Anda di halaman 1dari 15

OBJEK KAJIAN ILMU

(Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Filsafat Ilmu)


Dosen pengampu: Nur Hidayah Hanifah, M.Pd

Disusun Oleh
1. Salma Annisa 200103110084
2. Robihatun Nisa 200103110103
3. Achmad Fairuzzabad 200103110115

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


FAKULTAS IMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena atas limpah curah nikmatnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan keadaan sehat. Penulis membuat makalah Filsafat Ilmu dengan
judul Objek Kajian Ilmu. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Ilmu pada semester I Tahun Akademik 2020-2021 dengan tujuan untuk memenuhi pentingnya
mempelajari Objek Kajian Ilmu . untuk memperluas wawasan kami mengenai Filsafat Ilmu.

Penulis membuat makalah ini memiliki tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dari
penulisan ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai objek kajian ilmu. Besar harapan
penulis dengan makalah ini dapat memberi pengetahuan serta acuan untuk para penulis lainnya
dalam menganalisis lebih lanjut makalah ini. Penulis mengetahui makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Kelebihan dari makalah ini dapat dilihat dari segi pemaparannya, sedangkan
kekurangannya adalah hanya ditinjau secara global dan penulis berharap para penulis lain dapat
mengembangkannya.

Malang, 22 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. …2


DAFTAR ISI ............................................................................................ 3
BAB I ...................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II ..................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
A. Objek Kajian Ilmu ..................................................................................................................... 5
B. Objek Kajian Tuhan .................................................................................................................. 7
C. Objek Kajian Manusia .............................................................................................................. 8
D. Objek Kajian Alam .................................................................................................................. 11
BAB III .................................................................................................. 14
PENUTUP .............................................................................................. 14
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Berbedanya cara
mendapatkan pengetahuan tersebut serta tentang apa yang dikaji oleh pengetahuan tersebut
membedakan antara jenis pengetahuan satu dengan jenis pengetahuan lainnya. Pengetahuan
dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni, manusia mempunyai bahasa yang
mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi
tersebut,kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar
cara berpikir seperti itu disebut penalaran. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis
terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara
umum.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka untuk lebih jelasnya penulis akan mengemukakan batasan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa itu pengertian,tujuan,objek kajian ilmu?
2. Bagaimana kedudukan ilmu ?
3. Apa saja macam-macam Objek kajian ilmu ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian,tujuan,objek kajian ilmu.
2. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan ilmu.
3. Untuk mengetahui macam-macam objek kajian ilmu

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Objek Kajian Ilmu

Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Objek yang dipikirkan oleh
filsafat ialah segala yang ada dan yang mungkin ada.1 Objek kajian dibagi menjadi 2 yaitu

1. Objek Material Filsafat Ilmu

Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan
atau hal yang diselidiki , dipandang atau disorot oleh suatu disiplin ilmu yang
mencakup apa saja yang baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.

Menurut dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang
ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala
sesuatu itu dibagi menjadi 2 yaitu

• Bersifat umum, yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada
umumnya.
• Bersifat khusus, yakni mutlak dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia
dan alam.2

objek material filsafat adalah segala sesuatu yang berwujud yaitu segala sesuatu
yang ada dan yang mungkin ada. Mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak
tampak. Jadi, objek material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu
pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dangan metode ilmiah, sehingga
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Ada 3 persoalan pokok
dalam objek kajian filsafat yaitu

• Hakikat Tuhan (teologi atau tentang akhirat)

1
Endang saifuddin,Ilmu,Filsafat, dan Agama,(Surabaya:Bina ilmu ,1991),cet.ke-9,…hal.84
2
Setiawansyah Ade Putra, 2016. Pengertian, tujuan, objek kajian dan kedudukan filsafat ilmu
https://adeputrasetiawansyahblog.wordpress.com/2016/10/07/pengertian-tujuan-objek-kajian-dan-kedudukan-
filsafat-ilmu/

5
• Hakikat Alam (kosmologi)
• Hakikat Manusia (antropologi)

