Anda di halaman 1dari 7

FILSAFAT ONTOLOGI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum
yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Maftukin, M.Ag

Disusun oleh:
Kelompok 2
Ketrin Rainnawa (1860402232164)
Darmawan Dwi Risfanda (1860402233170)
Rizkia Maftuhil Ilmi (1860402233202)
Dea Elpina (1860402233203)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2023

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya. Serta sholawat serta salam kita tujukan kepada Rasulullah SAW,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini berjudul “Filsafat Ontologi” yang disusun sebagai salah satu tugas untuk
memenuhi persyaratan akademik pada mata kuliah Filsafat Umum di UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung. Kami ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Filsafat Umum Bapak Prof. Dr. Maftukin, M,Ag yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta masukan selama penulisan makalah ini. Dengan
adanya bimbingan tersebut, kami dapat memahami tugas ini dengan baik.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca
serta menganalisis aspek-aspek pada topik yang terkait. Dalam melaksanakan tugas ini, kami
telah mengumpulkan berbagai sumber informasi dari buku, jurnal, dan sumber-sumber
terpercaya lainnya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata, kami berharap agar
makalah ini dapat memberikan manfaat, sebagai wadah untuk memperoleh wawasan baru,
serta menjadi informasi yang berguna bagi pembaca.

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat ilmu adalah bagian filsafat yang menjawab sejumlah pertanyaan yang
berkaitan dengan hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari persoalan mendasar filsafat, asumsi,
dan makna ilmu pengetahuan, termasuk ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini filsafat ilmu erat
kaitannya dengan epistemologi dan ontologi.
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat Studi tersebut membahas keberadaan
sesuatu yang bersifat konkret. Ontologi membahas realitas atau suatu entitas dengan apa
adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk
mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat
diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola
berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan
realitas
Ilmu merupakan kegiatan untuk mencari suatu pengetahuan dengan jalan melakukan
pengamatan atau pun penelitian, kemudian peneliti atau pengamat tersebut berusaha
membuat penjelasan mengenai hasil pengamatan atau penelitiannya tersebut. Dengan
demikian, ilmu merupakan suatu kegiatan yang sifatnya operasional. Jadi terdapat runtut
yang jelas dari mana suatu ilmu pengetahuan berasal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian filsafat ontologi?
2. Bagaiman kajian teori terkait filsafat ontologi?
3. Bagaimana pendapat para filsuf terkait ontologi?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian filsafat ontologi
2. Menjelaskan kajian teori filsafat ontologi
3. Menjelaskan pendapat para filsuf terkait filsafat ontologi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Dalam Ensiklopedi Britannica dijelaskan bahwa ontologi adalah teori atau studi
tentang yang ada (being wujuh seperti karakteristik dasar dari seluruh realitas. Onto-
logi sinonim dengan metafisika, yaitu studi filosofis untuk me nentukan sifat nyata
yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti, struktur dan prinsip
benda tersebut.

Adapun pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat
yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan
dikaji seca ra tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan ter- sendiri.
Pengertian ontologi ini menjadi sangat beragam dan berubah sesuai dengan
berjalannya waktu.

Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelas a secara eksplisit dari konsep
terhadap representasi penge- tuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi juga
dat diartikan sebagai struktur hierarki dari istilah untuk menjelaskan domain yang
dapat digunakan sebagai lan- dasan untuk sebuah “knowledge base. Dengan
demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, properti
dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain
pengetahuan. Ring- kasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang
sesuatu yang ada

Dari beberapa penjelasan tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ontologi
terkait tentang hakikat ataupum kenyataan (realita) sesuatu yang ada, baik yang
jasmani mau- pun yang rohani. Hanya saja yang menjadi persoalan adalah
pembicaraan tentang hakikat ataupun kenyataan sesuatu sangatlah has sekali, yaitu
segala yang ada dan yang mungkin ada. Hakikat adalah realitas: realitas adalah ke-
real-an. Riil artinya kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenya- Taan
sebenarnya tentang sesuatu, bukan kenyataan semen tara atau keadaan yang menipu,
juga bukan kenyataan yang berubah.1

Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ontos berarti yang berada (being)
Dan Logos berarti pikiran (logic). Jadi, Ontologi berarti ilmu yang membahas
Tentang hakiket sesuatu yang ada/berada atau dengan kata lain artinya ilmu yang
Mempelajari tentang “yang ada” atau dapat dikatakan berwujud dan berdasarkan
Pada logika. Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu
Yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. Disis lain, ontologi
Filsafat adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling dasar
Atau paling dalam dari sesuatu yang ada.
Objek kajian Ontologi disebut “ Ada” maksudnya berupa benda yang terdiri
Dari alam , manusia individu, umum, terbatas dan tidak terbatas (jiwa). Di dalam
Ontologi juga terdapat aliran yaitu aliran monoisme yaitu segala sesuatu yang
Ada berasal dari satu sumber (1 hakekat).
Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah
Pernyataan-pernyataan dalam sebuah ilmu. Landasan-landasan itu biasanya
Kita sebut dengan Metafisika. Metafisika merupakan cabang dari filsafat yang
Menyelidiki gerakan atau perubahan yang berkaitan dengan yang ada (being).
Dalam hal ini, aspek Ontologi menguak beberapa hal, diantaranya:
1
Dr. Nunu Burhanuddin, Lc., M.A. filsafat ilmu hal 51
a) Obyek apa yang telah ditelaah ilmu?,
b) Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?,
c) Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti
Berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan?,
d) Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara
: Metodis, Sistematis, Koheren, rasional, Komprehensif, Radikal, Universal.2
B. Kajian Teori

Teori ontologi pertarna kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun

1636 M. Untuk menarnai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis.

Dalam perkembangannya Christian Wolff (1679-1754 M) membagi metafisika

Rnenjadi dua, yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum

Dirnaksudkan sebagai istilah lain dari ontology. Dengan demikian, metafisika

Umum atau ontologi adalah cabang likifat yang membicarakan prinsip yang paling

Dasar atau paling tl.ilam dari segala sesuatu yang ada. Sedang metafisika khusus

Masih dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi, dan teologi.

Kosmologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan tentang

2
Muliadi,M.hum. filsafat umum hal 112
Alam semesta. Psikologi adalah cabang lilsafat yang secara khusus membicarakan

Tentang jiwa manusia. Teologi adalah cabang filsafat yang secara khusus

Membicarakan Tuhan.

Di dalam pemaharnan ontologi dapat diketemukan pandangan-pandangan

Pokok pemikiran sebagai berikut:

1. Monoisme

Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan

Itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai

Sumber yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak

Anda mungkin juga menyukai