FILSAFAT ILMU
“Ontologi”
Dosen Pengampu : Dr. Desyandri, S. Pd., M. Pd.
Kelompok 7
BUNGA : 22124004
NIVETIKEN : 22124040
2022
KATA PENGANTAR
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat juga diartikan sebagai sistem keyakinan umum yang terbentuk dari
atau menjelaskan fakta dan kejadian. Secara ringkas, filsafat diartikan sebagai
penelitiannya. Dari hasil pengamatan atau penelitian ini akan dihasilkan teori
dan dapat pula pengamatan atau penelitian ini ditujukan untuk menguji teori
yang ada. Dengan demikian, ilmu merupakan suatu kegiatan yang sifatnya
operasional. Jadi terdapat runtut yang jelas dari mana suatu ilmu pengetahuan
berasal.
normatif. Ilmu pengetahuan hanya membahas segala sisi yang sifatnya positif
1
semata. Hal-hal yang berkaitan dengan kaedah, norma atau aspek normatif lainnya
dengan maksud tertentu. Makin luas dan dalam suatu pengalaman atau
pengetahuan yang dapat dieksplorasi, maka makin jauh proses berpikir yang
(critical intelegence).
dalam arti sesuai dengan tujuan mencari ilmu pengetahuan, maka seorang
sahih dari sisi keilmuan. Secara definisi, nalar merupakan kemampuan atau
2
runtut, teratur dan mengikuti struktur yang sifatnya logis (mantik). Dengan
Ontologi adalah ilmu yang mengkaji apa hakikat ilmu atau pengetahuan
ilmiah yang sering kali secara populer banyak orang menyebutnya dengan
dan kenyataan empiris yang tidak terlepas dari persepsi ilmu tentang apa dan
bagaimana. Ontologi ilmu membatasi diri pada ruang kajian keilmuan yang
dapat dipikirkan manusia secara rasional dan bisa diamati melalui panca
indera manusia. Sementara kajian objek penelaahan yang berada dalam batas
surga dan neraka) menjadi ontologi dari pengetahuan lainnya di luar ilmu. 4
Berdasarkan pada latar belakang, maka kami akan membahas materi yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ontologi
a. Pengertian Ontologi
Istilah ontologi berasal dari kata Yunani onta yang berarti sesuatu yang
teori atau ilmu. Maka ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang
Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat
yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar
tersendiri. Pengertian ontologi ini menjadi sangat beragam dan berubah sesuai
Sebuah ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk
tentang makna dari suatu objek, properti dari suatu objek, serta relasi objek
4
yang ditelaah ilmu, bagaimana wujud yang hakiki dari dari objek tersebut,
bagimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti
lingkup batas penelahaan keilmuan yang bersifat empiris ini adalah konsisten
b. Konsep Ontologi
Pemikiran ontologis telah tercetuskan sejak abad sebelum masehi. Dalam
3. Pandangan dari segi proses, kejadian, atau perubahan. Dari segi ini
5
Dalam istilah yang berbeda, Louis O Kattsof membagi ontologi menjadi 3
bagian, yaitu:
kenyataan itu.
1) Monisme
1754). Kata ini diambil dari bahasa Yunani yaitu monos yang berarti sendiri
atau tunggal, dan merupakan suatu paham yang menyatakan bahwa unsur inti
atau dasar dari segala sesuatu bersifat satu/ tunggal. Unsur dasar yang tunggal
tersebut dapat berupa berbagai macam hal, antara lain materi yang diagungkan
oleh kaum materialis, dapat pula berupa ide yang dicetuskan oleh kaum
idealis, serta dapat berupa roh atau Allah, dan lain sebagainya. Dalam aliran
ini tidak dibedakan antara pikiran dan zat. Mereka hanya berbeda dalam gejala
6
Ibarat zat dan energi dalam teori relativitas Enstein, energi hanya merupakan
bentuk lain dari zat. Atau dengan kata lain bahwa aliran monisme menyatakan
2. Aristoteles (384-322 SM), yang mengatakan bahwa semuanya itu air. Air
yang cair itu merupakan pangkal, pokok dan dasar dari segala-galanya.
Semua barang terjadi dari air dan semuanya kembali kepada air pula.
besar terdiri dari air yang terbentang luas di lautan dan di sungai-sungai.
2) Dualisme
Dualisme (dualism) berasal dari kata Latin yaitu duo (dua). Dualisme
adalah ajaran yang menyatakan realitas itu terdiri dari dua substansi yang
tidak dapat direduksi, misalnya substansi adi kodrati dengan kodrati, Tuhan
dengan alam semesta, roh dengan materi, jiwa dengan badan, dll. Ada pula
idealisme dan materialisme, dengan mengatakan bahwa alam wujud ini terdiri
dari dua hakikat sebagai sumber yaitu hakikat materi dan rohani. Dapat
dikatakan pula bahwa dualisme adalah paham yang memiliki ajaran bahwa
segala sesuatu yang ada, bersumber dari dua hakikat atau substansi yang
berdiri sendiri-sendiri.
7
Orang-orang yang menggunakan konsep dualisme antara lain:
zat dan kesadaran (pikiran) yang berbeda secara subtantif. Jadi adanya
segala sesuatu terdiri dari dua hal yaitu zat dan pikiran.
