ZULFIKAR KAHRUDIN
NIM 201702010021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Objek Dan Metode Filsafat" dengan
tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang filsafat sejarah bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Arvi Wulandari selaku dosen Mata Kuliah
Filsafat Ilmu. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua anggota kelompok
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Bekasi, Desember 2021
Penulis
Daftar isi
…………………………………………………………………………………....................
....................2
BAB I ……………………………………………………………………………………...........................................3
PENDAHULUAN …………………………………………………………………………...................................4
Latar Belakang ……………………………………………………………………………...................................5
Rumusan Masalah ………………………………………………………………………..................................6
BAB II ……………………………………………………………………………………..........................................7
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………...................................8
A Objek Filsafat
…………………………………………………………………………................................
....9
B Metode Filsafat
…………………………………………………………………………...............................
10
C Pengertian Filsafat, Objek dan metode
……………………………………………….................11
BAB III
……………………………………………………………………………………................
.......................12
A Kesimpulan
……………………………………………………………………………............................
......13
B
Saran…………………………………………………………………………………….......
...............................14
C Daftar
Pustaka…………………………………………………………………………...................
..............15
BAB I
PENDAHULUAN
1. Rumusan Masalah
1. Bagaimana objek filsafat?
2. Bagamana metode filsafat?
2. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Objek Filsafat
1. Pengertian Objek Filsafat
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahwa dari suatu penelitian atau
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipIkirkan. Objek yang dipikirkan
oleh filsafat ialah segala yang ada dan mungkin ada. ”Objek filsafat itu bukan main
luasnya”, tulis Louis Katt Soff, yaitumeliouti segala pengetahuan manusia serta segala
sesuatu yang ingin diketahui manusia. Oleh karena itu manusia memiliki pikiran atau akal
yang aktif, maka manusia sesuai dengan tabiatnya, cenderung untuk mengetahui segala
sesuatu yang ada dan mungkin ada menurut akal piirannya. Jadi objek filsafat ialah
Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan menjadi dua, yaitu
objek material dan formal. Objek material ini banyak yang sama dengan objek material
sains. Sains memiliki objek material yang empiris. Filsafat menyelidiki objek filsafat itu
juga tetapi bukan bagian yang empiris melainkan bagian yang abstrak. Sedang objek
formal filsafat tiada lain ialah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek
materi filsafat (yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada).
1. Hakekat Tuhan
3. Hakekat Manusia.
Objek Material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu,
atau objek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah
pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan
umum.
Objek material dari filsafat ad beberapa istilah dari pada cendikiawan, namun
1) Mohammad Noor Syam berpendapat, ‘Parah ahli membedakan bahwa objek filsafat itu
atas objek material dan objek material filsafat; segala sesuatu yang ada dan yang mungkin
ada.
2) Podjawijatna berpendapat, objek material filsafat adalah ada dan yang mungkin ada
karena manusia memiliki kecenderungan hendak berfikir tentang segala sesuatu dalam
4) H.A Dardiri berpendapat, objek material itu adalah segala sesuatu yang ada, baik yang
5) Abbas Hamami M. Berpendapat filsafat objek materil itu adalah ada yang mengatakan,
alam semesta, semua keberadaan, masalah hidup, masalah manusia,masalah tuhan dan
lainnya. Karena untuk menjadikan satu pendapat tentang tumpuan yang berbeda akhirnya
dikatakan bahwa segala sesuatu yang adalah yang merupakan objek materil.
Setelah meneropong dari beberapa pendapat ahli diatas dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa objek material dari filsafat sangat luas mencakup segala sesuatu yang
ada.
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek
materialnya.Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya
seperti apa hakikat ilmupengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan
apa fingsi ilmu itu bagimanusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan
Hamzah Ya’qub dikatakan bahwa objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-
dalamnya. Di sinilah diketahui bahwa sesuatu yang ada atau yang berwujud inilah yang
1. Ada Umum
terdapat bermacam-macam yang kesemuanya mungkin adanya. Dalam bahasa Erops, Ada
2. Ada Mutlak
Adalah sesuatu yang secara mutlak yakni zat yang wajib adanya, tidak
tergantung kepada apa dan siapapun juga. Adanya tidak berpermulaan dan tidak
berpenghabisan dan harus terus ada, karena adanya dengan pasti. Ia merupakan asal
segala sesuatu. Ini disebut Tuhan. Dalam bahasa Yunani disebut “Theodicea” dan dalam
bahasa arab “Ilah atau Allah.
3. Comologia
alam yang menerangkan bahwa adanya alam adalah tidak mutlak, alam dan isinya adanya
itu karena dimungkinkan Allah. Ada tidak mutlak, mungkin ada dan mungkin lenyap
4. Antropologia
mutlak, maka juga menjadi objek pembahasan. Apakah manusia itu sebenarnya, apakah
5. Etika
Adalah filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia. Betapakah tingkah
laku manusia yang dipandang baik dan buruk serta tingkah laku manusia mana yang
6. Logika
Logika ialah filsafat akal budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal budi
adalah yang terpenting dalam penyelidikan manusia untuk mengetahui kebenaran. Tanpa
kepastian tentang logika, maka semua penyelidikan tidak mempunyai kekuatan dasar.
