Anda di halaman 1dari 14

FILSAFAT PANCASILA

DARI SUDUT PANDANG ONTOLOGI

KELOMPOK 4
NKRI

Ketua : Akhmad Fadilah (14)


Sekretaris : Eka Tamalia Apriliani (01)
Anggota : 1. Mukhamad Ali Fauzan (09)
2. Syahrul Fahmi (17)
3. Fajri Lathif Tsani (19)
4. Fardan Abdul Aziz (23)

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL


Jl. Dewi Sartika No. 71 Tegal 52117 Telp. 0283-350567
Website : www.poltektegal.ac.id Email : dkv@poltektegal.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Tegal, 25 Oktober 2019


Kelompok 4

Filsafat Pancasila ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ i


Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Maksud dan Tujuan ........................................................................... 1
BAB II Pembahasan .............................................................................................. 2
A. Pengertian Ontologi ........................................................................... 2
B. Beberapa Aliran dalam Bidang Ontologi .......................................... 4
C. Perumusan Pancasila dari Masing-masing Sila ................................. 7
BAB III Analisis ..................................................................................................... 9
BAB IV Penutup ..................................................................................................... 10
A. Sumbang ............................................................................................ 10
B. Saran .................................................................................................. 10
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 11

Filsafat Pancasila iii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya definisi filsafat
dalam filsafat Pancasila telah diubah dan diinterpretasi berbeda oleh beberapa filsuf
Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak 1945. Filsafat Pancasila senantiasa
diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang berkuasa, sehingga Pancasila
berbeda dari waktu ke waktu.
Ontologi adalah bagian dari filsafat yang menyelidiki tentang hakikat yang ada.
Menurut Muhammad Noor Syam (1984:24), sebelum manusia menyelidiki yang
lain, manusia berusaha mengerti hakikat sesuatu. Pancasila sebagai filsafat, ia
mempunyai abstrak umum dan universal. Yang dimaksud isi yang abstrak disini
bukannya pancasila sebagai filsfat yang secara operasionalkan telah diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari, melainkan sebagai pengertian pokok yang
dipergunakan untuk merumuskan masing-masing sila.

B. Rumusan Masalah
a. Pengertian ontologi dan apa yang dibahas didalamnya
b. Beberapa aliran dalam bidang ontologi
c. Perumusan pancasila dari masing-masing sila

C. Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah


Mengkaji secara mendalam pengertian tentang filsafat pancasila dari sudut pandang
ontologi. Selain itu mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan para
pembaca beserta tim penulis mengenai filsafat pancasila dari sudut pandang
ontologi. Dan Menjadikan mahasiswa lebih aktif dalam belajar.

Filsafat Pancasila 1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ontologi
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan
berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat
konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal
seperti Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya, kebanyakan orang belum
membedaan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filosof
yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam
yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah
pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi
belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).
Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti
sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi adalah bidang pokok
filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada menurut
tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu ada manusia, ada
alam, dan ada kuasa prima dalam suatu hubungan yang menyeluruh, teratur, dan
tertib dalam keharmonisan. Ontologi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau teori
tentang wujud hakikat yang ada. Obyek ilmu atau keilmuan itu adalah dunia
empirik, dunia yang dapat dijangkau panca indera. Dengan demikian, obyek ilmu
adalah pengalaman inderawi. Dengan kata lain, ontologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud (yang ada) dengan berdasarkan
pada logika semata. Pengertian ini didukung pula oleh pernyataan Runes bahwa
“ontology is the theory of being qua being ”, artinya ontologi adalah teori tentang
wujud.
Obyek telaah ontologi adalah yang ada. Studi tentang yang ada, pada dataran
studi filsafat pada umumnya dilakukan oleh filsafat metafisika. Istilah ontologi
banyak digunakan ketika kita membahas yang ada dalam konteks filsafat ilmu.
Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan

Filsafat Pancasila 2
tertentu. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa obyek formal dari ontologi
adalah hakikat seluruh realitas. Hal senada juga dilontarkan oleh Jujun
Suriasumantri, bahwa ontologi membahas apa yang ingin diketahui atau dengan
kata lain merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang ada.
Ontologi sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat benda
bertugas untuk memberikan jawaban atas pertanyaan “apa sebenarnya realitas
benda itu? Apakah sesuai dengan wujud penampakannya atau tidak?”. Dari teori
hakikat (ontologi) ini kemudian munculah beberapa aliran dalam filsafat, antara
lain :
- Filsafat Materialisme
- Filsafat Idealisme
- Filsafat Dualisme
- Filsafat Skeptisisme
- Filsafat Agnostisisme
Pokok permasalahan yang menjadi obyek kajian filsafat mencakup tiga segi,
yaitu :
- Logika (Benar- Salah)
- Etika (Baik-Buruk)
- Estetika (Indah-Jelek).
Argumen ontologis ini pertama kali dilontarkan oleh Plato (428-348 SM)
dengan teori ideanya. Menurut Plato, tiap-tiap yang ada di alam nyata ini mesti ada
ideanya. Idea yang dimaksud oleh Plato adalah definisi atau konsep universal dari
tiap sesuatu. Plato mencontohkan pada seekor kuda, bahwa kuda mempunyai idea
atau konsep universal yang berlaku untuk tiap-tiap kuda yang ada di alam nyata ini,
baik itu kuda yang berwarna hitam, putih ataupun belang, baik yang hidup ataupun
sudah mati. Idea kuda itu adalah faham, gambaran atau konsep universal yang
berlaku untuk seluruh kuda yang berada di benua manapun di dunia ini. Demikian
pula manusia punya idea. Idea manusia menurut Plato adalah badan hidup yang kita
kenal dan bisa berpikir. Dengan kata lain, idea manusia adalah ”binatang berpikir”.

Filsafat Pancasila 3
Konsep binatang berpikir ini bersifat universal, berlaku untuk seluruh manusia
besar-kecil, tua-muda, lelaki-perempuan, manusia Eropa, Asia, India, China, dan
sebagainy. Tiap-tiap sesuatu di alam ini mempunyai idea. Idea inilah yang
merupakan hakikat sesuatu dan menjadi dasar wujud sesuatu itu. Idea- idea itu
berada dibalik yang nyata dan idea itulah yang abadi. Benda-benda yang kita lihat
atau yang dapat ditangkap dengan panca indera senantiasa berubah. karena itu, ia
bukanlah hakikat, tetapi hanya bayangan. Dengan kata lain, benda-benda yang
dapat ditangkap dengan panca indera ini hanyalah khayal dan ilusi belaka.

B. Beberapa Aliran dalam Bidang Ontologi


Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas
atau kenyataan konkret secara kritis. Adapun Beberapa aliran dalam bidang
ontologi yakni, Monisme, Dualisme, Materialisme, Idealisme, Agnostisisme.
a. Monisme
Aliran yang mempercayai bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada adalah
satu saja, baik yang asa itu berupa materi maupun ruhani yang menjadi sumber
dominan dari yang lainnya. Para filosof pra-Socrates seperti Thales,
Demokritos, dan Anaximander termasuk dalam kelompok Monisme, selain juga
Plato dan Aristoteles. Sementara filosof Modern seperti I. Kant dan Hegel
adalah penerus kelompok Monisme, terutama pada pandangan Idealisme
mereka. Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan-lapangan
penyelidikan filsafat yang paling kuno.
Pertama kali diperkenalkan oleh filosof Yunani bernama Thales atas
pernungannya terhadap air yang terdapat dimana-mana, dan sampai pada
kesimpulan bahwa “air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal
mula dari segala sesuatu”. Yang penting bagi kita bukanlah mengenai
kesimpulannya tersebut melainkan pendiriannya bahwa mungkin segala sesuatu
berasal dari satu substansi saja.

Filsafat Pancasila 4
b. Dualisme
kelompok ini meyakini sumber asal segala sesuatu terdiri dari dua hakikat, yaitu
materi(jasad) dan jasmani(spiritual). Kedua macam hakikat itu masing-masing
bebas dan berdiri sendiri, sama-sama abadi dam azali. Perhubungan antara
keduanya itulah yang menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang
paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri
manusia.
Descartes adalah contoh filosof Dualis dengan istilah dunia kesadaran (ruhani)
dan dunia ruang (kebendaan). Aristoteles menamakan kedua hakikat itu sebagai
materi dan forma (bentuk yang berupa rohani saja). Umumnya manusia dengan
mudah menerima prinsip dualisme ini, karenaa kenyataan lahir dapat segera
ditangkap panca indera kita, sedangkan kenyataan batin dapt segera diakui
adanya dengan akal dan perasaan hidup.
c. Materialisme
aliran ini menganggap bahwa yang ada hanyalah materi dan bahwa segala
sesuatu yang lainnya yang kita sebut jiwa atau roh tidaklah merupakan suatu
kenyataan yang berdiri sendiri. Menurut pahan materialisme bahwa jiwa atau
roh itu hanyalah merupakan proses gerakan kebendaan dengan salah satu cara
tertentu.
Materialisme terkadang disamakan orang dengan naturalisme. Namun
sebenarnya terdapat perbedaan antara keduanya. Naturalisme merupakan aliran
filsafat yang menganggap bahwa alam saja yang ada, yang lainnya di luar alam
tidak ada. (Tuhan yang di luar alam tidak ada). Sedangkan yang dimaksud alam
(natural) disana ialah segala-galanya meliputi benda dan roh. Sebaliknya
materialisme menganggap roh adalah kejadian dari benda, jadi tidak sama
nilainya dengan benda.
Filsafat Yunani yang pertama kali muncul juga berdasarkan materialisme,
mereka disebut filsafat alam (natuur filosofie). Mereka menyelidiki asal-usul
kejadian alam ini pada unsur-unsur kebendaan yang pertama. Thales (625-545
s.M) menganggap bahwa unsur asal itu air. Anaximandros (610-545 s.M)

Filsafat Pancasila 5
menganggap bahwa unsur asal itu apeiron yakni suatu unsur yang tak terbatas.
Anaximenes (585-528 s.M) menganggap bahwa unsur asal itu udara. Dan tokoh
yang terkenal dari aliran ini adalah Demokritos (460-360 s.M) menggap bahwa
hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya tak dapat
dihitung dan sangat halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian
peristiwa alam. Pada Demokritos inilah tampak pendapt materialisme klasik
yang lebih tegas.
d. Idealisme
idealisme merupakan lawan dari materialisme yang juga dinamakan
spiritualisme. Aliran menganggap bahwa hakikat kenyataan yang beraneka
warna itu semua berasal dari roh (sukma) atau yang sejenis dengan itu. Intinya
sesuatu yang tidak berbentuk dan yang tidak menempati ruang. Menurut aliran
ini materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan roh. Alasan
yang terpenting dari aliran ini adalah “manusia menganggap roh lebih berharga,
lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia. Roh dianggap sebagai
hakikat yang sebenarnya, sehingga materi hanyalah badannya, bayngan atau
penjelmaan saja.
e. Agnostisisme
pada intinya Agnostisisme adalah paham yang mengingkari bahwa manusia
mampu mengetahui hakikat yang ada baik yang berupa materi ataupun yang
ruhani. Aliran ini juga menolak pengetahuan manusia tentang hal yang
transenden. Contoh paham Agnostisisme adalah para filosof Eksistensialisme,
seperti Jean Paul Sartre yang juga seorang Ateis. Sartre menyatakan tidak ada
hakikat ada (being) manusia, tetapi yang ada adalah keberadaan (on being)-nya.
Istilah istilah terpenting yang terkait dengan ontologi adalah:
- yang-ada (being)
- kenyataan/realitas (reality)
- eksistensi (existence)
- esensi (essence)
- substansi (substance)

Filsafat Pancasila 6
- perubahan (change)
- tunggal (one)
- jamak (many)

Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara
menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris
(misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu
teknik dan sebagainya).

C. Perumusan Pancasila dari Masing-masing Sila


Pancasila sebagai filsafat, ia mempunyai abstrak umum dan universal. Yang
dimaksud isi yang abstrak disini bukannya pancasila sebagai filsfat yang secara
operasionalkan telah diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, melainkan sebagai
pengertian pokok yang dipergunakan untuk merumuskan masing-masing sila.
1. Sila pertama, Ketuhana Yang Maha Esa
Sila pertama menjiwai sila-sila yang lainnya. Di dalam sistem pendidikan
nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidika yang berakar
pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Dengan sila pertama ini kita diharapkan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, juga merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Ini sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yaitu untuk menjadikan manusia beriman dan
bertaqwa kepada Allah. Karena itu, di lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat ditanamkan nilai-nilai keagamaan dan Pancasila.
2. Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Manusia yang ada dimuka bumi ini mempunyai harkat dan martabat yang sama,
yang diperlikan sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan fitrahnya sebagai hamba
Allah (Darmodiharjo, 1988: 40). Pendidikan tidak membedakan usia, agama
dan tingkat sosial budaya dalam menuntut ilmu. Setiap manusia memiliki
kebebasan dalam menuntut ilmu, mendapat perlakuan yang sama, kecuali
tingkat ketaqwaan seseorang. Pendidikan yang harus dijiwai Pancasila sehingga

Filsafat Pancasila 7
akan melahirkan masyarakat yang susila, bertanggung jawab, adil dan makmur
baik spiritual maupun material.
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini tidak membatasi golongan dalam belajar. Ini berarti bahwa semua
golongan dapat menerima pendidikan, baik golongan rendah maupun golongan
tinggi, tergantung kemampuannya untuk berpikir.
4. Sila keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan atau Perwakilan
Sila keempat inis sering dikaitkan dengan kehidupan demokrasi. Dalam hal ini,
demokrsai sering diartikan sebagai kekuasaan ditangan rakyat. Bila dilihat dari
dunia pendidikan, maka hal ini sangat relevan, karena menghargai orang lain
demi kemajuan. Disamping itu, juga sesuai dengan UUD 1945 pasal 28 yang
menyatakan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat baik lisan maupun
tulisan. Jadi dalam menyusun pendidikan, diperlukan ide-ide dari orang lain
demi kemajuan pendidikan.
5. Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam sistem pendidikan nsional, maksud adil dalam arti yang luas mencakup
seluruh aspek pendidikan yang ada. Adil disini adalah adil dalam melaksanakan
penddikan: antara ilmu agama dan umum itu seimbang, serta pendidikan tidak
boleh membeda-bedaka siswa.

Filsafat Pancasila 8
BAB III
ANALISIS

Dari pembahasan diatas yang dapat kami simpulkan :

1. Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal
dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.
2. Ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan
segala sesuatu yang ada menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum
sebab akibat yaitu ada manusia, ada alam, dan ada kuasa prima dalam suatu
hubungan yang menyeluruh, teratur, dan tertib dalam keharmonisan.
3. Pokok permasalahan yang menjadi obyek kajian filsafat mencakup tiga segi, yaitu :
- Logika (Benar- Salah)
- Etika (Baik-Buruk)
- Estetika (Indah-Jelek).
4. Adapun Beberapa aliran dalam bidang ontologi yakni, Monisme, Dualisme,
Materialisme, Idealisme, Agnostisisme.
5. Pancasila sebagai filsafat, mempunyai abstrak umum dan universal. Yang dimaksud
isi yang abstrak disini bukannya pancasila sebagai filsfat yang secara
operasionalkan telah diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, melainkan sebagai
pengertian pokok yang dipergunakan untuk merumuskan masing-masing sila.

Filsafat Pancasila 9
BAB IV
PENUTUP

A. Sumbang
Sebaiknya, untuk pengertian filsafat pancasila dari sudut pandang ontologi itu
dibahas secara lebih rinci agar mudah untuk dimengerti. Kandungan filsafat
pancasila dari sudut pandang ontologi juga sebaiknya jangan hanya intinya saja
melainkan dijelaskan lebih luas lagi agar para pembaca mudah untuk
memahaminya dan warga negaranya pun bisa mematuhinya dengan benar.
B. Saran
Menurut kami, filsafat pancasila dari sudut pandang ontologi itu sesama warga
negara yang baik harus saling menghormati, melindungi, dan tolong-menolong
dalam hal kebaikan dan kebenaran. Di Indonesia dalam perumusan sila-sila
pancasila sudah dijelaskan akan tugas dan kewajiban sebagai warga negara
indonesia. Adapun manfaat pancasila yaitu, sebagai panduan hidup, sumber
hukum, sumber norma, perjanjian luhur, dan falsafah hidup bangsa indonesia.
Untuk itu kita semua wajib untuk memahami dan mematuhinya.

Filsafat Pancasila 10
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi
https://rudisiswoyoalfatih.blogspot.com/2012/02/makalah-filsafat-tentang-tiga-
masalah.html?m=1
https://nizaryaseer.wordpress.com/2013/12/22/filsafat-pendidikan-pancasila-dalam-tinjauan-
ontologi-epistemologi-dan-aksiologi/
https://www.academia.edu/11505191/Filsafat_Pancasila_Ontologi_Epistimologi_dan_Aksiologi

Filsafat Pancasila 11

Anda mungkin juga menyukai