Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 1 dengan dosen pembimbing Ns. Erni Forwaty, S.Kep., M.Kep

“LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA KLIEN DENGAN HIPERTIROID”

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Amanda Alfionita (P032114401086)

Hana Cheristy (P032114401100)

M. Taufiq Hidayat (P032114401105)

Najwa Syafira Putri (P032114401109)

Zahratul Mayza (P032114401126)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


TINGKAT 2C
POLTEKKES KEMENKES RIAU
PEKANBARU
TA.2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya Makalah yang berjudul “Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan
pada Klien dengan Hipertiroid” ini dapat diselesaikan dengan baik serta tepat
waktu. Shalawat beriringkan salam tidak lupa pula penulis haturkan kepada
junjungan alam, yakni Nabi besar Muhammad SAW dengan lafadz Allahumma
Sholli ‘Ala Muhammad Wa’ala ali Muhammad.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat adanya bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada
kesempatan ini penulis menyampakan ucapan terima kasih kepada semua pihak,
terutama dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1, Ibu Ns.Erni Forwaty,
S.Kep.,M.Kep.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini belum sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga
makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua.
Hormat penulis ; Tim Kelompok 3

x
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................x
DAFTAR ISI.....................................................................................................................xi
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah.......................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 KONSEP MEDIK....................................................................................................3
2.1.1 Definisi Hipertiroid...........................................................................................3
2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Hipertiroid.....................................................................3
2.1.3 Etiologi Hiperiroid............................................................................................4
2.1.4 Patofisiologi......................................................................................................6
2.1.5 Patoflodiagram..................................................................................................8
2.1.6 Manifestasi klinik..............................................................................................9
2.1.7 Komplikasi........................................................................................................9
2.1.8 Pemeriksaan diagnostik.....................................................................................9
2.1.9 Penatalaksanaan medis....................................................................................10
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN................................................................11
BAB III............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................17
3.2 SARAN..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional berupa
pemenuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit, yang
mengalami gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
Terkait dengan kesehatan, semua manusia pasti mengetahui dan menyadari
bahwasannya sehat adalah sebuah dambaan dan anugerah yang luar biasa mulai
dari lahir sampai lansia nantinya. Karena kesehatan amat sangat penting, kita
perlu menjaganya agar jiwa dan raga lebih merasa nyaman dan lebih percaya diri
untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Akan tetapi masih banyak juga masalah-masalah kesehatan yang kerap
timbul pada manusia. Salah satu contoh masalah kesehatan yang sering ditemukan
adalah kelainan produksi hormon, yang salah satunya yaitu hormon tiroid. Salah
satu faktor yang menghambat tumbuh kembang anak yaitu adanya abnormalitas
fungsi tiroid. Salah satu bagian dari abnormalitas tiroid adalah Hipertiroid.
Jumlah penderita hipertiroid yang ada di Indonesia di perkirakan 25 juta.
Angka kejadian Hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di Indonesia
berkisar antara 44,44% - 48,93% dari seluruh penderita dengan penyakit kelenjar
gondok. Di AS diperkirakan 0,4% populasi menderita Hipertiroid, biasanya pada
usia dibawah 40 tahun. (Sutomo budi, 2009).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang ada yaitu:
1.Konsep Medik :
1.1 Apa definisi Hipertiroid?
1.2 Bagaimana anatomi dan fisiologi Hipertiroid?

1
1.3 Bagaimana etiologi Hipertiroid?
1.4 Bagaimana patofisiologi Hipertiroid?
1.5 Bagaimana patoflow diagram Hipertiroid?
1.6 Bagaimana manifestasi klinis Hipertiroid?
1.7 Bagaimana komplikasi Hipertiroid?
1.8 Bagaimana pemeriksaan diagnostik Hipertiroid?
1.9 Bagaimana penatalaksanaan medis Hipertiroid?

2. Konsep Asuhan Keperawatan


2.1 Pengkajian
2.2 Diagnosa Keperawatan
2.3 Intervensi Keperawatan
2.4 Implementasi Keperawatan
2.5 Evaluasi Keperawatan

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai adalah:
1. Untuk mendeskripsikan definisi Hipertiroid
2. Untuk mendeskripsikan anatomi dan fisiologi Hipertiroid
3. Untuk mendeskripsikan etiologi Hipertiroid
4. Untuk mendeskripsikan patofisiologi Hipertiroid
5. Untuk mendeskripsikan patoflowdiagram Hipertiroid
6. Untuk mendeskripsikan manifestasi klinik Hipertiroid
7. Untuk mendeskripsikan komplikasi Hipertiroid
8. Untuk mendeskripsikan pemeriksaan diagnostik Hipertiroid
9. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan medis Hipertiroid
10. Untuk mendeskripsikan pengkajian mengenai Hipertiroid
11. Untuk mendeskripsikan diagonasa keperawatan Hipertiroid
12. Untuk mendeskripsikan intervensi keperawatan Hipertiroid
13. Untuk mendeskripsikan implementasi keperawatan Hipertiroid
14. Untuk mendeskripsikan evaluasi keperawatan Hipertiroid

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP MEDIK

2.1.1 Definisi Hipertiroid


Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu
aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari Iodium, maka Iodium
radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya)

Menurut (Farwell, 2018) Hipertiroid merupakan kelainan patologis dimana


hormon tiroid disintesis dan disekresikan secara berlebihan oleh kelenjar tiroid.
Produksi hormon tiroid yang tinggi menyebabkan kadar hormon tiroid tinggi
dalam aliran darah, disebut tiroksikosis.

2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Hipertiroid


Kelenjar tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak dibagian
bawah dengan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin,
melekat pada tulang sebelah kanan trakea dan melekat pada dinding laring.
Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus destra dan lobus sinistra yang saling
berhubungan, masing-masing lobus tebalnya 4 cm dan lebarnya 2,5 cm.
utama untuk menjaga keseimnbangan yodium adalah yodiaum dalam
makanan dan minuman. Hormon - hormon tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah Adam's apple.
Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan mempunyai
suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap (lobes)
dan dilekatkan oleh suatu bagian tengah (isthmus). Kelenjar tiroid mengambil
yodium dari darah (yang kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti
seafood, roti, dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-
hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang paling penting adalah

3
thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-
masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang paling aktif secara biologi
(contohnya, efek yang paling besar pada tubuh) sebenarnya adalah T3. Sekali
dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah, suatu jumlah yang besar dari T4
dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang mempengaruhi metabolisme sel-sel.
Pengaturan Hormon Tiroid -Rantai Komando Tiroid sendiri diatur oleh
kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari 
diatur sebagian oleh
hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiro
id pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain
yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. 
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin
releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitary
untuk melepaskan
thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH
mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika
aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari 
tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang
berlebihan dapat dihasilkan,dengan  demikian berakibat pada hipertiroid.
Jika tidak ada cukup jumlahhormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk
mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH
ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk
memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah
berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasanTSH dikurangi ketika
pituitari mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid(Syaifudin, 2006)

4
2.1.3 Etiologi Hiperiroid
Hipertiroid dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan
keduanya.

Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH


dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan
TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT
yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

1. Penyakit Graves.

Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling tinggi dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering dari pada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autoimun, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies
(TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres,
merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap
sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double
vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi
rendahnya hormon tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jdi merah,
kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.

2. Toxic Nodular Goiter

Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu
atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak
terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.

3. Minuman Obat Hormon Tiroid Berlebihan.

Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena pemeriksaan laboraturium dan


kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada

5
pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga
timbul efek samping.

4. Produksi TSH yang Abnormal.

Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,


sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

5. Tiroiditid (Radang Kelenjar Tiroid).

6. Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroid pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiroid, 2-3 bulan kemudian
keluar gejala hipertiroid.

7. Konsumsi Yodium Berlebihan.

Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya


timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid

2.1.4 Patofisiologi
Patofisiologi hipertiroid tergantung pada varian tertentu dari hipertiroidisme.
Dalam kasus penyakit Graves, penyebab utamanya adalah autoimun, khususnya produksi
imunoglobulin perangsang tiroid yang mengikat reseptor TSH dan meniru efek TSH.
Penyakit Graves muncul dengan 2 tanda ekstra tiroid yang biasanya tidak terlihat
pada bentuk hipertiroid lainnya. Oftalmopati penyakit Graves ditandai dengan edema
jaringan retro-orbital, sehingga menyebabkan penonjolan anterior bola mata. Myxedema
pretibial adalah penebalan seperti plak pada kulit anterior tibia karena infiltrasi
glikosaminoglikan di dermis.
Goiter multinodular toksik muncul dengan nodul tiroid yang teraba. Ini adalah
penyebab utama hipertiroid  terutama pada populasi yang berusia lebih tua. Gondok
multinodular toksik menyebabkan produksi hormon tiroid berlebih dari jaringan ektopik
otonom, sehingga menyebabkan tirotoksikosis klinis.
Berbeda dengan gondok multinodular toksik, yang dapat muncul dengan
beberapa nodul, adenoma tiroid biasanya muncul dengan nodul papiler soliter yang
berpotensi menyebabkan hipertiroid.

6
Adenoma tiroid yang hiperfungsi dapat dibedakan dari karsinoma tiroid dengan
presentasi klinisnya. Produksi hormon tiroid oleh karsinoma tiroid tidak mencukupi dan
tidak dapat mencapai kadar hormon tiroid yang cukup untuk menyebabkan
hipertiroidisme yang nyata. Akibatnya, adenoma tiroid umumnya jinak.
Hipertiroid sekunder akibat tiroiditis menyebabkan peningkatan sementara
hormon tiroid yang bersirkulasi akibat gangguan mekanis folikel tiroid. Tiroiditis subakut
(De Quervain thyroiditis) biasanya mengikuti infeksi akut, misalnya infeksi saluran
pernapasan atas dimana terjadi proses inflamasi granulomatosa, menghasilkan kelenjar
tiroid yang sangat lembut.
Tiroiditis tanpa rasa sakit adalah bentuk hipertiroid, biasanya terlihat pada tahap
postpartum. Ini adalah tiroiditis limfositik, dan dapat dibedakan dari  jenis subakut
dengan riwayat klinis dan palpasi kelenjar tiroid yang disertai nyeri tekan.
Hipertiroidisme yang diinduksi yodium  atau fenomena Jod-Basedow biasanya
iatrogenik, akibat pemberian obat yang mengandung yodium seperti media kontras atau
amiodaron. Iodida yang bersirkulasi berlebihan yang dikenal sebagai efek Wolff-
Chaikoff.
Namun para profesional percaya bahwa pada pasien dengan hipertiroid yang
diinduksi yodium, area fungsi otonom memungkinkan sekresi hormon tiroid yang
berlebihan dengan adanya kadar iodida yang tinggi. Penghentian agen penyebab biasanya
menghasilkan resolusi hipertiroidisme.
Tirotoksikosis yang diinduksi amiodaron memiliki dua jenisyaitu  tipe 1 dan tipe
2. Perbedaan antara 2 subtipe terlihat dari riwayat, temuan diagnostik, dan pengobatan.
Pada tirotoksikosis yang diinduksi amiodaron, pasien tipe 1 biasanya memiliki patologi
tiroid yang sudah ada sebelumnya, serapan RAI yang rendah, dan peningkatan aliran
darah parenkim tiroid. Perawatannya biasanya obat anti-tiroid.
Sebaliknya, pada tirotoksikosis yang diinduksi amiodaron pada pasien tipe 2
mungkin tidak memiliki riwayat penyakit tiroid sebelumnya. Diagnostik mungkin
menunjukkan serapan RAI yang relatif lebih rendah dan penurunan aliran darah parenkim
tiroid.
Sementara paparan yodium berlebih dari pemberian amiodaron dapat
menyebabkan hipertiroidisme, amiodaron sendiri dapat secara langsung bersifat
sitotoksik yang  berkontribusi pada cedera tiroid.
Kadar chorionic gonadotropin yang terlalu tinggi, seperti yang terlihat pada kasus
tumor trofoblas, dapat menyebabkan hipertiroidisme melalui aktivasi reseptor TSH.

7
Namun etiologi hipertiroidisme ini, sangat jarang dibandingkan dengan penyebab
hipertiroidisme yang lainnya.

2.1.5 Patoflodiagram

Konsumsi
Penyakit Toxic Minum obat Produksi Tiroiditis
yodium
graves nodular hormon tiroid TSH yang
berlebihan
golter yang berlebihan abnormal

Sekresi hormon
tiroid yang
berlebihan

hipertiroid Pembesaran
kelenjar tiroid

Aktivitas
simpatik
berlebihan Inflamasi
Hipermetabolisme Gerakan fibroblas
kelopak mata
relative lambat
Perubahan terhadap bola
konduksi listrik mata myxedema
jantung

Berat badan Ketidakseimban Eksoftalmus


menurun agan energi
dengan Beban kerja
kebutuhan tubuh jantung
meningkat Resiko
Perubahan kerusakan
nutrisi kurang integritas
dari kebutuhan jaringan

8
Aritmia,
takikardia
Kelelahan
2.1.6 Manifestasi klinik
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung Resiko penurunan
curah jantungkepekaan terhadap
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan
katekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Pembesaran kelenjar tiroid
11. Mata melotot (exoptalmus) hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan
zat di dalam orbit mata

2.1.7 Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah
krisistirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada
pasienhipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah
pelepasan HTdalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia,
agitasi, tremor,hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati,
kematian.
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksikarena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis
tiroid.(Anonim,2008)

9
2.1.8 Pemeriksaan diagnostik
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3,T4 (biasanya meningkat)
3. Test darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)

2.1.9 Penatalaksanaan medis


Pilihan pengobatan tergantung pada beberapa hal antara lain berat
ringannya tirotoksikosis, usia pasien, besarnya struma, ketersediaan obat
antitiroid dan respon atau reaksi terhadapnya serta penyakit lain yang
menyertainya. Tiga jenis pengobatan terhadap hipertiroidisme antara lain:
1. Obat anti tiroid
Golongan tionamid, terdapat 2 kelas obat golongan tionamid, yaitu
tiourasil dan imidazol. Tiourasil dipasarkan dengan nama propiltiourasil
(PTU) dan imidazol dipasarkan dengan nama metimazol dan karbimazol.
Obat golongan tionamid lain yang baru beredar ialah tiamazol yang isinya
sama dengan metimazol. Obat golongan tionamid mempunyai efek intra
dan ekstratiroid. Mekanisme aksi intratiroid yang utama ialah mencegah/
mengurangi biosintesis hormon tiroid T3 dan T4, dengan cara
menghambat oksidasi dan organifikasi iodium, menghambat coupling
iodotirosin, mengubah struktur molekul tiroglobulin dan menghambat
sintesis tiroglobulin. Sedangkan mekanisme aksi esktratiroid yang utama
ialah menghambat konversi T4 menjadi T3 di jaringan perifer (hanya
PTU, tidak pada metimazol).
Atas atas dasar kemampuan menghambat konversi T4 ke T3 ini,
PTU lebih dipilih dalam pengobatan krisis tiroid yang memerlukan
penurunan segera hormon tiroid di perifer. Sedangkan kelebihan
metimazol adalah efek penghambatan biosintesis hormon lebih panjang
dibanding PTU, sehingga dapat diberikan sebagai dosis tunggal. Regimen
umum terdiri dari pemberian PTU dengan dosis awal 100-150 mg setiap 6

10
jam. Setelah 4-8 minggu, dosis dikurangi menjadi 50-200 mg, 1atau 2 kali
sehari. Methimazole mempunyai masa kerja yang lama sehingga dapat
diberikan dosis tunggal sekali sehari. Terapi dimulai dengan dosis
methimazole 40 mg setiap pagi selama 1-2 bulan, dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 5-20 mg perhari.
2. Pembedahan
3. Terapi yodium radioaktif

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


Pengkajian

 Anamnesa
 Data biografi
 Status kesehatan saat ini
 Riwayat kesehatan masa lalu
 Riwayat keluarga
 Riwayat psikososial
 Riwayat diet

Diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan

Diagnosis NOC NIC


keperawatan
Ketidakseimbangan  Nutritional status Nutrition management
nutrisi kurang dari :  Kaji adanya
kebutuhan tubuh  Nutritional status alergi makanan
: food and fluid  Kolaborasi
intake dengan ahli
 Nutritional status gizi untuk

11
: nutrient intake menentukan
 Weight control jumlah kalori
Kriteria hasil : dan nutrisi
 Adanya yang
peningkatan dibutuhkan
berat badan pasien
sesuai dengan  Anjurkan
tujuan pasien untuk
 Berat badan ideal meningkatkan
sesuai dengan intake Fe
tinggi badan  Anjurkan
 Mampu pasien untuk
mengidentifikasi unuk
kebutuhan nutrisi meningkatkan
 Tidak ada tanda- protein dan
tanda malnutrisi vitamin c

 Menunjukkan  Berikan
peningkatan substansi gula
fungsi  Yakinkan diet
pengecapan dari yang dimakan
menelan mengandung
 Tidak terjadi tinggi serat
penurunan berat untuk
badan yang mencegah
berarti konstipasi
 Berikan
makanan yang
terpilih (sudah
dikonsultasika
n dengan ahli

12
gizi)
 Ajarkan pasien
bagaimana
membuat
catatan
makanan
harian
 Monitor
jumlah nutrisi
dan kandungan
kalori
 Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi
 Kaji
kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition monitoring
 BB pasien
dalam batas
normal
 Monitor adanya
penurunan BB
 Monitor tipe
dan jumlah
aktivitas yang

13
biasa dilakukan
 Monitor
interaksi anak
atau orang tua
selama makan
 Monitor
lingkungan
selama makan
 Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan
selama jam
makan
 Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
 Monitor turgor
kulit
 Monitor
kekeringan,
rambut kusam,
dan mudah
patah
 Monitor mual
dan muntah
 Monitor kdar
albumin, total
protein, Hb dan
kadar Ht

14
 Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
 Monitor
pucat,kemeraha
n dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori
dan intake
nutrisi
 Catat adanya
edema,
hiperemik,
hiperonik
papila liadh dan
cavitas oral.
 Catat jika lidah
berwarna
magnta scarlet

Implementasi dan evaluasi

Hari / Diagnosis Implementasi Evaluasi


tanggal
Senin, 7 Ketidakseimbangan Jam 08.00 S:
januari 2020 nutrisi kurang dari Nutrition Pasien
kebutuhan tubuh management mengatakan
tidak ada rasa

15
Jam 08.00 mual dan
Nutrition muntah, tidak
monitoring ada dehidrasi,
Buang Air Besar
normal dengan
konsistensi padat
O : membran
mukosa
lembab,turgor
kulit elastic,
tidak ada tanda
dehidrasi, tidak
ada rasa haus
berlebih
A : masalah
teratasi sebagian
P : memonitor
kembali

16
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran
klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang
terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari Iodium, maka
Iodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya
(mengurangi intensitas fungsinya)

Menurut (Farwell, 2018) Hipertiroid merupakan kelainan patologis dimana


hormon tiroid disintesis dan disekresikan secara berlebihan oleh kelenjar tiroid.
Produksi hormon tiroid yang tinggi menyebabkan kadar hormon tiroid tinggi
dalam aliran darah, disebut tiroksikosis.

Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah


krisistirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada
pasienhipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau
terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah
pelepasan HTdalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia,
agitasi, tremor,hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian.
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksikarena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis
tiroid.(Anonim,2008)

3.2 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

17
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini
dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

18
Amin Huda Nuratif, H. k. (2015). ASUHAN KEPERAWATAN NANDA NIC-
NOC. In ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA
MEDIS dan NANDA Edisi Revisi Jilid 3 (p. 107). YOGYAKARTA:
MEDIACTION.

Amin Huda Nuratif, H. K. (2015). HIPERTIROID . In ASUHAN


KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS dan NANDA NIC-
NOC Edisi Revisi Jilid 2 (p. 107). yogyakarta: mediaction.

Dadang Sundawa, d. (2017). PPKN SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta:


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dr. Damri, d. (2020). Pendidikan Kewarganegaraan.

Hendry, Z. (2022, MARET 04). REPRO NOTE. Retrieved AGUSTUS 16, 2022,
from www.repronote.com: https://www.repronote.com/2022/03/askep-
hipertiroid-sdki-slki-siki.html?m=1

Jamala, L. (2020, JULI 23). Scribd. Retrieved AGUSTUS 16, 2022, from
www.scribd.com: https://www.scribd.com/document/470173399/ASKEP-
Hipertiroid

19

Anda mungkin juga menyukai