Sangat sulit dibayangkan masyarakat modern tanpa media massa seperti Surat Kabar, Majalah,
Buku Radio, TV, dan Film. Media massa memiliki arti yang bermacam-macam bagi masyarakat
dan memiliki banyak fungsi, tergantung pada jenis system politik dan ekonomi dimana media itu
berfungsi, tingkat perembangan masyarakat, dan minat serta kebutuhan individu tertentu. Dalam
bab ini, kita akan mempelajari beberapa pandangan tentang makna dan kewajiban media dalam
berbagai ragam masyarakat dan mengamati bagaimana sebenarnya media berfungsi.
Teori media komunikasi yang utuh memerlukan pemahaman peran komunikasi massa dalam
masyarakat. Salah satu tujuan teori komunikasi adalah untuk secara akurat memperkirakan
pengaruh media massa. Kekuatan politik, social, dan ekonomi berpengaruh langsung terhadap isi
media. Kepemilikan dan pengendalian media memengaruhi isi media,da nisi media menentukan
pengaruh media.
BAB 2 (PEMBAHASAN)
Teori Otoriter
Di Barat, penemuan alat cetak pers dan pelat huruf yang mudah dipindah terjadi saat dunia
dibawah kekuasaan otoriter sistem kerajaan dengan kekuasaan absolutnya. Tidaklah
mengejutkan bahwa dasar atau teori pers pertam teori otoriter adalah pers yang mendukung dan
menjadi kepanjangan tangan kebijakan yang sedang berkuasa dan melayani negara. Melalui
penerapan hak khusus, lisensi, sensor langsung, dan peraturan yang diterapkan sendiri dalam
tubuh serikat pemilik mesin cetak, indivdu dijauhkan dari kemungkinan mengkritik pemerintah
yang berkuasa.
Saat ini penyensoran, baik oleh pemerintah maupun swasta, masih hidup dan berkembang di
berbagai belahan dunia, termasuk yang menyatakan menganut demokrasi.
Teori Liberal
Teori liberal pers berkembang sebagai dampak dari Masa Pencerahan dan teori umum tentang
rasionalisasi serta hak-hak alamiah dan berusaha melawan pandangan yang otoriter. Dari tulisan
Milton, Locke, dan Mill dapat dimunculkan pemahaman bahwa pers harus mendukung fungsi
membantu menemukan kebenaran dan mengawasi pemerintah sekaligus sebagai media yang
memberikan informasi, menghibur, dan mencari keuntungan.
Dibawah teori liberal, pers bersifat swasta, dan siapa pun yang mempunyai uang yang cukup
dapat menerbitkan media. Media dikontrol dalam du acara. Dengan beragamnya pendapat,
“proses pembuktian kebenaran” dalam “pasar bebas gagasan” akan memungkinkan individu
membedakan mana yang benar atau salah. Demikian pula dengan sistem hokum yang memiliki
ketentua untuk menindak tindakan fitnah, tindakan tidak senonoh, ketidaksopanan, dan hasutan
dalam masa peperangan.
Teori liberal pers berkembang di Inggris selama abad 18 tetapi tidak diperbolehkan dijalankan di
koloni Inggris di Amerika Utara sampai putusnya hubungan dengan negara induk tersebut.
Setelah tahun 1776, teori ini diimplementasikan di seluruh wilayah yang lepas dari pemerintahan
colonial dan secara resmi diadopsi dengan adanya Amandemen Pertama pada Piagam Hak Asasi
Manusia baru yang ditambahkan ke dalam Undang-Undang Dasar.
Di abad kedua puluh di amerika serikat, ada gagasan yang berkembang bahwa media, satu
satunya industri yang dilindungi piagam Hak Asasi Manusia, harus memenuhi tanggung jawab
sosial. Teori tanggung jawab sosial, yang merupakan evolusi gagasan praktisi media, undang-
undang media, dan hasil kerja komisi kebebasan pers (komisi hutcin), berpendapat bahwa selain
bertujuan untuk memberi informasi, menghibur, mencari untung (seperti halnya teori liberal),
juga bertujuan untuk membawa konflik kedalam arena diskusi.
Teori tanggung jawab sosial mengatakan bahwa setiap orang yang memiliki sesuatu yang
penting untuk dikemukakan harus diberikan hak dalam forum, dan jika media dianggap tidak
memenuhi kewajibannya, maka ada pihak yang memaksanya. Di bawah teori ini, media
dikontrol oleh pendapat masyarakat, tindakan konsumen, kode etik professional, dan, dalam hal
penyiaran, dikontrol oleh badan pengatur mengingat keterbatasan teknis pada jumlah saluran
frekuensi yang tersedia.
Teori Totaliter-Soviet
Sementara itu, teori otoriter pers di banyak negara berubah menjadi teori Totaliter-Soviet. Soviet
berpandangan bahwa tujuan utama media adalah membantu keberhasilan dan kelangsungan
sistem soviet. Media dikontrol oleh tindakan ekonomi dan politik dari pemerintah dan badan
pengawas dan hanya anggota partai yang loyal dan anggota partai ortodoks saja yang bisa
menggunakan media secara regular. Media dalam sistem soviet dimiliki dan dikontrol oleh
negara dan ada hanya sebagai kepanjangan tangan negara.
Fungsi dan peranan media massa di pemerintahan baru pada Uni Soviet terdahulu dan eropa
barat mungkin dapat digambarkan sebagai perubahan yang berkesinambungan. Cina, Korea
Utara, Vietnam, dan Kuba adalah beberapa negara yang masih mengikuti model Soviet dalam
memenuhi keinginan pemerintah.
KONFORMISME SOSIAL
Di sebagian masyarakat Barat, media didukung dunia bisnis tingkat korporat sesuai sistem sosial
dan ekonomi yang ada. Selanjutnya, media itu pun akan mendukung sistem tersebut. Lazarsfeld
dan Merton menekankan bahwa dukungan ini muncul tidak hanya dalam bentuk iklan, tetapi
juga dalam isi media yang biasanya sepaham dengan struktur masyarakat yang ada.
Penulis berpendapat bahwa hal ini tidak hanya bersumber dari apa yang disampaikan tetapi, lebih
penting lagi, dari apa yang tidak disampaikan, karena media “gagal mempertanyakan struktur
yang ada”. Penulis mengatakan bahwa media yang disponsori secara komersial tidak mungkin
memiliki penilaian kritis masyarakat yang kuat dan “menghambat perkembangan cara pandang
kritis sejati”.
George F. Kennan, mantan Duta besaar Amerika untuk Uni Soviet, menuduh bahwa media
menyebabkan berlarutnya Perang Dingin karena kurangnya analisis kritis media sebagai dampak
pengaruh iklan.
Patriotisme
Breed mengemukakan bahwa Patriotisme adalah nilai lain yang dilindungi oleh media. Dia
mengatakan saat orang individu dituduh tidak royal, diskusi tentang orang tersebut di media akan
diperiksa dengan cermat. Dia tak bisa di dramatisir sebagai individu atau pemimpin hanya
sebagai orang “kontrovesial” yang dicurigai.
Masyarakat
Breed mengatakan kemajuan, pertumbuhan dan prestasi suatu kota disanjung, dan kegagalannya
disembunyikannya. Breed mencontohkan sikap “kamar dagang” terhadap media.
Kedokteran
Dokter jarang disorot negatif oleh pers, dan perlakuan terhadap dokter dimedia lain seperti serial
TV sering kali posotif, “kata breed”. Yang lebih jarang lagi adalah berita yang menunjukan
“dokter yang bertindak egois dan tidak professional”. Bidang ini menjadi topik lain seiring
dengan besarnya perubahan cakupanmedia sejak breed menyampaikan pendapatnya itu empat
dekade lalu. Dengan membubungnya biaya kesehatan, meningkatnya kesadaran masalah
kesehatan dan banyaknya tuntutan hukum akibat malpraktik, liputan media terhadap profesi
medis semakin meluas dan mendalam dibandingkan sebelumnya.
Hukum dan keadilan
Breed berpendapat bahwa media berfungsi untuk melindungi “kekuasaan” dan “kelas”. Dia
menyatakan bahwa para kriktikus selama berabad-abad telah mencatat ketimpangan kekuasaan
para elite dan pengabaian tindakan mereka oleh media”. Banyak yang berpendapatbahwa
keadaannya telah banyak berubah sejak breed memunculkan argument ini empat dekade yang
lalu, terutama disaat media nasional meliput figure-figur yang dikenal luas. Pada saat hakim
kepala New York State dituduh melakukan pemerasan dan kemudian divonis 15 bulan penjara.