Anda di halaman 1dari 2

Jurnalisme Investigasi

Jurnal investigasi atau yang biasa disebut investigative reporting adalah peliputan
yang kerap menghancurkan kemapanan otoritas dan organisasi-organisasi termasuk
kelompok kelompok sempalan dan kerap kali juga menjatuhkan reputasi pemikiran
kepemimpinan tertentu dan menjadi sosok yang tidak selalu benar, memiliki aib kesalahan.
Investigative reporting mengumpulkan fakta-fakta yang ditunggu-tunggu banyak orang
sebagai sebuah kejutan. Bukan hanya sekedar pertanyaan-pertanyaan kontroversional, yang
dikutip dari para narasumber atau para pakar yang menyatakan sebuah kebenaran namun juga
menyatakan kebenaran dari orang-orang yang mengetahui adanya rahasia atau yang belum
atau tidak bisa diungkap.

Kisah-kisah investigatif memiliki perbedaan dengan pola pemilihan kisah berita pada
umunya. Para wartawan investigasi tidak melakukan pengandedaan berita seperti yang
dilakukan ketika melakukan kerja peliputan reguler. Wartawan akan memasuki subjek
pemberitaan tatkala mereka tertarik untuk mengetahui sesuatu yang telah terjadi. Jurnalisme
investigasi memberikan atribut adanya upaya penyelidikan, keingintahuan dan misi tertentu.
Melepas kebiasaan dominasi media pemberitaan yang menekankan pemberitaan entertaiment,
mengubah kerja praktisi media dengan pemberitaan yang telah teragenda di ruang redaksi,
mendesak perubahan peliputan yang di batasi oleh pusat-pusat pemberitaan dan tekanan-
tekanan waktu .

Peliputan investigatif terjadi secara natural. Penyelidikan yang dilakukan bukan


sengaja ditujukan untuk membongkar atau mengungkap adanya kasus, skandal atau kejahatan
yang sengaja ditutup-tutupi. Akan tetapi terjadi dengan sendirinya. Skandal yang terungkap
didapat, seakan tanpa sengaja, dari upaya untuk menemukan detail-detail kelengkapan kisah.
Tidak ada tujuan dari awal wartawan melakukan peliputan, tidak ada upaya membuat
semacam hipotesis bahwa disana diduga telah terjadi kejahatan diam-diam.

Reporter investigasi mencari pemikiran yang berbeda, dari orang-orang yang berbeda,
lain dari biasanya. Untuk menyampaikan pendapatnya mengenai permasalahan yang hendak
di gali. Mereka hendak mengungkap dibalik permukaan yang tampak dimasyarakat.

Jurnalisme investigasi memerlukan pengenalan terhadap subjek-subjek liputan.


Sebelum melakukan investigasinya, wartawan-investigator harus mengukur ketepatan subyek
investigasinya. Investigasi bisa bermula dari sumber yang telah lama dihubungi (a long time
source), atau yang asing, tidak dikenal (stranger). Bisa pula berasal dari pemberitaan yang
dikerjakan berdasarkan penugasan umum atau tekanan berita umum yang memiliki
kedalaman laporan. Wartawan investigasi harus mengganungkan dua unsur dalam dirinya
yaitu tempramen dan talenta investigasi.

Sumber informasi sekunder kerap menjadi penunjuk pada pencarian dokumen-


dokumen utama (primary document). Dokumen utama merupakan rujukan wartawan dalam
melaksanakan banyak investigasi. Contoh primary document yaitu transkrip-transkrip
“dengar pendapat” seperti perkara hukum, kebijakan asuransi dan persutujuan mengenai
pembangunan perubahan. Tetapi, berbagai dokumen tersebut dapat berubah yang disebabkan
oleh setelah beberapa lama, dokumen tersebut berkemungkinan diubah oleh berbagai pihak
yang berkepentingan dan tidak ada pihak yang dapat menunjukkan adanya perubahan
tersebut.

Narasumber dalam investigative journalism adalah orang-orang yang dikontak secara


langsun, dalam keberadaannya saat ini ketika menjadi seorang mantan/eks yang diabaikan
(ignoring former). Ignoring former adalah mereka yang tidak memiliki resiko ketika
memberikan keterangan, dan telah memiliki waktu reflektif, serta berkemungkinan
menyimpan dokumen-dokumen yang diperlukan walaupun keterangan mereka telah outdated
dan tidak berbilai actual. Keterangan dari mereka bernilai sangat penting karena penjelasan
baru mereka terhadap berbagai dokumen yang sudah ada dalam investigasi.

Tujuan dari pekerjaan jurnalisme investigative yaitu: 1). Untuk mengungkapkan dan
mendapatkan sebuah kisah berita yang bagus, 2). Menjaga masyrakat untuk memiliki
kecukupan informasi dan mengetahui adanya bahaya ditengah kehidupan mereka. 3).
Menelusuri sesuatu yang di anggap tertutup. Arah kerja liputannya menjadi arah kegiatan
bagaimana para encari info mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai