Anda di halaman 1dari 14

ANTROPOLOGI KEHESEHATAN

Disusun Oleh:
Kelompok 8
S1 Keperawatan TKT 1B

1. Ocviriosa Aliana Putri 2019.C.11a.1055


2. Nadia 2019.C.11a.1052
3. Pingky 2019.C.11a.1056
4. Roky Yohanes 2019.C.11a.1060

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat terselesaikannya Tugas Makalah yang berjudul “Antropologi Kesehatan”. Berkat
bimbingan pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak maka tugas ini dapat terselesaikan.

Makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada Takesi Arisandi,Ners.,M.Kep. selaku
dosen di mata kuliah Psikososial Dan Budaya Dalam Keperawatan.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antropologi…………………………………………………………… 3

2.2 Ilmu Antropologi Dalam Praktik Keperawatan………………………………….. 5


2.3 Hubungan Antara Budaya Dan Kesehatan………………………………………. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………… 9

3.2 Saran…………………………………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai
aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1). Antropologi kesehatan sebagai ilmu akan
memberikan suatu sumbangan pada pengemban pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya
obstetri ginekologi sosial. Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran,
cara pandang atau bahkan membantu dengan paradigma untuk menganalisis suatu situasi
kesehatan, berdasarkan perspektif yang berbeda dengan sesuatu yang telah dikenal para petugas
kesehatan saat ini.

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi sangat
diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang profesional. di dalam bidang kesehatan itu
sendiri, khususnya perawat berbagai bidang ilmu yang mencakup bidangnya sangat penting
untuk dikuasai dan dipahami. salah satunya yaitu antropologi kesehatan.

Hubungan antara budaya dan kesehatan  sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu
contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu
sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons
terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya.
Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi
juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana
meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai
berikut:

1.      Pengertian antropologi?

2.      Pengertian ilmu antropologi kesehatan?

3.      Pengertian implikasi?

4.      Pengertian keperawatan?

5.      Bagaimana hubungan ilmu antropologi dengan ilmu kesehatan?

1
1.3 Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian antropologi.

2.      Untuk mengetahui pengertian ilmu antropologi kesehatan.

3.      Untuk mengetahui pengertian implikasi.

4.      Untuk mengetahui pengertian keperawatan.

5.      Untuk mengetahui bagaimana hubungan ilmu antropologi dengan ilmu kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Antropologi

Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan
manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau
"orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara
etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.

 Pengertian Antropologi menurut para ahli

David Hunter 

Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia.

Koentjaraningrat 

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari
aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan

William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap
tentang keanekaragaman manusia

Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2


antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya.

Darwin
The origin of spicies” Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-
penelitian terhadap asal mula dan perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet, karena
makhluk hidup mengalami evolusi.Antropologi ingin membuktikan dengan melakukan berbagai
penelitian terhadap kera dan monyet di seluruh dunia.

William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap
tentang keanekaragaman manusia.

3
Antropologi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI)
Adalah ilmu tentang manusia khususnya tentang asal usul, aneka warna dsn bentuk fisik, adat
istiadat dan kepercayaan pada masa lampau.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Yura Walsh (1978):


  Proses keperawatan adalah langka-langkah sistematis untuk menentukan dan merencanakan
penyelesaian masalah klien; lalu mengimplementasikan dan mengevaluasi apakah rencana yang
dibuat cukup efektif dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Wolf, Weitzel, dan Fuerst (1979):


Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan penetapan, perencanaan, dan
pelaksanaan pelayanan keperawatan untuk membantu klien dalam mencapai dan memelihara
kesehatannya seoptimal mungkin.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Depkes RI dan JICA (1982):


Proses keperawatan adalah suatu proses penilaian masalah yang dinamis dalam usaha
memperbaiki atau memelihara pasien (klien) sampai ke taraf optimum melalui suatu pendekatan
yang sistematik untuk mengenal dan membantu pemenuhan kebutuhan khusus klien.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Yura Walsh (1983):


Proses keperawatan adalah suatu tahapan desain tindakan untuk memenuhi tujuan
keperawatan. Tahapannya meliputi tindakan mempertahankan kesehatan klien dalam keadaan
optimal.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Gordon (1994):


Proses keperawatan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Potter dan Perry (1997):


Proses keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang membuat
perawat dapat merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan. Tahapannya meliputi:
pengkajian diagnosis keperawatan, perencanaan (termasuk identifikasi hasil yang
diperkirakan), implementasi, dan evaluasi.

Pengertian Proses Keperawatan Menurut Carpenito dan Moyet (2007):


 Proses keperawatan adalah teknik pemecahan masalah yang meliputi: pengkajian, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

4
2.2 Ilmu Antropologi Dalam Praktik Keperawatan

 ANTROPOLOGI KESEHATAN DAN EKOLOGI KEPERAWATAN


Para antropolog kesehatan pada masa kini (khususnya di Amerika) bekerja di fakultas-
fakultas kedokteran, sekolah perawat, di bidang kesehatan masya-rakat, di rumahsakit-
rumahsakit dan depertemen-departemen kesehatan, serta di jurusan-jurusan antropologi pada
universitas umum.
Mereka melakukan penelitian dalam topik-topik seperti manusia, anatomi, pediatri,
epidemiologi, kesehatan jiwa, penyalahguna- an obat, definisi mengenai sehat dan penya-kit,
latihan petugas kesehatan, birokasi medis, pengaturan dan pelaksanaan rumah-sakit,hubungan
dokter-pasien, dan proses mem-perkenalkan sistem kesehatan ilmiah kepada masyarakat
masyarakat yang semula hanya mengenal sistem kesehatan tradisional.

 Konsep-konsep Penting dalam Antropologi Kesehatan dan


Ekologi keperawatan

        Sistem adalah Agregasi atau pengelompokan objek-objek yang dipersatukan oleh beberapa


bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit yang berbeda, yang
dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau oleh seni sehingga membentuk suatu
keseluruhan yang integral dan berfungsi, beroperasi atau bergerak dalam satu kesatuan.
·         Sistem Sosial-Budaya Atau Kebudayaan adalah keseluruhan yang integral dalam interaksi
antar manusia.
·         ekosistem adalah suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa dengan lingkungan
non hidup mereka (Hardesty 1977;289)
Dalam membicarakan Antropologi Kesehatan dan Ekologi, saya akan menitikberatkan
pembahasan pada:
       Hubungan, bentuk dan fungsi kesehatan dan penyakit dari pandangan lingkungan dan sosial-
budaya.
      Masalah dinamika dari konsekuensi hubungan, bentuk dan fungsi dari kesehatan dan penyakit
dengan pendekatan ekologis dan sosial-budaya.
Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Ekologi dalam praktek keperawatan Hubungan
manusia dengan lingkungan, dengan tingkahlakunya, dengan penyakitnya dan cara-cara dimana
tingkahlakunya dan penyakitnya mempengaruhi evolusi dan kebudayaannya selalu melalui
proses umpan-balik. Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi studi tentang masalah-masalah
epidemiologi, cara-cara dimana tingkahlaku  individu dan kelompok menentukan derajat
kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam populasi yang berbeda-
beda.  Sebagai contoh pada penyakit malaria  ditemukan pada daerah berikilim tropis dan
subtropis sedangkan pada daerah beriklim dingin tidak ditemukan penyakit ini, juga pada daerah
diatas 1700 meter diatas permukaan laut malaria tidak bisa berkembang.

5
Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda dengan
bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah, TBC,
dll pada umumnya terdapat pada negara-negara berkembang, sedangkan penyakit-penyakit
noninfeksi seperti stress, depresi, kanker, hipertensi umumnya terdapat pada negara-negara maju.
Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada kedua kelompok tersebut.
Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan manusia harus belajar
mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya. Interaksi ini
dapat berupa sosial psikologis dan budaya yang sering memainkan peranannya dalam
mencetuskan penyakit. Penyakit adalah bagian dari lingkungan hidup manusia. Contoh penyakit
Kuru (lihat Foster/Anderson, hal 27-29:’MISTERI KURU’).

 Paleopatologi

Paleopatologi adalah studi mengenai penyakit-penyakit purba. Para ahli peleopatologi


melakukan studi pada tulang-tulang manusia purba, kotoran, lukisan pada dinding, patung,
mumi, dan lain lain untuk menemukan penyakit-penyakit infeksi pada manusia purba. Studi
untuk mengetahui penyakit manusia purba dari fosil-fosil ini, pada umumnya hanya terbatas
hanya mengetahui pada penyakit-penyakit yang menunjukkan buktinya seperti pada tulang-
tulang yang dapat diidentifikasi. Sebagai contoh kerusakan atau abses pada tulang sebagai akibat
dari siphilis, TBC, frambosia, osteomilitus, poliomilitis, kusta, dan penyakit-penyakit yang
sejenisnya adalah penyakit infeksi yang dapat dikenali.
Banyak penyakit-penyakit modern yang tidak terdapat pada penduduk purba, bukan
berarti manusia purba lebih sehat dari manusia modern tetapi bahwa sakitnya manusia purba
disebabkan oleh jenis-jenis patogen dan faktor lingkungan yang jumlahnya lebih sedikit dari
yang dialami oleh manusia modern. Misalnya penyakit campak, rubella, cacar, gondong, kolera
dan cacar air mungkin tidak terdapat di zaman purba.
Dapat disimpulkan bahwa paleopatologi atau studi mengenai penyakit purba, sangat
banyak berhubungan dengan lingkungan untuk menemukan penyakit-penyakit purba.

 Epidemiologi

Epidemiologi berkenaan dengan distribusi, tempat dan prevalensi atau terjadinya


penyakit, sebagaimana yang dipengaruhi oleh lingkungan alam atau lingkungan ciptaan manusia
serta oleh tingkah laku manusia. Variabel-variabel yang dipakai untuk melihat distribusi tempat
dan prevalensi serta tingkah laku suatu penyakit adalah perbedaan umur, jenis kelamin, status
perkawinan, pekerjaan, hubungan suku bangsa, kelas sosial, tingkahlaku individu, serta
lingkungan alami. Faktor-faktor ini dan faktor lainnya berperanan penting dalam distribusi dan
prevalensi berbagai penyakit. Contoh pemuda Amerika lebih banyak mengalami kecelekaan
daripada wanita muda dan orang tua, perokok lebih banyak kena kanker paru-paru daripada
bukan perokok, gondok lebih banyak menyerang penduduk pedalaman yang tinggal di daerah
pegunungan daripada penduduk pantai yang bahan makannya kaya yodium.
Tugas seorang epidemiolog adalah bekerja untuk membuat korelasi-korelasi dalam hal
insiden penyakit dalam usaha menetapkan petunjuk tentang pola-pola penyebab penyakit yang

6
kompleks, atau tentang kemungkinan-kemungkinan dalam pengawasan penyakit (Clausen;
1963:142). Epidemiologi berusaha mencapai suatu tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan,
mengurangi timbulnya semua ancaman kesehatan.
Ahli antropologi lebih menaruh minat pada ciri epidemiologi dari penyakit-penyakit
penduduk non Eropa dan Amerika, termasuk penyakit-penyakit psikologis yang disebabkan oleh
struktur budaya yang dalam Antropologi Kesehatan disebut dengan istilah “Sindroma
Kebudayaan Khusus” seperti “mengamuk” atau histeris. Selain itu, ahli antropologi juga
menaruh minat pada studi-studi mengenai “Epidemiologi Pembangunan” yaitu mencari
konsekuensi-konsekuensi kesehatan yang sering bersifat mengganggu terhadap proyek-proyek
pembangunan.

2.3 Hubungan Antara Budaya Dan Kesehatan


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagaisuperorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut
Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang
mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,
yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan
akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang
ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidup sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui
komponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang

7
dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta kebudayaan dan teknologi yang berkembang di
masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap
masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu, ketika pengetahuan
tentang kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan memaksa masyarakat untuk
menempuh cara “trial and error” guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko
untuk mati masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman empiris
dengan konsep kesehatan ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan
merupakan konsep sehat tradisional secara kuratif.
Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah penggunaan
kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan masyarakat
Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat
yang telah disediakan oleh alam. Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya system
drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa Minoans. Ini
menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh terhadap
kesehatan.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan
manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau
"orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara
etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.

Antropologi kesehatan  didefinisikan sebagai aktivitas formal antropologi yang berhubungan


dengan kesehatan dan penyakit.

Pengertian implikasi menurut KBBI adalah keterlibatan Implikasi berfungsi membandingkan


antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil penelitian yang baru dilakukan.

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang membuat
perawat dapat merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan. Tahapannya meliputi:
pengkajian diagnosis keperawatan, perencanaan (termasuk identifikasi hasil yang diperkirakan),
implementasi, dan evaluasi.

Mereka para antrolog nasional  melakukan penelitian dalam topik-topik seperti manusia,


anatomi, pediatri, epidemiologi, kesehatan jiwa, penyalahguna- an obat, definisi mengenai sehat
dan penya-kit, latihan petugas kesehatan, birokasi medis, pengaturan dan pelaksanaan rumah-
sakit, hubungan dokter-pasien, dan proses mem-perkenalkan sistem kesehatan ilmiah kepada
masyarakat-masyarakat yang semula hanya mengenal sistem kesehatan tradisional.

3.2 Saran
       Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

Koertjaningrat. 1990. Antropologi sosial. Jakarta: PT. Dia Rakyat

Anderson, Foster. (2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.

Tim penyusun kamus pusat bahasa. 2005.  Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai pustaka
keperawatansemester1.blogspot.com/2011/05/antropologi-kesehatan.html
www.docstoc.com/docs/26447538/Teori-model-leningger

iii

Anda mungkin juga menyukai