Tegasnya tanpa akal budi maka tidak akan ada penyelidikan. Oleh karena itu,
dipersoalkan apakah manusia mempunyai akal budi dan dapatkah akal budi itu mencari
kebenaran.
B. Metode Filsafat
Istilah metode berasal dari kata Yunani, methodeuo yang berarti mengikuti jejak
atau mengusut, menyelidiki dan meneliti yang berasal dari kata methodos dari akar kata
meta (dengan) dan hodos (jalan). Dalam hubungan dengan suatu upaya yang bersifat
ilmiah, metode berarti cara kerja yang teratur dan sistematis yang digunakan untuk
memahami suatu objek yang dipermasalahkan, yang merupakan sasaran dari bidang ilmu
tertentu. Metode yang benar dan tepat akan menjamin kebenaran yang diraih.
metodologi yang sesuai dengan objek studi ilmu pengetahuan itu sendiri. Ini merupakan
suatu keharusan karena sesungguhnya tidak ada satu metode yang cocok digunakan bagi
semua bidang ilmu pengetahuan. Filsafat pun memiliki metode sendiri, namun harus
ditegaskan pula bahwa filsafat sesungguhnya tidak memiliki metode tunggal yang
digunakan oleh semua filsuf sejak zaman purba hingga sekarang ini. Dapat dikatakan
bahwa jumlah filsafat adalah sebanyak jumlah filsufnya. Sangat banyak metode filsafat
yang digunakan oleh para filsuf dari dahulu sampai sekarang ini.
sesungguhnya di alam semesta ini hanya satu. Untuk mempertahankan monisme dari
seandainya ada banyak titik yang terdapat di antara titik A dan titik B, berarti kita juga
harus mengakui adanya suatu jumlah tak terbatas karena akan senantiasa terdapat titik di
antara titik-titik itu, dan demikian seterusnya. Akan tetapi, ternyata bahwa orang dapat
berjalan dari A ke B, dan itu berarti bahwa jarak A ke B dapat dilintasi. Oleh karena itu,
hipotesis semula, yang menyatakan bahwa ada banyak titik yang terdapat di antara titik A
dan B adalah tidak benar. Jadi, jelas bahwa pluralitas itu absurd, tidak masuk akal, dan
mustahil.
Parmenides juga pernah mengatakan bawha tidak ada ruang kosong, yang berarti
bahwa yang ada tidak berada dalama ada yang lain karena yang ada senantiasa mengisi
seluruh tempat. Parmenides pun pernah mengatakan bahwa jika ruang kosong itu tidak
ada, berarti bahwa gerak pun tidak ada. Untuk membuktikan kebenaran ajaran gurunya
1) Dikotomi paradox.
3) Anak Panah
Metode Zeno member nilai abadi bagi filsafat karena memang tidak satu pun
dikembangkan oleh Zeno sangat berguna dalam suatu perdebatan karena dengan metode
itu ia telah member dasar yang kokoh bagi argumentasi-argumentasi yang rasional dan
logis. Zeno juga dikenal sebagai orang pertama yang menggunakan metode dialektik,
dalam arti mencari kebeneran lewat perdebatan atau bersoal jawab secara sistematis.
untuk membangun suatu ilmu pengetahuan teoritis yang abstrak, tetapi justru untuk
meraih kebajikan karena, menurut Sokrates, filsafat adalah upaya untuk mencapai
kebajikan. Kebajikan itu harus tampak lewat tingkah laku manusianyang pantas, yang
baik dan terpuji. Untuk menggapai kebenaran objektif itu, Sokrates menggunakan suatu
metode yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang amat erat digenggamnya.
Sokrates begitu yakin bahwa pengetahuan akan kebenaran objektif itu tersimpan
dalam jiwa setiap orang sejak masa praeksistensinya. Karena itu, Sokrates tidak pernah
mengungkapkan apa yang memang ada dan tersimpan dalam jiwa seseorang. Sokrates
merasa terpanggil utnuk melakukan tugas yang mirip ibunya (ibunya adalah bidan), maka
Plato memusatkan perhatiannya pada pada bidang yang amat luas, yaitu mencakup
seluruh ilmu pengetahuan. Dari berbagai ilmu pengetahuan yang diminatinya itu,
eksaktalah bidang ilmu yang memperoleh tempat istimewa. Pada umumnya para ahli
(speculation).
3) periode dialog-dialog akhir, disebut juga sebagai periode kritisisme, penilaian dan
Inti dan dasar dari seluruh filsafat Plato ialah ajaran-ajaran tentang ide-ide. Plato
percaya bahwa ide yang tertangkap oleh pikiran lebih nyata daripada objek-objek material
yang terlihat oleh mata. Hanya ide yang merupakan realitas yang sesungguhnya dan abadi
4. Metode Aristoteles: Silogistis Deduktif
Aristoteles mengatakan bahwa ada dua metode yang dapat digunakan untuk
menarik kesimpulan demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran baru. Kedua metode
itu disebut metode induktif dan metode deduktif. Induksi ialah cara menarik konklusi
yang bersifat umum dari hal-hal khusus. Deduktif adalah cara menarik konklusi yang
bertolak dari sifat umum ke khusus. Baik deduksi maupun induksi, keduanya dipaparkan
Inti logika adalah silogisme. Silogisme merupakan alat dan mekanisme penalaran
untuk menarik konklusi yang benar berdasarkan premis-premis yang benar. Bagi
Aristoteles, metode deduksi merupakan metode terbaik untuk memperoleh konklusi demi
Immanuel Kant mengatakan bahwa logika yang diciptakan Aristoteles sejak semula
Plato, khususnya mengenai ide kebaikan selaku ide yang tertinggi di dalam filsafat Plato.
