OLEH :
NAMA : SAMIDA
NIM : 000802562022
KELAS/NO.URUT : MH2 / 5
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Dengan
semua rahmatnya, penulis akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Tak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Syahrir
Mallongi, SE., M.Si., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Filsafat Ilmu Islami, yang
sudah memberikan banyak bantuan untuk menyusun makalah ini. Penulis juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu
penyusunan makalah ini.
Tentu penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Meskipun begitu,
penulis berharap bahwa makalah ini bisa bermanfaat untuk orang lain.
Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, penulis sangat terbuka dan
dengan senang hati menerimanya.
Samida
ii
DAFTAR ISI
Sampul…………………………………………………………………………………….…i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………..ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..………..…1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………..2
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………..………………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………...….……………………...………..2
2.1 Pengertian Ontologi………………………………………………..………………..…3
2.2. Aliran Dalam Ontologi……………………………………………...….……………...4
2.2.1 Monisme….……………………………………………………………………….… 4
2.2.2 Dualisme…………………….…………………………………………………….….4
2.2.3 Metrialisme……………………………………………………………………………5
2.2.4 Idealisme……………………………………………………………………………...6
2.2.5 Agnostisme………………………………………………………………………...…6
2.3 Obyek Materi Ilmu……………………….…………………………………………..…7
BAB III PENUTUP…..…………………..……………...………………………………….9
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………..9
Daftar Referensi……………………………………………………………..…….……...10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud ontologi ?
B. Apa saja aliran dalam bidang ontologi ?
C. Apa saja pandangan obyek materi ilmu ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ontologi
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal
dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.Tokoh
Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato,
dan Aristoteles.Pada masanya, kebanyakan orang belum membedakan antara
penampakan dengan kenyataan.Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai
pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula
segala sesuatu.Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali
segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa
dianggap ada berdiri sendiri).
Hakikat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam
sudut pandang:
Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas
atau kenyataan konkret secara kritis.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah ontologi adalah cabang ilmu filsafat yang
berhubungan dengan hakikat hidup.Webster's Third New International Dictionary daring
mendefinisikan ontologi sebagai ilmu cabang metafisika khusus mempelajari sifat dan
3
hubungan makhluk. Dapat pula didefinisikan sebagai teori tertentu tentang sifat
makhluk atau jenis hal yang memiliki keberadaan.Teori tentang jenis entitas dan
khususnya jenis entitas abstrak yang harus diterima dalam sistem bahasa". Secara
harfiah, kata Ontologi berasal dari bahasa Yunani: òn berarti: "ada", atau òntos artinya:
"keberadaan", dan lògos, artinya: "pemikiran], tetapi dapat juga diturunkan secara
eksplisit dari (entitas) yang ditafsirkan secara beragam menurut sudut pandang filosofis
yang berbeda.
2.2.1 Monisme
Monisme adalah aliran yang mempercayai bahwa hakikat dari segala sesuatu
yang ada adalah satu saja, baik yang asa itu berupa materi maupun rohani yang
menjadi sumber dominan dari yang lainnya.Para filosof pra-Socrates seperti Thales,
Demokritos, dan Anaximander termasuk dalam kelompok Monisme, selain juga Plato
dan Aristoteles.Sementara filosof Modern seperti Immanuel Kant dan Hegel adalah
penerus kelompok Monisme, terutama pada pandangan idealisme mereka.
2.2.2 Dualisme
Dualisme meyakini sumber asal segala sesuatu terdiri dari dua hakikat, yaitu
materi (jasad) dan jasmani (spiritual).Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas
dan berdiri sendiri, sama-sama abadi dam azali.Perhubungan antara keduanya itulah
4
yang menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya
kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia.
Descartes adalah contoh filosof Dualis dengan istilah dunia kesadaran (rohani)
dan dunia ruang (kebendaan).Aristoteles menamakan kedua hakikat itu sebagai materi
dan forma (bentuk yang berupa rohani saja).Umumnya manusia dengan mudah
menerima prinsip dualisme ini, karena kenyataan lahir dapat segera ditangkap panca
indera kita, sedangkan kenyataan batin dapt segera diakui adanya dengan akal dan
perasaan hidup.
