kaum Yahudi yang mendapat posisi penting saat itu di
negeri-negeri Islam (Ravertz, 2004: 20), hingga kaum Pagan, yang terlihat dari
ketertarikan umat Muslim terhadap literatur bangsa Yunani Kuno yang mana sering
diidentikan dengan ritual-ritual Paganisme. Keterbukaan dan ketertarikan umat Islam
terhadap literatur-literatur ilmu pengetahuan dari budaya lain diyakini telah membawa
pengaruh besar terhadap perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan, terutama
terhadap perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan yang di kemudian berkembang
lebih lanjut pada Abad Pencerahan di Eropa. Dunia pemikiran Islam kemudian
semakin terfokus pada pendamaian antara filsafat dan agama ataupun akal dan wahyu,
yang kemudian mempengaruhi semakin diusungnya integrasi antara akal dan wahyu
sebagai landasan epistemologis yang berpengaruh pada karakter perkembangan ilmu

4
pengetahuan dalam dunia Islam. Kondisi tersebut memunculkan semakin banyaknya
cabang-cabang keilmuan dalam dunia Islam, yang tidak hanya bersifat teosentris
dengan merujuk pada dalil-dalil Al-Qur'an dan Al-Hadits sebagai sumber
kebenarannya oleh para Mutakalim (ahli kalam), tetapi juga bersifat antroposentris
dengan rasio dan pengalaman empiris manusia sebagai landasannya tanpa
menegasikan dalil dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits. Pada periode ini, dunia Islam
menghasilkan banyak filsuf, teolog, sekaligus ilmuwan ternama seperti Ibnu Sina, Al-
Farabi, Al-Kindi, Al-Ghazali, dan Ibnu Rusyd. Kajian filsafat Islam di periode ini
umumnya mengkaji lebih lanjut pandangan-pandangan perguruan filsafat peripatetik
di Eropa seperti logika, metafisika, filsafat alam, dan etika, sehingga periode ini
disebut juga sebagai periode peripatetik dari kajian filsafat Islam.

D. Tokoh Filsuf Islam


1) Al-Kindi
Nama lengkapnya Abu Yusuf Ya’kub bin Ishak Al-Sabbah bin Imran
bin Al Asha’ath bin Kays Al-Kindi. Beliau biasa disebut Ya’kub, lahir pada
tahun 185 H (801 M) di Kufah. Keturunan dari suku Kays, dengan gelar Abu
Yusuf (bapak dari anak yang bernama Yusuf) nama orang tuanya Ishaq
Ashabbah, dan ayahnya menjabat gubernur di Kufah, pada masa pemerintahan
Al-Mahdi dan Harun Al-Rasyid dari Bani Abbas. Al-Kindi mengarang buku-
buku yang menganut keterangan Ibnu Al-Nadim buku yang ditulisnya
berjumlah 241 dalam bidang filsafat, logika, aritmatika, astronomi,
kedokteran, ilmu jiwa, politik, optika, musik, matematika dan sebagainya.
Dari karangan-karangannya, dapat kita ketahui bahwa Al-Kindi termasuk
penganut aliran Eklektisisme; dalam metafisika dan kosmologi mengambil
pendapat Aristoteles, dalam psikologi mengambil pendapat Plato, dalam hal
etika mengambil pendapat Socrates dan Plato.
Mengenai filsafat dan agama, Al-Kindi berusaha mempertemukan antara
kedua hal ini Filsafat dan agama. Al-Kindi berpendapat bahwa filsafat adalah
ilmu tentang kebenaran atau ilmu yang paling mulia dan paling tinggi
martabatnya. Dan agama juga merupakan ilmu mengenai kebenaran, akan
tetapi keduanya memiliki perbedaan.

5
2) Al-Farabi
Nama lengkapnya adalah Abu Nashr Muhammad bin Muhammad bin
Tharkhan. Sebutan Al-Farabi diambil dari nama kota Farab, dimana ia
dilahirkan pada tahun 257 H (870 M). Ayahnya adalah seorang Iran dan
menikah dengan seorang wanita Turkestan. Setelah besar, Al-Farabi
meninggalkan negerinya untuk menuju kota Baghdad, pusat pemerintahan dan
ilmu pengetahuan pada masanya, untuk belajar antara lain pada Abu Bisyr bin
Mattius.
Al-Farabi luas pengetahuannya, mendalami ilmu-ilmu yang ada pada
masanya dan mengarang buku-buku dalam ilmu tersebut. Buku-bukunya, baik
yang sampai kepada kita maupun yang tidak, menunjukkan bahwa ia
mendalami ilmu-ilmu bahasa, matematika, kimia, astronomi, kemiliteran,
musik, ilmu alam, ketuhanan, fiqih, dan mantik. Sebagian besar karangan-
karangan Al-Farabi terdiri dari ulasan dan penjelasan terhadap filsafat
Aristoteles, Plato, dan Galenius, dalam bidang-bidang logika, fisika, etika, dan
metafisika. Meskipun banyak tokoh filsafat yang diulas pikirannya, namun ia
lebih terkenal sebagai pengulas Aristoteles.
3) Ibnu Sina
Ibnu Sina dilahirkan dalam masa kekacauan, di mana Khilafah
Abbasiyah mengalami kemunduran, dan negeri-negeri yang mula-mula berada
di bawah kekuasaan khilafah tersebut mulai melepaskan diri satu persatu
untuk berdiri sendiri. Kota Baghdad sendiri, sebagai pusat pemerintahan
Khilafah Abbasiyah, dikuasai oleh golongan Bani Buwaih pada tahun 334 H
dan kekuasaan mereka berlangsung terus sampai tahun 447 H. Ibnu Sina
memberikan perhatiannya yang khusus terhadap pembahasan kejiwaan,
sebagaimana yang dapat kita lihat dari buku-buku yang khusus untuk soal-soal
kejiwaan atau pun buku-buku yang berisi campuran berbagai persoalan
filsafat. Pengaruh Ibnu Sina dalam soal kejiwaan tidak dapat diremehkan, baik
pada dunia pemikiran Arab sejak abad kesepuluh Masehi sampai akhir abad
ke-19 Masehi, terutama pada Gundissalinus, Albert the Great, Thomas
Aquinas, Roger Bacon, dan Dun Scott. Hidup Ibnu Sina penuh dengan
kesibukan bekerja dan mengarang; penuh pula dengan kesenangan dan
kepahitan hidup bersama-sama, dan boleh jadi keadaan ini telah

6
mengakibatkan ia tertimpa penyakit yang tidak bisa diobati lagi. Pada tahun
428 H (1037 M), ia meninggal dunia di Hamadzan, pada usia 58 tahun.
4) Al-Ghazali
Nama lengkapnya Abu Hamid bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali,
bergelar Hujjatul Islam, lahir tahun 450 H di Tus, suatu kota kecil di
Khurassan (Iran). Al-Ghazali pertama-tama belajar agama di kota Tus,
kemudian meneruskan di Jurjan, dan akhirnya di Naisabur pada Imam al-
Juwaini, sampai yang terakhir ini wafat tahun 478 H/1085 M. kemudian ia
berkunjung kepada Nidzam al-Mulk di kota Mu’askar, dan dari padanya ia
mendapat kehormatan dan penghargaan yang besar, sehingga ia tinggal di kota
itu enam tahun lamanya. Pada tahun 483 H/1090 M, ia diangkat menjadi guru
di sekolah Nidzamah Baghdad, dan pekerjaannya itu dilaksanakan dengan
sangat berhasil. Selama di Baghdad, selain mengajar, juga mengadakan
bantahan-bantahan terhadap pikiran-pikiran golongan Bathiniyah,
Isma’iliyyah, golongan filsafat dan lain-lain.
Pengaruh al-Ghazali di kalangan kaum Muslimin besar sekali,
sehingga menurut pandangan kaum Orientalis, agama Islam yang
digambarkan oleh kebanyakan kaum Muslimin berpangkal pada konsepsi al-
Ghazali. Karyanya yang terbesar yaitu Ihya ‘Ulumiddin yang artinya
“Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama”, dan dikarangnya selama beberapa tahun
dalam keadaan berpindah-pindah antara Syam, Yerussalem, Hijjaz dan Tus,
dan yang berisi tentang paduan yang indah antara fiqih, tasawuf dan filsafat,
bukan saja terkenal di kalangan kaum Muslimin, tetapi juga di kalangan dunia
Barat dan luar Islam.
Pikiran-pikiran al-Ghazali telah mengalami perkembangan sepanjang
hidupnya dan penuh kegoncangan batin. Sehingga sulit diketahui kesatuan dan
kejelasan corak pemikirannya seperti yang terlihat dari sikapnya terhadap
filosof-filosof dan terhadap aliran-aliran akidah pada masanya. Namun
demikian, al-Ghazali telah mencapai hakikat agama yang belum pernah
ditemukan oleh orang-orang sebelumnya dan mengembalikan kepada agama.
Jalan yang terdekat kepada Tuhan ialah jalan hati dan dengan demikian ia
telah membuka pintu Islam seluas-luasnya untuk tasawuf.