Pengertian objek material fisafat ada 3 yaitu

• Segala bentuk pemikiran manusia tentang sesuatu yang ada dan mungkin ada
• Segala persoalan pokok yang dihadapi manusia saat dia berpikir tentang dirinya
dan tempatnya di dunia
• Segala pengetahuan manusia serta apa yang ingin diketahui manusia

Permasalahan yang dikaji oleh filsafat yaitu

• Logika (benar dan salah)


• Etika (baik dan buruk)
• Estetika (indah dan jelek)
• Metafisika (zat dan pikiran)
• Politik (organisasi pemerintahan yang ideal)

2. Objek Formal Filsafat Ilmu

Adalah sudut pandang dari mana subjek menelaah objek materialnya. Objek formal
fisafat ilmu merupakan hakikat ilmu pengetahuan, yang artinya filsafat ilmu lebih menaruh
perhatian terhadap masalah mendasar ilmu pengetahuan. Objek formal filsafat ilmu juga
merupakan sudut pandangan yang ditunjukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu atau dari mana objek material itu disorot. Misalnya “manusia” yang dapat
ditinjau dari berbagai sudut pandang diantaranya psikologi, antropologi, dan sosial.3

Objek kajian ilmu di klasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

1. Tuhan
2. Manusia
3. Alam

3
2016. Objek material dan objek formal filsafat
https://azizahifahhh.blogspot.com/2016/12/objek-material-dan-objek-formal-filsafat.html

6
B. Objek Kajian Tuhan

Tuhan, dalam KBBI diartikan sebagai sesuatu yang diyakini, dipuja, disembah oleh
manusia sebagai Maha Kuasa, Maha Perkasa, dan sebagainya. Tuhan adalah sesuatu yang
misterius, yang tidak dapat dikenali secara fisik. Dia ada dan terpancar dalam diri manusia yang
hanya dapat dipahami sacara rasa (batiniyah).4

Dalam bahasa arab Tuhan berasal dari 2 kata yaitu Rabb dan Ilah. Kata Rabb adalah
“Tuhan Sang Maha Pencipta” yang menciptakan keseluruhan alam ini.tidak hanya sekedar
menciptakan tatapi juga sebagai “Sang Maha Pemelihara” dan juga setiap setiap kejadian tidak
lepas dari kekuasaan-Nya sebagai “Sang Maha Pengatur”.5

Tuhan sebagai zat yang personal dan impersonal. Dapat dibedakan dalam beberapa segi yaitu

A. Tuhan personal
- Menekankan pada identitas Tuhan sebagai zat yang sempurna dan perlu disembah sebagai
wujud pengabdian makhluk kepada penciptanya.
- Berasal dari petunjuk wahyu

B. Tuhan Impersonal
- Tidak mempersoalkan identitas Tuhan
- Berasal dari kesimpulan pemikiran manusia6

4
samidi s, 2016. Tuhan, manusia dan alam – Omah jurnal IAIN Surakarta
https://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/shahih/article/download/47/42
5
djamal imam gozali, 2010. Tuhan, manusia dan alam.
6
Aprilyansyah rio, 2016. Agama sebagai objek kajian filsafat
http://rioaprilyansyah.blogspot.com/2016/12/agama-sebagai-objek-kajian-filsafat_56.html

7
C. Objek Kajian Manusia

Manusia merupakan makhluk unik. Keunikan ini terletak pada jiwanya, bukan pada tubuh
kasarnya.7 Jiwa menjadi pembeda manusia dengan makhluk hidup lain. Jiwa menyimpan potensi
masa depan yang sulit diramalkan oleh manusia itu sendiri. Di dalam dunia filsafat, untuk
memahami manusia diperlukan pendekatan filosofis, guna memahami manusia secara radikal
sampai menembus batas hakiki kemanusiaan yang menyeluruh8 Filsafat manusia merupakan
bagian integral dari sistem filsafat yang mengkaji tentang hakikat dan esensi manusia.9

1. Objek kajian Manusia menurut para filsuf.


a. Al-Ghazali (449 H/1058 M-504 H/1111 AD)

Al-Ghazali mengatakan bahwa esensi Manusia tersusun dari empat dimensi yang
saling berkesinambungan. Empat dimensi ini adalah ruh, hati, nafsu, dan akal10.
Pemikiran Al-ghazali tentang manusia meliputi: 1) Hakikat Manusia, 2) Tujuan Hidup
Manusia, 3) Upaya untuk mencapai Kebahagiaan akhirat.