3) Pluralisme
menyatakan bahwa realitas tidak terdiri dari satu substansi atau dua substansi
tetapi banyak substansi yang bersifat independen satu sama lain. Sebagai
dalamnya hanya terdapat pelbagai jenis tingkatan dan dimensi yang tidak
diantaranya teori para filsuf yunani kuno yang menganggap kenyataan terdiri
substansi. Menurutnya manusia tidak hanya terdiri dari jasmani dan rohani
tetapi juga tersusun dari api, tanah dan udara yang merupakan unsur
8
substansial dari segala wujud. Para filsuf yang termasuk dalam aliran ini
antara lain:
dari unsur-unsur yang tidak terhitung banyaknya, sebab jumlah sifat benda
dan semuanya dikuasai oleh suatu tenaga yang dinamakan nous yaitu
suatu zat yang paling halus yang memiliki sifat pandai bergerak dan
mengatur.
1) Materialisme
yang nyata kecuali materi. Pikiran dan kesadaran hanyalah penjelmaan dari
materi yang dapat dikembalikan pada unsur-unsur fisik. Materi adalah sesuatu
yang nampak, dapat diraba, berbentuk, dan menempati ruang. Hal-hal yang
bersifat kerohanian seperti jiwa, keyakinan, rasa sedih, dan rasa senang tidak
atas atom-atom kecil yang memiliki bentuk dan badan. Atom ini
dan letaknya. Jiwa pun menurut demokritos dikatakan terjadi dari atom-
atom, hanya saja atom-atom jiwa itu berbentuk kecil, bulat, dan bergerak.
9
2. Thomas Hobbes (1588-1679), berpendapat bahwa segala sesuatu yang
perasaan adalah gerak materi belaka karena segala sesuatu yang terjadi
2) Spiritualisme
antaranya Plato dengan ajrannya tentang Ide (cita) dan jiwa. Ide atau cita
adalah gambaran asli segala benda. Semua yang ada dalam dunia hanyalah
penjelmaan atau bayangan saja. Ide atau cita tidak dapat ditangkap dengan
indra, tetapi dapat dipikirkan, sedangkan yang ditangkap oleh indra manusia
hanyalah bayang-bayang.
pneuma, nous, reason, logos), yakni roh yang mengisi dan mendasari
hidup melalui perantara atau orang tertentu dan lewat bentuk wujud yang
ini.
10
c. Dipandang dari segi proses, kejadia, atau perubahan
1) Mekanisme
hasil dari materi yang bergerak dan dapat dijelaskan menurut kaidahnya.
Aliran ini juga menerangkan semua peristiwa berdasar pada sebab kerja, yang
dilawankan dengan sebab tujuan. Alam dianggap seperti sebuah mesin yang
Pandangan ini dianut oleh Galileo Galilei (1564-1641) dan filsuf lainnya abad
materi adalah keluasan (extension), dan semua gejala fisik dapat diterangkan
dengan kaidah mekanik. Bagi Immauel Kant, kepastian dari suatu kejadian
2) Teleologi (serba-tujuan)
11
sesungguhnya kita harus memahami empat sebab, yaitu sebab bahan (material
cause), sebab bentuk (formal cause), sebab kerja (efficient couse), dan sebab
tujuan (final couse). Sebab bahan adalah bahan yang menjadikan sesuatu itu
ada; sebab bentuk adalah yang menjadikan sesuatu itu berbentuk; sebab kerja
adalah yang menyebabkan bentuk itu bekerja atas bahan; sebab tujuan adalah
3) Vitalisme
dengan yang tidak hidup. Filsuf vitalisme seperti Henry Bergson (1859-1941)
dari sebab kerja dan perkembangan dalam alam. Asas hidup ini memimpin dan
1. Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada,
adalah sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif.
Istilah ini diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev dalam novelnya Fathers and
Childern yang ditulis pada tahun 1862 di Rusia. Doktrin ini sudah ada
2. Agnostisesme
12
Agnostisesme adalah paham yang mengingkari kesanggupan manusia
untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat rohani.
Kata agnosticisme berasal dari bahasa Grik Agnotos yang berarti unknown. A
artinya not, Gno artinya know. Aliran ini dengan tegas selalu menyangkal
C. Kedudukan Ontologi
lainya yang lebih bersifat’ bagian’. Ia merupakan konteks untuk semua konteks
metafisika. Oleh karena sifat englobant (marcel) atau umgreifen (jasper) itu,
sekaligus hal yang paling terkenal, dan hal yang paling sukar diekspresikan. Oleh
karen meneliti dasar paling umum untuk segala-gala nya, ontologi itu disebut
lainya.
Tentu dalam suatu pengantar didaktis dapat saja ontologi sebagai pemikiran
13
sedemikian itu menjadi suatu kumpulan atau sistem konsep-konsep dan prinsip-
prinsip yang melulu formalitas dan kosong belaka ( menurut tuduhan kant) ,
tanpa hubungan dengan kenyataan yang benar. Oleh karena itu kiranya paling
filsafat’ultima.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari
suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain
tahun 1636 M. untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat
metafisis.
dan teleologi), dan aliran lain yang berkaitan antara ontologi dan metafisika
B. Saran
mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT serta terima kasih kepada pihak-
15
DAFTAR RUJUKAN
16