Anda di halaman 1dari 64

AKUNTANSI PERBANKAN

“KEWAJIBAN SEGERA”

STUDI KASUS PT. BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk. Kantor Cabang Surabaya
Pemuda

Oleh:

1. Yani Oktavia (11080694209)

2. Hendi Wahyu Putranto (11080694221)

3. Rudi Hartono (11080694226)

4. Indi Citra Agustin (11080694228)

ANGKATAN 2011 - AA
JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Akuntansi Perbankan
yang diajukan sebagai syarat nilai UAS (Ujian Akhir Semester) 6. Adapun laporan tentang ―
KEWAJIBAN SEGERA (Studi Kasus PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. Kantor Cabang
Surabaya Pemuda)‖ ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
kelompok kami, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan laporan ini.

Namun, tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunbahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah laporan akuntansi perbankan ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari laporan akuntansi perbankan tentang


―KEWAJIBAN SEGERA (Studi Kasus PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. Kantor Cabang
Surabaya Pemuda)‖ ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, Mei 2014

(Penyusun)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bank merupakan lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan


(financial intermediate) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang
memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalulintas
pembayaran. Bank merupakan sector yang sangat penting dan berpengaruh
dalam dunia usaha. Dengan adanya falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank
adalah kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, maka pihak perbankan banyak
mengeluarkan peraturan dibidang perbankan, yaitu berkaitan dengan likuiditas
dan solvabilitas bank serta tingkat resiko relative yang melekat pada tipe usaha
bank yang dijalankan.
Oleh karena itu akuntansi dan pelaporan keuangan juga berbeda.
Pengguna laporan keuangan bank membutuhkan informasi yang dapat dipahami,
relevan, andal dan dapat dibandingkan dalam mengevaluasi posisi keuangan dan
kinerja bank serta berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengguna
laporan keuangan bank juga berkepentingan dengan likuiditas, solvabilitas, dan
resiko yang berkaitan dengan asset dan kewajiban yang diakui dalam neraca dan
unsure-unsur diluar neraca.
Likuiditas menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi
kewajibannya kepada semua pihak yang sewaktu-waktu dapat menarik atau
mencairkan simpanan dan komitmen lainnya. Solvabilitas menunjukkan
kelebihan asset dari kewajibannya, yang berarti pula menunjukkan kecukupan
modal bank.
Kewajiban segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya
wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat atau perjanjian
yang ditetapkan sebelumnya. Adapun beberapa jasa yang diberikan Bank kepada
masyarakat yaitu Transfer Dalam Negeri, Inkaso Dalam Negeri, Peragangan Dalam Negeri,
Safe Deposit Box, Credit Card, Dana Rekening Titipan, Dana Setoran Naik Haji. Adapun
tujuan pemberian jasa tersebut yatiu untuk mengembangkan pangsa pasar bank dan
meningkatkan pendapatan bank dalam bentuk komisi atau lebih dikenal dengan istilah fee
based income.
Berdasarkan hal tersebut, tim penulis ingin membuktikan dengan menganalisis
kewajiban segera pada salah satu bank di indonesia yakni Bank Mandiri yang merupakan
salah satu bank yang telah memiliki banyak anak cabang di Indonesia. Penelitian ini
berguna untuk lebih jelas memahami teori mengenai kewajiban segera dalam dunia
perbankan.
1.2. Rumusan Masalah

a. Apa saja dan bagaimana kegiatan terkait kewajiban segera pada PT. Bank Mandiri,
Tbk?
b. Bagaimana mekanisme kegiatan dan prosedur akuntansi PT. Bank Mandiri, Tbk terkait
dengan jasa inkaso ?
c. Bagaimana mekanisme transfer dana dalam kegiatan operasional PT. Bank Mandiri,
Tbk?
d. Bagaimana kegiatan dan sistem akuntansi bank di PT. Bank Mandiri, Tbk termasuk
prosedur dan pencatatan terkait dengan penerimaan setoran pajak , pembelian dan
penjualan cek perjalanan , tagihan listrik, tagihan telepon , bank garansi dan save
deposit box ?
1.3. Tujuan

a. Untuk mengetahui kegiatan terkait kewajiban segera pada PT. Bank Mandiri, Tbk.

b. Untuk mengetahui mekanisme kegiatan dan prosedur akuntansi PT. Bank Mandiri, Tbk
terkait dengan jasa inkaso.

c. Untuk mengetahui mekanisme transfer dana dalam kegiatan operasional PT. Bank
Mandiri, Tbk.

d. Untuk mengetahui kegiatan dan sistem akuntansi bank di PT. Bank Mandiri, Tbk
termasuk prosedur dan pencatatan terkait dengan penerimaan setoran pajak , pembelian
dan penjualan cek perjalanan , tagihan listrik, tagihan telepon , bank garansi dan save
deposit box.

1.4. Manfaat

a. Mendapatkan ilmu mengenai pencatatan akuntansi untuk kewajiban segera yang telah
diperoleh selama menempuh observasi di PT. Bank Mandiri, Tbk.

b. Dengan adanya observasi ini, maka diharapkan kita menjadi lebih mengerti pentingnya
kewajiban segera bagi PT. Bank Mandiri, Tbk.

c. Menambah wawasan dan kemampuan berfikir mengenai kewajiban segera PT. Bank
Mandiri, Tbk.

d. Mengerti proses bank dalam melakukan kewajiban segera.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. PENGERTIAN KEWAJIBAN SEGERA


Dalam PAPI ( pedoman akuntansi pebankan Indonesia), pengertian kewajiban
segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan
sesuai perintah pemberi amanat atau perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Termasuk
dalam akun ini yaitu bunga yang masih harus dibayar. Dalam hal bunga yang masih harus
dibayar jumlahnya cukup material, maka harus disajikan dalam pos tersendiri. Saldo
kewajiban segera seperti setoran-setoran pajak, kiriman uang nasabah dan kewajiban-
kewajiban jangka pendek lain disajikan sebesar nominal jumlah kewajiban bank yang
wajib segera dibayarkan.
Kewajiban segera sebagian besar berkaitan dengan jasa yang diberikan oleh bank,
karena salah satu keuntungan yang diperoleh bank dari pemberian jasa adalah adanya
pendapatan jasa sementara dengan biaya murah.
B. JASA INKASO
Inkaso adalah penagihan warkat kliring (cek/bilyet giro atau warkat lain) melalui
kantor cabang bank kepada bank penerbit warkat kliring di luar wilayah kliring. Inkaso
dibedakan menjadi dua yaitu inkaso keluar dan inkaso masuk. Inkaso keluar merupakan
kegiatan penerimaan warkat-warkat dari nasabah yang akan ditagihkan/diinkasikan ke
cabang lain atau bank lain diluar wilayah kliring untuk ditukarkan dengan dana. Warkat
yang diinkasokantersebut dapat tertuju pada nasabah dibak yang dama atau bank lain.
Apabila inkaso tersebut menjadi beban nasabah di bank lain maka harus dilakukan kliring
terlebih dahulu ke bank penerbit warkat. Sedangkan inkaso masuk merupakan kegiatan
penerimaan warkat-warkat inkaso dari kantor cabang bank yang sama diluar wilayah
kliring atas beban rekening nasabah yang ditatausahakan ke abank yang bersangkuan atau
bank lain. Jikadana tersedia direkening nasabah, bank yang bersangkutan berkewajiban
membayar kepada cabang lawan denan cara mengirimkan uang hasil inkaso melalui
transfer dana ke cabang lain. Jika tidak ada dana atau ditolak karena alas an lainnya, bank
yang bersangkutan wajib mengembalikan warkat tersebut disertai alasan penolakannya.
Sedangkan bila merupakan warkat bank lain, maka harus dilakukan proses kliring
terlebih dahulu.
Fasilitas inkaso demikian diperlukan untuk memudahkan dan penagihan ke bank
yang berlokasi di luar kota, sehingga yang akan meningkatkan efisiensi dalam
melaksanakan tukar menukarwarkat antar nasabah yang berlokasi saling berjauhan.
Sedangkan hasil inkaso tersebut dikirimkan ke bank lawan dengan sarana transfer.
Mekanisme kerja dari penerimaan warkat inkaso dari nasabah sampai dengan diperoleh
hasil inkaso dan pembukuan ke rekening nasabah dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Inkaso keluar
Teller bank, teller bank setiap hari menerima setoran dari nasabah, setoran tersebut
dilakukan nasabah antara lain dengan warkat bank lain, baik yang sekota maupun
diluar kota. Warkat dari bank yang sekota diselesaikan dengana cara inkaso.
Kemudian teller melakukan pemeriksaan kebenaran pengisian tanda setoran dari
warkat tersebut. Apabila sudah benar terus dibukukan, selanjutnya warkat
diserahkan ke petugas inkaso untuk diinkasokan. Pembukuan yang dilakukan oleh
teller bank adalah :

Saat mencatat biaya inkaso (misalkan biaya inkaso sebesar 25.000) dibukukan dengan
jurnal:

Debit 100-010-00-0001 Kas kantor 25.000


Kredit 403-044-00-0001 Pendapatan jasa inkaso 25.000

Kemudian apabila hasil inkaso telah diterima (misalkan sebesar Rp 100.000.000)


maka dilakukan pembukuan dengan jurnal pembukuan sebagai berikut :
Apabila langsung masuk ke ekening nasabah di bukukan dengan jurnal :

Debit 157-080-00-0002 Rekening antar kantor 100.000.000


Kredit xxx-xxx-xx-xxxx Rekening nasabah 100.000.000

Apabila akan diambil tunai, maka akan dilakukan pembukuan pengiriman hasil inkaso
sebagai berikut :
Debit 157-080-00-0002 Rekening antar kantor likuiditas 100.000.000
nasabah
Kredit 200-030-30-0003 Transfer yang akan dibayar 100.000.000

Pada saat nasabah mengambil uang hasil inkaso akan dilakukan pembukuan sebagai
berikut :