• Hakikat Manusia.
Al-Ghazali, Musthafa (1970,J.2:100) menjelaskan bahwa manusia terdiri
dua unsur yakni al-nafs (Jiwa) dan al-jism (Tubuh). Al-nafs yakni substansi sendiri
yang mempunyai daya mengetahui, bergerak dengan kemauannya, dan
penyempurnaan bagi bagian-bagian lainnya.11 Sedangkan Al-jism merupakan bagian
yang tidak sempurna pada manusia tanpa unsur lainnya. Manusia ideal menurut Al-
ghazali adalah manusia yang pada dirinya memiliki keutamaan-keutamaan.
Keutamaan-keutamaan tersebut terdiri dari: 1). Al Hikmat (kebijaksanaan), 2) al-
iffat (kesucian), 3) al-syaja’at (keberanian) dan 4) al-adalat (keadilan)12

7
Budi Darma, Rafilus (Jakarta: Noura, 2017), 185.
8
Louis Leahy, Manusia Sebuah Misteri (Jakarta: PT. Gramedia, 1993), 5.
9 Happy Susanto, Filsafat Manusia Ibnu Arabi (Ponorogo : ejournal.unida.gontor.ac.id,2014) vol.10 no. 01

10
Katni katni, 2018 Hakikat Manusia Menurut Al-Ghazali , (Ponorogo : International Seminar on Islamic
Education (ISIE 2018))
11 Fahrudin, Hakikat dan Tujuan Hidup Manusia menurut Al-Ghazali (Jakarta :

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195910081988031-FAHRUDIN/konsep_manusia_al-
ghazali.pdf)
12
Katni katni, 2018 Hakikat Manusia Menurut Al-Ghazali , (Ponorogo : International Seminar on Islamic Education
(ISIE 2018))

8
• Tujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusia yaitu tercapainya kebahagiaan. Sedangkan tujuan
akhirnya adalah tercapainya kebahagiaan akhirat yang puncaknya yaitu dekat dengan
Allah dengan cara melihat dan bertemu dengan-Nya yang didalamnya terdaat
kenikmatan-kenikmatan yang menyeluruh yang tidak pernah diketahui oleh manusia
di dunia ini. Al-Ghazali (1954,J.1:53)13
• Upaya untuk mencapai kebahagiaan akhirat
Menurut Al-Ghazali, kebahagiaan akhirat dapat dicapai dengan melalui
persiapan selama hidup di dunia.14

b. Louis Leahy (1927 M)

Menurut Louis Leahy terdapat 2 Inti pokok dalam mempelajari Filsafat dalam
kajian Manusia, yaitu :

1. Mempelajari Filsafat Manusia untuk mendapatkan Hakekat Manusia


2. Mempelajari Filsafat Manusia untuk mendapatkan Fungsi dari keberadaan manusia di
dunia.15

c. Karl Marx (1818-1883 M)


Frans Magnis - Suseno, Pemikiran Karl Marx (1999) menunjukkan perbedaan
antara manusia dan binatang tentang kebutuhannya. Jika Binatang langsung menyatu
dengan hidupnya, berbeda dengan Manusia yang membuat kerja hidupnya menjadi objek
kehendak dan kesadarannya16. Binatang berproduksi hanya apa yang ia butuhkan.
Sedangkan manusia berproduksi secara universal bebas.

