FILSAFAT PENDIDIKAN
Tentang
DISUSUN OLEH:
Nurlatifah : 2021.2804
DOSEN PEMBIMBING :
2022 M/ 1444 H
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt, karena rahmat Allah swt sehingga makalah
ini dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Hakikat, Objek dan Metode
Filsafat”.
Shalawat dan salam mari sama-sama kita curahkan kepada baginda alam
yakni nabi besar Muhammad saw dan semoga kita syafa’at dari kasih sayangnya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan telah mendapat bantuan
dari berbagai buku sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu saya masih menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
baik dari segi struktur kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, saya menerima segala saran dan kritik dari para pembaca
agar kami dapat menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, saya berharap ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ......................................................................8
B. SARAN ..................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat merupakan sikap atau pandangan hidup dan sebuah bidang terapan
untuk membantu individu untuk mengevaluasi keberadaannya dengan cara yang
lebih memuaskan. Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan pemahaman
membawa kita kepada tindakan yang telah layak, filsafat perlu pemahaman bagi
seseorang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan karena ia menentukan
pikiran dan pengarahan tindakan seseorang untuk mencapai tujuan.
Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang bersifat abstrak
ataupun real meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta. Sehingga untuk faham
betul semua masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan- pemetaan dan
mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian dari luasnya ruang lingkup filsafat.
Dari uraian diatas yang akan kita bahas pada makalah ini yaitu :
1. Hakikat filsafat
2. Objek filsafat
3. Metode filsafat
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Filsafat
a). Segi semantik: perkataan filsafat berasal dari bahasa arab falsafah, berasal
dari bahasa Yunani philosophia, yang berarti philos “cinta, suka (loving)”, dan
Sophia “pengetahuan, Jadi 'philosophia' berarti cinta kepada kebijaksanaan
atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat
diharapkan menjadi bijaksana.
b). Segi praktis: dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti alam pikiran
atau alam berpikir. Berfilsafat artinya berpikir dan olah pikir. Namun tidak
semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam
dan sungguh-sungguh. 1
1
Muhammad kristiawan, Filsafat Pendidikan, the choice is yours ( Jogjakarta: Valia Pustaka,
2016), hal. 1.
2
implikasinya, baik yang terpusat maupun yang tersirat. Filsafat berusaha
merangkum dan membuat garis besar dari masalah-masalah dan peristiwa-
peristiwa yang pelik dari pengalaman umat manusia. Dengan kata lain, filsafat
sampai kepada sinoptis (merangkum) tentang pokok yang ditelaahnya.2
B. Objek Filsafat
2
Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hal. 58-68.
3
5. Filsafat bersifat sinoptik, artinya persoalan filsafat mencakup struktur
kenyataan secara keseluruhan. Filsafat merupakan ilmu yang membuat
susunan kenyataan sebagai suatu keseluruhan.
4
psikis. Termasuk juga objek non materiil ini adalah pengertian abstrak-
logis, konsepsional, spiritual, nilai-nilai, dan lain-lain.
Tentang objek materiil filsafat ini banyak yang sama dengan objek
material sains, namun bedanya, satu, sains menyelidiki objek materiil yang
empiris, semntara filsafat menyelidiki bagian objek yang memang tidak
dapat diteliti oleh sains, seperti Tuhan, hari akhir, yaitu objek material
yang selamanya tidak empiris.
Jadi dengan melihat beberapa pendapat mengenai objek filsafat ini
dapat dipahami bahwa objek filsafat meliputi berbagai hal, atau dengan
kata lain, objek filsafat ini tidak terbatas, yang dalam pandangan Louis O.
Kattsoff dalam burhanuddian Salam (1988), bahwa lapangan kerja filsafat
itu bukan main luasnya, yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta
segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia. Begitu
luasnyakajian atau objek filsafat ini menyangkut hal-hal yang tampak fisik
maupun psikis. Hal-hal fisik adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada
dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun yang dalam kemungkinan.
Meliputi juga lam semesta, semua keberadaan, masalah hidup, dan
masalah manusia. Sedangkan hal-hal yang psikis atau non fisik adalah
masalah Tuhan, kepercayaan, norma-norma, nilai, keyakinan dan lainnya.
Sedangkan objek forma, yaitu sifat penelitian. Objek formal adalah
penelitian yang mendalam. Kata mendalam berarti ingin tahu tentang
objek yang tidak empiris. penyelidikan sains tidak mendalam karena ia
hanya ingin tahu sampai batas objek itu dapat diteliti secara empiris. Objek
penelitian sains adalah pada batas dapat diriset, sedangkan objek penelitian
filsafat ada pada daerah tidak dapat diriset, tetapi dapat dipikirkan secara
logis.
Menurut Lasiyo dan Yuwono (1985), objek formal filsafat adalah
sudut pandang menyeluruh, yang secara umum dapat mencapai hakikat
dan objek materiilnya. Jadi objek filsafat ini membahas objek materiilnya
sampai ke hakikat atau esensi dari yang dibahasnya.4
4
Susanto, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
5
C. Metode Filsafat
6
Metode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan
jalan analisis di selidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian demikian.
9. Metode Non-positivistis
Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan
mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan
positif (eksakta).
5
Anton Bakker, Metode-Metode Filsafat, (Jakarta Timur:Balai Aksara, 1986).HIm.54-55.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah "filsafat" dapat ditinjau dari dua segi, yakni:
a). Segi semantik: perkataan filsafat berasal dari bahasa arab
falsafah, berasal dari bahasa Yunani philosophia, yang berarti philos
“cinta, suka (loving)”, dan Sophia “pengetahuan, Jadi 'philosophia' berarti
cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya,
setiap orang yang berfilsafat diharapkan menjadi bijaksana.
b). Segi praktis: dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti
alam pikiran atau alam berpikir. Berfilsafat artinya berpikir dan olah pikir.
Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir
secara mendalam dan sungguh-sungguh.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Semoga bermanfaat.
kami menyadari bahwa makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi
merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan.
Karena itu kami sangat mengharapkan tanggapan, saran dan kritik yang
8
membangun demi kesempurnaan makalah yang selanjutnya. Atas
perhatiannya kami sampaikan terima kasih.
9
DAFTAR PUSTAKA
10