7
5) Ibnu Bajah
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Yahya, yang
terkenal dengan sebutan Ibnu-Shaigh atau Ibnu Bajah. Orang-orang Eropa
pada abad-abad pertengahan menamai Ibnu Bajah dengan "Avempace". Ibnu
Bajah dilahirkan di Saragosta pada abad ke-11 Masehi. Tahun kelahirannya
yang pasti tidak diketahui, demikian pula masa kecil dan masa mudanya.
Sejauh yang dapat dicatat oleh sejarah ialah bahwa ia hidup di Serville,
Granada, dan Fas; menulis beberapa risalah tentang logika di kota Serville
pada tahun 1118 M, dan meninggal dunia di Fas pada tahun 1138 M ketika
usianya belum lagi tua. Menurut satu riwayat, ia meninggal dunia karena
diracuni oleh seorang dokter yang iri terhadap kecerdasan, ilmu, dan
ketenarannya.
Ibnu Bajah telah memberi corak baru terhadap filsafat Islam di negeri
Islam barat dalam teori ma’rifat (epistemologi, pengetahuan), yang berbeda
sama sekali dengan corak yang telah diberikan oleh al-Ghazali di dunia timur
Islam, setelah ia dapat menguasai dunia pikir sepeninggal filosof-filosof Islam.
6) Ibnu Thufail
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Abdul Malik bin
Thufail, dilahirkan di Wadi Asy dekat Granada, pada tahun 506 H/1110 M.
Kegiatan ilmiahnya meliputi kedokteran, kesusasteraan, matematika dan
filsafat. Ia menjadi dokter di kota tersebut dan berulangkali menjadi penulis
penguasa negerinya. Setelah terkenal, ia menjadi dokter pribadi Abu Ya’kub
Yusuf al-Mansur, khalifah kedua daru daulah Muwahhidin. Dari al-Mansur ia
memperoleh kedudukan yang tinggi dan dapat mengumpulkan orang-orang
pada masanya di istana Khalifah itu, di antaranya ialah Ibnu Rusyd yang
diundang untuk mengulas buku-buku karangan Aristoteles.
Buku-buku biografi menyebutkan beberapa karangan dari Ibnu Thufail
yang menyangkut beberapa lapangan filsafat, seperti filsafat fisika, metafisika,
kejiwaan dan sebagainya, disamping risalah-risalah (surat-surat) kiriman
kepada Ibnu Rusyd. Akan tetapi karangan-karangan tersebut tidak sampai
kepada kita, kecuali satu saja, yaitu risalah Hay bin Yaqzan, yang merupakan
intisari pikiran-pikiran filsafat Ibnu Thufail, dan yang telah diterjemahkan ke
dalam berbagai bahasa.

8
7) Ibnu Rusyd
Nama lengkapnya Abul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd,
lahir di Cordova pada tahun 520 H. Ia berasal dari kalangan keluarga besar
yang terkenal dengan keutamaan dan mempunyai kedudukan tinggi di
Andalusia (Spanyol). Ayahnya adalah seorang hakim, dan kakeknya yang
terkenal dengan sebutan “Ibnu Rusyd kakek” (al-Jadd) adalah kepala hakim di
Cordova. Ibnu Rusyd adalah seorang ulama besar dan pengulas yang dalam
terhadap filsafat Aristoteles. Kegemarannya terhadap ilmu sukar dicari
bandingannya, karena menurut riwayat, sejak kecil sampai tuanya ia tidak
pernah terputus membaca dan menelaah kitab.
Karya Ibnu Rusyd meliputi berbagai ilmu seperti: fiqih, ushul, bahasa,
kedokteran, astronomi, politik, akhlak, dan filsafat. Tidak kurang dari sepuluh
ribu lembar yang telah ditulisnya. Buku-bukunya adakalanya merupakan
karangan sendiri, atau ulasan.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu philosophia yang terdiri atas
kata philein artinya cinta (love) dan sophia artinya kebijaksanaan (wisdom). Etimologi
filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) atau bisa juga diterjemahkan sebagai
cinta kearifan dalam arti yang sedalam-dalamnya.
 Sejarah perkembangan filsafat dalam Islam dapat dikatakan dimulai oleh pengaruh
kebudayaan Hellenis, yang terjadi akibat bertemunya kebudayaan Timur (Persia) dan
kebudayaan Barat (Yunani). Pengaruh ini dimulai ketika Iskandar Agung (Alexander the
Great) yang merupakan salah satu murid dari Aristoteles berhasil menduduki wilayah
Persia pada 331 SM.
 Tokoh-tokoh filsuf islam diantaranya; Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu
Bajah, Ibnu Thufail dan Ibnu Rusyd.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://mahasiswa.ung.ac.id/531415056/home/2016/3/31/pengertian-filsafat-secara-
etimologi-dan-terminologi.html
https://www.kompasiana.com/lilalilo/5db3032c097f365440214dc2/pengertian-dan-ciri-ciri-
filsafat
Muliadi. 2020. Filsafat Umum. Bandung: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati.

11

Anda mungkin juga menyukai