Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

NAMA : Ryandi Sastra

NIM : 1184050164

KELAS : Jurnalistik 6 - D

MATA KULIAH : Hukum dan Etika Jurnalistik (Dr. H. Darajat Wibawa, M.Si.)

RESUME BUKU HUKUM DAN ETIKA JURNALISTIK HALAMAN 138 – 145

SIAPAKAH WARTAWAN?

Diakui atau tidak, literature yang berkaitan dengan sosok wartawan Indonesia yang

ideal masih sangat jarang ditemukan sehingga sulit untuk mengenali sosok wartawan

Indonesia yang sesungguhnya. Dengan demikian bermunculan berbagai pandangan tentang

wartawan. Aceng Abdullah (2004) menyampaikan 10 mitis mengenai wartawan, yaitu :

a. Wartawan bisa diundang kapan saja

b. Wartawan selalu memberitakan hal-hal negatif

c. Wartawan selalu komersial

d. Wartawan selalu urakan

e. Wartawan manusia pintar

f. Wartawan yang membutuhkan berita

g. Wartawan manusia kebal hukum

h. Wartawan sosok yang menakutkan

i. Wartawan bisa menulis apa saja


j. Wartawan manusia sakti

Berdasarkan mitos diatas, wartawan dikesankan seolah menjauh dari hukum dan etika,

memperdagangkan informasi untuk diberitakan dan tidak diberitakan, berlaku arogan seolah

wartawan adalah masyarakat kelas satu.

Menurut undang – undang no 40 Tahun 1999 tentang Pers, wartawan adalah orang

yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Sementara dalam peraturan Rumah

Tangga Persatuan Wartawan Indonesia khususnya pada pasal 9 menyebutkan bahwa

wartawan adalah orang yang melakukan pekerjaan kewartawanannya berupa kegiatan/usaha

yang berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan dan penyebaran dalam bentuk berita,

pendapat, ulasan, gambar, dan sebagainya dalam bidang komunikasi massa.

Kriteria umum seorang wartawan terdapat 7, diantaranya :

• Manusia / orang : wartawan bukanlah seperangkat alat buatan yang bisa

dimanfaatkan oleh manusia atau lembaga. Wartawan adalah manusia yang

memiliki keinginan dan harapan tersendiri.

• Teratur : wartawan memiliki tugas dan pekerjaan yang teratur, artinya pekerjaan

yang dilakukan tidak bersifat temporer atau sesaat akan tetapi berkelanjutan.

• Mengumpulkan : wartawan harus mengumpulkan sejumlah data dan informasi

yang akan dijadikan produk jurnalistik. Ada beberapa cara wartawan dalam

mengumpulkan data dan informasi, diantaranya sebagai berikut :

a. Menerima dari khalayak tanpa diminta, cara ini dinilai mudah akan tetapi

karena mungkin ada motif pribadi yang tersembunyi dibalik pemberian data

dan

b. Memonitor berita dari berbagai media yang terbit atau disiarkan dari sekuruh
dunia maupun internet. Catatan untuk cara ini wartawan harus berhati-hati

dalam mengutip berita agar tidak ada unsur plagiatrisme.

c. Menyaksikan peristiwa dan mewawancarai narasumber. Peristiwa yang terjadi

dimasyarakat bisa bersifat terduga atau tidak terduga. Peristiwa terduga

biasanya sudah diketahui mengenai tempat dan waktu peristiwa yang akan

terjadi sehingga bisa mempersiapkan diri sebelum pergi meliput berita tersebut.

Sedangkan, peristiwa tidak terduga wartawan tidak pernah tahu persis kapan

peristiwa tersebut terjadi sehingga jarang ada yang siap dalam meliput berita

d. Mengumpulkan bahan berita dari dokumentasi tertulis seperti dari sumber

buku, majalah, kamu, ensiklopedia, surat kabar dan press release.

• Mengolah : setelah mendapatkan berita, langkah selanjutnya adalah menganalisis

bahan berita tersebut dengan prinsip jurnalistik.

• Menyampaikan atau menyiarkan.

• Karya jurnalistik : karya jurnalistik yang dihasilkan oleh wartawan ada 4 macam

yaitu berita, opini, iklan dan fiksi.

• Bidang komunikasi massa : komunikasi massa memiliki karakterisitik yaitu

sebagai berikut :

a. Komunikator terlembaga, dalam melaksanakan tugasnya wartawan memiliki

kewajiban menjaga perilakunya sebab perilaku apapun yang ditunjukan oleh

wartawan dilapangan akan memberikan kontribusi positif atau negative

terhadap lemabaga atau instansi tempat wartawan itu bekerja.

b. Komunikan heterogen dan anonim, komunikasi bersifat heterogen karena

masyarakat terdiri dari berbagai lapisan yang berbeda seperti dari perbedaan
usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama,

tingkat ekonomi dan lain – lain. Sedangkan komunikasi massa bersifat anonim

karena tidak saling mengenali secra detail menganai identitas komunikan

mulai dari nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, sikap, bahkan

mungkin mengenal sikap dan perilakunya.

c. Pesan bersifat umum, terbuka dan serempak. Terbuka karena pesannya

ditunjukan kepada semua orang bukan untuk sekelompok orang tertentu.

Serentak, artinya komunikan dalam komunikasi massa secara serempak pada

waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama.

d. Komunikasi berlangsung satu arah. Komunikator aktif menyampaikan pesan,

komunikan aktif menerima pesan namun tidak dapat melakukan dialog secara

utuh seperti yang terjadi di dalm komunikasi antarpersonal.

e. Feedback tertunda dan lambat. Feedback di dalam komunikasi merupakan

factor terpenting tetapi di dalam komunikasi massa jiak ingin memberikan

tanggapan terhadap pesan yang disampaikan di media massa memerlukan

proses yang panjang yang menjadikan bersifat tertunda dan lambat.

f. Melibatkan banyak orang. Di dalam komunikasi massa melibatkan banyak

orang yang sudah paham betul tugas, tujuan, fungsi masing –masing sehingga

sistem komunikasi massa terbangun secara utuh dan mengedapankan kerja tim

dalam kerangka memperoleh tujuan instansi yang diharapkan.

g. Proses mekanik. Dalam proses komunikasi massa menggunakan sejumlah

perlengakapan mekanik. Tanpa adanya ini produk jurnalistik tidak akan

terwujud dengan baik. Proses ini mutlak karena hasilnya akan disampaikan

kepada masyarakat dalam jumlah banyak dan berbeda-beda seperti pendidikan,


agama, hobi.

h. Gangguan. Proses penyampaian pesan dalam komunikasi massa kerap

diwarnai gangguan, mulai dari gangguan kecil sampai gangguan yang tidak

bisa diatasi sehingga menemui kegagalan terutama dalam kegagalan dalam

menyampaikan pesan kepada komunikan yang sangat luas dan beragam.

Anda mungkin juga menyukai