Anda di halaman 1dari 16

USAHA-USAHA UNTUK MEMPELAJARI KEPRIBADIAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah personality education


yang diampu oleh ibu Hafidlatul Fauzuna M.I.Kom

Disusun oleh kelompok 03:


A Zaki Mubarok (20160703020001)
Alex Priyanto (20160703020023)
Assaratul Kamilah (20160703020031)
Dani Darmawan (20160703020042)
Devi Karlina Andita Putri (20160703020043)
Devi Rosialina (20160703020045)
Elli Sukmaningrum (20160703020057)
Iftah Nor Aini (20160703020087)
Moh Syarifuddin (20160703020125)
Musrifah (20160703020133)
Raga Fatmi (20160703020160)
KELAS D

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT

karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini walaupun masih terdapat kekurangan yang

disebabkan karena minim dan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan

yang kami kuasai.

Makalah yang berjudul “Usaha-usaha untuk mempelajari

Kepribadian” yang di ampu oleh ibu Hafidlatul Fauzuna M.I.Kom Makalah

ini disusun secara sederhana dan sedemikian rupa, dengan

kesederhanaan itulah diharapkan membantu pengetahuan yang dapat

berguna di masa depan.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik yang

membangun dari berbagai pihak untuk menjadikan penulis menjadi lebih

baik ke depannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Pamekasan, 23 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ............................................................................ i

Daftar Isi ....................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...............................................

B. Rumusan Masalah .......................................................

C. Tujuan Penulisan..........................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Usaha-usaha untuk mempelajari kepribadian..............

B. Macam-macam kepribadian.........................................

C. tujuan bagi para teoritikus kepribadian.........................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................

B. Saran.............................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam tataran pembicaraan secara ilmiah, ilmu psikologi diketahui


lahir pada akhir abad 18. Semenjak itu, sejalan dengan berkembangan
atau kemajuan di bidang ilmu dan teknologi pada umumnya, ilmu psikologi
juga berkembang dengan sangat pesat dan begitu nyata dalam kehidupan
manusia. Psikologi kepribadian yang merupakan salah satu cabang dari
ilmu psikologi juga turut mengalami kemajuan yang pesat. Dalam psikologi
kepribadian, hal yang dicoba untuk disoroti atau dikaji yaitu segala
sesuatu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia sebagai individu.

Dalam mengkaji masalah psikologi kepribadian, perlu dipahami


mengenai seluk-beluk tingkah laku manusia meliputi pikiran, perasaan,
dan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Sebab, diyakini kepribadian
merupakan bagian dari jiwa yang menjadikan manusia bersifat utuh atau
satu-kesatuan, tidak terpecah-pecah dalam fungsinya. Dengan demikian,
memahami kepribadian individu haruslah dalam keadaan seutuhnya.

Pada perkembangannya, psikologi kepribadian selalu dijadikan salah


satu topik pembahasan yang dipentingkan pada setiap kajian ilmu
psikologi. Dengan demikian, pada akhirnya muncul berbagai macam teori
psikologi kepribadian. Teori psikologi kepribadian yang dikenal saat ini
sifatnya deskriptif dalam wujud penggambaran organisasi tingkah laku
yang disusun secara sistematis sehingga lebih mudah dipahami.

Hal sangat penting yang perlu diketahui dalam upaya memahami


kepribadian manusia, yaitu pemahaman tersebut sangat dipengaruhi oleh
paradigma-paradigma yang sebelumya telah digunakan untuk
mengembangkan teori tentang kepribadian itu sendiri. Para ahli psikologi
kepribadian sama-sama mengakui bahwa pola pemikiran yang mereka
bangun tentang kepribadian individu sangat dipengaruhi oleh paradigma
yang berbeda-beda. Teori-teori kepribadian yang disusun oleh ahli
psikologi kepribadian tersebut ada yang saling bertentangan satu dengan
yang lain. Teori-teori kepribadian yang mereka susun dapat
dikelompokkan berdasarkan atas paradigma yang digunakan sebagai
dasar kerangka pemikiran dalam menyusun dan mengembangkan teori
kepribadian.1

B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan usaha-usaha dalam mempelajari kepribadian?
2. Sebutkan macam-macam kepribadian?
3. Sebutkan tujuan bagi para teoritikus kepribadian?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui usaha-usaha dalam mempelajari kepribadian.
2. Untuk mengetahui macam-macam dari kepribadian.
3. Untuk mengetahui tujuan bagi para teoritikus kepribadian.

