Anda di halaman 1dari 20

SEMBILAN ELEMEN JURNALISME

(BILL KOVACH & TOM ROSENSTIEL)

1. Untuk Apa Jurnalisme ?

Bagi rakyat polandia dan negara lain tempat demokrasi muncul,pertanyaan ini terjawab
lewat tindakan. Jurnalisme ada untuk membangun masyarakat. Jurnalisme ada untuk
memenuhi hak-hak warga negara. Jurnalisme ada untuk demokrasi . jutaan orang
terberdayakan arus informasi bebas, menjadi terlibat langsung dalam menciptakan
pemerintahan dan peraturan baru untuk kehidupan politik,sosial, dan ekonomi negara
mereka.

Tujuan utama jurnalisme adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan


warga agar mereka bisa hidup bebas dan mengatur diri sendiri.
Media membantu kita mendefinisikan komunitas kita, menciptakan bahsa yang dipakai
bersama dan pengetahuan yang dipakai bersama,pengetahuan yang berakar pada realitas.
Definisi ini bertahan begitu konsisten sepanjang sejarah,dan terbukti sepanjang masa
berurat akarsedemikian dalam dibenak mereka yang memproduksi berita dan sedikit saja
yang diragukan.jurnalisme begitu mendasarnya dalam tujuan tersebut,seperti yang akan
kita lihat, sehingga sebuah kelompok yang ingin menindas kebebasan harus menindas pers
terlebih dahulu. Menariknya,untuk menindas kebebasan mereka tak perlu menindas
kapitalisme. Pasti akan ada orang yang bersikeras menyatakan bahwa mendefinisikan
jurnalisme merupakan tindakan berbahaya.

Mendefinisikannya, menurut mereka berarti membatasinnya bahkan melakukannya berarti


melanggar jiwa amandemen pertama : kongres tidak boleh membuat undang-undang yang
menindas kebebasan berbicara dan pers. Mereka berpikir bahwa hal inilah yang membuat
wartawan menghindari lisensi , tidak seperti halnya dokter dan pengacara. Mereka juga
cemas bahwa mendefinisikan juranalisme hanya akan membuatnnya bertahan terhadap
perubahan waktusehingga kelak mungkin saja definisi tersebut tak tepat lagi. Perlawanan
terhadap perubahan definisi jurnalisme bukanlah prinsip yang dipegang secara mendalam.
Perlawanan ini relatif baru dan karena adanya dorongan komersial. Disisi lain ada beberapa
orang yang berpendapat bahwa bukan hanya tujuan jurnalisme yang seharusnya tidak
berubah , tapi bentuknya juga seharusnya tetap. Namun tujuannya tetap sama sekali pun
para wartawan tidak nyaman mendefinisikan pekerjaan mereka secara mendasar sepakat
atas tujuan tersebut.
NALURI KESADARAN
Manusia membuthkan berita karena naluri dasar, yang kita sebut sebagai naluri kesadaran.
Merka perlu mengetahui apa yang terjadi dibalik bukit, untuk menyadari kejadian-kejadian
diluar pengalaman mereka.

Pengetahuan tentang sesuatu memberi mereka rasa aman , membuat mereka bisa
merencanakan dan mengatur hidup mereka. Berita adalah bagian dari komunikasi yang
membuat kita terus memperoleh informasi tentang pergantian peristiwa , isu ,dan tokoh
didunia luar. Beerita menyediakan rasa kebersamaan dan tujuan bersama. Berita bahkan
membantu mengontrol dengan mengikat mereka terhadap ancaman bersama.

LAHIRNNYA JURNALISME
Dengan evolusi surat kbar-surat kabar pertama , para politikus inggris mulai
membicarakan sebuah fenomena baru, yang mereka sebut opini publik. Pada awal abad ke-
18 wartawan atau penerbit memformulasikan teori kebebasan berbicara dan pers bebas.
Pada 1720 , dua orang dari sebuah suratkabar london, yang menulis dengan nama samaran
cato, memperkenalkan ide bahwa kebenaran harus bisa menjadi pertahanan melawan
pencemaran nama baik.

Konsep tersebut akhirnya mengakar dalam pemikiran pra pendiri amerika serikat dan
terus bergulir hingga menjiwai Deklarasi hak-hak dasar virginia yang sebagian ditulis oleh
james madisson, konstitusi massachusetts yang ditlis oleh jhon adams da sebagian besar
pernyataan baru tentang hak-hak dasar ditanah koloni.pemerintah seharusnnya tak boleh
menyensor, tak seorang pun yang boleh, dan peers pun akan bebas, thomass jefferson
menyampaikan hal ini kepada george washington. Selang 200 tahun pengertian pers
sebagai benteng kebebasan menyatu dalam doktrin hukum amerika. didalam amamdemen
pertama,demikian bunyi keputusan yang dikeluarkan mahkamah agung yang mendukung
New York Times untuk menerbitkan dokumen rahasia pemerintah yang disebut pentagon
papers pada 1971,para pendiri bangsa ini mengharuskan pers bebas dilindungi untuk
memenuhi peran utamanya dalam demokrasi. Pers ada untuk melayani mereka yang
diperintah bukan mereka yang memerintah.

PERS BEBAS DI ERA ELEKTRONIK


Pengertian pers sebagai penjaga gerbang informasi memutuskan informasi apa yang
seharusnya diketahui atau tidak diketahui oleh publik tak lagi dengan tegas mendefinisikan
peranan jurnalisme. Jika New York Times memutuskan utnuk tak menerbitkan sesuatu,
paling tidak salah satu dari situs internet yang tak terhingga banyaknya, atau pemandu
acara radio, atau kelompok patisan akan melakukannya. Menurut beberapa orang,
munculnya internet dan datangnya jalur komunikasi kabel yang lebih maju tidak berarti
bahwa konsep penerapan berita yang tak lain adalah upaya untuk memutuskan apa yang
diperlukan publik untuk mengatur diri mereka sendiri sudah usang. Kemajuan teknologi ini
hanya membuat kebutuhan tersebut semakin besar. Wartawan era baru tak lagi
memutuskan apa yang seharusnya diketahui publik. Dia membantu audiens untuk mengerti
secara runtut apa yang seharusnya mereka ketahui. Hal ini secara tak langsung berarti
menambahkan interpretasi atau analisis pada sebuah laporan berita.

Lebih tepat jika disebut tugas pertama wartawan era baru adalah memverivikasi apakah
informasinya bisa dipercaya, lantas meruntutkannya sehingga warga bisa memahaminya
secara efisien. Dalam sebuah era ketika siapa saja bisa menjadi reporter atau komentator
sebuah web, maka, anda bergerak menuju jurnalisme dua arah. Wartawan menjadi
pemimpin diskusi atau mediator daripada menjadi guru atau pengajar semata. Audiens
tidak hanya menjadi konsumen melainkan prosumen, sebuah persilangan antara konsumen
dan produsen. Jika warga bermasalah dengan berita, mereka tahu kepada siapa harus
mengirimkan email untuk mengoreksi yang telah tercetak (media kini banyak mencetak
alamat email dan situs internet yang memasang nama penulis dalam bentuk hiperteks
sehingga memudahkan pembaca untuk mengontak penulis, redaktur, atau penerbit). Jenis
interaksi teknologi tinggi ini adalah jurnalisme yang menyerupai percakapan, sangat mirip
dengan jurnalisme pertama yang berlangsung di kedai minum dan kafe 400 tahun yang
lalu. Dari contoh yang jelas ini kita bisa mengetahui bahwa fungsi jurnalisme tidak berubah
secara mendasar meski kita telah masuk era digital. Teknik yang digunakan mungkin
berlainan, tapi prinsip-prinsip yang menggarisbawahinya tetap sama.

TEORI DEMOKRASI WARTAWAN


Amerika mempunyai pers paling bebas yang bisa dibayangkan tapi selama lebih dari 30
tahun terakhir jumlah warga amerika yang memberikan suara, kurang dari setengah jumlah
orang yang punya hak pilih bahkan dalam pemilihan presiden jumlah ini jauh lebih kecil
ketimbang negara negara yang tak memiliki amandemen pertama.

Kebanyakan orang mendapatkan berita dari televisi lokal, sebuah media yang umumnya
tak mempedulikan proses pemerintahan. Hanya 47% yang membaca surat kabar dan orang
orang tak lebih banyak tahu tentang dunia luar dibandingkan 50 tahun yang lalu. Mungkin
ide bahwa pers menyediakan informasi yang dibutuhkan orang orang agar mereka bisa
mengatur diri mereka adalah ilusi. Mungkin orang tidak peduli dalam realitas, mungkin
kita tidak bisa mengatur diri sama sekali. Pemerintah bekerrja dan kita semua pada
umumnya adalah penonton.

TEORI KETERKAITAN PUBLIK


Dave burgin meringkas visi ini dalam caranya mengajar wartawan, soal urusan tata letak
halaman. Ia biasa mengatakan,bayangkan sekitar 15% pembaca saja yang mau membaca
pun satu laporan disebuah halaman surat kabar anda. Tugas anda adalah memastikan tiap
halaman memiliki beragama kisah yang cocok sehingga tiap orang ingin membaca salah
satunya. Yang tersirat dalam teori burgin adalah tiap orang punya minat dan bahkan jadi
pakar terhadap suatu hal, argumentasi bahwa orang sebetulnyatak ambil peduli atau
sebaliknya bahwa orang tertarik pada semua hal adalah mitos belaka. Misalkan tiga jenjang
keterkaitan publik dalam setiap persoalan, masing masing dengan gradasi yang kian
berkurang kepekataanya.

Ada publik yang terlibat, dengan taruhan pribadi didalam sebuah persoalan dan punya
pemahaman yang kuat. Ada publik yang berminat, yang tak punya peran langsung dalam
persoalan itu tapi terpengaruh olehnya dan menanggapi dengan pengalaman tangan
pertama. Dan lantas ada publik yang tidak berminat yang menaruh perhatian kecil saja dan
akan bergabung jika memang akhirnya ia memutuskan untuk begitu setelah semua garis
garis wacana ditata oleh orang lain. Dalam teori keterkaitan publik, kita semua menjadi
anggota tiga grup ini bergantung pada isu yang dilaporkan suatu media.

2. Kebenaran: prinsip pertama dan paling membangunkan

Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran

Pada awal ini ada kebulatan suara mutlak dan juga kebingungan yang sempurna, semua
orang setuju wartawan harus menyampaikan suatau hal yang pasti kebenarannya. Namun
orang berselisih paham tentang apa yang dimaksud dengankebenaran. Ketika ditanyakan
nilai apa yang mereka anggap tertinggi dalam pekerjaanya, 100% wartawan yang
diwawancarai dalam survei yang dilakukan Pew Research Center For The People And The
Press dan Committe of Conccernedjournalis menjawab menyajikan fakta secara benar.
Keinginan agar informasi merupakan kebenaran adalah elementer. Berita adalah materi
yang digunakan orang untuk mempelajari dan berpikir tentang dunia diluar diri mereka,
maka kualitas terpenting berita adalah bisa digunakan dan diandalkan. Kebenaran
menciptakan rsa aman yang tumbuh dari kesadaran seseorang dan kebenaran inilah yang
jadi intisari sebuah berita. Pada awal abad ke-20 para wartawan mulai menyadari bahwa
realisme dan realitas atau akurasi dan kebenaran tak bisa lagi dengan mudah dianggap
sama.
3. Untuk Siapa Wartawan Bekerja
SEKADAR

Menyebut dengan jelas bahwa wartawan harus selalu mencari kebenaran tidaklah cukup.
Kondisi macam apa yang mereka perlukan untuk mengetahui kebenaran dan juga untuk
mengkomunikasikannya kepada publik dalam cara yang dipercaya masyarakat.kesetian
kepada warga adalah makna yang disebut independensi jurnalistik yang sering dipakai
sebagai gagasan gagasan lain, termasuk ketidakterikatan, tidak berat sebelah, dan
ketidakberpihakan.
Tetap saja, pemikiran bahwa wartawan melayani warga masih pada urutan teratas masih
dipercaya oleh banyak wartawan. Pertanyaan, kepada siapa anda bekerja ? mendapat
tanggapan yang cukup kuat diantara wartawan yang diwawancarai yang dilakukan oleh
pew research center for the people and the press dan committe of concerneed journalists,
lebih dari 80% respondes menempatkankewajiban pertama adlah kepada
pembaca/pendengar/pemirsa sebagai prinsip inti jurnalisme. Dalam wawancara
mendalam yang terpisah dengsn jawaban terbuka dengan psikolog lebih dari 70%
wartawan menempatkanaudienssebagai loyalitas pertama mereka, jauh diatas atasan
mereka dan mereka sendiri, profesi mereka, atau bahkan keluarga mereka.

PAGAR API
Jika wartawan menunjukan komitmen pertanyaanya kepada warga, bagaimana dengan
orang lain yang bekerja dimedia bagian penjualan ikla, bagian sirkulasi, para pengemudi
truk, penerbit dan pemilik.
1) PEMILIK ATAU PERUSAHAAN HARUS MENOMORSATUKAN WARGA
Daripada mengasingkan redaksi dari bagian usaha ada cara lain yang bisa
membuat jurnalisme berjalan dalam kondisi terbaiknya, yaitu saat kedua belah
pihak setia pada nilai nilai profesi ini bukan satu sisi untuk bisnis dan sisi lain
untuk pelayanan publik. Sejarah mengisyaratkan hal ini bisa berjalan hanya jika
pemilik perusahaan benar benar mempercayai inti nilai nilai jurnalisme sebagai
prioritas utama.
2) PEKERJAKAN MANAJER BISNIS YANG JUGA MENOMORSATUKA
WARGA
Sementara pemilik media adalah penentu akhir nilai nilai dalam institusi, orang
orang bisnis yang sukses juga menyebut tentang perlunya mempekerjakan manajer
yang punya misi yang sama, sekalipun menjajakan iklan atau membangun sirkulasi
adalah jalan yang berbeda dari menghasilkan tulisan.
3) TETAPKAN DAN KOMUNIKASIKAN STANDAR YANG JELAS
Bahkan jika para pemilik punya misi jurnalistik yang sama, banyak perusahaan
media merasa perlu untuk dengan jelas menyatakan standar mereka satu demi satu
dan sebuah atmosfer tempat orang berbisnis dan orang redaksi paling tidak dalam
jenjang tertentu bisa berbicara untuk memastikan mereka mengerti dan
menghormati peran masing masing yang dipegang.
4) KATA AKHIR BERITA BERADA DITANGAN WARTAWAN
Banyak orgnisasi lain yang terlibat dalam peroduksi berita mengatakan bahwa
wartawan harus memegang kata akhir untuk urusan berita bukan bagian bisnis, ini
merupakan prinsip yang sangat jelas.
5) KOMUNIKASIKAN STANDAR YANG JELAS KEPADA PUBLIK
Kunci terakhir adalah bagaimana menjadikan semuanya sangat jelas bagi audiens
lebih jelas dari masa lalu tentang bagaimana organisasi berita bekerja.

