Anda di halaman 1dari 19

Perusahaan

Dagang

Dibuat oleh:
Caroline marella
125130194
Amandha Junus 125130199
Meisya Prisilia
125130209
Annes Primadevi 125130214

DASAR HUKUM
Hukum Dagang di Indonesia
bersumber pada :
1. hukum tertulis yang dikodifikasi
yaitu :
a. KUHD
b. KUH Perdata
2. hukum tertulis yang tidak
dikodifikasi, yaitu peraturan
perundangan khusus yang mengatur

Hubungan antara KUHD dengan KUH perdata adalah sangat erat,


Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antara
perseorangan yang lain dalam segala usahanya untuk memenuhi
kebutuhannya. Salah satu bidang dari hukum perdata adalah hukum
perikatan. Perikatan adalah suatu perbuatan hukum yang terletak
dalam bidang hukum harta kekayaan, antara dua pihak yang masingmasing berdiri sendiri, yang menyebabkan pihak yang satu
mempunyai hak atas sesuatu prestasi terhadap pihak yang lain,
sementara pihak yang lain berkewajiban memenuhi prestasi tersebut.
Perikatan dapat terjadi dari perjanjian atau undang-undang (Pasal
1233 KUH Perdata). Hukum dagang sejatinya terletak dalam hukum
perikatan, yang khusus timbul dari lapangan perusahaan. Perikatan
dalam ruang lingkup ini ada yang bersumber dari perjanjian dan
dapat juga bersumber dari undang-undang. maka dapat disimpulkan
bahwa hukum dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus
dari lapangan perusahaan.
Hukum Dagang merupakan bagian dari Hukum Perdata, atau dengan
kata lain Hukum Dagang meruapkan perluasan dari Hukum Perdata.

Tinjauan Teoritis
Pengertian Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang
kegiatan
usahanya
melakukan
transaksi
pembelian barang dagang kemudian untuk
dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.
Perusahaan perusahaan yang digolongkan
sebagai perusahaan dagang antara lain adalah
distributor, agen tunggal, pengecer, toko
swalayan, toko serba ada, plasa, pusat-pusat
perbelanjaan, atau pusat barang-barang grosir.

Jenis-Jenis Perusahaan Dagang


1. Jenis-Jenis Perusahaan Dagang Berdasarkan Produk Yang
Diperdayakan
. Perusahaan Dagang Barang Produksi, adalah perusahaan
yang memperdagangkan produk bahan-bahan baku (raw
material) sebagai bahan dasar pembuatan produk atau
alat-alat produksi untuk menghasilkan produk lain. Seperti
kayu gelondongan dan mesin gergaji.
. Perusahaan Dagang Barang Jad, adalah perusahaan yang
memperdagangkan produk final atau dalam bentuk akhir
yang siap untuk dikonsumsi manusia. Seperti buku,sepatul,
televisi dan lain-lain.

2. Jenis-Jenis Perusahaan
Konsumen Yang Terlibat

Dagang

Berdasarkan

Macam

Perusahaan Dagang Besar (Wholesaler),adalah perusahaan


yang secara langsung membeli produk dari pabrik dalam
jumlah yang besar. Perusahaan kemudian menjual barannya
ke sebagian pedagang dengan perantara yang volume
penjualan yang cukup besar. Contohnya perusahaan
dagang besar adalah grosir.
Perusahaan Dagang Perantara (Middleman), adalah
perusahaan yang membeli dalam partai besar untuk dijual
kembali ke pengecer dalam jumlah sedang. Contoh
perusahaan dagang besar adalah subgrosir.
Perusahaan Dagang Pengecer (Retailer), adalah perusahaan
yang langsung berhubungan dengan konsumen. Konsumen
dapat membeli secara eceran atau produk yang ditawarkan.
Retailer sering kita dapati di lingkungan kita. Contoh
perusahaan dagang pengecer adalah warung, kios dan
swalayan.

Ciri-Ciri/Karakteristik Perusahaan
Dagang
1. Bentuk Produk yang Diperjuabelikan,Dalam
perusahaan dagang, produk yang diperjualbelikan adlaah
barang yang berujud (tangible) sehingga dapat diindra.
Contohnya adalah mebel, pesawat radio, beras dan
sebagianya. Sedangkan perusahaan jasa produk yang
diperjualbelikan adalah jasa dengan karakteristik dari
jasa adalah tidak berwujud (intangilble).
2.Tidak Adanya Perubahan Bentuk atau Sifat dari Produk
Yang Diperdagangkan
Aktivitas utama perusahaan dagang adalah membeli
dan menjual barang dagang tanpa mengubah atau
menambah bentuk dan sifatnya.

3. Akun-Akun Khusus
Terdapat akun-akun khusus yang didapati perusahaan dagang,
misalnya akun harga pokok penjualan, persediaan barang
dagang, potongan dan retur penjualan dan sebagainya.
4. Penghitungan Laba/Rugi
Pola penghitungan laba/rugi perusahaan dagang berbeda
dengan perusahaan jasa, karena terdapat akun-akun khusus.
Dalam perusahaan jasa, laba didapatkan dengan cara
mengurangi
pendapatan
dengan
beban.
Tetapi,
dalam
perusahaan dagang, laba yang diperoleh dengan cara berikut.
Pendapatan xxx
Harga Pokok Penjualan (xxx)
Laba Kotor xxx
Beban-Beban (xxx)
Laba Bersih xxx

kegiatan utama perusahaan dagang


Melakukan transaksi pembelian barang dagang, baik
secara tunai maupun kredit
Melakukan transaksi penjualan barang dagang, baik
secara tunai maupun kredit
Melakukan pembayaran utang usaha yang terjadi
akibat adanya berbagai transaksi dalam aktivitas
perusahaan.
Menerima pembayaran/pelunasan piutang usaha
yang terjadi akibat adanya berbagai transaksi dalam
aktivitas perusahaan
Melakukan penyimpanan barang dagang selama
belum dijual dan diserahkan kepada pembeli.

Aspek perpajakan
Setelah memiliki NPWP, perusahaan
mempunyai kewajiban perpajakan
sebagai berikut:
Kewajiban bulanan
1. Pph
21,
pajak
yang
dikenakan
ketika perusahaan
membayar
gaji
atau imbalan lain
kepada karyawan
tetap
maupun

Lapisan
Penghasilan
Kena Pajak
Rp 0 Rp
50.000.000
Rp 50.000.000Rp 250.000.000
Rp 250.000.000
Rp
500.000.000
> Rp

Tarif Pajak

5%
15%
25%

30%

2. Pph 22, jika perusahaan mengimpor barang


wajib menyetor PPh Pasal 22 sebesar 2,5 % dari
Nilai Impor jika perusahaan memiliki Angka
Pengenal Impor (API) atau 7,5 %
3. Pph 23,jika perusahaan melakukan pembayaran
atas biaya tertentu seperti bunga (kecuali
dibayarkan kepada bank dalam negeri), royalti,
dividen (kecuali kepada PT.BUMN, koperasi,
yayasan), Sewa dan penghasilan lain dari jasa
yang diberikan.
4. Pph 26, kewajiban pajak jika ada pembayaran ke
luar negeri yang meliputi bunga, dividen, royalti,
imbalan jasa, hadiah, penghargaan dan lain-lain
pembayaran. Jika tidak ada tax treaty, tarif PPh
pasal 26 adalah sebesar 20%.

PPN
Objek PPN diatur dalam pasal 4 UU PPN :
a.Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam
Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
b.Impor BKP.
c.Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah
Pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
d.Pemanfaat BKP tidak berwujud dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean.
e.Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean.
f. Ekspor BKP oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Kewajiban Tahunan:
SPT Pph Orang Pribadi (OP)
SPT PPh Karyawan (1721)
SPT PPH Badan (1771)

Jurnal Akuntansi
Jurnal khusus (special journal) yang biasa
digunakan dalam akuntansi perusahaan
dagang terdiri atas empat macam:
1. jurnal penerimaan kas, untuk mencatat
transaksi penerimaan kas,
2. jurnal pengeluaran kas, untuk mencatat
transaksi pengeluaran kas,
3. jurnal pembelian, untuk mencatat transaksi
pembelian secara kredit,
4. jurnal penjualan, untuk mencatat transaksi
penjualan barang dagangan secara kredit.

Jurnal Umum
Transaksi lain yang tidak dapat dicatat
dalam jurnal khusus, misalnya: retur
pembelian kredit, retur penjualan kredit,
perubahan utang atau piutang menjadi
wesel, dan lain-lain.
Ayat jurnal penyesuaian (adjustment entry)
Ayat jurnal koreksi (correcting entry)
Ayat jurnal penutup (closing entry)
Ayat jurnal pembalikan (reversing entry)

Laporan keuangan yang disusun


dalam perusahaan dagang meliputi:
1.
2.
3.
4.

laporan laba/rugi
laporan perubahan modal
neraca
laporan arus kas

Anda mungkin juga menyukai