BAB II

PEMBAHASAN

1 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Kepribadian Dengan Perspektif Baru, Cet ke 1, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2013).hlm. 21-23.
A. Usaha-usaha Mempelajari Kepribadian

Usaha-usaha untuk memahami kepribadian orang lain sudah lama


dan banyak dilakukan oleh orang. Ada yang bersifat pra-ilmiah, bernilai
ilmiah, sampai kepada usaha-usaha yang bersifat ilmiah-eksperemental.
Berikut adalah gambaran usaha-usaha tersebut, dari yang bersifat pra-
ilmiah maupun yang besifat ilmiah.

1. Usaha-usaha yang bersifat pra-ilmiah


a. Chirologi atau ilmu gurat-gurat tangan dalam bahasa jawa raja
Dasar pikiran dari pada pengetahuan ini adalah kenyataan
bahwa gurat-gurat tangan orang itu tidak ada yang sama satu sama
lain. Jika sekiranya orang dapat mengenal perbedaan-perbedaan
serta sifat-sifat khusus gurat-gurat tangan tersebut, maka dia akan
mengenal perbedaan- perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya.
Akan tetapi usaha yang biasa dilakukan orang tidaklah sejauh itu,
orang hanya memperhatikan beberapa gurat saja.
b. Astrologi atau ilmu perbintangan
Dasar pikiran dari pada pengetahuan ini adalah adanya
pengaruh kosmis terhadap manusia. Jika sekiranya kita dapat
mengenal perbedaan-perbedaan mengenai soal ini dia juga akan
dapat mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khas
orangnya. Padahal reliabilitas dan validitas prinsip-prinsip yang
telah ada belum diuji.
c. Grafalogi atau ilmu tentang tulisan tangan
Tentang sejarah pengetahuan ini tidak ada kesatuan pendapat
diantara para ahli. Dasar pikiran Grafologi itu adalah segala
gerakan yang dilakukan oleh manusia itu merupakan ekspresi dari
pada kehidupan jiwanya, jadi juga gerakan menulis dan selanjutnya
tulisan sebagai hasil gerakan menulis itu merupakan bentuk
ekspresi. Dalam menganalisa tulisan tangan tersebut hal- hal yang
diperhatikan antara lain:
1) Apakah tulisan tetap lurus, naik atau menurun.
2) Condong atau tegaknya tulisan.
3) Besar kecilnya huruf.
4) Jarak tulisan dari garis yang satu kegaris yang lain.
5) Tumpul runcingnya tulisan.
6) Jarak tulisan dari tepi dan sebagainya.

Hal-hal tersebut dianalisis, dicari sifat-sifatnya yang khas dan


dengan jalan demikian orang mencoba menarik kesimpulan
mengenai kepribadian penulisnya.2

d. Pshsyognom atau ilmu tentang wajah


Pengetahuan ini berusaha memahami kepribadian atas dasar
keadaan wajahnya. Hal-hal yang tampak pada wajah dapat
dipengaruhi untuk membuat interpretasi mengenai apa yang
terkandung dalam jiwa. Physiognomische fragmente zur befor
derung der menchenkenntniss und menschenliebe, dalam buku
tersebut dia menerangkan antara lain:
1) keadaan dahi dan kening adalah petunjuk untuk mengerti
kecerdasan seseorang.
2) hidung dan pipi adalah bagian yang dapat memberikan tanda
mengenai halus atau kasarnya seseorang.
3) mulut dan dagu dapat memberikan petunjuk tentang nafsu
makan, nafsu minum dan sebagainya.
4) mata adalah bagian yang mencerminkan seluruh kehidupan
jiwa dan sebagainya.
e. Phrenologi atau ilmu tentang tengkorak
Usaha ini telah dipersiapkan oleh Lavater dan mencapai
bentuknya pada Frans Joseph Gall (1758-1828), seorang dokter
bangsa jerman yang bersama-sama dengan G. Spurzheim (1776-
1823) mengarang buku mengenai anatomi dan fisiologi otak yang
merupakan karya penting pada zamannya.
Dasar pikiran ajaran mereka itu adalah bahwa tiap-tiap fungsi
atau kecakapan itu masing-masing mempunyai pusatnya di otak.
Jika salah satu (atau lebih), dari kecakapan itu keadaanya luar
biasa, maka pusatnya di otak itupun luar biasa besarnya. Dengan
mengukur secara teliti tonjolan-tonjolan tersebut dapat ditarik