4. Jurnalisme Verifikasi

Intisari jurnalisme adalah sebuah disiplin verifikasi, pada akhirnya disiplin verifikasi adalah
ihwal yang memisahkan jurnalisme dari hiburan, propaganda, fiksi, atau seni. Hiburan
berfokus pada hal-halyang menggembirakan hati. Propaganda akan menyeleksi fakta atau
mengarang fakta demi kepentingan yang sebenarnya persuasi dan manipulasi. Fiksi
mengaarang skenario untuk sampai pada kesan yang lebih personal dari apa yang disebut
kebenaran.
Tapi mereka tak selalu bisa mengungkapakan dengan fasih peran yang dimainkan
pengecekan suatu berita dimasyarakat. Namun, verifikasi selalu berada didalam fungsi
pokok jurnalisme. Seperti yang dikatakan Walterr Lipmann pada 1920 sebuah komunitas
tak bisa merdeka bial kekurangan informasi, karena dengan informasi yang cukup
kebohongan bisa dideteksi.

Teknik verifikasi, beberapa wartawan membuat metode yang baik tentang


pengumpulan dan penyajian berita yaitu :
a) Penyuntingan yang skeptis
b) Daftar pemeriksaan akurasi
c) Jangan berasumsi
d) Sumber anonim
Akar-akar kebenaran, pada akhirnya setiap orang dalam proses jurnalistik punya peranan
dalam perjalanan menuju kebenaran. Penerbit dan pemilik harus bersedia secara konsisten
mengumandangkan karya jurnalisme yang dilakukan demi kepentingan publik tanpa
ketakutan atau keberpihakan. Redaktur harus bertindak sebagai pelindung terhadap
turunnya nilai-nilai kebebasan berpendapat kata-kata menolak tekanan pemerintah,
perusahaan-perusahaan konglomerat, pihak-pihak yang berperkara, pengacara atau
pembuat berita lain yang bertujuan menyesatkan atau memanipulasi dengan melabeli
dusta sebagia kebenaran perang sebagai damai. Maka wartawan harus berpegang tegh
pada kebenaran sebagai prinsip pertama dan harus setia kepada warga diatas semuanya
sehingga mreka bebas untuk mencarinya.

5. Independensi Dari Faksi

INDEPENDENSI PIKIRAN
Kebebasan berbicara dan kebebasan pers bermakna keduanya adalah milik semua orang.
Namun komunikasi danj jurnalisme bukanlah istilah yang bisa saling dipertukarkan. Siapa
saja bisa menjadi wartawan. Namun semuanya tidak sungguh-sungguh wartwan. Faktor
yanmg menentukan bukanlah kartu pers yang mereka miliki tapi lebih terletak pada sifat
kerja mereka.
Phil Donahue berpendapat dalam sebuah forum kami bahwa seseorang yang masuk ke
sebuah bar di chernobyl dan berkata, reaktor itu meledak,adalah seorang reporter pada
waktu itu. Jika melaporkan sebuah peristiwa yang ia saksikan atau ia periksa dan tidak
menyampaikan sebuah desas-desus, ia sedang melakukan jurnalisme.
EVOLUSI INDEPENDENSI
Manusia secara alami adalah mahkluk sosial dan politik, dan komunitas yang dibentuk itu
membutuhkan semacam aktifitas politik. Pada intiny pers menukar loyalitas partisan untuk
sebuah tatana baru bahwa jurnalisme tak akan melansir agenda tersembunyi.
Editorial dan opini politik yang sebelunya bercampur dengan berita, bahkan kadang-
kadang dijadikan berita dihalaman depan, kini disusun terpisah dengan ruang dan label
yang berbeda. Dari keputusan-keputusan sederhana ini hal-hal yang nampak sangat jelas
saat ini banyak dari etika baku jurnalisme dibentuk, terutama prinsip-prinsip yang
menyangkut pengambilan posisi politik yang dilakukan reporter.
INDEPENDENSI DALAM PRAKTIK
Aturan telah dimodifikasi dan diperkuat sampai pada keadaan dimana reporter dan
redaktur sekarang ini sering dilarang ikut serta dalam aksi politik, seperti unjuk rasa yang
menyaangkut yang politisi. Insiden greenhouse terjadi saat jurnalisme amerika makin
sensitif dengan tuduhan bias. Sifata politik telah berubah sejak 1960-an, sebagian
disebabkan oleh masuknya pemikiran yang digagas jaringan aktif lembaga pemikir
konservatif kedalam debat publik.
INDENPENDENSI DARI KELAS ATAU STATUS EKONOMI
Saat wartawan menjadi lebih terlatih, berpendidikan lebih tinggi, dan dalam banyak hal
juga mendapatkan bayaran lebih baik, maka muncullah komplikasi lain tentang
independensi. Juan gonzales, kolumnis Daily News di New York mengatakan bahwa
dalam sebuah forum comitte for concerneed journalists,problem terbesar adalah bahwa
rakyat amerika merasa ada kelas yang menganga diantara mereka yang menghasilkan
berita serta informasi dan mereka yang menerimannya.
Pembagian kelas ini menunjukkan bias kepada sebagian besar rakyat amerika, tak
pedulii apakah ia konservatif, tengah, atau liberal. Jika mereka kelas pekerja dan mereka
miskin, mereka dianggap kurang penting dalam masyarakat saya pikir ini adalah bias
utama. Beberapa wartawan berpendapat, bahkan barangkali seharusnya ada sebuah
sistem untuk merekrut orang-orang yang mempunyai pengalaman hidup yang berbeda-
beda.jika anda ingin mengubah komposisi kekuatan karya jurnalistik, harus ada semcam
program yang mengambil orang-orang yang telah punya karier lain tawari mereka sebuah
kesempatan untuk membantu membuat variasi dalam pengkelasan,kata gonzales.

6. Memantau Kekuasaan dan Menyambung Lidah yang Tertindas

Wartawan harus bertindak sebagai pemantau independen terhadap kekuasaan.


Prinsip ini sering disalahpahami, bahkan oleh wartawan, dengan mengartikanya sebagai
susahkan oang yang senang, lebih lanjut, prinsip anjing penjaga(watchdog) ini tengah
terancam dalam jurnalisme dewasa ini oleh penggunaaanya yang berlebihan, dan oleh
peran anjing penjga palsu yang lebih ditujukan untuk menyajikan sensasi ketimbang
pelayanan publik. Prinsip anjng penjaga bermakna tak sekedar mamantau pemerintahan,
tapi juga meluas hingga pada semua lembaga yang kuat dimasyarakat.
Wartawan saat ini terus melihat peran anjing penjaga sebagai bagian utama pekerjaan
mereka. Hampir sembilan dari sepuluh wartawan percaya persmencegah para pemimpin
politik melakukan hal-hal yang seharusnya tak mereka lakukan, dan peran anjing penjaga
berada diurutan kedua, setelah memberi informasi kepada publik, diantara jawaban yang
diberikan wartawan sebagai hal yang membedakan profesi mereka dengan jenis
komunikasi yang lain. Tujuan peran anjing penjaga juga berkembang, ia tak hanya
menjadikan manajemen dan pelaksana kekuasaan transparan semata, tapi juga menjadikan
akibat dari kekuasaan itu diketahui dan dipahami. Secara logis tersurat bahwa pers harus
mengenali kapan lembaga kekuaaan bekerja secara efektif, dan kapan tidak.

Reportase mengenai investigasi

Dalam kasus ini reportase berkembang dari penemuan atau bocoran informasi dari
sebuah investigasi resmi yang sudah dijalankan atau sedang disiapkan oleh pihak lain,
biasanya agen pemerintah. Resiko reportase semcam ini, seperti ditunjukkan diffie, adalah
nilainya banyak bergantung pada ketepatan logika dan skeptisisme reporter yang terlibat.
Reporter memberikan subjek yang diwawancarai sebuah forum kuat untuk menyuarakan
tuduhan tanpa bukti atau melontarkan pendapat tanpa akuntabilitas publik.
Hal ini tidak berarti reportase mengenai investigasi sepenuhnya salah. Namun hall ini
biasanya beresiko tinggi, reporter disini biasanya hanya mendapatkan sebagian yang
dirahasiakan, dan tidak menguasai semuanya. Bukannya menjadi anjing penjaga terhadap
lembaga yang kuat, pers punya kelemahan sehungga malah menjadi alat mereka.
Paradoksinya, media berita sering berpikir yang sebaliknya bahawa mereka bisa lebih
bebas memberitakan kecurigaan atau tuduhan karena mengutip sumber resmi ketimbang
menjalankan investigasi sendiri.

PERAN ANJING PENJAGA MELEMAH


Reportase ini banyak mempunyai ciri-ciri reportase anjing penjaga, tapi ada perbedaan
disana. Kebanyakan program ini tak memantau elite yang kuat dan berjaga jaga terhadap
kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan. Beberapa topik yang populer prime-time
magazine ini antara lain: mekanik mobil yang curang, penjagaan keselamatan dikolam
renang yang buruk, lingkaran budak seks, penipuan dengan akal-akalan membersihkan
rumah, remaja pengemudi yang berbahaya. Sekalipun dukungan luas publik untuk
reportase anjing penjaga mulai melemah, sulit untuk langsung mernunjuk hidung
pembeberan masalah remeh-remeh sebagai penyebabnya.
Kepedulian publik tampaknya pada standar dan teknik yang dipakai beberapa reporter
investigatif. Namun pada akhir dekade itu bahkan dukungan itu pun mulai berubah. Pada
1997, kohut menjumpai publik keberatan dengan teknik-teknik reporter yang tak
memperkenalkan diri mereka sebagai reporter, membayar informan, atau menggunakan
kamera, atau mikrofon tersembunyi. Survei yang sama mendapati mayoritas kuat(80
persen) pada umumnya setuju terhadap praktik penyamaran dan reportase media berita
tentang korupsi dan penipuan didunia bisnis, badan pemerintah, dan organisasi lainnya.
Namun pada 1999 kohut menjumpai 38% rakyat amerika percaya organisasi berita
melukai demokrasi rakyat amerika dalam jumlah yang sama percaya bahwa organisasi
berita tak bermoral.

REPORTASE INVESTIGATIF SEBAGAI PENUNTUTAN


Reportase ini menarik publik untuk menilai pembeberan yang dilakukan, dan reportase ini
menyiratkan bahwa media menganggap masalah ini penting sepadan dengan usaha khusus
untuk mendapatkannya. Dalam pengertian itu, reportase investigatif tidak hanya meliputi
membuat terang suatu masalah, tapi biasanya juga mengajukan semacam tuntutan bahwa
ada seuatu yang salah.
Disini wartawan harus berhati-hati dan punya cukup bukti untuk melakukannya,
mengingat seringkali bahan bisa ditulis sebagai ekspose(pembeberan kasus) atau berita
bisasa. Pembeberan kepada publik dari informasi tersebut memaksa pemerintah untuk
mengubah sistem yang memungkinkan pemerkosaan terjadi. Anjing penjaga tidaklah
seperti peran yang lain. Sekalipun elememnya serupadengan jurnalisme yang lain. Prinsip
ini mensyaratkan keterampilan khusus temperamen khusus, dan rasa lapar yang khusus,
prinsip ini juga mensyaratkan komitmen serius dari sumber, hasrat untuk meliput masalah
yang penting, dan sebuah pers yang independen daei kepentingan apapun kecuali bagi
konsumen berita.

7. Jurnalisme sebagai forum publik

Jurnalisme harus menghadirkan sebuah forum untuk kritik dan komentar


publik
Insiden shearer mengisyaratkan bahwa sekalipun teknologi baru telah membuat forum ini
menguat, dengan bertambahnya kecepatan dan gerakan, makin meningkat pula
kekuatannya untuk memutarbalikan, menyesatkan dan mengalahkan fungsi lain dari pers
bebas. Semua bentuk medium yang dipakai wartwan sehari-hari bisa berfungsi untuk
menciptakan forum dimana publik diingatkankan akan msalah-masalah penting mereka
sedemikian rupa sehingga mendorong warga untuk membuat penilaian dan mengambil
sikap. Saat publik mulai bereaksi terhadap pembeberan ini, suara publik pun mengisi
komunitas diacara radio yang menghadirkan telepon dari pendengar, acara bincang-
bincang televisi, opini pada halaman op-ed( opinion and editorial page). Saat suara-suara
ini terdengar mereka mulai menaruh perhatian untuk memahami perkembangan opini
publik seputar suatu subjek.
Proses ini setiap hari mengulang forum kuno dalam masyarakat moderen yang
didalamnya demokrasi dunia paling awal dibentuk. Jurnallisme harus menyediakan sebuah
forum untuk kritik dan kompromi publik. Namun dizaman baru ini, kian penting dan
bukanya berkurang, bahwa diskusi publik harus dibangun diatas prinsip-prinsip yang
sebagaimana hal lain dalam jurnalisme, kejujuran, fakta, verifikasi forum yang tak punya
sikap hormat pada fakta akan gagal meberi informasi. Takl kalah penting forum ini harus
untuk komunitas seutuhnya, bukan hanya untuk kelompok yang berpengaruh atau secara
demografis menarik. Forum publik tersebut harus menyertakan kesepakatan dalam banyak
hal, yang diyakini oleh sebagian besar publik, dan sebagai jalan keluar dari masalah-
masalah yang dihadapi masyarakat. Disinilah debat teknologi-versus-jurnalisme sampai
pada perbedaan yang filosofis. Kita memang punya kemungkinan untuk debat yang lebih
terbuka. Dalam tingkat tertentu untuk berpendapat bahwa teknologi akan membebaskan
merekayang menghasilkan berita dari kewajiban melakukan penilaian dan tanggung
jawab. Meluasnya debat yang diciptakan oleh mesin-mesin ini akan meminimalkan
kelemahan manusia dan mengangkat kita semua. Kita isa mengandalkan pasar fakta dan
ide, bukan wartawan, untuk mencari kebenaran. Pada era-era berikutnya jurnalisme
berjalan untuk terus menghidupkan pemikiran forum terbuka dengan publik. Ketika
suratkabar akhirnya punya berita untuk dikabarkan, halaman editorial menjadi tempat
diskusi komunitas melalui penerbitan surat-surat pembaca dan belakangnya juga halaman
lawanya (oppositte editorial page) yang diisi oleh nonwartawan suratkabar tersebut. Para
penerbit juga menjaga konsep forum ini hidup dengan cara yang lebih elementer.
8. Menarik dan relevan

Wartawan harus membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan
Kebanyakan jurnalisme, seperti kebanyakan komunikasi, berada ditengah-tengah. Tugas
wartawan adalah menemukan cara membuat hal-hal yang penting menjadi menarik untuk
setiap cerita, dan menemukan campuran yang tepatdari yang serius dan kurang serius
yang ada dalam laporan berita pada hari manapun.
Mungkin pemahaman yang terbaik sebagai berikut:
Jurnalisme adalah mendongeng dengan sebuah tujuan. Tujuannya adalah menyediakan
informasi yang dibutuhkan orang dalam memahami dunia. Tantangan pertama adalah
menemukan informasi yang orang butuhkan untuk menjalani hidup mereka. Kedua
adalah membuatnya bermakna,relevan dan enak disimak. Sajian yang mengasyikan
audiens benar-beenar menjadi komitmen wartawan kepada warga. Dengan kata lain,
tanggung jawab wartawan bukan sekadar menyediakan informasi, tapi menghadirkanya
sedemikian rupa sehingga orang tertarik untuk menyimak tantangan kami yang paling
penting berkisar pada memilih apa yang akan membuat perhatian pembaca terjaga-
banyak pembaca, yang bermacam jenisnya-tetap terjaaga.
Pada akhirnya yang perlu dilakukan adalah latihan strategis yang melibatkan lebih dari
sekadar menjejalkan. Fakta kedalam kalimat pemberitahuan pendek dan waktu adalah
kemewahan yang dirasa kian kurang saja dipunyai wartawan saat ini. Sayangnya, disaat
publik memiliki alternatif yang lebih menggairahkan dan lebih menarik untuk
mendapatkan berita, dan menjadi kian skeptis pada jurnalisme, yang terjadi justru
penghematan diredaksi dengan jumlah staf lebih sedikit dan sering lebih berfokus pada
kuantitas berita daripada kualitasnya.

Beberapa pendekatan inovatif:

Definisi baru dari siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana. Roy petter
clark, professor penulisann di poyinter institute di florida, membuat kesimpulan
yang menarik. Clark tergelitik oleh ide penulis Rick zahler dari seattle, yang
berpendapat bahwa penulisan berita sekarang cenderung mengambil peristiwa
yang dinamis dan lantas membekukannya. Urutan waktu semata-mata hari
kemarin. Tempat menjadi tenggat. Zahler ingin melumerkan berita dan
meletakkan cerita dalam sebuah gerakan.
Bereksperimen dengan teknik penceritaan baru. Struktur narasi yang paling umum
digunakan dalam jurnalisme memang amat terbatas. Saat jurnalisme berkembang
kian kompleks dan topiknya kian luas, banyak wartawan yang terbaik dari
kelompoknya menganggap teknik ini tak lagi memadai.terkadang hanya memulai
dari A dan menuju Z bukanlah cara terbaiik untuk melakukannya, kata Wiliam
Waitaker dari CBS kepada mitra peneliti akademis.terrkadang mengambil L, M,
N, O, dan P dari tengah dan menaruhnya diawal cerita karena itulah poin yang
paling masuk akal dan termudah bagi orang-orang untuk memahami persoalan
dan meletakannya dalam perspektif.
Masa depan bentuk tanya dan jawab (T&J). JAY Rossen professor jurnalisme
New York University dab kritikus ulung pers, mengatakan bahwa ia menilai
bentuk tanya jawab sangat kuat tapi metode ini jarang digunakan. Bentuk ini
memaksa wartawan untuk membingkai materi seputar masalah yang mungkin
ditanyakan warga. Menariknya, hal ini menjadi bentuk yang disenangi disitus web
dalam bentuk pertanyaan yang sering diajukan.
Sok pintar. Dalam pemberitaan istilahnya adalah memberitahu bukannya
memperlihatka, menguliahi, menggurui, kata marlette. Inilah momen diberita
televisi saat koresponden berkata kepada audiens apa yang mereka lihat. Ini
adalah momen sebuah berita disuratkabar berkutat pada suatu poin dan bukannya
bergerak maju. Bagaimana kita menjaga berita agar tidak menjadi orang yang sok
pintar.
Gambaran pikiran. Satu cara adalah membantu orang membangun gambaran
dibenak mereka sendiri ketimbang kita menggambarkannya untuk mereka. Annie
lang yang mengajar telekomunikasi dan mengelola institute for communications
research di indiana university, mengatakan bahwa riset akademis telah dengan
jelas mengukuhkan kekuatan gambaran mental, termasuk metafor.Tak ada yang
lebih menakutkan ketimbang mengatakan kepada seseorang.ada ular
dibelakangmu. Hal itu lebih kuat ketimbang memperlihatkan ular kepada
mereka.
Menghubungkan berita pada tema yang lebih dalam penyingkapan. Tema ini tak
dinyatakan oleh wartawan tapi diperlihatkan, atau disingkap, dengan cara
bagaimana wartawan memperlakukan materi yang tepat, gambar yang tepat
ditelevisi atau pandangan yang saling diperlihatkan dua orang yang sedang
bermusuhan. Berita yang bagus membawa anda sampai pada kebenaran, mereka
tidak menceritakan kebenaran kepada anda.
Karakter dan detail dalam berita. Wartawan mengatakan bahwa mereka
menganggap karakter sebagai hal penting untuk menarik orang masuk kedalam
tulisan. Terlalu banyak jurnalisme yang gagal mengembangkan karakter. Orang-
orang hanya menjadi lembaran data. Alasan utama untuk ini adalah merreka tak
dibiarkan berbicara dengan cara orang bicara dalam kehidupan nyata. Kutipan
seringkali dipakai sebagai alat ketimbang sebagai bagian dari percakapan yang
lebih dalam antara subjek cerita dan audiens. Cara wartawan yang digambarkan
ditelevisi adalah faktor utama yang lain. Seringkali bahkan seseorang terlihat
tidak seperti orang-orang dalam kehidupan nyata saat diambil gambarnya dengan
latar belakang artifisial dalam cahaya terang atau berdiri didepan sebuah
bangunan dan dikelilingi mikrofon. Mereka eksis hanya dalam sebuah dunia yang
artifisial dunia berita dan lebih tampak sebagai karikatur daripada karakter.
Menemukan metaforatau struktur tersembunyi. Krulwich mengatakan metodenya
adalah menemukan materi tersembunyi dalam tiap kisah yang membuatnya bisa
dikenang dan orisinal. Hal ini berarti menghindari formula, memperlakukan tiap
kisah sebagai sesuatu yanhg unik, dan membiarkan materi menemukan
strukturnya sendiri.
Narasi dalam melayani kebenaran. Dalam tahun-tahun terakhir penulisan berita
naratif telah terlihat oleh para redaktur sebagaimenulis dengan sikap. Inilah
yang penulisannya wartawannya memasukkan perasaanya sendiri atau opini
seperti sebuah bisikan dipanggung, sebagaimana terbukti dalam baris-baris yang
ditujukan kepada diri sendiri, ada kuap jelas yang terdengar dari para reporter saat
kandidat itu mulai bicara.
Saat kita mendiskusikan teknik penting untuk mengingat bahwa bentuk tak
pernah bisa menentukan substansi-teknik seharusnya tidak pernah menggantikan
fakta. Penggunaan bentuk narasi oleh wartawan harus selalu dipagari dengan
prinsip akurasi dan kejujuran yang telah dipaparkan sebelumnya. Terlepas dari
bentuk penyajiannya, ada hal yang harus selalu diingat menyangkut berita yang
paling enak disimak, berita itu harus benar.

9. Jadikan berita kompherensif dan proporsional

Wartawan harus menjaga berita dalam proporsi dan menjadikannya kompherensif.


Jurnalisme adalah kartografi moderen. Ia menghasilkan sebuah peta bagi warga untuk
mengarahkan persoalan masyarakat, itulah manfaat dan atasan ekonomi kehadiran
jurnalisme. Konsep kartografi ini bantu menjelaskan aoa yang menjadi tanggung
jawab liputan jurnalisme.
Seperti halnya peta, nilai jurnalisme bergantung pada kelengkapan dan
proporsionalitas. Mengumpamakan jurnalisme sebagai pembuatan peta membantu kita
melihat bahwa proporsi dan kompherensivitas adalah kunci akurasi.

Pendapat keliru tentang demografik sasaran.


Konsep pembuatan peta juga membantu kita memahami lebih baik ide keberagaman
dalam berita. Jika kita memikirkan jurnalisme sebagai kartografi sosial, peta tersebut
harus meliputi berita dari semua komunitas, bukan hanya mereka dengan demografik
yang atraktif atau punya daya tarik kuat untuk pengiklan. Bila hal ini tidak dilakukan
hasilnya adalah sebuah peta yang punya bolong-bolong diseluruh area.
Perjalanan waktu memungkinka kita untuk bisa melihat problem serius logika
ekonomi dari penargetan demografik. Saat komunitas yang utuh ditinggalkan muncul
pula problem jurnalisme yang memberikan terlalu banyak detail pada grup
demografik.
Pemasaran versus pemasaran
Riset pasar telah terbukti efektif dalam menyingkap bagaimana membuat struktur yang
terbaik dalam prime time magazine. NBC mendapati bahwa cara tunggal paling
signifikan untuk membawa pemirsa mengikuti beritanya pada pukul 11 malam adalah
dengan memperlihatkan gambar pda hari ini atau gambar pekan ini diakhir siaran tiap
acara.
Dateline belajar untuk menghitung waktu materi tayang dengan cara sedemikian rupa
sehingga acara ini muncul disaat jaringan yang lain menyiarkan iklan mereka. Hal ini
sering naiknya angka rating, atau lebih dari 1,8 juta rumah taangga. Namun ini adalah
strategi yang tak bisa berbuat banyak untuk mencegah berkurangnya audiens. Pemirsa
berita malam televisi telah turun dari 75% rumah tangga yang menonton berita televisi
pada 1980 sampai 47% pada 1998.pemirsa berita lokal juga mulai turun diakhir 1990-
an sekalipun angka konkritnyamustahil didapatkan. Hal ini bisa disebut paradoks
dengan memberikan orang berita yang hanya mereka inginkan. Namun bagaimana bila
kembali pada ideketerkaitan publik, pada laporan berita yang disebut A.M Rosenthal
sajian berita dan informasi yang sedapsaat ia menjadi redaktur eksekutif New York
Times.
Atau kembalilah pada analogi pembuat peta. Jika jurnalisme hanya menghadirkan
informasi yang sebelumnya telah disebutkanorang sebagai ihwal yang ingin mereka
ketahui, kita hanya memberitahu mereka tentang sebuah bagian lomunitas yang telah
mereka kenal. Jadi riset pasar apa yag berharga ? wartawan, warga, dan periset
bersama-sama menawaarkanjawaban: riset yang membanntu wartawan membuat
penilaian, bukan riset yang menggantikan penilaian mereka.
Dengan kata lain wartawan perlu berhenti menggunakan riset pasar yang
memperlakukan audiens sebagai konsumen, bertanya kepada mereka produk apa yang
mereka suka. Wartawan perlu menciptakan sebuah riset pasar jurnalisme yang
mendekati orang sebagai warga dan bercerita lebih banyak kepada kita mengenai
hidup mereka. Yang pertama lewat wawancara mendalam dan kemudian menggelar
survei yang lebih besar, mengidentifikasi apa kebutuhan mendasar warga yang
dipenuhi oleh berita yang mereka dapatkan sebuah cara kuantitatif untuk menilik
kembali fungsi berita. Bagi beberapa orang berita adalah cara menghubungkan diri
dengan komunitas.

10.Wartawan punya tanggung jawab pada nurani

Wartawan punya kewajiban terhadap nurani


Setiap wartawan dari redaksi hingga dewan direksi harus punya rasa etika dan
tanggung jawab personal sebuah panduan moral.terlebih lagi, mereka punya tanggung
jawab untuk menyuarakan sekuat-kuatnya nurani mereka dan membiarkan yang lain
melakukan hal yang serupa.alasannya karena dimensi moral, kualitas penilaian, nada,
selera, dan karakter inilah yang tersirat dalam usaha mengapa kita memilih satu
majalah, siaran, atau situs web dibandingkan yang lain. Etika teranyam dalam setiap
elemen jurnalisme, dan kita sebagai wargasering lebih cepat, merasakan hal ini
daripada wartwan itu sendiri, yang terkadang menempatkan etika sebagai topik yang
terisolasi. Insiden tersebut memperlihatkan betapa rapuhnya persoalan panduan moral
ini. Nurani bukanlah sesuatu yang bisa disingkirkan, seperti halnya dalam kasus
dateline. Ini adalah sesuatu yang harus dihormati. Beban melindungi nurani tak bisa
disandarkan sepenuhnya pada individu atau bisa dilemahkan.
Menyertakan kebutuhan ini kedalam proses pembuatan jurnalisme menghasilkan
ketegangan yang lain. Mengingat sifat keterdesakannya, ruang redaksi tidaklah
demokratis. Ruang redaksi bahkan condong menjadi kediktatoran yang teratur.
Seseorang yang berada dirantai komando taratas harus membuat keputusan akhir
memutuskan berita jadi dikerjakan atau tidak, menyimpan atau membuang sebuah
kutipan. Jika tidak begitu, kebanyakan organisasi suratkabar besar, media online, atau
stasiun televisi tak akan bisa memenuhi tenggat mereka. Sebagai audiens kita dipandu
oleh keputusan yang dibuat oleh wartawan tentang apa yang mereka laporkan dan
bagaimana hal ini dilaporkan, dan kita juga terpandu dalam pilihan kita mengenai
paket berita oleh kombinasi halus alasan-alasan, tapi moral juga merupakan bagian
darinya. Kita memang mencari informasi tapi kita juga mencari validasi, otoritas,
kejujuran, dan sebuah keyakinan bahwa wartawan sungguh-sungguh memperjuangkan
kepentingan kita.

BUDAYA KEJUJURAN
Kemampuan wartawan untuk mengikuti nurani jauh lebih penting daripada apapun
yang mereka percayai atau keyakinan apapun yang mereka bawah kedalam pekerjaaan
mereka,kata Linda Foley, Presideen Newspaper Guild, kepada wartawan dalam
sebuah forum comitte of concerned journalists. Kredibilitas, lebih daripada
objektivitas, itulah yang penting bagi kita dalam industri, harus ada budaya diredaksi
yang memungkinkan seseorang wartawan punya sebuah diskusi yang bebas dan
terbuka.

KEBERAGAMAN INTELEKTUAL ADALAH TUJUAN SESUNGGUHNYA


Secara tradisi, konsep keberagaman ruang redaksi umumnya didefinisikan dalam
pengertian jumlah sasaran yang berkaitan dengan etnik, ras, dan gender. Industri berita
terlambat mengenali bahwa ruang redaksi mereka harus lebih mencerminkan budaya
secara umum. Tujuan keberagaman seharusnya tak hanya membentuk ruang redaksi
yang mirip keberagaman masyarakat, tapi juga ruang redaksi yang terbuka dan jujur
sehingga keberagaman ini bisa berfungsi.
Ini bukanlah keberagaman ras atau gender. Ini bukanlah keberagaman iddeologi. Ini
bukanlah keberagaman jumlah. Ini adalah apa yang kita sebut keberagaman
intelektual, dan ini membimbing dan memberi arti untuk semua keberagaman yang
lain.

TEKANAN TERHADAP NURANI INDIVIDU


Ada beraneka faktor pemicu yang menjadikan ruang redaksi homogen, salah satunya
adlah sifat manusia. Problem lain adalah sejenis kelemahan birokratis yang melekat
pada setiap organisasi. Kelemahan ini mendorong orang dalam situasi apapun untuk
melakukan yang normal-normal saja. Rutinitas menjadi surga yang nyaman, ini terjadi
karena organisasi berita dengan bisnis mereka, komunitas, produksi, dan kepentingan-
kepentingan lainnya bersifat kompleks dan hierarkis.
Sangat mudah untuk masuk kedalam proses yang mungkin bisa dinamai rasionalisasi
yang merendahkan diri yang bisa melemahkan dan menciutkan langkah nurani
individu. Sejumlah wartawan selalu bekerja diluar organisasi, dibimbing hanya oleh
rasa komitmen personal mereka, orang-orang ini mengejar berita dengan tujuan yang
tak terbagi, terkadang berkaitan dengat tabiatnya, dan secara teratur menyingkap
kebenaran yang tak populer yang diabaikan yang lain atau yang betul-betul tidak lihat.
Seperti yang sudah dikatakan juga lebih mudah untuk mengelola ruang redaksi dimana
orang bekerja dan berpikir sama. Redaksi pada akhirnya diatu oleh syarat-syarat
fasilitas produksi. Merka perlu mengisi sejumlah waktu untuk mengisi siaran atau
ruang web atau media cetak.

NURANI DAN KEBERAGAMAN DIRUAN REDAKSI


Mungkin tantangan terbesar bagi orang yang memproduksi berita dalah mengenali
bahwa kesehatan jangka panjang mereka tergantung pada kualitas redaksi merka,
bukan pada efisiensi semata. Kepentingan jangka panjang menarik seseorang menuju
budaya redaksi yang lebih kompleks dan lebih sulit.
Kualitas seorang pemilik, seorang redaktur, atau manajer yang mana saja pada
umumnya ditentukan oleh tingkatan yang mereka tangani selama jangka waktu
terssebut. Salah satu modelnya adalah atasan memberi contoh, secara publik, dimana
mereka menetapkan patokan yang bisa dilihat orang lain.

PERAN WARGA MASYARAKAT


Sebuah tanggapan yang dilontarkan oleh wartawan adalah jika pers gagal, jika ia
terlalu sensasional atau bias menuju infotainment, maka hal ini merupakan kegagalan
tertinggi dari kewargaan (cityzenry). Jika orang ingin jurnalisme yang baik, kata
mereka, pasar harus tersedia. Pasar tidaklah seperti yang sering dikatakan,
menyediakan berita yang diinginkan warga semata. Mereka juga menyediakan berita
tentang wall street, pemilik, pelatihan jurnalisme, dan konvensi. Jika ini akan dibah
dan jika prinsip kesetian pertama wartawan tertuju kepada warga punya makna,
sebuah hubungan baru antara wartawan dan warga harus berkembang. Wartwan harus
mengundang masuk audiens mereka kedalam proses produksi berita mereka.
Pendekatan semacam ini menjadi awal hubungan jenis baru antar wartawan dan
warga. Inilah hubungsn dimana orang-orang didalam audiens diberi kesempatan untuk
menilai prinsip yang dipakai wartawan dalam menjalankan pekerjaanya.
Yang terpenting adalah hal ini memberi dasar bagi pembaca untuk menilai apakah
jurnalisme macam ini yang ingin mereka dorong. Dalam pengertian ini warga
menanggung sebbuah tanggung jawab. Mereka harus menampilkan prasangka, dan
menilai kerja wartawan berdasrkan apakah tulisannya menyumbang pada kemampuan
mereka untuk mendapatkan informasi cukup untuk ambil bagian dalam membentuk
masyarakat mereka. Permintaan pasar sudah jelas menjadi kekuatan paling hebat
dalam membentuk masyarakat dewasa ini.
Jelas bahwa demi kepentingannya sendiri, wartawan harus melakukan apa yang
mereka bisa untuk menciptakan sebuah pasar bagi jenis jurnalisme. Sebuah jurnalisme
yang mengakui dan menerapkan prinsip-prinsip yang menjamin berita yang bisa
diandalkan, tepat waktu, proporsional, dan kompherensif untuk membuat dunia kita
dan tempat kita didalamnya masuk akal. Langkah yang baik untuk tujuan itu adalah
haruslah berupa pengembangan sebuah cara yang memungkinkan mereka yang disebut
pasar ini melihat bagaiman ssosis ini dibuat, bagaimana kita melakukan pekerjaan kita
dan informasi apa yang kita terima saat memutuskan sesuatu. Dalam pengertian itu
elemen jurnalisme adalah pernyataan hak-hak dasar sebuah masyarakat sekaligus
menjadi pernyataan tanggung jawab wartawan. Maka, perlu sekali untuk menghitung
berapa banyak kita sebagai warga bisa mengenali apakah elemen jurnalisme muncul
dalam berita yang kita terima.

Pernyataan hak-hak dasar masyarakat

Tentang Kejujuran.
Kita punya hak untuk berharap bukti integritas reportase terlihat jelas. Ini berarti
bahwa proses verifikasi bagaimana orang berita membuat keputusan mereka dan
mengapa harus transparan. Mereka harus menjadi indikasi yang jelas dari pengkajian
yang menggunakan pikiran terbuka. Kita harus bisa menakar nilai dan bias informasi
bagi diri kita sendiri.

Tentang kesetiian kepada warga.


Ini berarti berita harus menjawab kebutuhan kita sebagai warga dan bukan hanya
menjawab kepentingan dari para pemain politik atau ekonomi. Ini juga berarti ada
upaya yang ditunjukkan untuk memahami komuniitas seutuhnya.
Loyalitas kepada warga juga berarti pembeberan setiap sinergi, kemitraan yang
berhubungan atau konflik yang kepentingan saat mereka berkait dengan sebuah berita
tertentu. Ada banyak alasan bagi kita untuk berharap penyedia berita kita berlaku
transparan dalam operasi mereka seperti kita mengharapkan mereka meminta hal yang
sama terhadap lembaga kekuasaan yang lain. Kita juga harus berharap untuk melihat
jelas kasus-kasus perusahaan berita, pada waktu-waktu tertentu sanggup mengambil
resiko terhadap kepentingannya sendiri untuk membawakan informasi penting bagi
kita lewat beritanya, kajian seni, dan komersialnya, liputan konsumen dan
perdagangan eceran. Contohnya adalah sebuah berita tentang kejahatan lokal yang
berfokus hanya pada satu bagian dari komunitas ketika fakta menunjukkan bahwa
kejahatan itu menyebar luas sepanjang komunitas seluruhnya.
Biasanya stereotipe adalah, kegagalan eksekusi. Stereotipe ini hampir selalu bisa
dihindari dengan reportase lebih banyak dan lebih spesifik, yang keduanya bisa
dikenali dalam berita apa saja yang dikerjakan dengan cermat.

Tentang independensi.
Kita punya hak untuk berharap bahwa komentator, kolumnis, wartawan opini
melayani kepentingan debat masyarakat dan bukannya kepentingan sempit sebuah
faksi atau hasil yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
Mengingat bahwa kesetian pertama wartawan adalah pada kebutuhan warga, hal itu
juga mengisyaratkan bahwa, sementara wartawanya sendiri tak harus menjadi netral,
kita bisa berharap loyalitas mereka tak terbagi. Kita bisa berharap bahwa mereka tidak
menuliskan pidato bagi para politisi atau diam-diam memberikan nasihat bagi mereka
yang diliput atau ditulis opininya. Mengingat kita menyimak penulis opini untuk
membantu kita menyusuri masalah yang kompleks yang dihadapi masyarakat, kita
seharusnya berharap melihat bukti dalam tulisan atau laporan mereka bahwa mereka
telah mengkaji ide orang lain tentang subjek tersebut.

Tentang pemantauan kekuasaan.


Kita punya hak untuk menharapkan adanya pemantauan terhadap pusat kekuasaan
yang paling penting dan paling sulit. Sementara pemantauan ini meliputi pemerintah,
ada lembaga lain dan orang-orang dimasyarakat yang punya kekuatan ekonomi daya
paksa, sosial, moral, dan daya bujuk besar yang setara atau bahkan melebihi
pemerintah.
Mengingat peran penyelidik yang dimainkan memberinya kekuatan yang cukup besar
dalalm pers itu sendiri, kita bisa berharap melihat kepedulian yang besar dan kehati-
hatian dalam penggunaanya. Ini berarti organisasi berita punya tanggung jawab untuk
membawa, untuk membuka hal-hal yang penting dan baru, dan yang mengubah
paradigma komunitas. Kita punya hak untuk mengharapkan peran anjing penjaga akan
memperlihatkan kewajiban organisasi berita paada kepentingan publik.

Tentang forum publik.


Kita seharusnya mengharapkan penyedia berita kita menciptakan sejumlah saluran
yang memungkinkan kita berinteraksi dengan mereka. Saluran ini bisa meliputi surat,
email, kontak telepon. Ruang untuk menulis kolom opini tamu, kesempatan untuk
membuat saran berita, dan ombudsman.
Saluran-saluran ini harus meliputi penampilan publik oleh anggota staf dalam acara
pertemuan umum seperti forum-forum, klub kemasyarakatan, pertemuan orang tua dan
guru, dan diskusi panel, dan juga dialog radio interaktif dan penampilan televisi. Kita
sebagai warga punya sebuah kewajiban untuk mendekati berita dengan pikiran
terbuka, bersedia menerima fakta baru dan mengkaji pandangan baru saat mereka
dihadirkan.
Kita ssebagai warga juga tanggung jawab untuk muncul pada forum publik, atau
mengirim email atau surat kepada redakttur ringkasannya, elemen jurnalisme adalah
prinsip yang berlaku bagi warga sebagaimana halnya bagi pelaku bisnis berita, dan
warga harus melakukan bagian tugasnya untuk mempertahankan hubungan ini.

Tentang proporsionalitas dan daya Tarik.


Kita punya hak untuk mengharapkan wartawan sadar terhadap dilema dasar kita
sebagai warga: bahwa kita punya kebutuhan akan pengetahuan mendalam yang hadir
tepat waktu dari masalah-masalah penting dan tren dikomunitas kita, tapi kita
kekurangan waktu dan cara untuk mengakses sebagian besar informasi yang krusial
ini.
Sadar hal ini, kita punya hak untuk berharap wartawan menggunakan akses unik
mereka pada peristiwa dan informasi untuk menempatkan materi yang mereka
kumpulkan kedalam sebuah konteks yang akan menarik perhatian kita dan, dari waktu
kewaktu, menyajikan tren dan peristiwa ini dalam proporsi yang sesuai dengan nilai
pentin mereka yang sebenarnya dalam hidup kita. Kita tak seharusnya menjumpai
persoalan nilai penting yang sementara sifatnya dimainkan berlebih-lebihan dan
diputarbalikan untuk kepentingan komersial.
Agar kita sebagai warga bisa membuat keputusan yang masuk akal dan berdasarkan
informasi yang tepat, kita punya hak akan laporan berita yang mencerminkan kondisi
sebenarnya dari ancaman terhadap komunitas, seperti halnya tindak kejahatan, dan
juga aspek-aspek lain kehidupan komunitas yang berfungsi baik, kesuksesan kita harus
tampak sebanyak kegagalan kita. Dua elemen jurnalisme verifikasi dan nurani yang
hilang dari daftar hak-hak warga. Alasannya adalah ketika ditilik dari titk pijak
bagimanawarga bisa mengenali hak-hak ini. Beberapa elemen akan dipahami dengan
baik sebagai bagian dari elemen-elemen lain.
Proses verifikasi wartawan menjadi ciri keterpaduan akan laporan berita yang jujur,
dan hal ini sudah, disebutkan dalam topik kebenaran. Dengan cara yang sama nurani
menjadi bagian dari interaksi yang terjadi antara warga dan penyedia berita dalam
fungsi forum publik organisasi berita, dan hal ini sudah disebutkan dalam topik forum
publik.

Anda mungkin juga menyukai