Plato, filsafat Plotinos disebut neoplatonisme. Tetapi tidak berarti ia hanya mempelajari
sintesis dari semua filsafat yang mendahuluinya walaupun memang terlihat dengan jelas
Filsafat Plotinos merupakan suatu sistem yang hendak menjelaskan asal mula dan
tujuan seluruh realitas, termasuk manusia. Menurutnya filsafat bukan hanya merupakan
doktrin melainkan juga merupakan suatu jalan kehidupan. Karena itu metode Plotinos
aku ada). Bagi Descartes, manusia harus menjadi titik berangkat dari pemikiran yang
rasional demi mencapai kebenaran yang pasti. Untuk mencapai kebenaran yang pasti itu,
melalui keraguan yang begitu radikal ada suatu kebenaran yang saggup bertahan sehingga
tidak mungkin lagi diragukan kebenarannya, maka kebenaran itu adalah kebenaran yang
pasti. Setelah meragukan segala sesuatu, Descartes menemukan bahwa ada satu hal yang
tidak dapat diragukan, yaitu: saya sedang meragukan segala sesuatu, sedang berpikir, dan
jika saya sedang berpikir itu berarti tidak dapat diragukan lagi bahwa saya pasti ada. Ini
karena tidak mungkin yang tidak ada dapat berpikir dan dapat meragukan segala sesuatu.
konkret, dan utilitaris. Untuk mengenal sifat-sifat segala sesuatu, dibutuhkan penelitian-
itu sangat penting dan sangat diperlukan oleh manusia karena hanya dengan
dapat membantu mewujudka konsekuensi deduktif dari apa yang sebenarnya telah
diketahui. Agar pengetahuan itu berkembang dan memperoleh pengetahuan baru, metode
Metode induktif adalah penarikan kesimpulan dari hal-hal khusus ke hal-hal yang
umum. Bacon memang bukan penemu metode induktif, namun ia berupaya memperbaiki
- Pengertian:
Filsafat adalah kumpulan masalah Filsafat adalah pandangan / sikap hidup, dan Filsafat
adalah sistem/ teori pemikiran Jadi, pengertian filsafat yang dapat ditangkap adalah
telah ada untuk disusun dalam sebuah sistem pengetahuan yang sistematis“
- Objek:
Ditinjau dari segi obyektifnya, filsafat meliputi hal-hal yang ada atau dianggap dan
1. Ruang Lingkup Obyek Filsafata.Obyek material Yaitu mengenai sesuatu yang ada dan
b.Obyek Forma Yaitu untuk mengerti segala sesuatu yang ada sedalam-dalamnya,
a.Ontologi Ialah bidang / cabang filsafat yang menyelidiki hakikat dan realita yang ada
b.Epistemologi Ialah suatu cabang filsafat yang membahas sumber, batas, proses hakekat
c.Aksiologi Ialah cabang filsafat yang menyelidiki nilai.Aksiologi meliputi nilai normatif.
- Metode:
Istilah metode berasal dari bahasa yunani methodeuo yang berarti mengikuti jejak atau
mengusuk, menyelidiki dan meneliti yang berasal dari kata methodos dari akar kata meta
(dengan ) dan hodos (jalan ). Dalam hubungan dengan suatu upaya yang bersifat ilmiah,
metode berarti cara kerja yang teratur dan sistematis yang digunakan untuk memahami
suatu objek yang di permasalahkan, yang merupakan sasaran dari ilmu tertentu.
- Ontologi: Cabang Ontologi, yaitu berada dalam wilayah ada. Kata Ontologi berasal
dari Yunani, yaitu onto yang artinya ada dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian,
Epistemologi berasal dari Yunani, yaitu episteme yang artinya cara dan logos yang
artinya ilmu. Dengan demikian, epistemologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang
- Aksiologi: Aksiologi, yaitu berada dalam wilayah nilai. Kata Aksiologi berasal dari
Yunani, yaitu axion yang artinya nilai dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian,
aksiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai etika seorang ilmuwan.
1. Rasionalisme
• Metode yang digunakan adalah metode deduktif, yaitu suatu penalaran yang
mengambil kesimpulan dari suatu kebenaran yang bersifat umum untuk diterapkan
juga bapak filsafat modern. Salah satu pernyataan paling populer dari Descartes
adalahcogito ergo sum, yang artinya aku berpikir maka aku ada.
2. Empirisme
• Mazhab ini muncul sezaman dengan rasionalisme yaitu pada abad 17.
• Metode yang dipercayai adalah induktif, yaitu suatu penalaran yang mengambil
kesimpulan dari suatu kebenaran yang bersifat khusus untuk diterapkan kepada hal-hal
• Beberapa tokoh dari aliran ini diantaranya adalah Thomas Hobbes, John Locke
diarahkan kepada fakta-fakta yang diamati, dengan maksud untuk mencari sebab-sebab
3. Idealisme
• Kata idealisme pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibniz, seorang
• Idealisme berpendat bahwa seluruh realitas itu bersifat spiritual/psikis, dan materi
(1770-1831).
• Menurut Hegel, yang mutlak adalah roh yang mengungkapkan diri di dalam alam,
mengusahakan kompromi dari keadaan yang berlawanan. Bentuknya adalah tesa, antitesa
dan sintesa
4. Positivisme
• Positivisme berpendapat bahwa pemikiran filsafat berpangkal dari apa yang telah
diketahui, yang faktual, yang positif. Sehingga sesuatu yang sifatnya metafisik ditolak.
• Beberapa tokoh dari aliran ini antara lain August Comte, John Stuart Mill dan
Herbert Spencer.
pribadi maupun manusia secara keseluruhan meliputi tiga zaman, yaitu: zaman teologis,
5. Pragmatisme
• Mazhab ini mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan
dirinya sebagai benar dengan membawa akibat yang bermanfaat secara praktis.
• Beberapa pemikir dari aliran ini adalah William James dan John Dewey.
garis-garis pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup. Oleh karena itu filsafat
tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang tidak ada faedahnya.
6. Eksistensialisme
• Eksistensi adalah cara manusia berada dalam dunia. Cara berada manusia dalam
dunia berbeda dengan cara berada benda-benda. Benda-benda berada dengan tidak sadar
tanpa hubungan. Sedangkan manusia berada di dunia justru berhubungan dengan sesama
• Beberapa pemikir dari aliran ini adalah Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Karl
• Tetapi pada umumnya sumber utama dari filsafat eksistensialisme adalah Soren
Kierkegaard.
• Menurut Sartre misalnya, ada atau yang ada itu dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu ada yang hidup dan berada bagi dirinya sendiri (etre pour-soi) dan kedua,
sebagai ada yang identik dengan dirinya, tidak aktif, tidak pasif, tidak afirmatif, dan tidak
Berkisar antara empat juta tahun sampai dua puluh ribu tahun SM, disebut sebagai zaman
batu, karena pada masa itu manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan.
Selanjutnya pada abad ke XV sampai VI SM, manusia telah menemukan besi, tembaga
dan perak untuk berbagai peralatan, dimana besi merupakan bahan yang pertama kali
digunakan di Irak (Brouwer, 1982 : 6). Pada abad ke VI SM di Yunani lahirlah filsafat,
disebut the greek miracle yang artinya suatu peristiwa yang ajaib.
Zaman Yunani Kuno merupakan zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang
terkenal dan sikap kritis ini lah yang menjadikan cikal bakal tumbuhnya ilmu
pengetahuan modern yaitu sikap an inquiring (suatu sikap yang senang menyelidiki
- Zaman Pertengahan:
Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada theolog di lapangan ilmu pengetahuan, dimana
para ilmuan tersebut hampir semua adalah para theolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait
dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa itu adalah
Antara tahun 600-700 M yang menjadi obor kemajuan ilmu pengetahuan berada
diperadapan dunia Islam seperti dibidang ilmu kedokteran dan ilmu alam.
- Zaman Renaisance:
Renaissance ditandai sebagai era kebangitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-
dogma agama. Pada zaman ini manusia disebut sebagai animal rationale karena
pemikiran manusia pada masa ini sudah bebas dan berkembang. Sehingga banyak
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Menurut
Slamet Iman Santoso(1977 : 65) perkembangan ilmu pengetahuan ada tiga sumber,yaitu
(1) hubungan antara kerajaan islam di semenanjung Iberia dengan negara francis, (2)
Perang Salib, (3) para pendeta/sarjana mengungsi ke italia atau ke Negara lain.
yang dipakai dalam filsafat berusa untuk berbicara mengenai ilmu dan bukanya
didalamnya ilmu. Walaupun begitu apa yang harus dikatakan oleh seseorang ilmuan
mungkin penting pula bagi seorang filsuf. Satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh
seorang filsof ialah mencoba memberitahukan kepada seorang ilmuan mengenai apa yang
harus ditemukanya.
Baik agama maupun filsafat pada dasarnya mempunyai kesamaan, keduanya memiliki
tujuan yang sama, yakni mencapai kebenaran yang sejati. Agama yang dimaksud disini
adalah agama samawi yaitu agama yang diwahyukan tuhan kepada nabi dan rasul-Nya.
Dibalik persamaan itu terdapat pula perbedaan antara keduanya. Dalam agama ada
beberapa hal yang amat penting, misalnya Tuhan, kebajikan, baik dan buruk, surga dan
neraka, dan lain-lain. Hal-hal tersebuat diselidiki pula oleh filsafat. Oleh karena hal-hal
Oleh karena filsafat itu menyelidiki sesuatu yang ada dan mungkin ada, dapat saja agama
yang terang ada itu difilsafatkan, artinya ditinjau secara filsafat. Pun etika yang
menyelidiki tingkah laku manusia dari sudut baik buruknya tentu sama pula dengan hal-
hal keagamaan.
- Pengertian:
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal
yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
- Cakupan:
Menurut John Loss filsafat ilmu dapat digolongkan menjadi empat konsepsi yaitu:
• Sebagai pengetahuan kritis derajat kedua yang menelaah ilmu sebagai sasarannya.
- Permasalahan:
- Sejarah:
Filsafat ilmu berkembang dari masa ke masa sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta realitas sosial. Dimulai dengan aliran rasionalisme-
- Pendekatan:
Kebenaran belum dapat dikatakan kebenaran apabila tidak bisa dibuktikan secara indrawi,
- Arah:
Perkembangan sains sampai ke abad 20 membawa manusia ke tingkat yang lebih tinggi
pada kehidupannya. Level pemahaman terhadap alam mencapai tingkat level yang lebih
tinggi. Pengamatan alam sudah sampai ke level mikroskopis, ternyata pengamatan pada
level mikroskopis mementahkan hukum-hukum fisika yang pada saat itu menajdi pijakan
ilmu fisika. Hukum-hukum fisika klasik seperti mekanika dan gravitasi dimentahkan oleh
perilaku elektron dan proton yang acak tapi teratur. Penemuan-penemuan baru pada
bidang fisika pada level mikroskopis merubah pandangan ilmuwan pada saat itu
mengenai alam secara keseluruhan. Tenyata sains merupakan ilmu yang tidak pasti, ada
itu semakin besar. Pada masa ini terjadi pergeseran paradigma dari paradigma Newtonian
ke paradigm pos Newtonian. Perubahan paradigma ini merupakan revolusi pada bidang
kembang anak. Dalam rangka memberikan perhatian secara khusus terhadap anak usia
dini yang tidak terlayani pada lembaga formal (TK/RA) maka dibentuklah Direktorat
layanan, bimbingan dan atau kependidikan, peningkatan fungsi keluarga sebagai basis
yang tidak terlayani pada lembaga formal (TK/RA) maka dibentuklah Direktorat PADU
di lingkungan Depdiknas. Kenyataan bahwa masih banyak anak usia dini yang belum
mendapatkan pelayanan pendidikan tak dapat dipungkiri, terlebih bagi masyarakat kelas
bawah yang merupakan sebagian besar penduduk Indonesia yang berada di pedesaan. Hal
itu disebabkan antara lain kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak
usia dini masih sangat rendah. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi dan
kesehatan untuk peningkatan kualitas anak, nampaknya jauh lebih baik daripada
Perempuan tahun 2001 di wilayah Jakarta dan sekitarnya seperti yang dilansir oleh
Yayasan Kita dan Buah Hati (Jalal, 2002 13) menyebutkan bahwa pada umumnya
masyarakat memandang belum perlu pendidikan diberikan kepada anak usia dini. Hal ini
masyarakat terhadap pentingnya PAUD masih sangat rendah serta pada umumnya mereka
berpandangan bahwa pendidikan identik dengan sekolah, sehingga bagi anak usia dini
pendidikan dipandang belum perlu.Lebih jauh Hadis (2002 25) mengemukakan ada
tradisional, kurang mau berubah, masih sangat konkret dalam berpikir, motivasi yang
rendah karena kebutuhan yang masih sangat mendasar, serta masih sangat dipengaruhi
- Hakikat:
Maksud dari pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam
jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan
dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi,
sering menggunakan kalimat seperti, “Saya terampil mengoperasikan mesin ini”, “Saya
“Saya meyakini bahwa masyarakat pasti mempercayai Tuhan”, “Saya tidak emosi
menghadapi orang itu”, dan “Saya mempunyai pikiran-pikiran baru dalam solusi
persoalan itu”.
- Sumber Pengetahuan:
Pengetahuan yang kita bahas sekarang itu memiliki sumber (source) diantaranya adalah
1. Intuisi Ketika kita berbicara mengenai intuisi subuah maen stream yang terbangun
dibenak kita adalah sebuah eksperimen, coba-coba, yang berawal dari sebuah pertanyaan
dan keraguan maka lahirlah insting. Sebuah bahasa sederhana juga penulis temukan
penjelasan mengenai apa itu intuisi?, Kamus Politik karangan B.N. Marbun mengatakan :
daya atau kemampauan untuk mengetahui atau memahami sesuatu tampa ada dipelajari
terlebih dahulu
2. Rasional
Pengetahuan rasional atau pengetahuan yang bersumber dari akal adalah suatu
pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi ilmiah, pengkajian
buku, pengajaran seorang guru, dan sekolah. Hal ini berbeda dengan pengetahuan intuitif
atau pengetahuan yang berasal dari hati. Pengetahuan ini tidak akan didapatkan dari suatu
proses pengajaran dan pembelajaran resmi, akan tetapi, jenis pengetahuan ini akan
pengetahuan konsepsional atau hushuli, sementara pengetahuan intuisi atau hati adalah
3. Emperikal atau pemakalah lebih suka dengan membahasakan nya dengan Indra Tak
diragukan bahwa indra-indra lahiriah manusia merupakan alat dan sumber pengetahuan,
dan manusia mengenal objek-objek fisik dengan perantaraanya. Setiap orang yang
kehilangan salah satu dari indranya akan sirna kemampuannya dalam mengetahui suatu
realitas secara partikular. Misalnya seorang yang kehilangan indra penglihatannya maka
dia tidak akan dapat menggambarkan warna dan bentuk sesuatu yang fisikal, dan lebih
jauh lagi orang itu tidak akan mempunyai suatu konsepsi universal tentang warna dan
bentuk. Begitu pula orang yang tidak memiliki kekuatan mendengar maka dapat
dipastikan bahwa dia tidak mampu mengkonstruksi suatu pemahaman tentang suara dan
bunyi dalam pikirannya. Atas dasar inilah, Ibn Sina dengan menutip ungkapan filosof
maka dia tidak mempunyai makrifat dan pengetahuan. Dengan demikian bahwa indra
merupakan sumber dan alat makrifat dan pengetahuan ialah hal yang sama sekali tidak
disangsikan. Hal ini bertolak belakang dengan perspektif Plato yang berkeyakinan bahwa
sumber pengetahuan hanyalah akal dan rasionalitas, indra-indra lahiriah dan objek-objek
fisik sama sekali tidak bernilai dalam konteks pengetahuan. Dia menyatakan bahwa hal-
hal fisikal hanya bernuansa lahiriah dan tidak menyentuh hakikat sesuatu. Benda-benda
materi adalah realitas-realitas yang pasti sirna, punah, tidak hakiki, dan tidak abadi. Oleh
karena itu, yang hakiki dan prinsipil hanyalah perkara-perkara kognitif dan yang menjadi
sumber ilmu dan pengetahuan adalah daya akal dan argumen-argumen rasional.
- Kriteria:
Ketika kita mengakui kebenaran sebuah proposisi bahwa bumi bergerak mengelilingi
matahari, dasar kita, tidak lain adalah sesuai tidaknya proposisi tersebut dengan
kenyataannya.
sesuatu, sedangkan ilmu (science) menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa
Contoh: Si Buyung mengetahui bahwa pelampung kailnya selalu terapung di air, ia akan
membantah jika dikatakan bahwa gabus pelampungnya itu tenggelam, sampai disini
wilayah pengetahuan. Namun, jika ia memahami bahwa berat jenis pelampung lebih kecil
dibandingkan berat jenis air sehingga mengakibatkan pelampung selalu terapung, maka
Asal kata ilmu adalah dari bahasa Arab, ‘alama. Arti dari kata ini adalah pengetahuan.
Dalam bahasa Indonesia, ilmu sering disamakan dengan sains yang berasal dari bahasa
Inggris “science”. Kata “science” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “scio”,
Science (dari bahasa Latin “scientia”, yang berarti “pengetahuan” adalah aktivitas yang
sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan dalam bentuk penjelasan dan
sebagai aktivitas intelektual dan praktis yang meliputi studi sistematis tentang struktur
dan perilaku dari dunia fisik dan alam melalui pengamatan dan percobaan”2.
- Fungsi:
(1) Fungsi deskriptif: menggambarkan ,melukiskan dan memaparkan suatu obyek atau
(3) Fungsi prediksi, meramalkan kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga
14. Signifikasi Filsafat Ilmu dalam Pengembangan Sains, Teknologi dan Seni
Berbicara mengenai filsafat baru mulai merebak di abad awal 20, namun france bacon
dengan metode induksi yang ditampilkannya pada abad 19 dapat dikatakan sebagai
peletak dasar filsafat ilmu khasanah bidang filsafat secara umum. Sebagian ahli filsafat
berpandangan bahwa perhatian yang besar terhadap peran dan fungsi filsafat ilmu mulai
mengedepan tatkala ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Dalam hal ini, ada semacam ke khawatiran yang muncul pada kalangan
ilmuan dan filsuf, termasuk juga kalanagan agamawan, bahwa kemajuan iptek dapat
Para filsuf terutama melihat ancaman tersebut muncul lantaran pengembangan iptek
gerak perkembangan iptek yang sedemikian itulah, maka kehadiran filsafat ilmu sebagai
upaya meletakkan kembali peran dan fungsi iptek sesuai dengan tujuan semula, yakni
mendasarkan diri dan concern terhadap kebahagian umat manusia, sangat di perlukan,
inilah beberapa pokok bahasan utama dalam pengenalan terhadap filsafat ilmu, disamping
objek dan pengertian filsafat ilmu yang kan dijelaskan terlebih dahulu.
- Landasan Pokok:
• Ontologi merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang
etomologi, istilah etomologi berasal dari kata Yunani episteme = pengetahuan dan logos
= teori. Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal
mula atau sumber, struktur, metode dan syahnya (validitas) pengetahuan. Dalam
• Pengertian aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan
logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “Teori tentang nilai”. Nilai yang dimaksud
adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang
apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan
- Cara Memperolehnya:
Dr. Muhamad Al-Bahi membagi ilmu dari segi sumbernya terbagi menjadi dua,pertama;
ilmu yang bersumber dari Tuhan, kedua; ilmu yang bersumber dari manusia. Al-Jurjani
membagi ilmu menjadi dua jenis, yaitu pertama; ilmu Qadim dan kedua; ilmu Hadits.
