Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN ONTOLOGI DALAM

FILSAFAT
KELOMPOK 4 :

1. DEVIA DWI HASTUTI


2. PUTRI SETYOWATI
3. DIKA OCTAVIA
4. ANITA NURAINI
5. BRESHA QUEENDRATITA AGNES

TUGAS MAKALAH PANCASILA

STIE SURAKARTA

Jl. Slamet Riyadi No. 435-437, Dusun 1, Makamhaji,


Kartasura, Sukoharjo

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Pengertian Ontologi dalam Filsafat”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Penulis,

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

1. Kata pengantar................................................................................................ 1

2. BAB I...............................................................................................................1

Pendahuluan......................................................................................................1

3. BAB II...............................................................................................................2

Pembahasan........................................................................................................2

4. BAB III..............................................................................................................10

Penutup...............................................................................................................10

5. Daftar Pustaka....................................................................................................11

i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bisa ini mempelajari dasar dasar filsafat,
asumsi dan implikasi dari ilmu yang termasuk didalamnya antara lain ilmu alam
dan ilmu sosial. Di sini, ilmu sangat berakitan erat dengan epistomolgi dan
ontologi.
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat. Studi tersebut membahas
keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Ontologi membahas realitas atau suatu
cerita dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas
kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan
proses dasar pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan
sebagai dasar pembahasan realitas.
Ilmu merupakan kegitan untuk mencari suatu pengetahuan dengan jalan
melakukan ataupun penelitian, kemudian peneliti tersebut berusaha membuat
penjelasan mengenai hasil pengamatan tersebut. Dengan demikian, ilmu
pengetahuan tidak dapat menempatkan diri dengan mengambil bagian dalam
pengkajiannya. Maka dari pendahuluan ini kami akan merumuskan masalah apa
saja yang ada dalam penjelasan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud ontologi?
2. Siapa saja tokoh tokoh yang berperan dalam ontologi dalam filsafat?
3. Apa saja aliran aliran ontologi dalam filsafat?
4. Bagaimana penerapan ontologi dalam kehidupan sehari hari?
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami ontologi serta bagian bagian didalamnya
secar lebih luas dan mendetail.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ONTOLOGI SECARA UMUM


Ontologi merupakan kata yang berasal dari Yunani. Ontos artinya yang ada,
sedangkan logos adalah ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada
(keberadaan). Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas
tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk
jasmani/konkret maupun rohani / abstrak. Kajian ini merupakan salah satu
kajian filsafat yang paling kuno berasal dari Yunani dan membahas
keberadaan sesuatu yang bersifat konkret (nyata).

Hakikat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua
macam sudut pandang:

 kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau


jamak.
 Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut
memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna
kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.
Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari
realitas atau kenyataan konkret secara kritis.

B. PENGERTIAN ONTOLOGI DALAM FILSAFAT


Ontologi menjelaskan mengenai pertanyaan apa, epistemologi menjelaskan
pertanyaan bagaimana dan aksiologi menjelaskan pertanyaan untuk apa. Ontologi
merupakan salah satu di antara lapangan-lapangan penyelidikan kefilsafatan yang
paling kuno. Sejak dini dalam pikiran Barat sudah menunjukkan munculnya
perenungan ontologis, sebagaimana Thales ketika ia merenungkan dan mencari
apa sesungguhnya hakikat ”yang ada” (being) itu, yang pada akhirnya ia
berkesimpulan, bahwa asal usul dari segala sesuatu (yang ada) itu adalah air.

2
Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu
sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat disini
ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang
dibicarakan disini hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Teori dalam
setiap cabang tentu sangat banyak dan itu tidak dibicarakan disini. Struktur dalam arti
cabang-cabang filsafat sering juga disebut sistematika filsafat. Ontologi merupakan
salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Jadi ontology
adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan).
Sedangkan Noeng Muhadjir dalam bukunya Filsafat ilmu mengatakan, ontology
membahas tentang yang ada,yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi
membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta
universal. Ontologi berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan,
menurut istilah, ontology ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang
merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun
rohani/abstrak.Menurut pendapat beberapa orang ontologi dalam filsafat diartikan
sebagai berikut.

1. Menurut Stephen Litle John


Ontologi sendiri merupakan cabang ilmu filsafat mengenai sifat (wujud) atau
fenomena yang ingin diketahui manusia. Dalam ilmu sosial ontologi berkaitan
dengan sifat pada interaksi sosial atau komunikasi sosial. Ontology merupakan
mengerjakan terjadinya pengetahuan dari sebuah gagasan kita tentang realitas.
Bagi ilmu sosial ontologi memiliki keluasan eksistensi kemanusiaan.
2. Menurut Jujun (1986 :2)
Ontologi merupakan azas dalam menetapkan batas ruang lingkup wujud yang
menjadi objek penelaahan serta penafsiran tentang hakikat realitas (metafisika).
3. Menurut Koento Wibisono (1988 :7)
Ontologi meliputi permasalahan apa hakikat ilmu itu, apa hakekat
kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan itu, yang tidak
terlepas dari pandangan tentang apa dan bagaiman yang ada (being) itu. Paham
idealisme atau spiritualisme, materialisme, dualisme, pluralisme.

3
C. TOKOH – TOKOH FILSAFAT
1. Thales
Thales adalah seorang filsuf Yunani Kuno pada tahun 624-547 SM yang berasal dari
Miletus, pantai barat Asia kecil (Turki). Beliau mendapat gelar “Bapak Filsafat”,
karena dia adalah orang yang pertama kali berfilsafat. Gelar itu di berikan karena ia
mengajukan pertanyaan yang amat mendasar, yaitu “Apa bahan dasar alam semesta
ini?” dan dia menjawab air adalah bahan alam semesta. Ia melihat air sebagai sesuatu
yang sangat diperlukan dalam kehidupan, dan menurut pendapatnya bumi terapung di
atas air. Karena itu Thales juga dianggap sebagai perintis filasafat alam. Bahkan Thales
dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur
jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhasil
memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM.
2. Plato
Plato adalah tokoh filsafat yang paling terkenal dalam abad yunani kuno dan diantara
lainnya. Dia memerintah pada 427-347 SM. Dia seorang tokoh yang sanagt bijaksana
dan pandai dalam mengatur pemerintahannya. Semua konsep-konsep
kepemimpinannya dituangkan dalam sebuah karyanya yang terkenal Republic. Dia juga
merupakan keturunan bangsawan Athena. Dalam kepemimpinanya lebih dikenal
dengan metode dialektika yang menuangkan dialo-dialog, teori, dan ide-ide yang
mengidealkan negara pesemakmuran. Pandangan Plato yang bersendi pada ajaran
tentang ide-ide diaplikasikan melalui teori pengetahuan dualisme dunia  yang
dipraktikkan dalam kehidupan. Ajaran-ajaran Plato dibagi sebagai berikut:
 Ajaran tentang ide-ide
 Ajaran tentang jiwa
 Ajaran tentang etika
 Ajaran tentang  Negara
3. Aristoteles
Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato.  Aristoteles menarik
kesimpulan baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada. Misalkan ada dua
pernyataan (premis), “Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor), Sokrates adalah

4
manusia (premis minor), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan
mati”.
Bahkan pemikiran Metafisikanya Aristoteles itu sampai pada konsep dia
tentang Allah. Buku ke XII Metaphysic-nya berisi tentang penjelasan-penjelasan
mengenai Allah sebagai Penggerak Utama yang tak Tergerakkan(unmoved mover).
Menurut Aristoteles, penggerak utama ini merupakan Aktus murni  yang terlepas dari
materi dan bersifat abadi. Karena penggerak utama itu tidak bermateri, maka Ia pun
tidak berpotensi, melainkan benar-benar Aktus Murni. Yang dimaksudkan dengan
Aktus Murni di sini adalah bahwa bagi Aristoteles, aktivitas itu tidak bisa lain daripada
pemikiran saja. Karena Allah bersifat immaterial atau tak badani, ia harus disamakan
dengan kesadaran atau pemikiran. Karena ia merupakan wujud dari aktivitas berpikir,
maka satu-satunya aktivitas bagi Aktus Murni adalah berpikir saja. Soalnya kalau Ia
melakukan aktivitas lain selain berpikir, ia jelas membutuhkan obyek lain di luar dan
bergantung pada sesuatu. Sehingga dalam aktivitas berpikir sebagai satu-satunya
aktivitas Aktus Murni yang maha tinggi dan maha sempurna yakni pemikiran Tuhan itu
sendiri. Maka Aristoteles menyatakan : “Allah adalah pemikiran yang memandang
pemikirannya (noesis noeseos; thought of thought).

D. ALIRAN – ALIRAN FILSAFAT ONTOLOGI

Beberapa aliran dalam bidang ontologi,yaitu :

1. Monisme

Monisme adalah aliran yang mempercayai bahwa hakikat dari segala sesuatu
yang ada adalah satu saja, baik yang asa itu berupa materi maupun ruhani yang
menjadi sumber dominan dari yang lainnya. Para filosof pra-Socrates seperti Thales,
Demokritos, dan Anaximander termasuk dalam kelompok Monisme, selain juga
Plato dan Aristoteles. Sementara filosof Modern seperti I. Kant dan Hegel adalah
penerus kelompok Monisme, terutama pada pandangan Idealisme mereka.

Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan-lapangan penyelidikan


filsafat yang paling kuno. Pertama kali diperkenalkan oleh filosof Yunani bernama
Thales atas pernungannya terhadap air yang terdapat dimana-mana, dan sampai pada

5
kesimpulan bahwa “air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula
dari segala sesuatu”. Yang penting bagi kita bukanlah mengenai kesimpulannya
tersebut melainkan pendiriannya bahwa mungkin segala sesuatu berasal dari satu
substansi saja.
2. Dualisme
Dualisme adalah kelompok ini meyakini sumber asal segala sesuatu terdiri dari
dua hakikat, yaitu materi(jasad) dan jasmani(spiritual). Kedua macam hakikat itu
masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama abadi dam azali. Perhubungan
antara keduanya itulah yang menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang
paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia.
Descartes adalah contoh filosof Dualis dengan istilah dunia kesadaran
(ruhani) dan dunia ruang (kebendaan). Aristoteles menamakan kedua hakikat itu
sebagai materi dan forma (bentuk yang berupa rohani saja). Umumnya manusia
dengan mudah menerima prinsip dualisme ini, karenaa kenyataan lahir dapat segera
ditangkap panca indera kita, sedangkan kenyataan batin dapt segera diakui adanya
dengan akal dan perasaan hidup.
3. Materialisme
Materialisme adalah aliran ini menganggap bahwa yang ada hanyalah materi
dan bahwa segala sesuatu yang lainnya yang kita sebut jiwa atau roh tidaklah
merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Menurut pahan materialisme bahwa
jiwa atau roh itu hanyalah merupakan proses gerakan kebendaan dengan salah satu
cara tertentu.
Materialisme terkadang disamakan orang dengan naturalisme.Namun
sebenarnya terdapat perbedaan antara keduanya. Naturalisme merupakan aliran
filsafat yang menganggap bahwa alam saja yang ada, yang lainnya di luar alam tidak
ada. (Tuhan yang di luar alam tidak ada). Sedangkan yang dimaksud alam (natural)
disana ialah segala-galanya meliputi benda dan roh. Sebaliknya materialisme
menganggap roh adalah kejadian dari benda, jadi tidak sama nilainya dengan benda.
Filsafat Yunani yang pertama kali muncul juga berdasarkan materialisme,
mereka disebut filsafat alam (natuur filosofie). Mereka menyelidiki asal-usul
kejadian alam ini pada unsur-unsur kebendaan yang pertama. Thales (625-545 s.M)

6
menganggap bahwa unsur asal itu air. Anaximandros (610-545 s.M) menganggap
bahwa unsur asal itu apeiron yakni suatu unsur yang tak terbatas. Anaximenes (585-
528 s.M) menganggap bahwa unsur asal itu udara. Dan tokoh yang terkenal dari
aliran ini adalah Demokritos (460-360 s.M) menggap bahwa hakikat alam ini
merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya tak dapat dihitung dan sangat halus.
Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian peristiwa alam. Pada Demokritos
inilah tampak pendapt materialisme klasik yang lebih tegas.
4. Idealisme
Idealisme merupakan lawan dari materialisme yang juga dinamakan
spiritualisme. Aliran menganggap bahwa hakikat kenyataan yang beraneka warna itu
semua berasal dari roh (sukma) atau yang sejenis dengan itu. Intinya sesuatu yang
tidak berbentuk dan yang tidak menempati ruang. Menurut aliran ini materi atau zat
itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan roh. Alasan yang terpenting dari aliran
ini adalah “manusia menganggap roh lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari materi
bagi kehidupan manusia. Roh dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga
materi hanyalah badannya, bayngan atau penjelmaan saja.
5. Agnostisisme
Agnostisisme adalah paham yang mengingkari bahwa manusia mampu
mengetahui hakikat yang ada baik yang berupa materi ataupun yang ruhani. Aliran
ini juga menolak pengetahuan manusia tentang hal yang transenden. Contoh paham
Agnostisisme adalah para filosof Eksistensialisme, seperti Jean Paul Sartre yang juga
seorang Ateis. Sartre menyatakan tidak ada hakikat ada (being) manusia, tetapi yang
ada adalah keberadaan (on being)-nya.
6. Pluralisme
Pluralisme berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.
Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk
itu semuanya nyata.
7. Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah
doktrin yang tidak mengakui validitas alternative yang positif.

7
E. PENERAPAN ONTOLOGI
Ontologi dalam Kehidupan Sehari – hari
 Contoh sederhana yaitu ontologi kursi. Ontologi kursi adalah realitas tentang kursi.
Dengan kata lain ontologi menjawab pertanyaan tentang apa sebenarnya realitas
hakiki dari kursi. Menurut Plato realitasnya ialah idea atau gambaran yang
membuat kita selalu mengenali tentang kursi. Begitu banyak bentuk atau model-
model kursi, namun idea tentang kursi inilah yang membuat kita tetap mengenali
bahwa itu adalah kursi meskipun bentuknya berubah – ubah.
 Contoh lain ialah ontologi tentang sahabat kita. Kita mengenal sahabat kita ketika
SD. Kemudian berpisah dan ketemu lagi 15 tahun berikutnya. Secara fisik sahabat
kita berubah (mungkin makin tua, makin gemuk), tetapi ada sesuatu yang tetap
dalam dirinya. Sesuatu yang tetap yang membuat kita tetap mengenal dan tahu
bahwa ia adalah sahabat kita (bukan yang lain) meskipun secara fisik ia berubah.
Itulah yang disebut ontologi dari sahabat kita.
 Kajian Ontologis Filsafat Pancasila
Seperti yang dikemukakan oleh Notonagoro tentang filsafat pancasila tentang
kajian tentang hakekat dasar sila-sila yang terkandung di dalam pancasila. Pada
sisi lain, Notonagoro juga menyebut hakekat dasr ontologis pancasila adalah
manusia, hal itu terkait manusia merupakan subjek hukum dasar dari sila-sila
pancasila.Prof. Kaelan menjelaskan lebih lanjut tentang berKetuhanan Yang Maha
Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkesatuan Indonesia, berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmad yang membahas permusyawaratan, yang berkeadilan
sosial bagi masyarakat Indonesia tentang hakekatnya sebagai manusia. Oleh
karena itu, secara resmi, hakekat dasar dari penggunaan sila-sila pancasila adalah
manusia. Notonagoto lebih lanjut merujuk pada manusia sebagai pendukung utama
sila-sila pancasila memiliki hak-hak muthlak. Hak-hak muthlak tersebut terdiri
atas susunan kodrat, jiwa dan raga, jasmani, dan jiwa sebagai individu dan sosial
serta kedudukan kodrat sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha
Esa. Negara ini harus diumumkan dan memiliki sumber pada nilai pancasila,

8
seperti negara, sifat negara, negara tujuan, tugas negara dan negara, negara, sistem
hukum negara, negara moral, serta lembaga terkait.
 Ontologi dalam Ilmu Komunikasi
Dalam aspek ontologi, bahwa Ilmu komunikasi dapat dipelajari dengan mengkaji 2
sebagai sesuatu yang monoteistik pada tingkat yang paling abstrak dan paling
tinggi dalam kesatuan dan kesamaannya sebagai makluk hidup atau benda.
Hakikat inilah yang dipandang sebagai obyek materi. Sementara jika dilihat dari
objek formal maka ini adalah salah satu sudut pandang yang mampu menentukan
cakupan studi di dalamnya. Sejarah ilmu komunikasi, teori komunikasi, tradisi
ilmu komunikasi, dan komunikasi manusia adalah contoh-contoh dari aspek
ontologis tersebut. (Baca juga: Pengertian Media Menurut Para Ahli)
Seiring berkembangnya jaman dan teknologi, fenomena jurnalisme yang dulu
hanya bisa didapatkan melalui televise dan radio, kini bisa didapatkan melalui
online seperti youtube yang bisa diputar berulang kali. Dan kelemahan televise
pun telah dimanfaatkan oleh pihak redaksi online. Karena di televisi telah
membatasi berita yang terekspos seperti membatasi kata, gambar, dan sebagainya.
sedangkan di online, masyarakat bisa bebas mendapatkan berita yang akurat.
(baca: Teori Public Relations)
Seperti pada zaman orde baru, Harmoko yang merupakan Menteri Penerangan
pada masa itu, terdapat banyak surat kabar kuning muncul yang diwarnai dengan
antuias publik. Bahkan Arswendo Atmowiloto pun telah menerbitkan Monitor
“Jurnalisme Kuning di Indonesia.”

9
BAB III
PENUTUP
Kritik & Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk
memperoleh informasi mengenai Pengertian Ontologi dalam Filsafat. Namun kami
sadar bahwa dalam Laporan Makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan bantuan pembaca untuk membantu kami dalam
pembuatan makalah selanjutnya dengan memberikan saran.
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk
memperoleh informasi mengenai Pengertian Ontologi dalam Filsafat. Namun kami
sadar bahwa dalam Laporan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena
itu kami mengharapkan bantuan pembaca untuk membantu kami dalam pembuatan
makalah selanjutnya dengan memberikan saran.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Cecep Sumarna. Filsafat Ilmu dari Hakikat Menuju Nilai. Bandung: Pustaka
Bani Quraisy. 2006.
2. Filsafat_Ilmu_Pengetahuan,http://staf_unud.com/artikel/filsafat_ilmu.htm. 
3. Pengertian Ontologi filsafat & Aliran –
aliran,http://afidburhanudin.wordpress.com/2013/05/21/epistimologi-ontologi-
aksiologi-pengetahuan-filsafat-2/
4. Tokoh Ontologi dalam filsafat,http://www.uin-
malang.ac.id/r/131101/ontologi.html
5. Ontologihttps://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi
6. Makalah Filsafat Ilmu Ontologi
http://ayundaleni.blogspot.com/2016/12/makalah-filsafat-ilmu-ontologi.html
7. Contoh Ontologi Epistemologi Dan Aksiologi Dalam Kehidupan Sehari-Hari
https://sabdakhairuss.blogspot.com/2019/01/contoh-ontologi-epistemologi-dan-
aksiologi.html
8. Kajian Ontologis Filsafat Pancasila https://olympics30.com/filsafat-pancasila/
9. Ontologi Filsafat http://id.m.wikipedia.org/wiki/ontologi
10. Ontologi Filsafat dalam komunikasi http://www.tongkronganislam.net/contoh-
makalah-ontologi-filsafat-ilmu/

11

Anda mungkin juga menyukai