13
Fahrudin, Hakikat dan Tujuan Hidup Manusia menurut Al-Ghazali (Jakarta:
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195910081988031-FAHRUDIN/konsep_manusia_al-ghazali.pdf )
14
Yenni Mutia Husen, Metode Pencapaian Kebahagiaan dalam Perspektif Al-Ghazali (Aceh : https://repository.ar-
raniry.ac.id/id/eprint/6266/3/Yenni%20Mutia%20Husen.pdf , 2018)
15
Louis Leahy, Manusia Sebuah Misteri (Jakarta : PT. Gramedia,1993),5
16
Frans Magnis - Suseno, Pemikiran Karl Marx (Jakarta: PT. Gramedia:2009)

9
2. Contoh Filsafat dalam objek kajian manusia
a. Antropologi Filsafat Biologis
Bioantropologi adalah Salah satu ilmu yang dapat membantu memahami
mengenai fisik manusia17. Bioantropologi meneliti teori-teori biologi secara
filosofis, terutama untuk menghubungkan prestasi kreatif dan sikap manusia
dengan organisasi fisiologisnya.
b. Antropologi Filsafat Budaya
Antropologi filosofis budaya berkaitan dengan manusia dan karya-
karyanya, dengan sejarah budaya dan sosiologi budaya, dan dengan morfologi
sejarah dan filsafat sejarah. 18
c. Antropologi Filsafat Psikologis
Antropologi filosofis psikologis adalah perkembangan psikiatri pasca-
Freudian yang paling sukses dan, melalui psikoanalisis eksistensial, memberikan
pengaruh yang cukup besar. Erich Fromm berupaya menggabungkan psikologi
dalam antropologi filosofis. Rollo May di Amerika Serikat dan R. D. Laing di
Inggris mengikuti upaya yang serupa

17 Aldila Rahma, Peranan Bioantropologi Bagi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Bandung :
https://www.researchgate.net/publication/335362463_PERANAN_BIOANTROPOLOGI_BAGI_PENDIDIKAN_GURU_PEND
IDIKAN_ANAK_USIA_DINI#:. : 2019)

10
D. Objek Kajian Alam

Jagad gedhe dan jagad cilik merupakan satu kesatuan sebagai bentuk manifestasi Tuhan.
Alam,Tuhan, dan manusia merupakn satu kesatuan pemahaman dalam konsep kejawen. Islam
kejawen meyakini,bahwa alam semesta yang menjadi kehidupan nyata manusia bermula dari
dzat Allah (simuh 1988,334).

Kepercayaan orang kejawen terhadap alam secara umum dibedakan menjadi tiga,yaitu:
alam purwa,alam madya,dan alam wasana. Trikotomo alam hidup manusia ini merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, siklus kehidupan yang dikenal dengan cakra
manggilingan. Pembagian alam ini sesuai dengan konsep pembagian waktu,yaitu: masa lampau
(past), sekarang (present), dan masa akan datang (future).

Kitab primbon atassadhur adammakna menjabarkan tentang alam sebagai berikut


(Noeradya 2008,54-57) :

a. Alam rokhiyah, alam ini merupakan alamnya nyawa,terangnya melebihi cahaya di siang
hari, tidak ada arah timur, utara, selatan, barat, tengah, bawah, maupun atas.
b. Alam siriyah, alam ini merupakan bersemayamnya rasa, terangnya melebihi alam
rokhiyah. Di alam siriyah ini terdapat empat macam cahaya, yaitu : hitam, merah, kuning,
dan putih, keempat cahaya tersebut merupakan tempatnya budi, yang menjadikan wahana
bagi hawa nafsu.
c. Alam nuriyah, maksudnya adalah alam cahaya yang terangnya melebihi alam syiriyah, di
alam ini terpancar cahaya aneka warna : hitam, merah, kuning, putih, hijau, semua tampak
indah dan menjadi wahana bagi panca indra yang ditambah dengan cahaya pengetahuan.
d. Alam uluhiyah, alam ini merupakan alam ketuhanan yang terangnya melebihi alam
nuriyah. Di alam uluhiyah ini terpancar cahaya yang di dialamnya terlihat seperti lebah
menggantung, berada di maqam fana, maksudnya tempat waskita, yaitu sukma.

Konsep tentang alam juga dijelaskan dalam Serat Wirid Hidayat Jati, bahwa alam dibagi

menjadi dua, yaitu alam batin dan alam lahir (Simuh 1988, 320-321). Alam batin terdiri dari
:

11
a. Martabat Ahadiyah, yaitu martabat la ta’yun dan ithlaq. Artinya masih dalam wujud
mutlak, tidak dapat dikenal hakikatnya.
b. Martabat Ta’yun Awal (awal kenyataan). Martabat ini disebut Wahdat dan Hakikat
Kemuhammadan (Nur Muhammad). Pada martabat ini belum ada pemisahan, segala
perwujudan masih bersifat global atau mujmal.
c. Martabat Ta’yun Kedua atau Wahidiyat. Martabat ini sudah terdapat pemisahan yang
maujud, tetapi masih dalam bentuk kesatuan yang mengandung kejamakan.