2 Ibid, hlm. 49.


kesimpulan tentang kecakapan-kecakapan atau sifat-sifat
orangnya.
f. Onychologi atau ilmu tentang kuku
Kuku diujung jari itu mempunyai hubungan yang erat dengan
susunan syaraf, dengan cabang-cabangnya yang terhalus berujung
di pucuk-pucuk jari. Warna serta bentuk kuku dapat dipakai sebagai
landasan untuk mengenal kepribadian orangnya. 3
2. Usaha-usaha yang bersifat imiah

Ajaran tentang cairan badaniah. Usaha yang bersifat ilmiah lebih


tinggi nilainya dirintis oleh Hipocrates dan disempurnakan oleh Galenus.

a. Hipocrates (460-370 SM) adalah seorang bapak kedokteran,


dengan ajarannya tentang cairan tubuh. Dia berpendapat bahwa
dalam tubuh manusia terdapat cairan-cairan tubuh yang
mempunyai sifat-sifat tertentu yaitu cairan empedu kuning (chole)
dengan sifat kering, empedu hitam (melanchole) dengan sifat
basah, lendir (ohlegma) dengan sifat dingin dan merah (sangius)
dengan sifat panas.
b. Galenus yang telah menyempurnakan ajaran Hipocrates, bahwa di
dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan yaitu: chole,
Melanchole, phlegm dan sanguis. Bahwa cairan-cairan tersebut
adanya dalam tubuh manusia secara teori dalam proporsi tertentu.
Sifat- sifat kejiwaan yang khas pada diri seseorang sebagai akibat
dari pada dominannya salah satu cairan badaniyah itu oleh
Galenus disebutnya tempramen.
c. Pengaruh ajaran Hippocrates dan Galenus
Lama-kelamaan latar belakang kefilsafatannya yaitu adanya
kesatuan dalam sebuah kosmos, ditinggalkan dan sebagai
akibatnya terdapat adanya dua garis perkembangannya yaitu:
1) Yang menekankan pentingnya kejasmanian, yaitu teori-teori
konstitusional, dan
2) Yang menekankan pentingnya segi kejiwaan, yaitu teori-teori
tempramen.4

3 Drs. Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),hlm. 6-10.
4 Ibid, hlm. 10-13.
B. Macam-macam Kepribadian

1. Teori kepribadian psikoanalisis

Teori ini dikembangkan oleh Sigmund Freud. Freud adalah seorang


ahli neurologi, dia mulai berpraktek medis di Wina sampai akhir abad 19.
Seperti halnya para ahli neurologi lainnya pada masa itu, dia sering
membantu orang-orang yang mengalami masalah nervous, seperti: rasa
takut yang irrasional, obsesi, dan rasa cemas. Dalam membantu
penyembuhan masalah-masalah gangguan mental tersebut, dia
mengembangkan prosedur yang inovatif yang dinamai psikoanalisis.
Psikoanalisis memerlukan interaksi verbal yang cukup lama dengan
pasien, untuk menggali kehidupan pribadinya yang paling dalam.
Pengalamannya menangani para pasien banyak memberikan inspirasi
kepada Freud untuk menyusun teori kepribadiannya.

Teori Freud memiliki beberapa kelemahan, terutama dalam hal-hal


berikut.

a. Pendapat Freud yang menyatakan bahwa ketidaksadaran amat


berpengaruh terhadap perilaku manusia. Pendapat ini menunjukkan
bahwa manusia menjadi budak dari dirinya sendiri.

b. Pendapat Freud yang menyatakan bahwa pengalaman masa kecil


sangat menentukan atau berpengaruh terhadap kepribadian masa
dewasa. Ini menunjukan bahwa manusia dipandang tak berdaya
untuk mengubah nasibnya sendiri.

c. Pendapat Freud yang menyatakan bahwa kepribadian manusia


terbentuk berdasarkan cara-cara yang ditempuh untuk mengatasi
dorongan-dorongan seksualnya. Ini menunjukan bahwa dorongan
yang lain dari individu kurang diperhatikan. Ada dua asumsi yang
mendasari teori psikoanalisis freud, yaitu determiniame psikis dan
motivasi tak sadar.

2. Teori kepribadian psikologi analitis


Teori ini dikembangkan oleh Carl gustaf Jung. Pandangan Jung
tentang kepribadian adalah prospektif dan retrospektif. Prospektif dalam
arti bahwa ia melihat kepribadian itu kedepannya kearah garis
perkembangan sang pribadi dimasa depan dan retrospektif dalam arti
bahwa ia memperhatikan masa lampau sang pribadi. Jung menekankan
pada peranan tujuan dalam perkembangan manusia. Jung tidak berbicara
tentang kepribadian melainkan tentang psyche yang menjelaskan bahwa
kepribadian itu adalah seluruh pemikiran, perasaan, dan perilaku nyata
baik yang disadari maupun yang tidak disadari.

3. Teori kepribadian Erik erikson

Erikson adalah seorang freudian dan penulis utama psikologi ego.


Artinya pada dasarnya menerima gagasan Freud. Erikson memandang
identitas ego sebagai polaritas dari apa seseorang itu menurut perasaan
dirinya sendiri dan apa seseorang itu menurut anggapan orang lain.
Erikson juga memandang jika masa lampau seseorang memiliki makna
bagi masa depannya, maka akan terdapat kesinambungan perkembangan
yang direfleksikan oleh tahap-tahap perkembangan.

4. Teori kepribadian behavioristik.

Behavioristik merupakan orientasi teoritis yang didasarkan pada


premis bahwa psikologi ilmiah harus berdasarkan studi tingkah laku yang
teramati. Teori ini berkembang ketika John B. Watson mempublikasikan
artikel yang cukup berpengaruh. Dalam artikel tersebut Watson
mengemukakan bahwa psikologi harus meninggalkan fokus kajian yang
terkait dengan proses mental, dan mengalihkan fokus kajiannya kepada
tingkah laku yang tampak. Dia beralasan bahwa psikologi tidak dapat
meneliti proses mental secara ilmiah, sebab proses tersebut bersifat
pribadi dan tidak dapat diamati oleh publik.
5. Teori kepribadian humanistik.

Teori humanistik adalah teori yang menentang teori-teori psikoanalisis


dan behavioristik karena kedua-duanya bersifat "dehumanising"
(melecehkan nilai-nilai manusia). Teori Freud dikritik, karena memandang
tingkah laku manusia didominasi atau ditentukan oleh dorongan yang
bersifat primitif, dan animalitik (hewani). Sementara behavioristik dikritik,
karena teori ini terlalu asyik dengan penelitiannya terhadap binatang, dan
menganalisis kepribadian secara pragmentaris.

Teori humanistik dipandang sebagai "third force" (kekuatan ketiga)


dalam psikologi. Kekuatan ketiga ini disebut humanistik, karena memiliki
minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat
diartikan sebagai "orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia
yang unik, khususnya terkait dengan kemauan bebas dan potensi untuk
mengembangkan dirinya". Para ahli psikologi humanistik mempunyai
perhatian terhadap isu-isu penting tentang eksistensi manusia, seperti:
cinta, kreativitas, kesendirian, dan perkembangan diri.

6. Teori kepribadian kognitif.

Teori kepribadian ini menekankan pada cara-cara dalam


mengkonstruksi yaitu mempersepsi, menafsirkan, mengontrol, dan
meramalkan peristiwa disekitar dunia mereka. Tokoh teori ini adalah
George A. Kelly. Aliran ini memandang manusia sebagai berikut:

a. Manusia adalah scientis yang mencoba untuk memprediksi dan


mengontrol fenomena atau tingkah laku.

b. Manusia itu bebas (free) tetapi juga terkungkung (determided).


Sistem kontruk individu dilengkapi dengan kebebasan untuk
mengambil keputusan dan keterbatasan bertindak sebab dia tidak
dapat membuat pilihan diluar alternatif-alternatif yang telah
ditetapkan.

7. Teori kepribadian analisis faktor


Pencetus metode analisis faktor ini adalah Spearmen. Menurut dia,
menguji dua tes kemampuan yang berhubungan, akan ditemukan dua
faktor yaitu:

a. General factor (seperti: kemampuan verbal, intelligasi umum, dan


tingkat pendidikan) sebagai unsur penting dari kedua tes tersebut.

b. Spesific factor (seperti: daya ingat, persepsi ruang, dan informasi


khusus) sebagai unsur yang unik dari masing-masing tes.

8. Teori kepribadian dalam perspektif Islam.

Kepribadian dalam studi keislaman lebih dikenal dengan istilah


syakhshiyah. Syakhshiyah berasal dari kata syakhshun yang berarti
pribadi. Kepribadian adalah "integritas sistem kalbu, akal, dan nafsu
manusia yang menimbulkan tingkah laku". Adapun hakikat manusia yaitu:

a. Manusia adalah makhluk Allah.


b. Manusia adalah Khalifah dimuka bumi.
c. Manusia adalah makhluk yang mempunyai fitrah beragama.
d. Manusia berpotensi baik (takwa) dan buruk (fujur).
e. Manusia memiliki kebebasan memilih.5

C. Tujuan Bagi Para Teoritikus Kepribadian

Tujuan yang berusaha dicapai oleh teoritikus kepribadian yang


melibatkan teori (gagasan yang digunakan dalam memahami orang,
perkembangan mereka, dan berbedaan diantara mereka) dan bukti
(pengamatan ilmiah yang menjadi pusat data bagi teori). Seperti yang
telah anda baca dari buku ini, anda dapat memikirkan lima tujuan sebagai
lima kriteria untuk mengevaluasi teori. Berbagai macam teori sangat
berbeda dalam keberhasilannya untuk mencapai setiap tujuan dari lima
tujuan ini. Lima tujuan tersebut:

1. Pengamatan yang Bersifat Ilmiah

5 H. Syamsu Yusuf, Teori Kepribadian, Cet ke 1, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


Offset, 2007),hlm. 35-212.
Teori ilmiah yang baik disusun berdasarkan pengamatan ilmiah yang
cermat. Dengan mengamati orang secara ilmiah, psikologi kepribadian
mendapatkan deskripsi yang sistematis mengenai kecenderungan dan
perbedaan diantara manusia secara universal. Pada psikologi
kepribadian, ada tiga persyaratan kunci untuk melakukan pengamatan
secara ilmiah. Diantaranya:

b. Seseorang perlu mempelajari kelompok manusia dalam jumlah


besar dan beragam.
c. Seseorang harus benar-benar yakin bahwa pengamatan terhadap
manusia bersifat objektif.
d. Psikolog menggunakan alat khusus untuk menjelaskan proses
berpikir secara spesifik, reaksi emosional dan sistem biologis yang
memberikan kontribusi pada fungsi kepribadian.
1. Teori yang sistematis

Setelah psikologi memiliki gambaran yang tepat mengenai


keoribadian, maka dapat merumuskan teori kepribadian. Idealnya, teori
dapat menyediakan beberapa pemahaman mengenai gambaran orang. Di
sini juga terdapat perbedaan antara anda dan psikolog profesional
mengenai bagaimana psikolog merumuskan gagasan-gagasan. Namun,
mungkin ada beberapa hal yang belum anda lakukan. Anda mungkin
belum menghubungkan semua gagasan satu sama lainnya dengan
secara sistematis dan logis. Tetapi inilah yang diminta komunitas ilmiah
untuk dilakukan oleh teoritikus kepribadian. Teoritikus harus
menghubungkan antara gagasan atau dengan lainnya dengan cara yang
logis dan koheren. Psikolog kepribadian harus menciptakan teori yang
sistematis.

2. Teori yang Dapat Diuji

Psikolog kepribadian harus mengembangkan gagasan-gagasan teori


yang dapat diuji dengan bukti ilmiah yang objektif. Tentu saja, hal ini
berlaku untuk setiap ilmu pengetahuan apapun. Tetapi, dalam psikologi
kepribadian untuk mencapai tujuan dari teori yang dapat diuji cukup
menyulitkan. Hal ini disebabkan pokok bahasan bidang yang
bersangkutan mencakup karakteristik kehidupan mental-tujuan, mimpi,
harapan, impuls, konflik, emosi, pertahanan diri yang tidak disadari yang
benar-benar kompleks dan pada dasarnya sulit untuk dipelajari secara
ilmiah.