2.2.3 Materialisme
Materialisme menganggap bahwa yang ada hanyalah materi dan bahwa segala
sesuatu yang lainnya yang kita sebut jiwa atau roh tidaklah merupakan suatu kenyataan
yang berdiri sendiri. Menurut pahan materialisme bahwa jiwa atau roh itu hanyalah
merupakan proses gerakan kebendaan dengan salah satu cara tertentu.
5
2.2.4 Idealisme
Idealisme merupakan lawan dari materialisme yang juga dinamakan
spiritualisme.Aliran menganggap bahwa hakikat kenyataan yang beraneka warna itu
semua berasal dari roh (sukma) atau yang sejenis dengan itu.Intinya sesuatu yang tidak
berbentuk dan yang tidak menempati ruang.Menurut aliran ini materi atau zat itu
hanyalah suatu jenis daripada penjelmaan roh.Alasan yang terpenting dari aliran ini
adalah “manusia menganggap roh lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari materi bagi
kehidupan manusia.Roh dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga materi
hanyalah badannya, bayangan atau penjelmaan saja .
2.2.5 Agnostisme
yang-ada
kenyataan/realitas
eksistensi
esensi
substansi
perubahan
tunggal
jamak
Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara menyeluruh
tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris
6
(misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik dan
sebagainya).
Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang berwujud, yaitu segala
sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materi konkret, fisik, maupun yang
material abstrak, psikis.Termasuk pula pengertian abstrak-logis, konsepsional,
spiritual, nilai-nilai.Dengan demikian obyek filsafat tak terbatas, yakni segala
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.Objek material filsafat adalah segala yang
ada.Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak.
Objek material yang sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain. Ada yang tampak
adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam
metafisika.Sebagian filosof membagi objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu
yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam pikiran dan yang ada dalam
kemungkinan.
Objek Material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan
yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.Dalam gejala ini jelas
ada tiga hal menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat.Objek material filsafat
(segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat) setidaknya ada 3 persoalan pokok,
1) Hakikat Tuhan, 2) Hakikat Alam, 3) Hakikat Manusia. Maka ada filsafat tentang
manusia (antropologi), filsafat tentang alam (kosmologi), dan filsafat tentang akhirat
(teologi – filsafat ketuhanan dalam konteks hidup beriman dapat dengan mudah
diganti dengan kata Tuhan). Antropologi, kosmologi dan teologi sekalipun kelihatan
terpisah akan tetapi saling berkaitan juga, sebab pembicaraan tentang yang satu
pastilah tidak dapat dilepaskan dari yang lain. Ada beberapa pengertian objek
material filsafat, yaitu:
Segala bentuk pemikiran manusia tentang sesuatu yang ada dan mungkin ada;
Segala persoalan pokok yang dihadapi manusia saat dia berpikir tentang dirinya
dan tempatnya di dunia;
7
Segala pengetahuan manusia serta apa yang ingin diketahui manusia.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal
dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.
Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal
seperti Thales, Plato, dan Aristoteles, serta aliran dalam bidang ontologi, yakni
monisme, dualisme, materialisme, idealisme, dan agnostisisme,
Sedangkan objek material filsafat adalah segala sesuatu yang berwujud, yaitu
segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materi konkret, fisik, maupun yang
material abstrak, psikis.Termasuk pula pengertian abstrak-logis, konsepsional, spiritual,
nilai-nilai.Dengan demikian obyek filsafat tak terbatas, yakni segala sesuatu yang ada
dan yang mungkin ada.
9
Daftar Referensi
https://azizahifahhh.blogspot.com/2016/12/objek-material-dan-objek-formal-filsafat.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2012/11/28/ontologi-epistimologi-dan-aksiologi-
dalam-pengetahuan-filsafat/
10