Debit 200-030-30-0003 Transfer yang akan dibayar 100.000.000


Kredit 100-010-00-0001 Kas kantor 100.000.000

a. petugas inkaso bank


Petugas inkaso bank mencatat warkat-warkat inkaso tersebut pada
daftar/formulir inkaso, menjumlahkan angkanya serta mengisikan kantor cabang
bank tujuan, tanggal pengiriman dan nomor surat. Untuk setiap kantor cabang
bank yang akan ditagih dibuatkan satu dafta inkaso. Daftar inkaso terdiri atas
dua lembar yaitu : lembar pertama disampaikan ke cabang lawan dan lembar
kedua sebagai arsip bank yang bersangkutan. Sebelum dikirim ke kantor cabang
bank tujuan, terlebih dahulu disampaikan ke pejabat bank untuk dicek
kebenarannya dan apabila sudah benar langsung dimintakan persetujuan.
b. pejabat bank
pejabat bank melakukan pemeriksaan atas jumlah warkat dan nilai
uangnya serta kantor cabang bank yang di tuju. Apabila telah cocok kemudian
mendatangani daftar inkaso tersebut sebagai tanda persetujuan. Selanjutnya
diserahkan kepada petugas ekspedisi untuk diagendakan dan dikirimkan ke
kantor cabang bank tujuan.

b) inkaso masuk
Inkaso masuk merupakan kelanjutan dari mekanisme kerja inkaso keluar tersebut di
atas. Jika di kantor cabang bank tersebut sebagai inkaso keluar, maka bagi kantor
cabang bank tujuan adalah merupakan inkaso masuk. Mekanisme kerja inkaso
masuk sebagai berikut :
a. Petugas inkaso bank :
Petugas inkaso bank menerima amplop dari petugas ekspedisi yang berisi daftar
inkaso dan warkat-warkat yang di inkasokan, kemudian diadministrasikan.
Apabila telah cocok antara yang tertera dalam daftar inkaso dengan warkat-
warkat yang dilampirkan, kemudian diteruskan ke teller bank untuk dibukukan.

b. Teller bank
Teller bank akan memeriksa kebenran pengisisan warkat, dan selanjutnya
membutuhkan warkat inkaso yang akan dikliringkan ke bank lain dengan jurnal
:
Debit 157-070-00-0018 Pelimpahan kliring 100.000.000
Kredit 157-070-00-0004 Kas kliring keluar 100.000.000

c. Prtugas kliring
Petugas inkaso menerima warkat kliring untuk di kliringkan. Kemudian pada
saat inkaso dinyatakan behasil, maka dilakukan pembukuan hasil inkaso sebagai
berikut :
Apabila masuk langsung ke rekening asabah dibukukan dengan jurnal :

Debit 157-070-00-0004 Kas kliring-keluar 100.000.000


Kredit 157-080-00-0002 Rekening antar kantor likuiditas nasabah
100.000.000

Apabila akan di ambil tunai dibukukan dengan jurnal :

Debit 157-070-00-0004 Kas kliring-keluar 100.000.000


Kredit 200-030-30-0003 Transfer yang akan dibayar 100.000.000

Debit 200-030-30-0003 Transfer yang akan dibayar 100.000.000


Kredit 157-080-00-0002 Rekening antar kantor likuiditas nasabah 100.000.000

Pada saat yang sama melakukan jurnal pelimpahan hasil kliring ke rekening giro
pada bank Indonesia dengan jurnal pembukuan:
Debit 103-010-10-0002 Giro pada bank Indonesia – 100.000.000
penampungan hasil kliring
Kredit 157-070-00-0018 Pelimpahan kliing 100.000.000

Jasa inkaso ke depan semakin kurang di manfaatkan karena bank-bank mulai


menerapkan teknoligi SVS (signature verification system),yaitu tknologi yang
memungknkan setiap kantor cabang dapat mencairkan /membayar cek/bilyet giro
cabang lain, karena dalam system ini kemingkinan cabang lain mencocokan
pengguna tangan, cap jempol, stempel, foto, dan sebagainya dari computer yang
ada di kantor cabang bank bersangkutan. Sehingga tidak diprlukan lagi
pengiriman warkat ke cabang lain diluar wilayah kliring untuk penagihannya.

C. TRANSFER
Transfer atau pengiriman uang merupakan kegiatan penyelesaian permohonan
pemindahan uang/dana dari satu kantor cabang bank ke kantor cabang lainnya atau bank
korespondennya diluar negri yang dilakukan melalui sarana komunikasi yang telah
dilengkapi dengan berbagai atas pengaman, diawali dengan permohonan dari nasabah,
diteruskan bank dengan intruksi membayar sejumlah tertentu kepada orang yang
disebutkan namanya dalam transfer tersebut serta pembayaran kepada nasabah.
Transfer dibedakan menjadi dua, yaitu transferkeluar dan transfer masuk. Transfer
keluar merupakan kegiatan penerimanpermohonan transfer dari nasabah untuk
dikirimkan kepada orang lain (penerima) yang berada diluar kota (luar wilayah) atau luar
negeri. Sedangkan transfer masuk merupakan kegiatan penerimaan pesan/instruksi (in
coming message) dari kantor cabang lain atau bank koresponden di luar negeri untuk
diteruskan kepada penerima, baik secara pemindahbukuan (kredit ke rekening nasabah),
maupun secara tunai. Untuk memberikan keamanan, baik kepada nasabah maupun bank,
maka dalam transfer tersebut diterapkan sistem pengamanan berupa kode-kode yang
hanya diketahui oleh pihak-pihak yang terlibat. Transfer yang berlaku di dalam negeri,
menggunakan sistem pengaman bank yang bersangkutan, sedangkan transfer dari/ke luar
negeri menggunakan sistem yang diberikan oleh bank koresponden.
Selanjutnya mekanisme kerja transfer di dalam negeri dari penerimaan
permohonan transfer sampai dengan pembayaran transfer dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a) Transfer keluar
a. Teller bank
Teller bank setiap hari menerima permohonan transfer dari nasabah. Aplikasi
transfer beserta dengan uang yang akan dikirim dan biaya transfer (bila
dikenakan) diserahkan kepada teller bank. Kemudian dilakukan pemriksaan
kebenaran atas pengisisan aplikasi dan jumlah uang. Apabila sudah cocok
kemudian dlakukan pembukuan dan selanjutnya diserahkan ke petugas transfer
untuk diverifikasi/diperiksa. Misalkan teller menerima transfer sebesar Rp
10.000.000 dengan ongkos transfer sebesar Rp 10.000. pembukuan yang
dilakukan oleh teller bank adalah :
Debit 100-010-00-0001 Kas kantor 10.010.000
Kredit 200-030-30-0003 Transfer yang akan dikirim 10.000.000
Kredit 403-041-00-0602 Jasa transfer 10.000

b. Petugas transfer bank


Petugas transfer bank menambahkan kode-kode dalam transfer
tersebut,kemudian menyerahkan kepada pejabat bank untuk mendapatkan
persetujuan.
c. Pejabat bank
Memeriksa aplikasi permohonan transfer dan apabila sudah cocok diberikan
tanda tangan sebagai persetujuan dan pada saat yang sama memberikan
persetujuan transfer pada computer. Dengan sistem komunikasi yang canggih
yang dimiliki oleh setiapbank, maka pada saat yang bersamaan bank yang dituju
telah menerima pesan/instruksi transfer (in coming message). Isi dari pesan
tersebut antara lain memuat : kode transfer, cabang pengirim, tanggal
pengiriman, besarnya uang yang dikirim, nama dan alamat pengirim, nama dan
alamat penerima, pesan dari pengirim. Atas pengiriman transfer tersebut terjadi
jurnal pembukuan sebagai berikut :
Debit 200-030-30-0003 Transfer yang akan dikirim 10.000.000
Kredit 157-080-00-0002 Rek antarkantor likuiditas nasabah 10.000.000

b) Transfer masuk
Transfer masuk merupakan kelanjutan dari mekanisme kerja transfer keluar di bank
lawan yaitu sebagai berikut :
a. Petugas transfer bank
Petugas transfer menerima pesan dan instruksi dari bank lain (in coming
message) kemudian melakukan pengkodean. Apabila kode cocok maka
dilakukan administrasi. Selanjutnya diserahkan kepada pejabat bank untuk
mendapatkan persetujuan pembayaran.
b. Pejabat bank
Melakukan pemeriksaan atas instruksi dalam transfer masuk tersebut, meliputi
nama penerima, alamat penerima atau nomer rekening yang dituju, jumlah uang,
nama cabang pengirim, kode transfer, dan sebagainya. Apabila semuat alat
control yang ditetapkan telah cocok, maka pejabat bank memberikan
persetujuan untuk dibayarkan. Selanjutnya pejabat bank mendatangani surat
pemberitahuan pengiriman uang/transfer kepada penerima dan menyerahkan
kembali ke petugas transfer.
c. Petugas transfer
Menyerahkan pemberitahuan tersebut kepada petugas ekspedisi untuk
disampaikan kepada penerima.
d. Teller bank
Penerima transfer yang mengambil tunai (pengiriman tidak menyebutkan nomor
rekening pada instruksi transfer) harus menghubungi teller dengan membawa
surat pemberitahuan tentang pengiriman uang. Oleh teller surat pemberitahuan
tersebut dicocokkan dengan arsip di bank, apabila telah cocok teller membayar
kepada penerima sejumlah uang seperti tercantum dalam instruksi transfer
tersebut, dan pada saat teller mencatat sebagai berikut :
Debit 157-080-00-0002 Rekening antarkantor likuiditas nasabah 10.000.000
Kredit 100-010-00-0001 Kas kantor 10.000.000
Sedangkan bila dalam instruksi transfer tersebut telah ditetapkan rekening
yang dituju, maka teller melakukan pembukun sebagai berikut :
Debit 157-080-00-0002 Rekening antar kantor likuiditas nasabah 10.000.000
Kredit xxx-xxx-xx-xxxx Rekening nasabah 10.000.000

D. JASA PENERIMAAN SETORAN PAJAK


Penerimaan setoran pajak dilakukan oleh bank setiap hari, sedangkan pelimpahan
setoran pajak ke rekening kas Negara dilakukan seminggu dua kali. Pada saat penerimaan
setoran pajak (misalkan besarnya pajak yang disetor Rp 15.000.000) dilakukan jurnal
pembukuan sebagai berikut:
Debit 100-010-00-0001 Kas kantor 15.000.000
Kredit 200-030-30-00xx Titipan macam-macam 15.000.000

