Sikap skeptis harus dimiliki oleh sebuah media dan seluruh wartawannya.
Hanya dengan bersikap seperti inilah media dapat “hidup”. Namun
kenyataannya banyak media yang tak mampu bersikap skeptis. Banyak
media hanya menjadi pemandu sorak yang akut (cheerleader complex),
berhura-hura, mengikuti arus yang ada, hanya puas dengan permukaan
suatu berita, enggan menghingatkan kekurangan yang ada dalam
masyarakat.
1. Skeptis
Jurnalisme itu bukan mesin. Jurnalisme adalah seni dan profesi dengan
tanggung jawab profesional, yang mensyaratkan wartawan melihat
dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-
aspek yang unik, memiliki satu fokus, menunjuk ke arah yang wajar.
Dave Barry, seorang kolumnis, pernah merasa dirinya seorang penulis
yang baik yang mengira itu sudah cukup untuk menjadikannya wartawan.
Ternyata itu keliru. Jurnalisme bukan hanya tentang menulis. Dalam
jurnalis, kita harus belajar tentang “apa sesungguhnya mencari itu dan
apa sebenarnya bertanya mengenai hal-hal pelik dengan gigih.”
Jurnalisme juga sangat perlu kecerdasan.
5. Peran/Fungsi Pers