Ketiga martabat tersebut bersifat batin dan Ilahi, sesuai dengan sifat Ilahiah sendiri yang qadim
dan azali. Dari ketiga martabat ini terpancarlah alam atau martabat lahir. Adapun alam lahir terdiri
dari : (1) Martabat alam arwah. Pada martabat ini berupa “Nur Muhammad” yang diciptakan oleh
Allah Swt dari nur-Nya, dan dari nur Muhammad inilah yang kemudian menjadi ruh segala
makhluk atau ciptaan. (2) Martabat alam mitsal, martabat ini merupakan diferensiasi dari Nur
Muhammad ke dalam ruh individual setiap makhluk. (3) Martabat alam ajsam, martabat ini berupa
alam material yang terdiri dari empat unsur, yaitu api, angin, tanah, dan air. Keempat anasir atau
elemen tersebut yang kemudian menjelma menjadi wujud lahiriah, dan keempat anasir tersebut
saling merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah. (4) Martabat insan kamil atau alam paripurna.
Martabat ini merupakan bentuk atau wujud paripurna dari semua martabat sebelumnya, yang
berupa manusia “Insan Kamil”.

Dalam konsep Jawa, insan kamil (manusia sempurna) tidak hanya Nabi Muhammad SAW saja,
tetapi setiap manusia dapat menjadi insan kamil. Nabi Muhammad SAW. sebagai insan kamil,
tidak hanya sekedar dipahami dari segi lahiriah (syariat), tetapi harus dipahami dari segi ruhaniah
atau hakekatnya. Pada hakekatnya Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang memiliki sifat,
zat, dan af’al yang mampu manunggal dengan Allah SWT (Khalim 2010, 81). Badan manusia
merupakan cerminan dzat Tuhan, tempatnya rasa yang berasal dari ruh idhafi, ruh Muhammad
Rasul, yaitu dari rasa hidup (Hariwijaya 2004, 156).

Berdasarkan konsep manusia pada hakekatnya dapat menjadi insan kamil inilah yang
kemudian mengilhami berbagai laku ritual atau spiritual untuk meraih derajat ruhaniah tertinggi,
jumbuh atau manunggal dengan Tuhan. Bagi orang kejawen, menjaga keselarasan hubungan
antara manusia dengan alam adalah kewajiban sesuai dengan falsafah “memayu hayuning bawana”
(menjaga keseimbangan alam). Keselarasan hubungan manusia dengan alam fisik dan alam ruhani

12
(semua makhluk gaib termasuk Tuhan), merupakan hal pokok untuk mendapat keselamatan di
dunia dan akhirat. Selain itu juga harus ditunjang dengan kerukunan dan rasa hormat terhadap
sesama dalam kehidupan sosial. Ajaran menjaga keselarasan dengan berdasarkan etika rasa rukun
dan hormat inilah yang disebut Frans Magniz Suseno, sebagai etika Jawa (Suseno 1984, 38).
Konsep menjaga keselarasan untuk mendapat keselamatan ini yang kemudian memunculkan
berbagai macam adat, tradisi, dan ritual yang kemudian dikenal dengan istilah “selametan”.