Sedangkan pada saat pelimpahan ke rekening kas Negara yang ditatakerjakan di bank lain
dilakukan melalui kliring atau RTGS.
E. JASA PEMBELIAN DAN PENJUALAN CEK PERJALANAN
Cek perjalanan merupakan fasilitas yang dapat menggantian fungsi uang tunai dan
dapat diuangkan/dicairkan di seluruh unit kerja bank penerbit. Dengan cek perjalanan
tersebut pemegang tidak perlu repot membawa uang dalam jumlah besar, karena
fungsinnya dapat digantikan oleh cek perjalanan. Cek pejalanan diterbitkan dalam dua
jenis, yaitu jenis cek perjalanan atas nama dan cek perjalanan atas unjuk. Cek perjalanan
atas nama adalah cek perjalanan yang pada saar pembelian, pembelian melakukan tanda
tangan pada lembar depan cek perjalanan. Sedangkan cek perjalanan atas untuk adalah
cek perjalanan yang pada saat pembelian tidak dilakukan tada tangan pada halaman
depan lembar cek perjalanan. Sehigga siapapun yang memegang cek perjalanan atas
unjuk dapat mencairkannya di seluruh kantor cabang bank penerbit.sedangkan cek
perjalanan atas nama hanya dapat dicairkan oleh penpenggunatanganan pertama pada saat
pembelian.
Transaksi pembukuan yang berkaitan dengan jasa pembelian dan penjualan cek
perjalanan antara lain adalah transaksi saat menerima fisik cek perjalanan, transaksi saat
penjualan , dan transaksi saat pencairan.
Pada saat menerima fisik surat berharga cek perjalanan (misalkan nilai
nominalnya sebesar Rp 5.000.000.000), maka dilakukan pembukuan oleh unit kerja yang
menerima barang jurnal pembukuan:
Debit 911-000-00-0901 Memo persediaan ek perjalanan 5.000.000.000
Kredit 921-000-00-0901 Kontra memo persediaan cek perjalanan 5.000.000.000

Kemudian apabila terjadi penjualan cek perjalanan (misalkan sebesar Rp 50.000.000),


dilakukan pembukuan dngan jurnal:
Debit xxx-xxx-xx-xxxx Kas kantor/rekening simpanan nasabah 50.000.000
Kredit 200-030-30-0010 Cek perjalanan yang diterbitkan 50.000.000

Pada saat yang sama melakukan untuk mengurangi persediaan cek perjalanan dengan
jurnal pembukuan :
Debit 921-000-00-0901 Kontra memo persediaan 50.000.000
Kredit 911-000-00-0901 Memo persediaan cek perjalanan 50.000.000

Selanjutnya pada saat cek perjalanan tersebut dicairkan oleh pembeian/pemegang di


seluruh unit kerja bank penerbit, maka dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :
Pembukuan di unit kerja/kantor cabang tempat mencairkan

Debit 157-080-00-0002 Rekening antarkantor likuiditas nasabah 50.000.000


Kredit xxx-xxx-xx-xxxx Kas kantor/rekening simpanan nasabah 50.000.000

Pembukuan di kantor pusat bank

Debit 157-080-00-0002 Rekening antarkantor likuiditas nasabah – 50.000.000


cabang penjualan
Kredit 157-080-00-0002 Rekening antar kantor likuiditas nasabah 50.000.000
– cabang pencairan
Pembukuan di unit kerja/kantor cabang tempat penjualan

Debit 200-030-30-0010 Cek perjalanan yang diterbitkan 50.000.000


Kredit 157-080-00-0002 Rekening antrkantor likuidits nasabah – 50.000.000
KP
F. JASA PEMBAYARAN TAGIHAN PLN
Bank bekerja sama dengan kantor pusat PLN untuk menerima pembayaran
tagihan PLN dari masyarakat pelanggan PLN. Hasil penerimaan pembayaran tersebut
kemudian dilimpahkan ke rekening PN pusat. Atas pelayanan tersebut bank menerima fee
dari kantor pusat PLN. Transaksi yang terjadi berkaitan dengn penerimaan pembayaran
tagihan PLN adalah sebagai berikut :
Pada saat pelanggan PLN melakukan pembayaran tagihan PLN ke bank (misalkan
tagihan pelanggan sebesar Rp 12.500.000 dan biaya setoran PLN dipungut sebesar Rp
1000 per tagihan), akan dilakukan jurnal pembukuan oleh teller sebagai berikut:
Debit xxx-xxx-xx-xxxx Kas kantor/rekening simpanan nasabah 12.501.000
Kredit 200-030-30-xxxx Penampungan pembayaran tagihan PLN 12.500.000
Kredit 403-041-00-0401 Pendapatan jasa penerimaan setoran 1.000
PLN
kemudian hasil penerimaan pembayaran tagihan PLN tersebut dilimpahkan ke
rekening giro PLN di jakarta, yang dibukukan dengan jurnal :
Debit 200-030-30-xxx Penampungan pembayaran tagihan PLN 12.500.000
Kredit 203-010-30-xxx Rekening giro PLN 12.500.000

Atas penerimaan pembayaran tagihan PLN tersebut, bank akan memperoleh fee dari
PLN yang besarnya ditetapkan sesuai dengan kesepakatan (misalnya sebesar 5% dari
jumlah tagihan maka dari contoh tersebut akan diterima sebesar Rp 62.500) dan
dibukukan dengan jurnal pembukuan:
Debit 157-070-00-0005 Kas kliring masuk 62.500
Kredit 403-041-00-0401 Pendapatan jasa penerimaan setoran 62.500

G. JASA PEMBAYARAN TAGIHAN TELKOMSEL/SATELINDO


Bank bekerja sama dengan kantorpusat Telkomsel/Satelindo untuk menerima
pembayaran tagihan Telkomsel/Satelindo dari masyarakat pelanggan telepon seluler.
Hasil penerimaan pembayaran tersebut kemudian dilimpahkan ke rekening
Telkomsel/Satelindo pusat. Atas pelayanan tersebut bank menerima fee dari Kantor Pusat
Telkomsel/Satelindo. Transaksi yang terjadi berkaitan dengan penerimaan pembayaran
tagihan Telkomsel/Satelindo adalah sebagai berikut:
Pada saat pelanggan Telkomsel/Satelindo melakukan pembayaran tagihan telepon
seluler ke bank (misalkan sebesar Rp 5.000.000), akan dilakukan jurnal pembukuan oleh
teller sebagai berikut:
Debit xxx-xxx-xx-xxxx Kas Kantor/Rekening Simpanan Nasabah 5.000.000
Kredit 200-030-30-xxxx Penampungan Pembayaran Tagihan 5.000.000
Telkomsel/Satelindo
Kemudian hasil penerimaan pembayaran tagihan Telkomsel/Satelindo tersebut
dilimpahkan ke rekening giro Telkomsel/Satelindo di Jakarta, yang dibukukan dengan
jurnal:
Debit 200-030-30-xxxx Penampungan Pembayaran Tagihan 5.000.000
Telkomsel/ Satelindo
Kredi 03-010-30-xxxx Rekening Giro Telkomsel/Satelindo 5.000.000
t Atas penerimaan pembayaran tagihan Telkomsel/Satelindo tersebut, bank akan
memperoleh fee dari Telkomsel/Satelindo yang besarnya ditetapkan sesuai dengan
kesepakatan (misalkan sebesar 5% dari jumlah tagihan maka dari contoh tersebut akan
diterima sebesar Rp 25.000) • dan dibukukan dengan jurnal pembukuan:

Debit 157-070-00-0005 Kas Kliring Masuk 25.000


Kredit 403-041-00-0414/ Pendapatan Jasa Penerimaan 25.000
Setoran Telkomsel/ Satelindo
403-041-00-0415 Pendapatan Jasa Penerimaan Setoran
Satelindo

H. JASA BANK GARANSI


Bank Garansi adalah kesanggupan tertulis yang diberikan oleh bank kepada pihak
penerima jaminan bahwa bank akan membayar sejumlah uang kepadanya pada waktu
tertentu jika pihak terjamin tidak dapat memenuhi kewajibannya (wan prestasi). Fasilitas
bank garansi yang umum diberikan oleh bank antara lain:
a) Bank Garansi Keagenan/Distributor Suatu Produk Tertentu
Adalah garansi bank yang diterbitkan untuk keperluan shipfiinp guarantee, missing
bill of ladingjjaminan untuk Badan Pelayanan Kemudahan Ekspordan Pengolahan
Data Keuangan/ Bapeksta (custom borid).
Dasar pemberian bank garansi ini adalah bukti asli surat permintaan bank garansi
yang ditandatangani oleh pihak yang berwenang dari perusahaan (distributor) yang
meminta adanya bank garansi, misalnya bank garansi untuk keagenan produk
Unilever, keagenan untuk distributor semen, dan lain-lain. Mengingat dasar
pemberian bank garansi hanya bukti asli surat permintaan bank garansi dari
perusahaan distributor, maka harus dilakukan pengecekan atas keaslian dan
keabsahan surat permintaan bank garansi dan keabsahan tanda tangan dan
kapasitas/wewenang pihak yang menpenggunatangani permintaan bank garansi
tersebut apakah diberi kewenangan oleh perusahaan atau tidak. Dalam hal ini bank
harus melakukan penelitian atas kebenaran pihak-pihak yang terkait dengan maksud
menghindarkan terjadinya penipuan. Di samping itu juga bank harus mempunyai alat
pengontrol/pengawasan atas warkat bank garansi yang diterbitkannya, dengan
maksud untuk menghindari terjadinya pemalsuan, baik oleh pihak luar maupun
internal (pegawai lain) bank sendiri.
b) Bank garansi untuk proyek – proyek kosntruksi, antara lain :
a. Bank garansi penawaran tender: Bind Bond/Tender Bond(TB)
Adalah garansi bank yang diperlukan untuk mengikuti tender (penawaran) suatu
proyek/ transaksi. Dalam garansi bank ini, bank menjamin akan membayar
sejumlah uang kepada pihak penerima jaminan apabila pihak pemohon jaminan
tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan ketentuan yang
tercantum dalam persyaratan tender dan/atau menarik diri setelah ditunjuk
sebagai pemenang tender.
b. Bank garansi pelaksanaan tender: Performance Bond .
Adalah garansi bank yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu
proyek/transaksi. Dalam garansi bank ini, bank menjamin akan membayar
sejumlah uang kepada pihak penerima jaminan apabila pihak pemohon jaminan
tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam surat perjanjian (kontrak) dan/atau surat perintah
kerja (SPK).
c. Bank garansi jaminan uang muka: Advance Payment Bond (APB)
Adalah garansi bank yang diperlukan untuk mendapatkan uang muka dari
pemilih proyek atau pembeli barang/jasa untuk melaksanakan proyek/transaksi
sesuai dengan SPK/kontrak. Garansi uang muka akan menurun sesuai dengan
tahap kemajuanpekerjaan. Dalam garansi bank ini, bank menjamin akan
membayar kembali uang muka I kepada pihak penerima jaminan apabila pihak
pemohon jaminan tidak dapat memenuhi 1 kewajibannya untuk melaksanakan
pekerjaan/transaksi sesuai dengan SPK/kontrak.
d. Bank garansi pemeliharaan: Maintenance Bond (MB)
Adalah garansi bank yang diperlukan untuk mendapatkan pembayaran penuh
atas proyek yang telah selesai dikerjakan. Dalam garansi bank ini, bank
menjamin akan membayar sejumlah uang kepada pihak penerima jaminan
apabila pihak pemohon jaminan tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk
melaksanakan pemeliharaan sesuai 3 dengan SPK/kontrak.
Transaksi pembukuan berkaitan dengan bank garansi antara lain transaksi pada
saat penerbitan bank garansi, transaksi pada saat penerimaan jaminan, dan
transaksi pada saat bank garansi jatuh tempo. Misalkan seorang nasabah bank
meminta penerbitan bank garansi dengan nilai sebesar Rp 5.000.000.000 dan
bank mensyaratkan adanya setoran jaminan sebesar bank garansi tersebut dan
setiap penerbitan bank garansi bank memungut biaya sebesar Rp 1.000.000,
maka atas transaksi tersebut akan dilakukan pembukuan dengan jurnal sebagai
berikut:
Pada saat melakukan penerbitan bank garansi, akan dilakukan jurnal pembukuan
sebagai 9 berikut:

Debit 821-010-00-0xxx Kontra Kewajiban Kontinjensi—Bank 50.000.000


Kredit 820-010-00-0xxx Garansi yang Diberikan Kewajiban 50.000.000
Kgptintensl—Bank Garansi yanq
Diberikan

Pada saat menerima setoran jaminan dalam bentuk pembayaran tunai dilakukan
pembukuan dengan jurnal:
Debit 157-070-00-0014 Rekening-Perantara Trade fmance 50.000.000
Kredit 227-080-30-0004 Setoran Jaminan—Bank Garansi 50.000.000

Pembukuan saat nasabah melakukan penyetoran jaminan


Debit 100-010-00-0001 Kas Kantor 50.000.000
Kredit 157-070-00-0014 Rekening Perantara Trade fmance 50.000.000

Pembukuan saat menerima pembayaran biaya penerbitan bank garansi

Debit 157-070-00-0014 Rekening Perantara Tnide-Financa 1.000.000


Kredit 403-041-00-0201 Jasa Bank Garansi 1.000.000

Pembukuan saat nasabah melakukan pembayaran biaya penerbitan


Debit 100-010-00-0001 Kas Kantor 1.000.000
Kredit 157-070-00-0014 Sekening Perantara Trad&Fmance 1.000.000

Sedangkan apabila setoran jaminan dilakukan dalam bentuk pembayaran nontunai


(debit rekening nasabah) dilakukan pembukuan dengan jurnal:
Debit XXX-XXX-XX- Rekening Simpanan Nasabah Setoran 5.000.000.000
Kredit XXXX Jaminan—Bank Garansi 5.000.000.000
227-080-30-0004
Pembukuan saat menerima pembayaran biaya penerbitan Bank Garansi
Debit xxx-xxx-xx-xxxx Rekening Simpanan Nasabah 1.000.000
Kredit 403-041-00-0201 Jasa Bank Garansi 1.000.000
Selanjutnya pada saat bank garansi jatuh tempo, apabila nasabah tidak wanprestasi,
maka dilakukan penihilan rekening administratif bank garansi dengan jurnal pembukuan:
Debit 820-010-OO-Oxxx Kewajiban Kontinjensi—Bank Garansi 5.000.000.000
Kredit 821-010-00-0xxx Kontra Kewajiban Kontinjensi—Bank 5.000.000.000
yang Diberikan
Diberikan
Garansi yang

Kemudian dilakukan pengembalian setoran jaminan dengan transaksi pembukuan


sebagai berikut:
Pengembalian jaminan dalam bentuk tunai
Debit 227-080-30-0004 Setoran Jaminan—Bank Garansi 5.000.000.000
Kredit 227-220-00-0011 Bekening-Perantara Trade Finance 5.000.000.000
Pembukuan saat nasabah melakukan pencairan setoran jaminan
Debit 227-220-00-0011 Rekening Perantara Trade Finance Kas 5.000.000.000
Kredit xxx-xxx-xx-xxxx Kantor/Rekening Simpanan Nasabah 5.000.000.000
Pengembalian jaminan dengan kredit ke rekening nasabah
Debit 227-080-30-0004 Setoran Jaminan—Bank Garansi 5.000.000.000
Kredit xxx-xxx-xx-xxxx Rekening Simpanan Nasabah 5.000.000.000
Akhirnya pada saat bank garansi jatuh tempo, apabila nasabah wanprestasi, maka
dilakukan penihilan rekening administratif bank garansi dengan jurnal pembukuan:
Debit 820-010-00-0xxx Kewajiban kontinjensi —Bank 5.000.000.000
Garansi yang diberikan

Kredit 821-010-00-0xxx Kontra Kewajiban Kontinjensi—Bank 5.000.000,000


Garansi yang diberikan
Kemudian dilakukan pembukuan timbulnya kewajiban nasabah dengan jurnal
transaksi pembukuan sebagai berikut
Debit 157-010-20-0004 Tagihan Klaim Garansi - Bank 5.000.000.000

Kredit 227-210-30-0001 Kewajiban Klaim Garansi - Nasabah 5.000.000.000

Apabila ada setoran jaminan atau fasilitas kredit, maka dilakukan pembukuan
penihilan tagihan klaim Bank Garansi dengan jurnal pembukuan sebagai berikut:
Debit 227-080-30-0004/ Setoran Jaminan- 5.000.000.000
127-010-xx-xxxx Bank Garansi/Rekening
Kredit Nasabah Pinjaman
157-010-20-0004
K Tagihan Klaim Garansi—Bank 5.000.000.000
r
e
d
Selanjutnya
i dilakukan pembayaran kewajiban klaim kepada penerima yang dicatat

t
dengan jurnal pembukuan:

Pembayaran klaim Bank Garansi dilakukan dengan pemindahbukuan ke rekening


nasabah
Debit 227-210-30-0001 Kewajiban Klaim Garansi—Nasabah 5.000.000.000
Kredit XXX-XXX- Rekening Simpanan Nasabah 5.000.000.000
XXXXXX
Pembayaran klaim Bank Garansi dilakukan secara tunai
Debit- 227-210-30-0001 Kewajiban Klaim - Garansi Nasabah 5.000.000.000
Kredit 157-070-00-0014 Rekening Perantara TradeFinance 5.000.000.000
Debit 157-070-00-0014 Rekening Perantara Trade Finance 5.000.000.000
Kredit 100-010-00-0001 Kas Kantor 5.000.000.000

I. JASA SAVE DEPOSIT BOX (SDB)


Save Deposit Box (SDB) adalah merupakan kotak yang disediakan oleh bank
untuk disewakan kepada masyarakat, terbuat dari logam bermutu tinggi yang dilengkapi
dengan kunci berpengaman gpengguna dan ditempatkan di ruangan khusus untuk lebih
menjamin keamanannya. Atas penyewaan kotak tersebut, bank akan menerima
pendapatan sewa setiap tahun. Transaksi yang berkaitan dengan SDB antara lain transaksi
saat menerima uang sewa, transaksi saat menerima jaminan SDB, transaksi saat
pelimpahan pajak atas jasa sewa SDB, dan sebagainya.
Misalkan bank menyewakan SDB dengan tarif Rp 1.000.000 per tahun dan
jaminan sewa sebesar Rp 5.000.000 sedangkan atas sewa tersebut dikenakan pajak
sebesar 10% atas beban penyewa. Atas transaksi tersebut akan dicatat jurnal pembukuan
sebagai berikut:
Pada saat menerima uang sewa dari penyewa SDB atau saat perpanjangan sewa
SDB dilakukan pembukuan dengan jurnal
Debit xxx-xxx-xxxxxx Kas Kantor/Rekening Nasabah 1.100.000
Kredit 200-030-30-0009 Titipan Macam-macam Pajak untuk 100.000
Pemerintah
Kredit 403-041-00-0603 Jasa Sewa SDB 1.000.000
Apabila atas penyewaan SDB tersebut bank meminta uang jaminan, maka
dilakukan pembukuan atas transaksi tersebut dengan jurnal:
Debit xxx-xxx-xx-xxxx Kas Kantor/Rekening Nasabah 5.000.000
Kredit 227-xxx-xx-xxxx Setoran Jaminan SDB 5.000.000
Kemudian atas titipan pajak untuk Pemerintah tersebut dilimpahkan ke rekening
giro kas negara. Transaksi pelimpahan ini dibukukan dengan jurnal:
Debit 200-030-30-0009 Titipan Macam-macam Pajak untuk 100.000
Kredit 203-010-xx-xxxx Rekening Giro Kas Negara . 100.000
Pemerintah
Apabila terjadi kehilangan kunci SDB, maka nasabah harus membayar ongkos
pembuatan kunci SDB (misalkan sebesar Rp 1.000.000). Transaksi ini dibukukan dengan
jurnal:
Debit 227-xxx-xx-xxxx Setoran Jaminan SDB 1.000.000
Kredit 418-010-00-0999 Pendapatan Operasional Lainnya 1.000.000
Sedangkan apabila sewa SDB tidak diperpanjang, maka dilakukan pengembalian
setoran jaminan SDB. Transaksi tersebut dibukukan dengan jurnal:
Debit 227-xxx-xx-xxxx Setoran Jaminan SDB 5.000.000
Kredit xxx-xxx-xx-xxxx Kas Kantor/Rekening Nasabah 5.000.000
Dengan selesainya pembukuan yang berkaitan dengan kewajiban segera, maka
selesailah sudah kegiatan yang menyangkut akun kewajiban segera. Saldo akun
kewajiban segera inilah yang akan tampak dalam laporan neraca pada pos kewajiban
segera.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penilitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Bank Mandiri, Tbk. Cabang Pemuda
Surabaya. Bank ini berlokasi di Jl. Pemuda Surabaya. Sedangkan waktu penelitian dimulai
dari bulan Maret 2014.

3.2. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik wawancara dan studi pustaka yaitu :
- Wawancara, teknik wawancara adalah metode pengumpulan data secara langsung dengan
berbincang-bincang dengan pihak terkait yaitu asisten manajer perusahaan. Dan teknik
wawancara yang dipakai adalah wawancara tidak terstuktur.

- Studi pustaka, teknik study pustaka adalah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menggali dasar-dasar teori perhitungan akuntansi kewajiban segera.

3.3. Sumber Data

Data primer adalah data yang diambil langsung dari narasumber, yaitu diperoleh langsung
dari PT. Bank Mandiri, Tbk. Cabang Pemuda Surabaya.

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) yaitu data yang
diambil dar internet, buku dan lain sebagainya. Data sekunder ini bertujuan sebagai
pelengkap dari data yang dihasilkan dari penelitian data primer.

Data yang diperoleh dari sumber data diatas selanjutnya penulis olah dengan menggunakan
teknik analisis kuantitatif, yaitu penyempurnaan data untukdi analisa dan diuraikan dalam
bentuk deskriptif yang dilatarbelakangi oleh adanya konsep dan teori yang dikemukakan
dalam rerangka pemikiran dan bagian tinjauan pustaka yang penulis gunakan sebagai dasar
pemikiran.
3.4. Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis dimana penulis
mencari data dan mengolahnya lalu membandingkan dengan landasan teori yang ada apakah
teknik yang digunakan di perusahaan telah sesuai dengan metode yang ada saat ini atau
tidak.

Langkah-langkah kongkrit yang penulis lakukan adalah :

Meminta data tentang kewajiban segera Bank Mandiri dengan melakukan interview dengan
pihak perusahaan untuk mengetahui kewajiban segera apa saja yang ada pada Bank Mandiri,
membandingkan data yang diambil dengan landasan teori yang ada. mengambil pendapat
dari hasil penelitian dan apabila ada kekuranganpenulis akan memberikan saran-saran.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tim penulis pada Bank Mandiri terkait
kewajiban segera menunjukkan bahwa Bank Mandiri memiliki kewajiban segera pada
perusahaan lain sesuai perintah pemberi amanat atau perjanjian yang ditetapkan
sebelumnya. Kewajiban segera atau dinamakan dengan liabilitas segera pada Bank
Mandiri dicatat pada saat timbulnya liabilitas, baik dari masyarakat maupun dari bank
lain. Liabilitas segera pada Bank Mandiri sebagian besar berkaitan dengan jasa yang
diberikan oleh bank dengan megambil keuntungan karena adanya pendapatan jasa
sementara dengan biaya murah.
Jasa Jasa tersebut diantaranya yakni transfer rupiah atau valuta asing (Valas),
Layanan Safe Deposit Box (SDB), inkaso rupiah atau collection (Inkaso Valas), jasa bank
garansi, jasa pembelian dan penjualan cek perjalanan ,Biaya Penyelenggaraan Ibadah
Haji (BPIH), jasa layanan pembayaran gaji karyawannya (Payroll Package),pembayaran-
pembayaran (Payment Point) yang dapat diterima melalui Bank Mandiri yakni :
1. Penerimaan pembayaran tagihan listrik (PLN)
2. Penerimaan pembayaran tagihan telepon (Telkom)
3. Penerimaan pembayaran pajak
4. Penerimaan pembayaran tagihan telepon seluler (Telkomsel, Satelindo)
5. Penerimaan pembayaran tagihan jasa internet (Indosat Net)
6. Penerimaan pembayaran tagihan lainnya yang dilakukan oleh Cabang sendiri
dengan institusi lokal (misalnya PDAM, Metrosel, Komselindo).

Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan


biaya perolehan diamortisasi. Gambar 4.1 menunjukkan jumlah Liabilitas segera yang
disajikan pada laporan posisi keuangan Bank Mandiri berjumlah Rp 762.130.000.000
pada tahun 2013 dan Rp1.694.231.000.000 pada tahun 2012.

Gambar 4.1
Sumber: laporan keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Kewajiban segera yang dilakukan Bank Mandiri yang kami bahas disini yakni
diantaranya terkait jasa inkaso,transfer dana, jasa penerimaan setoran pajak , jasa
pembelian dan penjualan cek perjalanan ,jasa pembayaran tagihan PLN, jasa pembayaran
tagihan Telkomsel/Satelindo, jasa bank garansi, Jasa Save Deposit Box (SDB). Akuntansi
Perbankan menjelaskan pencatatan atau pembukuan akuntansi atas kewajiban segera.
Dengan selesainya pembukuan yang berkaitan dengan kewajiban segera, maka selesailah
sudah kegiatan yang menyangkut akun kewajiban segera. Saldo akun kewajiban segera
inilah yang akan tampak dalam laporan neraca pada pos kewajiban segera.
Adapun mekanisme dan pencatatan secara akuntansi terkait kegiatan kewajiban
segera yang dilakukan Bank Mandiri mengikuti Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia , penjelasan tersebut diantaranya sebagai berikut:

A. JASA INKASO

Inkaso merupakan kegiatan jasa pada Bank Mandiri untuk melakukan amanat dari
pihak ke tiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan teretentu di
kota lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat.Sebagai imbalan jasa atas jasa
tersebut biasanya bank menerapkan sejumlah tarif atau fee tertentu kapada nasabah atau
calon nasabahnya. Tarif tersebut dalam dunia perbankan disebut dengan biaya inkaso.
Sebagai imbalan bank meminta imbalan atau pembayarn atas penagihan tersebut disebut
dengan biaya inkaso.

Keuntungan Transaksi Inkaso pada Bank Mandiri yaitu :

 Membantu lebih efektif dan efisien dalam penyelesaian tagihan antar kota,
 Lebih bonafit dan nasabah memiliki reputasi yang lebih jelas.
Pada Inkaso Rupiah Layanan Bank Mandiri dalam rangka penagihan warkat-warkat
valuta rupiah yang Bank tertariknya berada diluar wilayah Kliring, keuntungannya yaitu
memudahkan dalam penagihan pembayaran atas warkat-warkat dengan biaya yang
kompetitif. Pada Collection (Inkaso Valuta Asing) Layanan Bank Mandiri dalam rangka
penagihan pembayaran atas warkat-warkat yang Bank tertariknya berada di Luar Negeri
atau di Dalam Negeri namun Valuta Warkat dalam Valuta Asing, keuntungannya yaitu
memudahkan dalam penagihan pembayaran warkat dalam valuta asing dengan biaya
yang kompetitif.
Syarat dalam melakukan kegiaan inkaso ini aiu memiliki rekening di Bank Mandiri
dengan mengisi slip inkaso. Biaya inkaso rupiah Rp 10.000, ± biaya koresponden Biaya
inkaso luar negeri lihat tarif Devisa. Layanan ini didukung dengan teknologi
telekomunikasi (VSAT). Proses penagihan menjadi lebih cepat, tepat dan akurat dengan
biaya lebih murah. Kurs beli yang kompetitif.

Mekanisme atau Prosedur Inkaso pada Bank Mandiri:

1. terima slip permintaan inkaso dan warkatnya.


2. periksa kelayakan warkat.
3. cocokan kebenaran pengisian slip permintaan inkaso :
 nomor warkat.
 tanggal jatuh tempo warkat.
 nama kota tujuan inkaso.
 nominal.
 tujuan pengkreditan hasil inkaso.
 tandatangan penyetor.
4. bubuhkan stamp teller & stamp kas keliling pada slip permintaan inkaso dan pada
lembar belakang warkat.
5. berikan lembar copy nasabah kepada penyetor.
6. sampaikan pesan kepada penyetor bahwa +\3 hari kerja setelah tanggal efektif agar
mengubungi BMI, guna menanyakan hasil inkaso.

Ditinjau dari segi waktu, kegiatan inkaso memerlukan waktu beberapa hari
tergantung dari jarak bank yang menrbitkan warkat tersebut.

Warkat-warkat yang dapat diinkasokan :

1. Warkat Inkaso tanpa lampiran yaitu warkat-warkat inkaso yang tidak dilampiri
dokumen apapun seperti cek, bilyet giro, wesel, dan sekuritas lainnya.
2. Warkat Inkaso dengan lampiran yaitu warkat-warkat inkaso yang dilampiri dengan
dokunen-dokumen lainnya seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen-
dokumen penting lainnya.

Ditinjau dari segi sifat, kegiatan inkaso terbagi menjadi 2, yaitu inkaso keluar dan
inkaso masuk.

1. Inkaso Keluar merupakan kegiatan menagih suatu warkat yang telah diterbitkan
oleh nasabah bank lain.
Dalam kegiatan ini, seluruh transaksi sebelum diperoleh kepastian berhasil tidaknya
akan dibukukan dengan mengkredit rekening administratif dalam rekening warkat
inkaso yang diterima.

Contoh :

Tuan Beni, nasabah giro Bank Mandiri – Pemuda, Surabaya, menyerahkan


selembar giro yang diterbitkan oleh seorang nasabah Bank Mandiri – Bandung
sebesar Rp. 45.000.000 untuk ditagihkan ke cabang Bandung dan hasilnya agar
dikreditkan ke dalam rekeningnya. Komisi ditetapkan sebesar 0,25%. Pada saat
menerima warkat untuk diinkaso kecabang Bandung , Bank Mandiri – Pemuda,
Surabaya membuat jurnal :

(K) Rekening Administratif Rupiah –

Warkat Inkaso Yang diterima…………….………..Rp. 45.000.000

Jika seminggu kemudian diterima kabar per kawat bahwa inkaso dinyatakan
berhasil, dan untuk itu kepada nasabah dikenakan biaya kawat sebesar Rp.
10.000, maka Bank Mandiri – Pemuda, Surabaya membuat jurnal sebagai
tersebut :

(D)Rekening Administratif Rupiah –

Warkat Inkaso Yang diterima……….……. Rp. 45.000.000

(D) RAK – Cabang Bandung ……………. Rp. 45.000.000

(K) Giro – Tn B …………………........................................ Rp. 44.877.500

(K) Pendapatan Komisi Inkaso…………..…...................... Rp. 122.500

(K) Pendapatan Ongkos Kawat…………….…………..…... Rp. 10.000


2. Inkaso Masuk merupakan tagihan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh
nasabah sendiri. Dalam kegiatan ini, bank tertarik bersifat pasif.

Contoh :

Bank Mandiri – Pemuda, Surabaya menerima tagihan dari Bank Mandiri – Bandung

atas selembar cek giro nasabah Tn Ariel sebesar Rp. 20.000.000 setelah diteliti bahwa

dana nasabah tersebut cukup. Bank Mandiri – Pemuda, Surabaya membuat jurnal :

(D) Giro – rekening Tn A…….………………......Rp.20.000.000

(K) RAK – cabang


Bandung..................................Rp.20.000.000

B. TRANSFER

Transfer pada Bank Mandiri dilakukan melalui sarana komunikasi yang telah
dilengkapi dengan berbagai pengaman, diawali dengan permohonan dari nasabah,
diteruskan bank dengan intruksi membayar sejumlah tertentu kepada orang yang
disebutkan namanya dalam transfer tersebut serta pembayaran kepada nasabah. Transaksi
transfer pada bank mandiri ada dua bentuk yakni Transfer dalam rupiah dan dalam Valuta
Asing (Valas).
Transfer Rupiah merupakan jasa pengiriman uang dalam valuta rupiah yang
dilaksanakan atas permintaan dan untuk kepentingan nasabah. Keuntungan dari transfer
ini yakni memberikan kemudahan dalam transaksi pengiriman uang /pembayaran dalam
mata uang rupiah dengan biaya yang kompetitif dan Aman dan cepat. Lalu Ketentuan
Umum dari transfer rupiah diantaranya :
1. Dilayani di seluruh kantor cabang Bank Mandiri.
2. Dapat dilaksanakan oleh nasabah atau bukan nasabah.
3. Transfer dapat dilaksanakan atas dasar amanat berulang (standing instruction).
4. Penerima transfer adalah pemegang rekening Bank Mandiri, rekening Bank lain
atau diambil tunai.
5. Setoran transfer Tunai/Non Tunai
Jenis Transfer terkait transfer rupiah yakni Kliring yang merupakan layanan
transfer antarbank skala nasional dimana jangka waktu penerimaan dana sesuai dengan
ketentuan kliring Bank Indonesia dan yang kedua RTGS merupakan layanan transfer
antarbank skala nasional dimana dana efektif diterima di bank tujuan dalam hitungan
menit, selama transaksi dilakukan sebelum batas waktu.
Sedangkan Transfer Valuta Asing (Valas) merupakan pengiriman uang dalam
valuta asing antar bank dalam suatu negara maupun dengan bank di negara yang lain atas
permintaan dan untuk kepentingan nasabah. Keuntungan dari transfer ini yakni
memberikan kemudahan dalam transaksi pengiriman uang / pembayaran dalam valauta
asing dengan biaya yang kompetitif. kemudian, pengiriman uang / transaksi pembayaran
akan lebih aman dan cepat. Lalu Ketentuan Umum dari transfer rupiah diantaranya :
1. Dapat Dilayani di seluruh kantor cabang Bank Mandiri.
2. Tersedia bagi nasabah atau bukan nasabah.
3. Dapat dilaksanakan atas dasar amanat berulang (Standing Instruction).
4. Penerima transfer harus nasabah pemegang rekening di salah satu bank di dalam
negeri atau luar negeri, transfer bukan untuk keuntungan pemegang rekening
disarankan menggunakan Bank Draft.
5. Sumber dana tranfer dapat secara tunai, non tunai dan setoran lainnya seperti TC,
Bank Draft dan warkat kliring.

Bank Mandiri pada tahun 2012 dan 2013 memiliki jumlah Transaksi transfer
nasabah mata uang rupiah masing masing Rp130.256.000.000 dan Rp 138.046.000.000
dan memiliki jumlah Transaksi transfer nasabah dalam satuan mata uang asing sebesar
Rp535.090.000.000 pada tahun 2013 dan sebesar Rp 623.867.000.000 pada tahun 2012.
Gambar 4.2 menunjukkan jumlah akun tersebut pada transaksi transfer nasabah yang
termuat pada Liabilitas lain-lain Bank Mandiri.
Gambar 4.2

Sumber: laporan keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Bank Mandiri melakukan kegiatan transfer keluar dan transfer masuk. Mekanisme
kerja transfer pada Bank Mandiri untuk transfer keluar dimulai dari teller bank menerima
permohonan transfer dari nasabah. Teler mencocokan kebenaran atas pengisisan aplikasi
dan jumlah uang beserta biaya transfer (bila dikenakan) yang kemudian dlakukan
pembukuan dan selanjutnya diserahkan ke petugas transfer untuk diverifikasi/diperiksa.
Petugas transfer bank menambahkan kode-kode dalam transfer tersebut,kemudian
menyerahkan kepada pejabat bank untuk mendapatkan persetujuan. Pejabat bank
memeriksa aplikasi permohonan transfer dan apabila sudah cocok diberikan tanda tangan
sebagai persetujuan dan pada saat yang sama memberikan persetujuan transfer pada
computer.
Misalkan nasabah melakukan transfer lewat bank mandiri sebesar Rp 4.000.000
dan teller menerima transfer tersebut dengan ongkos transfer sebesar Rp 10.000.
pembukuan yang dilakukan oleh teller bank adalah :
Debit 100-010-00-0001 Kas kantor 4.010.000
Kredit 200-030-30-0003 Transfer yang akan dikirim 4.000.000
Kredit 403-041-00-0602 Jasa transfer 10.000

Setelah mendapatkan persetujuan pejabat bank atas pengiriman transfer tersebut


terjadi jurnal pembukuan sebagai berikut :
Debit 200-030-30-0003 Transfer yang akan dikirim 4.000.000
Kredit 157-080-00-0002 Rek antarkantor likuiditas nasabah 4.000.000

Sedangkan mekanisme kerja transfer pada Bank Mandiri untuk transfer masuk
dimulai dari petugas transfer bank yang menerima pesan dan instruksi dari bank lain
kemudian mencocokkan kebenaran data setelah itu dilakukan administrasi. Selanjutnya
diserahkan kepada pejabat bank untuk disetujui. Pejabat bank melakukan pemeriksaan
atas instruksi dalam transfer masuk tersebut dan jika semuat alat control yang ditetapkan
telah cocok, maka pejabat bank memberikan persetujuan untuk dibayarkan. Selanjutnya
pejabat bank mendatangani surat pemberitahuan pengiriman uang/transfer kepada
penerima dan menyerahkan kembali ke petugas transfer. Petugas transfer menyerahkan
pemberitahuan tersebut kepada petugas ekspedisi untuk disampaikan kepada penerima.
Teller bank atau Penerima transfer yang mengambil tunai (pengiriman tidak
menyebutkan nomor rekening pada instruksi transfer) harus menghubungi teller dengan
membawa surat pemberitahuan tentang pengiriman uang. Oleh teller surat pemberitahuan
tersebut dicocokkan dengan arsip di bank, apabila telah cocok teller membayar kepada
penerima sejumlah uang seperti tercantum dalam instruksi transfer tersebut, dan pada saat
teller mencatat sebagai berikut :
Debit 157-080-00-0002 Rekening antarkantor likuiditas nasabah 4.000.000
Kredit 100-010-00-0001 Kas kantor 4.000.000

Sedangkan bila dalam instruksi transfer tersebut telah ditetapkan rekening yang
dituju, maka teller melakukan pembukun sebagai berikut :
Debit 157-080-00-0002 Rekening antar kantor likuiditas nasabah 4.000.000
Kredit xxx-xxx-xx-xxxx Rekening nasabah 4.000.000

C. JASA PENERIMAAN SETORAN PAJAK

Bank Mandiri memiliki jasa penerimaan setoran pajak. Dimana bank mandiri
sebagai salah satu dari berbagai bak lain yang ditunjuk Departemen Keuangan (Depkeu)
untuk membuka layanan setoran penerimaan APBN baik setoran pajak maupun bukan
pajak dari masyarakat.
Jasa penerimaan pajak yang dilakukan menimbulkan kewajiban segera dimana
setelah penerimaan dilakukan dari nasabah yang ingin menyetor pajak lewat jasa
perantara bank diterima lalu harus disetor ke rekening kas Negara. Pada saat penerimaan
setoran pajak misalkan Nasabah ingin menyetor pajaknya dengan besarnya pajak yang
disetor Rp 6.000.000 lewat Bank Mandiri maka jurnal pembukuan oleh pihakan Bank
Mandiri sebagai berikut:
Debit 100-010-00-0001 Kas kantor 6.000.000
Kredit 200-030-30-00xx Titipan macam-macam 6.000.000

Setelah dilakukan penyetoran ke rekening kas Negara perlakuannya Bank Mandiri atas
setoran pajak ditatakerjakan di bank lain dan prosesnya dengan kliring atau RTGS.
D. JASA PEMBELIAN DAN PENJUALAN CEK PERJALANAN

Bank Mandiri mempunyai jasa pembelian dan penjualan cek pejalanan yang
termuat pada catatan atas laporan keuangan atas efek efek yang diterbitkan pihak ketiga.
Gambar 4.3 menujukkan pada tahun 2013 jumlah transaksi cek perjalanan Mandiri
sebesar Rp 105.298.000.000 dan pada tahun 2012 berjumlah Rp 295.512.000.000 .

Gambar 4.3

Sumber: laporan keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Bank Mandiri memberikan layanan pembelian dan penjualan cek perjalanan


kepada nasabah dengan manfaat agar nasabah dapat melakukan pembayaran perjalanan
dengan lebih mudah, cepat praktis dan efisien. selain itu, nasabah dapat melakukan
penukaran cek dengan mata uang tunai di hotel, restoran, bank, biro perjalanan, dan
sebagainya yang ditunjuk oleh bank yang bersangkutan dengan tingkat keamanan lebih
terjamin. Sementara, manfaat bagi bank sendiri memberikan jasa pembelian dan
penjualan cek perjalanan agar memperoleh pemasukan dari penjualan cek perjalanan dan
memperoleh imbalan jasa berupa komisi
Transaksi pembukuan Bank Mandiri yang berkaitan dengan jasa pembelian dan
penjualan cek perjalanan antara lain adalah transaksi saat menerima fisik cek perjalanan,
transaksi saat penjualan , dan transaksi saat pencairan.
Ketika fisik surat berharga cek perjalanan nasabah diterima oleh Bank Mandiri
semisal dengan nilai nominalnya sebesar Rp 100.000.000, maka dilakukan pembukuan
oleh unit kerja Bank Mandiri yang menerima barang dengan jurnal pembukuan:
Debit 911-000-00-0901 Memo persediaan cek perjalanan 100.000.000
Kredit 921-000-00-0901 Kontra memo persediaan cek perjalanan 100.000.000

Kemudian apabila terjadi penjualan cek perjalanan (misalkan sebesar Rp 10.000.000),


Bank Mandiri melakukan pembukuan dngan jurnal:
Debit xxx-xxx-xx-xxxx Kas kantor/rekening simpanan nasabah 10.000.000
Kredit 200-030-30-0010 Cek perjalanan yang diterbitkan 10.000.000

Ketika yang sama melakukan untuk mengurangi persediaan cek perjalanan dengan
jurnal pembukuan :
Debit 921-000-00-0901 Kontra memo persediaan 10.000.000
Kredit 911-000-00-0901 Memo persediaan cek perjalanan 10.000.000