Ilmu Qadim adalah ilmu Allah yang jelas sangat berbeda dari ilmu hadits yang dimiliki
justify; text-indent: -18.0pt;"> 16. Hubungan Filsafat Ilmu, Etika dan Moral
Etika merupakat bagian dari filsafat. Filsafat sendiri merupakan bagian dari ilmu
tentang hidup manusia, yang betugas meneliti dan menentukan semua fakta kongkrit
hingga yang paling mendasar. Ciri khas filsafat adalah upaya dalam menjelaskan
Abdul kadir (2001) memperinci unsur-unsur penting filsafat ilmu sebagai berikut:
2. Mancari makna yang hakiki, Filsafat memerlukan interpretasi terhadap suatu dalam
3. Segala fakta dan gejala, Bahwa objik dari kegiatan filsafat adalah fakta dan gejala
4. Dengan cara refleksi, metodis dan sistematis, Filsafat memrlukan suatu metode
5. Untuk kebahagian manusia, Tujuan akhir filsafat sebagai ilmu adalah untuk
kebahagian manusia.
17. Ilmu Pengetahuan: Langkah Memperoleh Ilmu Pengetahuan
2. Intuisi Adalah suatu pendapat yg tiba2 muncul tanpa dipikir secara logis dan
analisis
3. Trial dab Error Adalah coba2, untung2an yg hasilnya belum tentu benar.
1. Percaya Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut
adalah benar.
benar
4. Metode Ilmiah Seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan
Pengertian Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan
sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai
dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika merupakan “jembatan penghubung” antara
filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika didefinisikan: Teori tentang
penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada dasarnya bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir
tertentu, yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Penyimpulan yang sah, artinya sesuai
dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga dapat dilacak kembali yang sekaligus juga
dalam bentuk
kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalam bentuk himpunan sehingga setiap konsep
unsur penalaran dalam logika pembuktiannya menggunakan diagram himpunan, dan ini
merupakan pembuktian secara formal jika diungkapkan dengan diagram himpunan sah
Definisi Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi
baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran sebagai sebuah kemampuan berpikir, memiliki dua ciri pokok, yakni logis dan
analitis. Logis artinya bahwa proses berpikir ini dilandasi oleh logika tertentu, sedangkan
analitis mengandung arti bahwa proses berpikir ini dilakukan dengan langkah-langkah
teratur seperti yang dipersyaratkan oleh logika yang dipergunakannya. Melalui proses
penalaran, kita dapat samapai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori.
Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis
berdasarkan fakta yang relevan. Kemampuan menalar adalah kemampuan untuk menarik
kesimpulan yang tepat dari bukti-bukti yang ada dan aturan tertentu.
Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non analitik.
Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat dibedakan menjadi : Usaha aktif
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu tentang yang ada. Sedangkan,
menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani
maupun secara rohani. Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah
dengan Metafisika.
Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek
ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan
tersebut.
Aspek aksiologi merupakan aspek yang membahas tentang untuk apa ilmu itu digunakan.
Menurut Bramel, dalam aspek aksiologi ini ada Moral conduct, estetic expresion,
dansosioprolitical. Setiap ilmu bisa untuk mengatasi suatu masalah sosial golongan ilmu.
Namun, salah satu tanggungjawab seorang ilmuan adalah dengan melakukan sosialisasi
tersebut. Dan moral adalah hal yang paling susah dipahami ketika sudah mulai banyak
- Pengertian:
Teori merupakan salah satu konsep dasar penelitian sosial. Teori adalah seperangkat
- Cakupan:
menurut definisinya adalah serangkaian konsep yang memiliki hubungan sistematis untuk
- Syarat:
Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya
dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah kreativitas,
kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah
Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat
pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana menulis
dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati,
sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah
yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya,
Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat
sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis
terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-
sumber lainnya.
calon ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah.
mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam
- Positivistik:
Positivistik adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik.
- Naturalistik:
keempat istilah tersebut pada umumnya memiliki pengertian yang yang sama dan
Sejak peradaban manusia bermula, Matematika memainkan peranan yang sangat vital
dalam kehidupan sehari hari. Berbagai bentuk simbol digunakan untuk membantu
sebagai alat perhitungan. Begitu juga dengan perkembangan komputer, matematika juga
mempunyai banyak peran dalam perkembangaanya. Kita tidak sangsi bahwa sumbangan
Matematika terhadap perkembangan Ilmu dan Teknologi sangat besar sekali. Boolean
Aljabar untuk komputer berdigital modern, Splines untuk merubah bentuk 3 dimensi,
Fuzzy untuk peralatan elektronik, metoda numerik untuk bidang tehnik, rantai markov
untuk bidang finansial dan ekonomi adalah beberapa contoh penggunaan matematika
dalam bidang ilmu dan teknologi. Perkembangan matematika ini telah banyak
dan sistem komunikasi. Walaupun peradapan manusia berubah dengan pesat namun
bidang matematika terus relevan dan menunjang kepada perubahan ini. Sumbangan
matematika terhadap perkembangan Ilmu Komputer sangatlah besar tengok saja istilah-
istilah seperti Statistik, Probabilitas, Teori Informasi, Teori Graf, Aljabar Boolean,
Matematika Diskret, Algoritma, dan Kalkulus yang ternyata sangat dibutuhkan dalam
Segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini pasti mempunyai asal-usul dan tujuan
keberadaanya, begitu juga manusia. Asala mula dan tujuan hidup manusia merupakan
merupakan substansi yanng sulit dijelaskan. Karena akal manusia sangat terbatas untuk
asal-mula tersebut. Mekipun demikian, pikiran manusia dapat dipastikan mampu secara
logis menyimpilkan dan menilai bahwa hakekat asal mula itu hanya ada satu, bersifat
universal, dan berada di dunia metafisis, karena itu bersifat absolut dan tidak mengalami
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji
dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
29. Cara Kerja Para Ilmuwan: Kebenaran Ilmiah dan Sikap Ilmiah
- Kebenaran Ilmiah:
Pada dasarnya semua manusia selalu ingin menari kebenaran, namun demikian, cara
Kuhn (Poedjiadi: 2001,38), metode yang digunakan untuk mencari kebenaran dilandasi
- Sikap Ilmiah:
konsep, hukum dan teori dalam disiplin ilmunya, seorang ilmuwan dituntut untuk
sumber asalnya. Beberapa sikap yang diuraikan berikut ini, tidak hanya spesifik bagi
ilmuwan karena sipatnya yang memasuki daerah etika dan moral, misalnya kejujuran dan
sikap menghargai pendapat orang lain. Sikap-sikap tersebut akan dibahas secara singkat
berikut ini.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu
logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus,
tepat, dan teratur.Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan
dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk
akal.
Pikiran manusia pada hakikatnya selalu mencari dan berusaha untuk memperoleh
kebenaran. Karena itu pikiran merupakan suatu proses. Dalam proses tersebut haruslah
diperhatikan kebenaran bentuk dapat berpikir logis. Kebenaran ini hanya menyatakan
serta mengandaikan adanya jalan, cara, teknik, serta hukum-hukum yang perlu diikuti.
Secara singkat logika dapat dikataka sebagai ilmu pengetahuan dan kemampuian untuk
berpikir lurus. Ilmu pengetahuan sendiri adalah kumpulan pengetahuan tentang pokok
tertentu. Kumpulan ini merupakan suatu kesatuan yang sistematis serta memberikan
Deduktif adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
- Induktif:
khas dan terbatas dalam menysusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang
bersifat umum.
Manusia selalu mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan memahami kebenaran,
sifat asasinya terdorong pula untuk melaksankan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan
dan pemahaman tentang kebenran, tanpa melaksankan konflik kebenaran, manusia akan
sesuatu yang dilakukan harus diiringi akan kebenaran dalam jalan hidup yang dijalaninya
dan manusia juga tidak akan bosan untuk mencari kenyataan dalam hidupnya yang
Hal kebenaran sesungguhnya merupakan tema sentral di dalam filsafat ilmu. Secara
umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran.
Problematik mengenai kebenaran merupakan masalah yang mengacu pada tumbuh dan
- Naturalistik:
Menurut naturalistik, fenomena sosial dipahami dari perspektif dalam berdasarkan subjek
- Modus Operandi:
Paradigma modus operandi memandang bahwa kebenaran diperoleh dengan melakukan
pengujian atau penelitian secara periodik, sehingga didapatkan garis penyebab yang khas
dai suatu peristiwa atau keadaan. Contoh bidang yang yang menggunakan metode seperti
- Pengertian:
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo= di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan
dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar,
teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut
- Manfaat:
2.Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala
3.Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas penulis dapat disimpulkan bahwa objek material filsafat
adalah sarwa-yang-ada yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok,
yakni hakekat Tuhan, alam, dan Manusia. Sedangkan objek fformal filsafat adalah usaha
Penyelidikan dan menjadi pembagian filsafat menurut objeknya ialah sebagai berikut:
2. Ada Mutlak adalah sesuatu yang secara mutlak yakni zat yang wajib adanya.
4. Antropologia (Filsafat Manusia), karena manusia termasuk ada yang tidak mutlak,
6. Logika ialah filsafat akal budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal budi adalah
penyelidikan akal budi itu disebut Filsafat Akal Budi atau Logika.
Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa objek filsafat itu sama dengan objek ilmu
pengetahuan bila ditinjau secara material dan berbeda bila secara formal
Dalam hubungan dengan suatu upaya yang bersifat ilmiah, metode berarti cara kerja yang
teratur dan sistematis yang digunakan untuk memahami suatu objek yang
dipermasalahkan, yang merupakan sasaran dari bidang ilmu tertentu. Metode yang benar
B. Saran
Ada pun saran dari kami adalah semoga penemuan-penemuan filsafat di bidang ilmu
pengetahuan yang ada atau pun yang nanti nya akan berkembang lagi dapat di gunakan
C Daftar Pustaka
http://alimpolos.blogspot.com/2014/05/pengertian-objek-dan-metode-tentang.html
https://serupa.id/metode-filsafat-10-contoh-penjelasan-lengkap/