3. Teori yang komprehensif

Pada suatu kasus, misalkan anda menyewa sebuah apartemen dan


bermaksud untuk mengajak sekamar dengan tujuan agar dapat berbagi
biaya sewa. Saat sedang memikirkan orang yang anda kenal dan
mencoba untuk memutuskan siapa yang akan diajak, ada banyak
pertanyaan yang mungkin akan anda ajukan mengenai kepribadian
mereka. Tetapi, banyak juga pertanyaan mengenai kepribadian yang
mungkin tidak ingin anda tanyakan.

Memikirkan seseorang dapat membuat anda jadi selektif. Anda dapat


memikirkan mengenai kualitas kepribadian yang menarik minat anda dan
mengabaikan yang lainnya. Tetapi, psikolog kepribadian tidak dapat
melakukan hal ini. Psikolog kepribadian harus memikirkan segalanya.
Mereka dibebankan oleh teori yang berkembang secara komprehensif.
Teori kepribadian harus mencakup semua aspek psikologis yang
signifikan dari seseorang.

4. Teori menuju praktik

Di sadari atau tidak, bahwa seorang teman memiliki permasalahan kurang


percaya diri dan teman lainnya memiliki permasalahan tidak mampu
membuka diri kepada orang lain. Tetapi, mungkin anda tidak mencurahkan
waktu anda untuk merancang metode terapi yang dapat digunakan orang
untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka atau yang memudahkan
mereka untuk membuka diri. Tujuan mereka tidak hanya untuk
mengembangkan teori yang dapat diuji dan sistematis, tetapi juga
mengubah ide mereka secara teori menjadi aplikasi yang bermanfaat.
Tujuan dari psokolog kepribadian yaitu:

a. Mengamati orang secara ilmiah dan untuk mengembangkan teori


b. Sistematis
c. Dapat diuji
d. Komprehensif
e. Mengubah teori pusat data ini menjadi aplikasi yang dapat
diaplikasikan.6

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Usaha-usaha untuk memahami kepribadian orang lain sudah lama


dan banyak dilakukan oleh orang. Ada yang bersifat pra-ilmiah, bernilai
ilmiah, sampai kepada usaha-usaha yang bersifat ilmiah-eksperemental.
Berikut adalah gambaran usaha-usaha tersebut, dari yang bersifat pra-
ilmiah maupun yang besifat ilmiah.

Macam-macam teori kepribadian diantaranya: Teori kepribadian


psikoanalisis, Teori kepribadian psikologi analitis, Teori kepribadian Erik
erikson, Teori kepribadian behavioristik, Teori kepribadian humanistik,
Teori kepribadian kognitif, Teori kepribadian analisis faktor dan Teori
kepribadian dalam perspektif Islam.
6 Daniel Cervone, Lawrence A. Pervin, Kepribadian Teori dan Penelitian, Edisi 10, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2011),hlm. 5-8.
Tujuan yang berusaha dicapai oleh teoritikus kepribadian yang
melibatkan teori (gagasan yang digunakan dalam memahami orang,
perkembangan mereka, dan berbedaan diantara mereka) dan bukti
(pengamatan ilmiah yang menjadi pusat data bagi teori). Seperti yang
telah anda baca dari buku ini, anda dapat memikirkan lima tujuan sebagai
lima kriteria untuk mengevaluasi teori. Berbagai macam teori sangat
berbeda dalam keberhasilannya untuk mencapai setiap tujuan dari lima
tujuan ini.

B. Saran

Semoga apa yang kami tulis dalam makalah ini dapat berguna dan
bisa dipahami walau banyak kekurangan ataupun kesalahan pada
makalah kami, karena semua ini murni dari sepengetahuan kami. Oleh
karena itu, kami meminta kritik dan saran dari pembaca supaya makalah
yang kami susun menjadi lebih baik dan sempurna yang dapat membantu
pembaca sekalian.

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja Prawira Purwa. Psikologi Kepribadian Dengan Perspektif Baru.


Cet ke 1. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2013).

Lawrence A. Pervin. Daniel Cervone. Kepribadian Teori dan Penelitian.


Edisi 10. (Jakarta: Salemba Humanika. 2011).

Suryabrata Sumadi. Psikologi Kepribadian. (Jakarta: Rajawali Pers. 2010).

Yusuf H. Syamsu Yusuf. Teori Kepribadian. Cet ke 1.(Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya Offset. 2007).

Anda mungkin juga menyukai