Anda di halaman 1dari 11

QARDHUL HASAN

PENGERTIAN
Qardhul hasan adalah pinjaman tanpa dikenakan biaya (hanya wajib
membayar sebesar utang pokoknya), pinjaman uang seperti inilah yang sesuai
dengan ketentuan syariah (tidak ada riba), karena kalau meminjamkan uang maka
ia tidak boleh meminta pengembalian yang lebih besar dari pinjaman yang
diberikan. Namun, si peminjam dibolehkan memberikan kelebihan atas pokok
pinjaman atas kehendaknya sendiri. Pinjaman jenis ini bertujuan untuk diberikan
pada orang yang membutuhkn atau tidak memiliki kemampuan finansial, untuk
tujuan sosial atau kemanusiaan.
Biaya administrasi, dalam jumlah yang terbatas, diperkenankan untuk
dibebankan kepada peminjam. Jika peminjam mengalami kerugian bukan karena
kelalaiannya maka kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah pinjaman.
Sumber dana qardhul hasan dapat berasal dari eksternal atau internal.
Sumber dana eksternl meliputi dana qardh yang diterima entitas bisnis dari pihak
lain (misalnya dari sumbangan, infak, shodaqoh, dan sebagainya), sedangkan
contoh sumber sana qardh yang disediakan para pemilik entitas bisnis, hasil
pendapatan non halan dan denda, dan sebagainya.
SKEMA QARDHUL HASAN
(2)
PEMBERI
PINJAMAN

(1)
(4)

PEMINJAM
(2)
BISNIS
(2)
LABA
HASIL USAHA

(3)

Keterangan:
(1)
(2)
(3)
(4)

Pemberi pinjaman menyepakati akad qardhul hasan dengan peminjam


Peminjam menerima dan menjalankan usaha dengan dana pinjaman
Jika memperoleh laba maka akan diperoleh peminjam
Dana pinjaman akan dikembalikan kepada pemberi pinjaman

SUMBER HUKUM
1. Al-Quran
Dan jika ia (orang yang berutang itu) dalam kesulitan, berilah tangguh
sampai ia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang)
itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS 2: 280)
2. As-Sunnah
Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah
akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa
menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya. (HR.
Muslim)
Dari Abu Qatadah: Wahai Rasulullah, bagaimanakah jika aku berjihad
dengan jiwa dan hartaku, aku bertempur penuh sabar demi mengharap
pahala Allah dan maju terus pantang mundur, apakah aku masuk surga?.
Rasulullah menjawab: ya. Beliau mengatakan sebanyak tiga kali, kemudian
bersabda: kecuali jika kamu mati dan kamu punya utang serta kamu tidak
membayarnya... (HR. Muslim)
Telah dihadapkan kepada Rasulullah (mayat seorang lelaki untuk
dishalatkan)... Rasulullah bertanya, Apakah dia mempunyai warisan? Para
sahabat menjawab, Tidak, Rasulullah bertanya lagi, Apakah dia
mempunyai utang? Para sahabat menjawab, Ya, sejumlah tiga dinar.
Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk menshalatkannya (tetapi beliau
sendiri tidak). Abu Qatadah lalu berkata, Saya menjamin utangnya ya
Rasulullah. Maka Rasulullah pun menshalatkan mayat tersebut. (HR.
Bukhari)
RUKUN DAN KETENTUAN SYARIAH

Rukun qardhul hasan ada 3 (tiga), yaitu sebagai berikut.


1. Pelaku, yang terdiri dari pemberi dan penerima pinjaman,
2. Objek akad, berupa uang yang dipinjamkan,
3. Ijab kabul.
Ketentuan syariahnya yaitu sebagai berikut.
1. Pelaku, harus cakap hukum dan baligh
2. Objek akad,
a. Jelas nilai pinjamannya dan waktu pelunasannya
b. Peminjam diwajibkan membayar pokok pinjaman pada waktu yang telah
disepakati; tidak boleh diperjanjikan akan ada penambahan atas pokok
pinjaman; peminjam dibolehkan memberikan sumbangan secara sukarela.
c. Apabila memang peminjam mengalami kesulitan keuangan maka waktu
peminjaman dapat diperpanjang atau menghapuskan sebagian atau seluruh
kewajibannya. Namun jika peminjam lalai, maka dapat dikenakan denda.
3. Ijab kabul adalah pernyataan dan ekspresi saling rida di antara pelaku akad.

PERLAKUAN AKUNTANSI
Pelaporan qardhul hasan disajikan tersendiri dalam laporan sumber dan
penggunaan dana qardhul hasan karena dana tersebut bukan aset perusahaan. Oleh
sebab itu, seluruhnya dicatat dalam akun dana kebajikan dan dibuat buku besar
pembantu atas dana kebajikan berdasarkan jenis dana kebajikan yang diterima
atau yang dikeluarkan.
Bagi Pemberi Pinjaman
1. Saat menerima dana sumbangan dari pihak eksternal, jurnal:
Dr. Dana Kebajikan Kas
Cr. Dana Kebajikan Infak/Sedekah/Hasil Wakaf

xxx
xxx

2. Untuk penerimaan dana yang berasal dari denda/pendapatan nonhalal, jurnal:


Dr. Dana Kebijakan Kas
xxx
Cr. Dana Kebajikan Denda/Pendapatan Nonhalal
xxx
3. Untuk pengeluaran dalam rangka pengalokasian dana qardhul hasan, jurnal:
Dr. Dana Kebajikan Dana Kebajikan Produktif
xxx
Cr. Dana Kebajikan Kas
xxx
4. Untuk penerimaan saat pengembalian pinjaman untuk qardhul hasan, jurnal:
Dr. Dana Kebajikan Kas
xxx
Cr. Dana Kebajikan Dana Kebajikan Produktif
xxx

Bagi Peminjam
1. Saat menerima uang pinjaman, jurnal:
Dr. Kas
Cr. Utang

xxx

2. Saat pelunasan, jurnal:


Dr. Utang
Cr. Kas

xxx

xxx

xxx

AKAD KAFALAH
PENGERTIAN
Akad kafalah yaitu perjanjian pemberian jaminan yang diberikan oleh
penanggung (kafiil) kepada phak ketiga (makful lahu) untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau pihak yang ditanggung (makful anhu/ashil).
Secara teknis, akad kafalah merupakan perjanjian antara seseorang
(penjamin) yang memberikan penjaminan kepada seorang kreditur yang
memberikan utang kepada seorang debitur, di mana utang debitur akan dilunasi
oleh penjamin apabila debitur tidak dapat membayar utangnya. Contoh akad
kafalah antara lain, garansi bank (bank guarantee), stand by Letter of Credit,
pembukaan L/C impor, akseptasi, endorsement, dan lain sebagainya.
Kafalah merupakan salah satu jenis akad tabarru yang bertujuan untuk
saling tolong-menolong. Namun, penjamin dapat menerima imbalan selama tidak
memberatkan. Apabila ada imbalan, maka akad kafalah bersifat mengikat dan
tidak dapat dibatalkan secara sepihak.
SKEMA KAFALAH
KAFIIL/

(2)

PENANGGUNG

MAKFUL/
PIHAK KETIGA

(1)
MAKFUL ALAIH/
PIHAK YANG DITANGGUNG
Keterangan:
(1) Penanggung bersedia menerima tanggungan dan pihak yang ditanggung
(2) Penanggung menyepakati akad kafalah dengan pihak ketiga

SUMBER HUKUM

1. Al-Quran
Dan Dia (Allah) menjadikan Zakaria sebagai penjaminnya (Maryam). (QS.
3: 37)
Dan bagi siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan
makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya. (QS. 12:
72)
2. As-Sunnah
Dari Abu Humamah bahwa Rasulullah bersabda: Penjamin adalah orang
yang berkewajiban mesti membayar. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi)
Telah dihadapkan kepada Rasulullah (mayat seorang lelaki untuk
dishalatkan)... Rasulullah bertanya, Apakah dia mempunyai warisan? Para
sahabat menjawab, Tidak, Rasulullah bertanya lagi, Apakah dia
mempunyai utang? Para sahabat menjawab, Ya, sejumlah tiga dinar.
Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk menshalatkannya (tetapi beliau
sendiri tidak). Abu Qatadah lalu berkata, Saya menjamin utangnya ya
Rasulullah. Maka Rasulullah pun menshalatkan mayat tersebut. (HR.
Bukhari)

RUKUN DAN KETENTUAN SYARIAH


Rukun kafalah ada 3 (tiga), yaitu sebagai berikut.
1. Pelaku, yang terdiri dari penjamin, pihak yang berutang, dan pihak yang
berpiutang.
2. Objek akad, berupa tanggungan pihak yang berutang, baik berupa barang, jasa,
maupun pekerjaan.
3. Ijab kabul.
Ketentuan syariahnya sebagai berikut.
1. Pelaku
a. Pihak Penjamin (Kafiil)
1) Baligh dan berakal sehat, dan
2) Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya
dan rida dengan tanggungan kafalah tersebut.
b. Pihak yang Berutang (Makful anhu/Ashiil)

1) Sanggup menyerahkan tanggungannya (utang) kepada penjamin, dan


2) Dikenal oleh penjamin.
c. Pihak yang Berpiutang (Makful lahu)
1) Diketahui identitasnya,
2) Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa, dan
3) Berakal sehat.
2. Objek Penjaminan (Makful bih)
a. Merupakan tanggungan pihak yang berutang, baik berupa uang, benda,
maupun pekerjaan.
b. Bisa dilaksanakan oleh penjamin,
c. Harus merupakan utang mengikat, yang tidak mungkin dihapus kecuali
setelah dibayar atau dibebaskan,
d. Harus jelas nilai, jumlah, dan spesifikasinya, serta
e. Tidak bertentangan dengan syariah.
3. Ijab kabul yaitu pernyataan atau ekspresi saling rida antara pihak yang berakad.

BERAKHIRNYA KAFALAH
1. Ketika utang telah diselesaikan, baik oleh orang yang berutang atau oleh
penjamin, atau jika kreditur menghadiahkan atau membebaskan utangnya
kepada pihak yang berutang.
2. Kreditur melepaskan utangnya kepada orang yang berutang, tidak ada
penjamin. Maka penjamin juga bebas untuk tidak menjamin utang
tersebut. Namun, jika kreditur melepaskan jaminan dari penjamin, bukan
berarti orang yang berutang telah terlepas dari utang tersebut.
3. Ketika utang tersebut telah dialihkan (transfer utang/hawalah). Dalam
kasus ini, baik orang yang berutang atau penjamin, terlepas dari tuntutan
utang tersebut.
4. Ketika penjamin menyelesaikan ke pihak lain melalui proses arbitrase
dengan kreditur.
5. Kreditur dapat mengakhiri kontrak kafalah walaupun penjamin tidak
menyetujuinya.

PERLAKUAN AKUNTANSI
Bagi Pihak Penjamin
1. Pada saat menerima imbalan tunai (tidak berkaitan dengan jangka waktu).

Jurnal:
Dr. Kas
Cr. Pendapatan Kafalah
2. Pada saat membayar beban.
Jurnal:
Dr. Beban Kafalah
Cr. Kas

xxx
xxx

xxx
xxx

Bagi Pihak yang Meminta Jaminan


1. Pada saat membayar beban.
Jurnal:
Dr. Beban Kafalah
Cr. Kas

xxx
xxx

AKAD HIWALAH
Hawalah secara harfiah artinya pengalihan, pemindahan, perubahan warna
kulit, atau memikul sesuatu diatas pundak. Objek yang dialihkan dapat berupa
utang dan piutang. Pihak yang menerima pengalihan utang atau piutang dapat
memperoleh imbalan/ujrah atas jasanya, dan besarnya ujrah harus ditetapkan pada
saat akad secara jelas, tetap, dan pasti.
JENIS AKAD HIWALAH
Dari Segi Objek Akad
1. Jika yang dialihkan utang (hiwalah al haqq), maka akad hawalah
merupakan akad pengalihan akad dari satu pihak yang berutang kepada
pihak lain yang wajib mambayar utangnya.
2. Jika yang dialihkan piutang (hiwalah ad-dain), maka akad hawalah
merupakan akad pengalihan piutang dari satu pihak yang berpiutang
kepada pihak yang berkewajiban menagih piutangnya.

Keterangan :
1. Pembeli dan penjual melakukan transaksi jual beli
2. Penjual menyerahkan barang dan berhak menerima uang/mengakui
piutang
3. Penjual mengalihkan hak tagih kepada pengambil alih
4. Pengambil alih membayar kepada penjual.

5. Pengambil alih menagih kepada pembeli


6. Pembeli membayar kepada pengambil alih
Dari Segi Persyaratan
1. Hawalah al-muqayyadah (pemindahan bersyarat) adalah bahwa hawalah
dimana muhil adalah pihak yang berutang sekaligus berpiutang kepada
muhalailah.
2. Hawalah al-muthlaqah (pemindahan mutlak) adalah hawalah dimana
muhil adalah pihak yang berutang, tapi tidak berpiutang kepada
muhalailah.
SUMBER HUKUM
Menunda pembayaran bagi orang yang mampu adalah kezaliman, jika salah
seorang dari kamu dialihkan (dihiwalahkan) kepada orang yang kaya yang
mampu, maka turutlah (menerima pengalihan tersebut). (HR Bukhari Muslim)
RUKUN DAN KETENTUAN SYARIAH
Rukun Hiwalah
1. Pelaku, yang terdiri atas :
a. Pihak yang berutang atau berpiutang (muhil)
b. Pihak yang berpiutang atau berutang (muhal)
c. Pihak yang mengambil alih utang atau piutang (muhalalaih)
2. Objek akad :
a. Adanya utang, atau
b. Adanya piutang
3. Ijab qabul/serah terima
Ketentuan Syariah
1. Pelaku
a. Baligh dan berakal sehat
b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hokum dalam urusan
hartanya dan rela dengan pengalihan utang piutang tersebut.
c. Diketahui identitasnya
2. Objek penjaminan (makful bini)
a. Bisa dilaksanakan oleh pihak yang mengambil alih utang atau
piutang

b. Harus merupakan utang/piutang yang mengikat, yang tidak


mungkin hapus kecuali setelah bayar atau dibebaskan
c. Tidak bertentangan dengan syariah
3. Ijab qabul/serah terima adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela
diantara pihak-pihak pelaku akad

Anda mungkin juga menyukai