Ritual selamatan (selametan) dalam masyarakat Jawa terkait dengan peristiwa dan kejadian
sehari-hari yang dialami. Menurut Koentjaraningrat (1984, 346) ritual selamatan dapat
digolongkan menjadi 4 (empat) macam, yaitu:

a. Terkait dengan siklus hidup manusia (life cycle), seperti hamil tujuh bulan, kelahiran,
upacara potong rambut pertama, upacara tedhak siten (bayi menyentuh tanah untuk
pertama kali), upacara menusuk telinga, sunatan, kematian, dan setelah kematian.
b. Terkaitan dengan lingkungan, seperti bersih desa, penggarapan tanah pertanian, dan setelah
panen padi.
c. Berhubungan dengan hari-hari serta bulan-bulan besar Islam.
d. Bersifat insidental (berkaitan dengan peristiwa-peristiwa tertentu), seperti akan
mengadakan perjalanan jauh, menempati rumah baru, menolak bahaya (tolak balak), kaul
(janji kalau sembuh dari sakit), dan lain-lain.19

19
Samadi, Tuhan, Manusia, dan Alam : Analisis Kitab Primbon Atassadhur Adammakna. (JURNAL SHAHIH,
Vol.1, Nomor 1, Januari – Juni 2016)

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi objek kajian ilmu ada 2, yaitu :
1. Objek Material Filsafat Ilmu
2. Objek Formal Filsafat Ilmu

Klasifikasi Objek kajian ilmu ada Tuhan, Manusia, dan Alam.

1. Objek Kajian Tuhan yaitu Tuhan sebagai Zat yang personal dan impersonal.
2. Objek Kajian Manusia menurut Al-Ghazali, bahwa esensi Manusia tersusun dari
empat dimensi yang saling berkesinambungan. Empat dimensi ini adalah ruh, hati,
nafsu, dan akal20. Pemikiran Al-ghazali tentang manusia meliputi: 1) Hakikat
Manusia, 2) Tujuan Hidup Manusia, 3) Upaya untuk mencapai Kebahagiaan
akhirat.
3. Objek Kajian Alam, Jagad gedhe dan jagad cilik merupakan satu kesatuan sebagai
bentuk manifestasi Tuhan. Alam,Tuhan, dan manusia merupakn satu kesatuan
pemahaman dalam konsep kejawen. Islam kejawen meyakini,bahwa alam semesta
yang menjadi kehidupan nyata manusia bermula dari dzat Allah (simuh 1988,334).
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke depannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

20
Katni katni, 2018 Hakikat Manusia Menurut Al-Ghazali , (Ponorogo : International Seminar on Islamic
Education (ISIE 2018))

14
DAFTAR PUSTAKA

Ade Putra, Setiawansyah 2016. Pengertian, tujuan, objek kajian dan kedudukan filsafat ilmu

Darma, Budi. 2017, Rafilus. Jakarta: Noura, 185.

Fahrudin, Hakikat dan Tujuan Hidup Manusia menurut Al-Ghazali Jakarta :

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195910081988031-

FAHRUDIN/konsep_manusia_al-ghazali.pdf

Happy Susanto, Filsafat Manusia Ibnu Arabi 2014 Ponorogo:ejournal.unida.gontor.ac.id vol.10

no. 01

Imam Gozali, Djamal,.2010 Tuhan, manusia dan alam

Katni katni, 2018 Hakikat Manusia Menurut Al-Ghazali ,2018, Ponorogo : International Seminar

on Islamic Education (ISIE 2018)

Leahy, Louis 1993 Manusia Sebuah Misteri. Jakarta: PT. Gramedia. 5.

Magnis - Suseno, Frans. 2009, Pemikiran Karl Marx Jakarta: PT. Gramedia

Mutia Husen,Yenni, Metode Pencapaian Kebahagiaan dalam Perspektif Al-Ghazali 2018, Aceh :

https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/6266/3/Yenni%20Mutia%20Husen.pdf

Rahma, Aldila. 2019, Peranan Bioantropologi Bagi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

,Bandung:https://www.researchgate.net/publication/335362463_PERANAN_BIOANTROPOLO

GI_BAGI_PENDIDIKAN_GURU_PENDIDIKAN_ANAK_USIA_DINI#:

Rio, Aprilyansyah, 2016 Agama sebagai objek kajian filsafat

Saifuddin, Endang ,Ilmu,Filsafat, dan Agama, 1991 Surabaya : Bina ilmu cet.ke-9, hal.84

Samadi,2016 Tuhan, Manusia, dan Alam : Analisis Kitab Primbon Atassadhur Adammakna.,

JURNAL SHAHIH, Vol.1, Nomor 1,

15

Anda mungkin juga menyukai