Selanjutnya ketika cek perjalanan tersebut dicairkan oleh pembeian/pemegang di


seluruh unit kerja bank penerbit, maka Bank Mandiri melakukan jurnal pembukuan
sebagai berikut :
Pembukuan di unit kerja/kantor cabang tempat mencairkan

Debit 157-080-00-0002 Rekening antarkantor likuiditas nasabah 10.000.000


Kredit xxx-xxx-xx-xxxx Kas kantor/rekening simpanan nasabah 10.000.000

Pembukuan di kantor pusat bank

Debit 157-080-00-0002 Rekening antarkantor likuiditas nasabah – 10.000.000


cabang penjualan
Kredit 157-080-00-0002 Rekening antar kantor likuiditas nasabah 10.000.000
– cabang pencairan
Pembukuan di unit kerja/kantor cabang tempat penjualan

Debit 200-030-30-0010 Cek perjalanan yang diterbitkan 10.000.000


Kredit 157-080-00-0002 Rekening antrkantor likuidits nasabah – 10.000.000
KP

E. JASA PEMBAYARAN TAGIHAN PLN

Bank Mandiri melakukan transaksi dengan pihak berelasi salah satunya dalam
menjalankan kegiatan usaha yang melakukan transaksi pembelian atau penggunaan jasa
terkait biaya listrik dan biaya lainnya dengan pihak-pihak berelasi entitas pemerintah
seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.4. Dalam hal ini terkait pembayaran tagihan PLN
Bank Mandiri bekerja sama dengan kantor pusat PLN untuk menerima pembayaran
tagihan PLN dari masyarakat pelanggan PLN. Hasil penerimaan pembayaran tersebut
kemudian dilimpahkan ke rekening PLN pusat. Atas pelayanan tersebut bank menerima
fee dari kantor pusat PLN.
Gambar 4.4

Sumber: laporan keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Beberapa transaksi yang terjadi berkaitan dengan penerimaan pembayaran tagihan


PLN oleh Bank Mandiri, diantaranya sebagai berikut :
Ketika pelanggan PLN melakukan pembayaran tagihan PLN ke Bank Mandiri
dengan jumlah tagihan sebesar Rp 10.000.000 dan biaya setoran PLN dipungut sebesar
Rp 1000 per tagihan, akan dilakukan jurnal pembukuan oleh teller bank sebagai berikut:
Debit xxx-xxx-xx-xxxx Kas kantor/rekening simpanan nasabah 10.001.000
Kredit 200-030-30-xxxx Penampungan pembayaran tagihan PLN 10.000.000
Kredit 403-041-00-0401 Pendapatan jasa penerimaan setoran 1.000
PLN
Kemudian hasil penerimaan pembayaran tagihan PLN tersebut dilimpahkan ke
rekening giro PLN di jakarta, jurnal pembukuan yang dibuat Bank Mandiri:
Debit 200-030-30-xxx Penampungan pembayaran tagihan PLN 10.000.000
Kredit 203-010-30-xxx Rekening giro PLN 10.000.000

Atas penerimaan pembayaran tagihan PLN tersebut, bank akan memperoleh fee
dari PLN yang besarnya ditetapkan sesuai dengan kesepakatan (misalnya sebesar 5% dari
jumlah tagihan maka dari contoh tersebut akan diterima sebesar Rp 500.000) dan Bank
Mandiri membukukan dengan jurnal pembukuan:
Debit 157-070-00-0005 Kas kliring masuk 500.000
Kredit 403-041-00-0401 Pendapatan jasa penerimaan setoran 500.000
F. JASA PEMBAYARAN TAGIHAN TELKOMSEL/SATELINDO

Selain Bank Mandiri melakukan kerja sama dengan PLN salah satu dari beberapa
pihak berelasi dengan Bank Mandiri adalah kantor pusat Telkomsel/Satelindo untuk
menerima pembayaran tagihan Telkomsel/Satelindo dari masyarakat pelanggan telepon
seluler seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.5. Hasil penerimaan pembayaran tersebut
kemudian dilimpahkan ke rekening Telkomsel/Satelindo pusat. Atas pelayanan tersebut
bank menerima fee dari Kantor Pusat Telkomsel/Satelindo.

Gambar 4.5

Sumber: laporan keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.


Beberapa transaksi yang terjadi berkaitan dengan penerimaan pembayaran tagihan
Telkomsel/Satelindo oleh Bank Mandiri, diantaranya sebagai berikut:
Ketika pelanggan Telkomsel/Satelindo melakukan pembayaran tagihan telepon
seluler ke bank semisal sebesar Rp 1.000.000, akan dilakukan jurnal pembukuan oleh
teller sebagai berikut:
Debit xxx-xxx-xx-xxxx Kas Kantor/Rekening Simpanan Nasabah 1.000.000
Kredit 200-030-30-xxxx Penampungan Pembayaran Tagihan 1.000.000
Telkomsel/Satelindo
Kemudian hasil penerimaan pembayaran tagihan Telkomsel/Satelindo tersebut
dilimpahkan ke rekening giro Telkomsel/Satelindo di Jakarta, yang dibukukan dengan
jurnal:
Debit 200-030-30-xxxx Penampungan Pembayaran Tagihan 1.000.000
Telkomsel/ Satelindo
Kredi 03-010-30-xxxx Rekening Giro Telkomsel/Satelindo 1.000.000
t
Atas penerimaan pembayaran tagihan Telkomsel/Satelindo tersebut, bank akan
memperoleh fee dari Telkomsel/Satelindo yang besarnya ditetapkan sesuai dengan
kesepakatan (misalkan sebesar 5% dari jumlah tagihan maka dari contoh tersebut akan
diterima sebesar Rp 50.000) • dan dibukukan dengan jurnal pembukuan:
Debit 157-070-00-0005 Kas Kliring Masuk 50.000
Kredit 403-041-00-0414/ Pendapatan Jasa Penerimaan 50.000
Setoran Telkomsel/ Satelindo
403-041-00-0415 Pendapatan Jasa Penerimaan Setoran
Satelindo

G. JASA BANK GARANSI

Bank Mandiri memiliki jasa bank garansi yakni semua bentuk garansi atau
jaminan yang diterima atau diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran kepada
pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin bank cidera janji. Seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.6 jasa bank garansi termuat pada komitmen dan kontijensi
sebagai kelompok tagihan dan liabilitas kontinjensi. Jumlah tagihan terkait garansi yang
diterima dari bank lain sebesar sebesar Rp 10.173.423.000.000 pada tahun 2012 dan Rp
18.560.454.000.000 pada tahun 2013. Sementara Liabilitas kontinjensi untuk garansi
yang diberikan dalam bentuk bank garansi kepada pihak ketiga pada tahun 2012
menunjukkan jumlah Rp 32.484.895.000.000 dan tahun 2013 menunjukan jumlah Rp
42.996.519.000.000 serta untuk pihak berelasi menunjukkan Rp 8.223.804.000.000 pada
tahun 2012 dan jumlah sebesar 13.423.017.000.000 pada tahun 2013.
Gambar 4.6

Sumber: laporan keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Jasa bank garansi yang diberikan oleh Bank Mandiri antara lain berupa
penerimaan atau penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi baik dalam rangka
pemberian kredit, risk sharing dan standby L/C maupun dalam rangka pelaksanaan
proyek seperti bid bonds, performance bonds dan advance payment bonds.Kemudian,
Akseptasi atau endosemen surat berharga yaitu pemberian jaminan atau garansi dalam
bentuk penpenggunatanganan kedua dan seterusnya atas wesel dan promes atau aksep.
Jasa bank garansi yang masih berlaku pada tanggal laporan baik yang diterima
maupun yang diterbitkan oleh bank, disajikan dalam komitmen dan kontinjensi sebesar
nilai nominal jaminan . Jasa bank garansi atau jaminan yang diterbitkan secara sindikasi
dilaporkan dalam komitmen dan kontinjensi sebesar pangsa jaminan bank yang
bersangkutan. Beberapa hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
terkait jasa bank garansi seperti jumlah garansi bank yang diterima dan diberikan dalam
rangka penerimaan kredit luar negeri dan kredit dalam negeri, jumlah garansi yang
memperoleh contra garansi dari bank lain, jumlah "corporate guarantee" yang
diterbitkan.
Transaksi pembukuan oleh Bank Mandiri berkaitan dengan jasa bank garansi
antara lain transaksi ketika penerbitan bank garansi, transaksi pada saat penerimaan
jaminan, dan transaksi pada saat bank garansi jatuh tempo. Misalkan seorang nasabah
bank meminta penerbitan bank garansi dengan nilai sebesar Rp 4.000.000.000 dan bank
mensyaratkan adanya setoran jaminan sebesar bank garansi tersebut dan setiap
penerbitan bank garansi bank memungut biaya sebesar Rp 2.000.000, maka atas transaksi
tersebut Bank Mandiri akan melakukan pembukuan dengan jurnal sebagai berikut:
Ketika melakukan penerbitan bank garansi, Bank Mandiri akan melakukan jurnal
pembukuan sebagai berikut:
Debit 821-010-00-0xxx Kontra Kewajiban Kontinjensi—Bank 40.000.000
Kredit 820-010-00-0xxx Garansi yang Diberikan Kewajiban 40.000.000
Kontintensi—Bank Garansi yang
Diberikan
Ketika menerima setoran jaminan dalam bentuk pembayaran tunai Bank Mandiri
melakukan pembukuan dengan jurnal:

Debit 157-070-00-0014 Rekening-Perantara Trade fmance 40.000.000


Kredit 227-080-30-0004 Setoran Jaminan—Bank Garansi 40.000.000

Pembukuan saat nasabah melakukan penyetoran jaminan


Debit 100-010-00-0001 Kas Kantor 40.000.000
Kredit 157-070-00-0014 Rekening Perantara Trade fmance 40.000.000

Pembukuan saat menerima pembayaran biaya penerbitan bank garansi

Debit 157-070-00-0014 Rekening Perantara Tnide-Financa 2.000.000


Kredit 403-041-00-0201 Jasa Bank Garansi 2.000.000
Pembukuan saat nasabah melakukan pembayaran biaya penerbitan
Debit 100-010-00-0001 Kas Kantor 2.000.000
Kredit 157-070-00-0014 Sekening Perantara Trad&Fmance 2.000.000

Sedangkan apabila setoran jaminan dilakukan dalam bentuk pembayaran nontunai


(debit rekening nasabah) Bank Mandiri melakukan pembukuan dengan jurnal:
Debit XXX-XXX-XX- Rekening Simpanan Nasabah Setoran 4.000.000.000
Kredit XXXX Jaminan—Bank Garansi 4.000.000.000
227-080-30-0004
Pembukuan saat menerima pembayaran biaya penerbitan Bank Garansi
Debit xxx-xxx-xx-xxxx Rekening Simpanan Nasabah 2.000.000
Kredit 403-041-00-0201 Jasa Bank Garansi 2.000.000
Selanjutnya ketika bank garansi jatuh tempo, apabila nasabah tidak wanprestasi,
maka Bank Mandiri melakukan penihilan rekening administratif bank garansi dengan
jurnal pembukuan:
Debit 820-010-OO-OxxxKewajiban Kontinjensi—Bank Garansi 4.000.000.000
Kredit 821-010-00-0xxxKontra Kewajiban Kontinjensi—Bank 4.000.000.000
yang Diberikan
Diberikan
Garansi yang
Kemudian Bank Mandiri melakukan pengembalian setoran jaminan dengan
transaksi pembukuan sebagai berikut:
Pengembalian jaminan dalam bentuk tunai
Debit 227-080-30-0004 Setoran Jaminan—Bank Garansi 4.000.000.000
Kredit 227-220-00-0011 Bekening-Perantara Trade Finance 4.000.000.000
Pembukuan saat nasabah melakukan pencairan setoran jaminan
Debit 227-220-00-0011 Rekening Perantara Trade Finance Kas 4.000.000.000
Kredit xxx-xxx-xx-xxxx Kantor/Rekening Simpanan Nasabah 4.000.000.000
Pengembalian jaminan dengan kredit ke rekening nasabah
Debit 227-080-30-0004 Setoran Jaminan—Bank Garansi 4.000.000.000
Kredit xxx-xxx-xx-xxxx Rekening Simpanan Nasabah 4.000.000.000
Akhirnya ketika bank garansi jatuh tempo, apabila nasabah wanprestasi, maka
Bank Mandiri melakukan penihilan rekening administratif bank garansi dengan jurnal
pembukuan:
Debit 820-010-00-0xxx Kewajiban kontinjensi —Bank Garansi 4.000.000.000
yang diberikan

Kredit 821-010-00-0xxx Kontra Kewajiban Kontinjensi—Bank 4.000.000,000


Garansi yang diberikan
Kemudian Bank Mandiri melakukan pembukuan timbulnya kewajiban nasabah
dengan jurnal transaksi pembukuan sebagai berikut
Debit 157-010-20-0004 Tagihan Klaim Garansi - Bank 4.000.000.000

Kredit 227-210-30-0001 Kewajiban Klaim Garansi - Nasabah 4.000.000.000

Apabila ada setoran jaminan atau fasilitas kredit, maka Bank Mandiri melakukan
pembukuan penihilan tagihan klaim Bank Garansi dengan jurnal pembukuan sebagai
berikut:
Debit 227-080-30-0004/ Setoran Jaminan- 4.000.000.000
127-010-xx-xxxx Bank Garansi/Rekening
Kredit Nasabah Pinjaman
157-010-20-0004
K Tagihan Klaim Garansi—Bank 4.
r 00
e 0.
Selanjutnya
d Bank Mandiri melakukan pembayaran kewajiban klaim kepada
00
penerima yangi dicatat dengan jurnal pembukuan: 0.
t 00
Pembayaran klaim Bank Garansi dilakukan dengan pemindahbukuan ke rekening
0
nasabah
Debit 227-210-30-0001 Kewajiban Klaim Garansi—Nasabah 4.000.000.000
Kredit XXX-XXX- Rekening Simpanan Nasabah 4.000.000.000
XXXXXX
Pembayaran klaim Bank Garansi dilakukan secara tunai
Debit- 227-210-30-0001 Kewajiban Klaim - Garansi Nasabah 4.000.000.000
Kredit 157-070-00-0014 Rekening Perantara TradeFinance 4.000.000.000
Debit 157-070-00-0014 Rekening Perantara Trade Finance 4.000.000.000
Kredit 100-010-00-0001 Kas Kantor 4.000.000.000
H. JASA SAVE DEPOSIT BOX (SDB)

Bank Mandiri memiliki jasa Save Deposit Box (SDB) disediakan oleh bank untuk
disewakan kepada masyarakat, ditempatkan pada lokasi tempat tertentu dengan
dilengkapi dengan kunci berpengaman pengguna.
Layanan Safe Deposit Box adalah jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau
surat-surat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan
dalam ruang khasanah yang kokoh, tahan bongkar dan tahan api untuk memberikan rasa
aman bagi penggunanya. Kondisi ketidakpastian selalu menambah rasa khawatir,
terutama menyangkut keamanan barang-barang pengguna yang tidak ternilai harganya.
Dalam menentukan pilihan untuk tempat penyimpanan yang tepat, tentunya pengguna
harus memilih tempat yang terpercaya.
Bank Mandiri sebagai bank terbesar dan terpercaya sangat mengerti dan selalu
memahami kebutuhan Pengguna. Kami menawarkan jasa layanan Safe Deposit Box
Mandiri untuk tempat menyimpan barang berharga Pengguna dengan jaminan keamanan
dan layanan yang sempurna. Pengguna pun bisa tidur dengan lebih nyenyak. Keuntungan
yang didapatkan diantaranya :
 Ruang penyimpanan yang kokoh dilengkapi dengan sistem keamanan terus menerus
selama 24 jam.
 Tarif sewa yang kompetitif
 Tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan Pengguna
Kemudahan yang diperoleh :
 Persyaratan sewa cukup membuka Tabungan Mandiri atau Giro Rupiah Mandiri
 Tersedia bagi penyewa perorangan maupun Badan
 Jangka waktu sewa 1 tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis.
Disamping itu Bank Mandiri juga menawarkan Safe Deposit Box Center dengan berbagai
keunggulan sebagai berikut :
 Memberikan keamanan gpengguna dengan menggunakan sistem akses elektronik
 Fasilitas ruang tunggu eksklusif yang nyaman
 Kemudahan akses setiap hari termasuk hari libur dengan jam operasional lebih
panjang. dimana hari kerjanya sekitar pukul 08.00 – 19.00 WIB, sementara
Sabtu/Minggu pukul 10.00 – 17.00 WIB dan tutup pada libur nasional.
Tipe box yang disediakan oleh layanan Safe Deposit Box Mandiri adalah :

Tipe Ukura SDB SDB


n (cm) Center*
T x L
xP

12.5 x
Tersedi
Mini 12.5 x -
a
60

7.5 x
Tersedi Tersedi
Kecil 25 x
a a
60

12.5 x
Sedan Tersedi Tersedi
25 x
g a a
60

25 x
Tersedi Tersedi
Besar 25 x
a a
60

37.5 x
Ekstra Tersedi
37.5 x -
1 a
60

87.5 x
Ekstra Tersedi Tersedi
37.5 x
2 a a
60

keterangan :
* Layanan terbatas hanya tersedia pada cabang Jakarta Plaza Mandiri
** Kombinasi tipe atau ukuran box berbeda untuk setiap cabang

Atas penyewaan Save Deposit Box bank akan menerima pendapatan sewa setiap
tahun dan bank memiliki kewajiban segera atas uang yang belum tersetor ke bank pusat
atas kas nasabah atau titipan lain-lain. Sehingga tercatat di catatan atas laporan keuangan
pada pendapatan operasional lainnya lain-lain Seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.7
sebagai akun Safety deposity box yang pada tahun 2012 berjumlah Rp 29.831.000.000
dan pada tahun 2013 berjumlah Rp 35.243.000.000

Gambar 4.7

Sumber: laporan keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Transaksi yang berkaitan dengan SDB antara lain transaksi saat menerima uang
sewa, transaksi saat menerima jaminan SDB, transaksi saat pelimpahan pajak atas jasa
sewa SDB, dan sebagainya.Misalkan bank menyewakan SDB dengan tarif Rp 2.000.000
per tahun dan jaminan sewa sebesar Rp 4.000.000 sedangkan atas sewa tersebut
dikenakan pajak sebesar 10% atas beban penyewa. Atas transaksi tersebut akan dicatat
jurnal pembukuan sebagai berikut:
Ketika menerima uang sewa dari penyewa SDB atau saat perpanjangan sewa SDB
Bank Mandiri melakukan pembukuan dengan jurnal
Debit xxx-xxx-xxxxxx Kas Kantor/Rekening Nasabah 2.100.000
Kredit 200-030-30-0009 Titipan Macam-macam Pajak untuk 200.000
Pemerintah
Kredit 403-041-00-0603 Jasa Sewa SDB 2.000.000
Apabila atas penyewaan SDB tersebut bank meminta uang jaminan, maka Bank
Mandiri melakukan pembukuan atas transaksi tersebut dengan jurnal:
Debit xxx-xxx-xx-xxxx Kas Kantor/Rekening Nasabah 4.000.000
Kredit 227-xxx-xx-xxxx Setoran Jaminan SDB 4.000.000
Kemudian atas titipan pajak untuk Pemerintah tersebut dilimpahkan ke rekening
giro kas negara. Transaksi pelimpahan ini dibukukan dengan jurnal:
Debit 200-030-30-0009 Titipan Macam-macam Pajak untuk 200.000
Kredit 203-010-xx-xxxx Rekening Giro Kas Negara . 200.000
Pemerintah
Apabila terjadi kehilangan kunci SDB, maka nasabah harus membayar ongkos
pembuatan kunci SDB (misalkan sebesar Rp 500.000). Transaksi ini dibukukan dengan
jurnal:
Debit 227-xxx-xx-xxxx Setoran Jaminan SDB 500.000
Kredit 418-010-00-0999 Pendapatan Operasional Lainnya 500.000
Sedangkan apabila sewa SDB tidak diperpanjang, maka Bank Mandiri melakukan
pengembalian setoran jaminan SDB. Transaksi tersebut dibukukan dengan jurnal:
Debit 227-xxx-xx-xxxx Setoran Jaminan SDB 4.000.000
Kredit xxx-xxx-xx-xxxx Kas Kantor/Rekening Nasabah 4.000.000
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

MBA, Drs. Ismail. 2011. Akuntansi Bank : Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Surabaya :
Kencana.

Bastian, Indra dan Suharjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Jakarta : Salemba Empat

Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI). 2008. Ikatan Akuntansi Indonesia Bekerja
Sama dengan Bank Indonesia.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai