Anda di halaman 1dari 13

Penerapan Antropologi Dalam Praktek Keperawatan Di Masa Pandemi

Disusun Oleh :
Kelompok 3
M. Saeful Bahri 0101019039
Nadia Aulia 0101019040
Nurmala Dewi 0101019043
Oktania Karisma 0101019047
Putri Sugiarti 0101019046
Roza Sukma Arolia 0101019052
Ryan Dwi Juliyanto 0101019053
Shellia Intan 0101019057
Siska Permata 0101019058

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA CIKARANG

JL. RE Martadinata (By Pass) Cikarang-Bekasi 17530

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya, shalawat serta
salam tidak lupa kami curahkan kepada nabi besar kita nabi Muhammad Saw.
Penyusun mengangkat masalah mengenai " Penerapan Antropologi Dalam Praktek
Keperawatan Di Masa Pandemi", sesuai dengan judulnya makalah ini membahas tentang
hal-hal yang berkenaan dengan penerapan antropologi dalam praktek keperawatan di masa
pandemi.
Penyusun mengharapkan penulisan makalah ini dapat menambah pengetahuan serta
informasi bagi pembaca mengenai judul tersebut.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada dosen pembimbing, teman-
teman, serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama
kepada dosen yang telah memberikan pengarahan dalam pembuatan makalah ini kepada
kami.
Penyusun menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan,
maka dari itu kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan agar
penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik.

Bekasi, Juni 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1

C. Sistematika Penulisan......................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................................3

TINJAUAN TEORITIS....................................................................................................................3

A. Antropologi dalam Bidang Kesehatan.............................................................................3

B. Hubungan Antropologi dengan Praktik Keperawatan....................................................3

C. Penerapan Antropologi dalam Praktik Keperawatan di masa Pandemi.........................4

D. Kesehatan Jiwa dan Psikososial di masa Pandemi..........................................................5

BAB III..........................................................................................................................................8

PENUTUP....................................................................................................................................8

A. Kesimpulan......................................................................................................................8

B. Saran................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia dan segala


sesuatu yang berkaitan dengan manusia dan budaya. Antropologi juga mengkaji
tentang antropologi kesehatan yang di dalamnya menerangkan hubungan antara
manusia, budaya, dan kesehatan. Antropologi kesehatan merupakan bagian dari
antropologi sosial dan kebudayaan yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan
masyarakat mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan
dan masalah terkait lainnya (Rahmah, 2015).

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Nilai budaya


sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan akan keberadaanya sebagai upaya
mewujudkan hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang ditemukan secara
universal. Dari budaya pula, hidup sehat dapat ditelusuri, yaitu melalui komponen
pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai
yang dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta kebudayaan dan teknologi yang
berkembang di masyarakat (Rahmah, 2015).

Sikap caring yang menjadi ciri khas praktik keperawatan menjadi sorotan di
media selama masa pandemi. Beberapa media menyoroti kinerja perawat yang tidak
memberikan perlakuan berbeda terhadap pasien. Pemberitaan mengenai sikap
perawat juga membawa penilaian positif bagi masyarakat yang selama ini memiliki
impresi buruk terhadap perawat (Auliasyafitri, 2020).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

1
Mahasiswa mampu mengetahui tentang Penerapan Antropologi dalam Praktek
Keperawatan di masa Pandemi.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengetahui tentang :
a. Antropologi dalam bidang kesehatan

2
2

b. Hubungan antropologi dengan praktik keperawatan


c. Penerapan antropologi dalam praktik keperawatan di masa pandemi
d. Kesehatan jiwa dan psikososial di masa pandemi
C. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Makalah dengan judul Penerapan Antropologi Dalam Praktek
Keperawatan Di Masa Pandemi ini menggunakan sistematika sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, sistematika
penulisan. Bab II Tinjauan Teoritis membahas tentang Antropologi Masyarakat
Budaya Jawa Timur. Bab III Penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Antropologi dalam Bidang Kesehatan


Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh
pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis (Indrawaty, 2018).
Antropologi Kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari gejalagejala
sosiobudaya, biobudaya dan ekologi budaya dari “kesehatan” dan kesakitan yang dilihat
dari segi-segi fisik, jiwa dan sosial serta perawatannya masing-masing dan interaksi
antara ketiga segi ini dalam kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individual maupun
tingkat kelompok sosial keseluruhannya (Indrawaty, 2018).
Antropologi kesehatan adalah disiplin ilmu yang memberi perhatian pada aspek-
aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tenyang cara-cara
interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Anderson, 1986 dalam Indrawaty, 2018).

B. Hubungan Antropologi dengan Praktik Keperawatan


Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat,
yang dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan.
Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitu metha
theory, grand theory, midle range theory dan practice theory. Salah satu teori yang
diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory. 
Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks
keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh
pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam
masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan
keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada

3
4

klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural
shock.

C. Penerapan Antropologi dalam Praktik Keperawatan di masa Pandemi


Dimasa pandemi ini banyak dibuat protokol kesehatan yang tidak lain untuk
mencapai kesehatan masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama
dengan antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek
kesehatan. Oleh sebab itu, banyak penerapan antropologi dalam praktik keperawatan
dimasa pandemi seperti ini :

1. Memakai Masker
Perilaku yang memperhatikan protokol kesehatan terkait wabah Covid-19 seperti
memakai masker ketika bepergian. Memakai masker dianggap sebagai cara efektif
untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19. Oleh karena itu, semua orang yang
beraktivitas di luar ruangan disarankan untuk mengenakannya.
2. Penyemprotan desinfektan
Di masa pandemi seperti ini penyemprotan disinfektan harus dilakukan untuk
menghilangkan atau membunuh mikroorganisme secara keseluruhan. Disinfektan
merupakan proses dekonteminasi yang menghilangkan atau membunuh segala hal
terkait mikroorganisme (baik virus dan bakteri) pada objek permukaan benda mati.
Ini yang membedakan disinfeksi dengan antiseptik. Kalau antiseptik, membunuh atau
menghambat mikroorganisme pada jaringan hidup.
3. Menetapkan kriteria dan langkah-langkah perlakuan terhadap: ODP (orang dalam
pengawasan), PDP (pasien dalam pengawasan), suspect (pasien yang telah
menunjukkan semua gejala klinis infeksi corona), dan pasien positif corona.
4. Mengubah budaya (cara-cara hidup)
Disatu sisi, penyakit seringkali disebabkan oleh budaya (cara-cara hidup) manusia,
atau setidaknya penyakit mudah menjadi wabah karena budaya tertentu dalam
masyarakat. Misalnya seperti memakan daging yang belum matang. Oleh sebab itu,
mengubah cara hidup atau kebiasaan mesti dilakukan demi kesehatan.
5. Kebijakan Social Distancing
Social distancing merupakan salah satu langkah pencegahan dan pengendalian
infeksi virus Corona dengan menganjurkan orang sehat untuk membatasi kunjungan
5

ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Adanya Social Distancing
sejauh ini sangat efektif dalam menghambat penyebaran virus/penyakit, yakni
dengan mencegah orang sakit melakukan kontak dekat dengan orang-orang untuk
mencegah penularan.

D. Kesehatan Jiwa dan Psikososial di masa Pandemi


1. Membantu lansia mengatasi stres selama wabah COVID-19
Warga lansia, terutama yang di isolasi dan yang mengalami penurunan
kognitif/demensia bisa semakin resah, marah, tertekan, gelisah, tertutup, terlalu
curiga selama wabah/berada di karantina. Beri dukungan emosional melalui
jaringan informal (keluarga) dan tenaga kesehatan jiwa. Sampaikan fakta-fakta
sederhana tentang yang sedang terjadi dan informasi yang jelas tentang cara
mengurangi risiko infeksi dengan bahasa yang dapat dimengerti lansia
dengan/tanpa gangguan kognitif.
Lansia mungkin tidak akrab dengan penggunaan alat perlindungan atau
metode pencegahan atau menolaknya. Panduan penggunaan alat perlindungan
perlu disampaikan secara jelas padat, sopan dan sabar. Beri lansia latihan fisik
sederhana di rumah/dalam karantina agar tetap aktif bergerak dan mengurangi
kebosanan. Semangati lansia yang memiliki keahlian, pengalaman dan kekuatan
untuk menjadi sukarelawan dalam upaya masyarakat menanggapi wabah COVID-10.
2. Mendukung kebutuhan penyandang disabilitas selama wabah COVID-19
Penyandang disabilitas dan pengasuhnya menghadapi berbagai tantangan
yang dapat menghalangi mereka untuk mendapatkan akses pada perawatan dan
informasi yang penting untuk mengurangi risiko selama wabah COVID-19. Halangan-
halangan ini antara lain:
a. Halangan Lingkungan
Komunikasi penting untuk mempromosikan kesehatan dan mencegah
infeksi dan mengurangi stres di tengah masyarakat, tetapi seringkali informasi
tidak dikembangkan dan dibagikan secara inklusif bagi penyandang disabilitas
komunikasi. Banyak pusat kesehatan sulit diakses penyandang disabilitas fisik
karena hambatan perkotaan dan sulitnya sistem transportasi umum yang mudah
diakses penyandang disabilitas.
6

b. Halangan sikap

Prasangka, stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas


termasuk pandangan penyandang disabilitas tidak dapat membantu dalam
respons wabah atau mengambil keputusan sendiri. Halangan-halangan ini dapat
menimbulkan stres tambahan bagi penyandang disabilitas dan orang yang
merawatnya selama wabah COVID-19. Pendapat dan kebutuhan penyandang
disabilitas penting dimasukkan dalam perencanaan dan respons darurat wabah
untuk menjaga kesehatan fisik dan mental sembari menurunkan risiko infeksi
COVID-19.
Pesan komunikasi yang mudah diakses perlu dikembangkan, antara lain
pertimbangan tentang penyandang disabilitas (termasuk disabilitas sensorik,
intelektual, kognitif dan psikososial), seperti situs web dan daftar fakta yang mudah
diakses sehingga penyandang disabilitas visual dapat membaca informasi penting
tentang wabah ini. Berita dan konferensi pers tentang wabah melibatkan juru
bahasa isyarat tersertifikasi yang divalidasi oleh penyandang tuna rungu. Staf
kesehatan mengerti bahasa isyarat atau setidaknya ada juru bahasa isyarat
tersertifikasi yang divalidasi oleh penyandang tuna rungu.

3. Pesan dan kegiatan untuk membantu anak-anak menghadapi stres selama wabah

Anak-anak dapat menanggapi situasi sulit/meresahkan dengan cara yang


berbeda-beda. Dorong terciptanya lingkungan yang sensitif dan peduli di sekeliling
anak-anak. Anak-anak memerlukan kasih sayang orang dewasa dan seringkali
perhatian lebih dalam masa-masa sulit. Emosi anak-anak sering terpengaruh oleh
orang-orang dewasa yang penting bagi hidup mereka. Jadi, cara orang dewasa
menanggapi krisis ini sangat penting. Orang dewasa perlu mengelola baik emosinya
sendiri dan tetap tenang, mendengarkan kekhawatiran anak dan lembut berbicara
serta menghibur anak. Jika pantas dan sesuai usia, dorong orang tua/pengasuh
untuk memeluk anak-anaknya dan sering mengatakan mereka mengasihi dan bangga
akan anak itu hingga anak merasa lebih baik dan aman.
Berikan fakta tentang yang sedang terjadi dan informasi jelas yang
sesuaiuntuk anak-anak tentang cara mengurangi risiko infeksi dan tetap aman dalam
7

bahasa yang dimengerti. Demonstrasikan kepada anak cara menjaga keamanan diri
(misalnya; tunjukkan cara cuci tangan yang efektif. Jangan berspekulasi tentang
rumor atau informasi yang belum pasti di dekat anak-anak. Berikan informasi
tentang apa yang telah terjadi atau mungkin terjadi dengan cara yang menenangkan,
jujur dan sesuai umurnya. Dukung orang dewasa/pengasuh dengan kegiatan untuk
anak selama isolasi/karantina di rumah. Kegiatan-kegiatan ini sebaiknya menjelaskan
tentang virus tetapi juga menjaga agar anak tetap aktif ketika tidak masuk sekolah).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku masyarakat sangat ditentukan oleh latar belakang sosial, budaya dan
religi. Dengan melihat latar belakang masyarakat Indonesia yang penuh dengan
kegiatan sosial, budaya, keagamaan, ditambah dengan kepentingan ekonomi bagi
masyarakat menengah ke bawah, maka pola penanganan Covid-19 yang berupa
PSBB, WFH, Social distancing akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya.
Perawat sebagai profesi yang sangat mulia pada masa pandemi ini menjadi
garda terdepan dalam pemutusan mata rantai penyebaran wabah. Dalam dunia
keperawatan perawat memiliki tugas untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien yang membutuhkan. Perawat menerapkan model keperawatan
transcultural nurshing yang fokus keperawaatannya memandang perbedaan dan kesamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia.

B. Saran
Mahasiswa keperawatan sebaiknya mengetahui tentang penerapan antropologi
dalam praktek keperawatan khususnya dimasa pandemi ini. Agar Mahasiswa
keperawatan yang nantinya akan menjadi seorang perawat dapat mencegah insiden
dari kesalahan saat melakukan tindakan akibat perbedaan dalam kebudayaan,
agama, dan suku di Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rahmah. (2015). Antropologi dalam Dunia Kesehatan. Diakses pada Sabtu, 21 Juni 2020 dari
https://www.kompasiana.com/lailatulrahmah/54f8046aa33311f1608b4841/antropologi-
dalam-dunia-kesehatan

Auliasyafitri. (2020). Hubungan Penerapan Caring oleh Perawat dan Penilaian Masyarakat
Terhadap Profesi Perawat Semasa Pandemi COVID-19. Diakses pada Sabtu, 21 Juni 2020 dari
https://www.kompasiana.com/azkaauliasyafitri

Anggraini. (2020). Yang Harus Kita Pahami Mengenai Pemakaian Masker saat Pandemi.
Diakses pada Senin, 23 Juni 2020 dari
https://health.kompas.com/read/2020/04/08/160000168/yang-harus-kita-pahami-
mengenai-pemakaian-masker-saat-pandemi?page=all.

Indrawaty. (2018). Dasar Dasar Penerapan Antropologi Kesehatan. Ponorogo: wadegroup. Ebook
dikases pada Sabtu, 21 Juni 2020 dari repositori.uin-alauddin.ac.id › ...PDF

Ramadayanti. (2020). COVID-19 dalam Perspektif One Health Approach dan Law Enforcement.
Diakses pada Sabtu, 21 Juni 2020 dari http://fh.unpad.ac.id/covid-19-dalam-perspektif-one-
health-approach-dan-law-enforcement/

Arman. (2020). Penanganan Wabah Covid-19 Dengan Pendekatan Budaya. Diakses pada Sabtu, 21
Juni 2020 dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/penanganan-wabah-covid-19-
dengan-pendekatan-budaya/

Anonim. (2020). Soni Sadono: Perilaku dan Budaya Masyarakat Intuitif Saat Pandemi Covid-19.
Diakses pada Sabtu, 21 Juni 2020 dari https://www.biem.co/read/2020/05/29/59009/soni-
sadono-perilaku-dan-budaya-masyarakat-intuitif-saat-pandemi-covid-19/

Anonim. (2020). Catatan tentang aspek kesehatan jiwa dan psikososial wabah COVID-19.
Diakses pada Sabtu, 21 Juni 2020 dari http://mhpss.refgroup@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai