Disusun oleh:
KELOMPOK 3
Marliani 2201404006
Cicilya Sulelino 2201404018
Nurafni 2201404027
Ardi Wahyudi 2201404044
Qeysa Azzahra 2201404045
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dr. Rizal A.M. Sjachrun,
M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat, manusia, dan pendidikan?
2. Bagaimana hubungan antara filsafat dan manusia?
3. Bagaimana hubungan antara filsafat, manusia, dan pendidikan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat, Manusia, dan Pendidikan
Pengertian filsafat dan pendidikan sudah di bahas pada bab sebelumnya,
namun pada subbab ini, akan dijelaskan sedikit mengenai dua hal tersebut untuk
memperdalam dan membuka pemikiran lebih luas lagi. Filsafat adalah ilmu yang
berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan
pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok
orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang di cita-citakan.
Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas
dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens” (latin), yang berarti
berpikir, berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia
dapat di artikan sebagai sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok atau seorang individu. Manusia merupakan makhluk
hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada
aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati dan
seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam
sebuah hubungan timbale balik positif maupun negatif. Dalam filsafat, manusia
juga sering kali di kaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang hakikat
keberadaan dan makna hidup. Beberapa filsuf seperti Friedrich Nietzsche dan
Martin Heidegger mengemukakan bahwa manusia harus mencari dan menemukan
makna hidupnya sendiri, karena manusia tidak memiliki makna hidup yang baku.
Selain itu, dalam perspektif filsafat, manusia juga di pandang sebagai makhluk yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan nilai-nilai dan norma-norma yang
memandu kehidupan bersama. Filsuf Imanuel Kant, misalnya, mengemukakan
bahwa manusia memiliki kewajiban moral untuk bertindak sesuai dengan prinsip-
prinsip universal yang dapat di terima secara rasional.
Menurut UU No.20 tahun 2003 pengertian pendidikan adalah sebuah usaha
yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
3
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, membangun kepribadian,
pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian pendidikan adalah
segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan, perubahan dan kondisi setiap
manusia. Perubahan yang terjadi adalah pengembangan potensi anak didik,baik
pengetahuan,keterampilan, maupun sikap dalam kehidupannya.
2.2 Hubungan Filsafat dan Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang telah mencapai derajat
sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, termasuk
diantaranya malaikat, jin, binatang dan lain-lain. Diantara kesempurnaan itu terlihat
dari ciri-ciri manusia yang memiliki jasmani (fisik), ruh yang berfungsi untuk
menggerakkan jasmani dan jiwa yang didalamnya ada rasa dan perasaan. Filsafat
adalah induk semua ilmu yang ada dalam semesta ini, manusia berfilsafat guna
mencari kebenaran dari sebuah ilmu.
Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia adalah memberikan
pemahaman dan kesadaran kepada manusia akan pentingnya pengetahuan tentang
realitas yang dimediasi oleh filsafat. Filsafat memberikan pedoman bagi kehidupan
manusia, yaitu pedoman bagi sesuatu yang ada di lingkungan manusia, seperti
kedudukannya dalam hubungannya sosial. Diketahui juga bahwa perangkat tugas
manusia adalah akal, rasa dan kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan
pedoman hidup dalam berpikir untuk memperoleh pengetahuan. Dengan bantuan
rasa dan kehendak, filsafat memberikan petunjuk tentang moral, mana yang baik
dan yang buruk.
Berbicara tentang pendidikan berarti membicarakan tentang hidup dan
kehidupan manusia. Sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus
mempersoalkan masalah kependidikan. Jadi, antara manusia dan pendidikan
terjalin hubungan kausalitas. Karena manusia, pendidikan mutlak ada dan karena
pendidikan, manusia semakin menjadi diri sendiri sebagai manusia yang
manusiawi.
Selain itu, hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan
logika, yaitu logika formal yang dibangun atas prinsip koherensi, dan logika
diakletis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan
4
interaktif antara filsafat dan 86 pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural
dan pada akhirnya menghasilkan yang disebut dengan filsafat pendidikan.
2.3 Hubungan Antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan
Filsafat adalah induk pengetahuan sebagaimana definisi dari Immanuel
Kant (1724-1804) bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup 4 persoalan; metafisika, etika, agama, dan antropologi
(Sholikhakh, M., 2020).
Filsafat dan pendidikan saling keterkaitan yang mana merupakan jalan atau
jembatan antara manusia dengan filsafat yang dipikirkannya, dan tugas pendidikan
adalah mengembangkan potensi fitrah (alamiah) seseorang secara utuh, sehingga
pendidikan merangsang otak dan mulai memikirkan sesuatu. Karena awal
pendidikan merupakan faktor penentu dalam menentukan ilmu bagi manusia.
Tanpa pendidikan yang tepat dalam filosofi keilmuan, manusia mengalami
kebingungan dan ketidakjelasan sehingga terjadi sikap mudah ruat.
5
individual-individualnya yang unik, maupun potensi-potensi yang justru akan
dibina. Pendidikan akan salah arah bahkan tanpa pengertian yang baik, pendidikan
akan merusak moral, kodrat manusia, apabila digunakan secara negative (Idris,
Muh., 2014 dan Hasanah, Mila., 2022).
Jadi, hubungan antara filsafat, manusia dan pendidikan secara singkat yaitu
filsafat digunakan untuk mencari hakekat manusia, sehingga diketahui apa saja
yang ada dalam diri manusia. Hasil kajian dalam filsafat tersebut oleh pendidikan
dikembangkan dan dijadikannya (potensi) nyata berdasarkan esensi keberadaan
manusia.
6
DAFTAR PUSTAKA
Pristiwanti, Desi, Bai Badariah, Sholeh Hidayat, and Ratna Sari Dewi. "Pengertian
Pendidikan." Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol. 4, No. 6, 2022, 2022:
7911-7915.