Anda di halaman 1dari 10

Filsafat Pendidikan Dosen Pengampu:

PBIG 2A (Semester 2) Dr. Rizal A. M. Sjachrun, S.Pd., M.Pd


MAKALAH

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN PERKEMBANGAN


MANUSIA

Disusun oleh:

KELOMPOK 3

Marliani 2201404006
Cicilya Sulelino 2201404018
Nurafni 2201404027
Ardi Wahyudi 2201404044
Qeysa Azzahra 2201404045

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dr. Rizal A.M. Sjachrun,
M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Palopo, 27 Mei 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Pengertian Filsafat, Manusia, dan Pendidikan .............................................. 3

2.2 Hubungan Filsafat dan Manusia .................................................................... 4

2.3 Hubungan Antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan .................................... 5

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan
kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari
segi yang dapat diamati oleh manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala
kegiatan manusia atau mewarnai semua aktivitas warga negara dari suatu bangsa.
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilainilai
yang ada di dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan.
Manusia selalu ingin tahu tentang suatu hal dimisalkan hal tersebut adalah
pendidikan. Maka keterkaitan antara filsafat manusia dan pendidikan akan semakin
jelas. Dalam tulisan khadrotussyaekh Al-Ghazali dikatakan “Pertama-tama yang
kucari adalah ilmu tentang hakikat segala sesuatunya, maka jelas aku harus
berusaha mengetahui hakikat ilmu. Sudah jelas bagiku, bahwa pengetahuan yang
pasti sepasti-pastinya adalah pengetahuan yang obyeknya terungkap dengan cara
yang begitu rupa sehingga tidak ada lagi kesangsian yang melekat padanya,
sehingga tidak ada lagi kekeliruan atau ilusi yang menyertainya, dan akal tidak
dapat lagi mengandaikan adanya kemungkinan itu”.
Untuk itu diperlukan proses berfilosofi yang berguna untuk mengetahui
dasar, sebab, dan hukum secara mendetail sesuai dengan definisi filsafat.
Sedangkan hubungan antara pendidikan dan manusia sangat penting, karena tanpa
pendidikan, manusia tidak mungkin bisa menjalankan tugas dan kewajiban didalam
kehidupan. Dan hubungan antara pendidikan dan filsafat sendiri dengan
mempertimbangkan bahwa filsafat adalah bidang studi yang mempersoalkan
hakikat segala sesuatu yang ada. Maka yang terjadi adalah pendidikan muncul dan
memulai sesuatu. Manusia mulai mencoba untuk mendidik diri sendiri dan
sesamanya. Dan pendidikan yang dilakukan ditekankan pada materi yang berisi
tentang pengetahuan umum berupa wawasan asal mula, eksistensi dan tujuan hidup.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat, manusia, dan pendidikan?
2. Bagaimana hubungan antara filsafat dan manusia?
3. Bagaimana hubungan antara filsafat, manusia, dan pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui pengertian filsafat, manusia dan pendidikan.
2. Memahami hubungan antara filsafat dan manusia.
3. Memahami hubungan antara filsafat, manusian dan pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat, Manusia, dan Pendidikan
Pengertian filsafat dan pendidikan sudah di bahas pada bab sebelumnya,
namun pada subbab ini, akan dijelaskan sedikit mengenai dua hal tersebut untuk
memperdalam dan membuka pemikiran lebih luas lagi. Filsafat adalah ilmu yang
berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan
pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok
orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang di cita-citakan.
Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas
dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens” (latin), yang berarti
berpikir, berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia
dapat di artikan sebagai sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok atau seorang individu. Manusia merupakan makhluk
hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada
aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati dan
seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam
sebuah hubungan timbale balik positif maupun negatif. Dalam filsafat, manusia
juga sering kali di kaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang hakikat
keberadaan dan makna hidup. Beberapa filsuf seperti Friedrich Nietzsche dan
Martin Heidegger mengemukakan bahwa manusia harus mencari dan menemukan
makna hidupnya sendiri, karena manusia tidak memiliki makna hidup yang baku.
Selain itu, dalam perspektif filsafat, manusia juga di pandang sebagai makhluk yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan nilai-nilai dan norma-norma yang
memandu kehidupan bersama. Filsuf Imanuel Kant, misalnya, mengemukakan
bahwa manusia memiliki kewajiban moral untuk bertindak sesuai dengan prinsip-
prinsip universal yang dapat di terima secara rasional.
Menurut UU No.20 tahun 2003 pengertian pendidikan adalah sebuah usaha
yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

3
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, membangun kepribadian,
pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian pendidikan adalah
segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan, perubahan dan kondisi setiap
manusia. Perubahan yang terjadi adalah pengembangan potensi anak didik,baik
pengetahuan,keterampilan, maupun sikap dalam kehidupannya.
2.2 Hubungan Filsafat dan Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang telah mencapai derajat
sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, termasuk
diantaranya malaikat, jin, binatang dan lain-lain. Diantara kesempurnaan itu terlihat
dari ciri-ciri manusia yang memiliki jasmani (fisik), ruh yang berfungsi untuk
menggerakkan jasmani dan jiwa yang didalamnya ada rasa dan perasaan. Filsafat
adalah induk semua ilmu yang ada dalam semesta ini, manusia berfilsafat guna
mencari kebenaran dari sebuah ilmu.
Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia adalah memberikan
pemahaman dan kesadaran kepada manusia akan pentingnya pengetahuan tentang
realitas yang dimediasi oleh filsafat. Filsafat memberikan pedoman bagi kehidupan
manusia, yaitu pedoman bagi sesuatu yang ada di lingkungan manusia, seperti
kedudukannya dalam hubungannya sosial. Diketahui juga bahwa perangkat tugas
manusia adalah akal, rasa dan kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan
pedoman hidup dalam berpikir untuk memperoleh pengetahuan. Dengan bantuan
rasa dan kehendak, filsafat memberikan petunjuk tentang moral, mana yang baik
dan yang buruk.
Berbicara tentang pendidikan berarti membicarakan tentang hidup dan
kehidupan manusia. Sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus
mempersoalkan masalah kependidikan. Jadi, antara manusia dan pendidikan
terjalin hubungan kausalitas. Karena manusia, pendidikan mutlak ada dan karena
pendidikan, manusia semakin menjadi diri sendiri sebagai manusia yang
manusiawi.
Selain itu, hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan
logika, yaitu logika formal yang dibangun atas prinsip koherensi, dan logika
diakletis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan

4
interaktif antara filsafat dan 86 pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural
dan pada akhirnya menghasilkan yang disebut dengan filsafat pendidikan.
2.3 Hubungan Antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan
Filsafat adalah induk pengetahuan sebagaimana definisi dari Immanuel
Kant (1724-1804) bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup 4 persoalan; metafisika, etika, agama, dan antropologi
(Sholikhakh, M., 2020).

Filsafat dan pendidikan saling keterkaitan yang mana merupakan jalan atau
jembatan antara manusia dengan filsafat yang dipikirkannya, dan tugas pendidikan
adalah mengembangkan potensi fitrah (alamiah) seseorang secara utuh, sehingga
pendidikan merangsang otak dan mulai memikirkan sesuatu. Karena awal
pendidikan merupakan faktor penentu dalam menentukan ilmu bagi manusia.
Tanpa pendidikan yang tepat dalam filosofi keilmuan, manusia mengalami
kebingungan dan ketidakjelasan sehingga terjadi sikap mudah ruat.

Sedangkan hubungan pendidikan dan manusia secara detail bahwa


pendidikan untuk mengembangkan potensi manusia, menuju peradaban manusia
yang lebih baik. Hal ini disimpulkan dengan melihat pengertian dari pendidikan
yaitu usaha sadar, terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk mengembangkan
potensi-potensi bawaan manusia, dan merupakan bagian dari suatu proses yang
diharapkan untuk mencapai suatu tujuan. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh
Sujana (2019) pendidikan adalah aktifitas atau upaya untuk membawa jiwa peserta
didik baik jasmani maupun rohani dari fitrahnya menuju peradaban yang lebih
manusiawi dan lebih baik. Hubungan yang ditimbulkan, secara rinci yaitu manusia
merupakan subjek pendidikan yang mana secara moral ia bertanggung jawab
melaksanakan misi pendidikan sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai yang
dikehendaki oleh manusia sedangkan sebagai objek pendidikan, manusia adalah
sebagai sasaran pembinaan dalam melaksanakan proses pendidikan yang pada
hakikatnya memiliki pribadi yang sama dengan manusia dewasa. Sebagai contoh
detail, pedagogic tanpa ilmu jiwa, sama dengan praktek tanpa teori. Pendidikan
tanpa mengerti manusia, berarti membina sesuatu tanpa mengerti untuk apa,
bagaimana dan mengapa manusia dididik. Tanpa mengerti sifat manusia, baik sifat

5
individual-individualnya yang unik, maupun potensi-potensi yang justru akan
dibina. Pendidikan akan salah arah bahkan tanpa pengertian yang baik, pendidikan
akan merusak moral, kodrat manusia, apabila digunakan secara negative (Idris,
Muh., 2014 dan Hasanah, Mila., 2022).

Jadi, hubungan antara filsafat, manusia dan pendidikan secara singkat yaitu
filsafat digunakan untuk mencari hakekat manusia, sehingga diketahui apa saja
yang ada dalam diri manusia. Hasil kajian dalam filsafat tersebut oleh pendidikan
dikembangkan dan dijadikannya (potensi) nyata berdasarkan esensi keberadaan
manusia.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara manusia,


filsafat dan pendidikan adalah induk dari ilmu pengetahuan yang melahirkan
banyak ilmu pengetahuan yang membahas sesuai dengan apa yang telah dikaji dan
diteliti di dalamnya. Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan
sentral asal, atau pokok. Karena filsafat satu-satunya yang telah mencapai
kebenaran atau pengetahuan. Di samping itu filsafat juga memberikan dasar-dasar
yang khusus yang digunakan dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan. Dasar yang
diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari semua ilmu pengetahuan.

Dengan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir guna


memperoleh pengetahuan. Antara ketiga komponen yaitu, manusia, filsafat, dan
pendidikan sangat erat hubungannya. Dalam proses kehidupan, manusia akan
dihadapkan dengan berbagai masalah kehidupan. Untuk dapat memilih dan
melaksanakan cara hidup yang baik, manusia memerlukan pendidikan. Dengan
pendidikan, manusia akan menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab, peran
filsafat dalam kehidupan manusia itu sendiri yaitu sebagai pola pikir manusia yang
bijaksana, arif dalam menjalani suatu kehidupan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Djamaluddin, Ahdar. "Filsafat Pendidikan." Istiqra: Jurnal Pendidikan dan


Pemikiran Islam, Vol. 1 No. 2, 2014, 2014: 129-135.

Hasanah, Mila. Filsafat Pendidikan. Mataram: Kanhaya Karya, 2022.

Idris, Muh. "Konsep Pendidikan Humanis dalam Pengembangan Pendidikan


Islam." MIQOT, Vol. XXXVIII, No. 2, 2014, 2014: 417-434.

Iskandar, Soetyono, and Mardi Syahir. Filsafat Pendidikan Vokasi. Yogyakarta:


Deepublish, 2018.

Nurgiansah, T. Heru. Filsafat Pendidikan. Banyumas: Pena Persada, 2020.

Pristiwanti, Desi, Bai Badariah, Sholeh Hidayat, and Ratna Sari Dewi. "Pengertian
Pendidikan." Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol. 4, No. 6, 2022, 2022:
7911-7915.

Sholikhah, Mar’atus. "Hubungan antara Filsafat dengan Pendidikan." Tabyin:


Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 02, No. 02, 2020, 2020: 22-30.

Anda mungkin juga menyukai