Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANTROPOLOGI DALAM KEPERAWATAN


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Kesehatan

Dosen Pengampu :
Bu Hj. Iyam Mariam.,S.Sos.,S.Kep.,Ners.,M.Si.,M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 8


Anggota :
1. Anggita Julianty (32722001D20008)
2. Dede Tika Lestari (32722001D20018)
3. Elsa Sephia Nuraeni (32722001D20028)
4. Helma Fortuna (32722001D20038)
5. M Ilham Ripaldi (32722001D20048)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI


PROGRAM STUDY D-III KEPERAWATAN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Antropologi
Kesehatan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Antropologi dalam Keperawatan” dapat diselesaikan karena
bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi dan pengetahuan bagi
kita semua. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan pengetahuan setelah
membaca makalah ini.
Kami menyadari makalah bertema Antropologi Kesehatan ini masih memerlukan
penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran
pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sukabumi, 16 Oktober 2020


Penyusun

Kelompok 8

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PEDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembahasan...................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1 Perkembangan Antropologi dalam Keperawatan......................................................................5
2.2 Manfaat Antropologi dalam Praktek Keperawatan...................................................................5
2.3 Contoh-contoh Penerapan Antropologi dalam Praktek Keperawatan.......................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9

2
BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antropologi kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosiobudaya,
biobudaya dan ekologi budaya dari kesehatan dan kesakitan yang dilihat dari segi-segi fisik, jiwa
dan sosial serta perawatannya masing-masing dan interaksi antara ketiga segi ini dalam
kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individual maupun tingkat kelompok sosial
keseluruhannya. Perkembangan antropologi kesehatan sejak permulaan dasawarsa enam puluhan
begitu pesat (seluruh universitas yang tergolong baik di AS membuka program pengkhususan)
medical anthropology. Di dunia internasional dan di Indonesia khususnya, telah membentuk
kondisi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan maupun penambahan
jumlah tenaga ahli. Dengan demikian peranan mereka dalam penelitian berbagai masalah
kesehatan dapat berkembang. Kondisi ini bukan hanya bagi kepentingan penelitian konseptual
dan teoritis tetapi juga dalam menanggulangi masalah kesehatan bagi kepentingan masyarakat.
Foster (1981) mengembangkan Pelayanan Kesehatan Primer (PKP) sesudah dikenal
sebagai Primary Health Care (Alma Alta 1978). Deklarasi ini bertujuan untuk mengurangi
ketidakadilan pada sistem pelayanan kesehatan nasional negara berkembang seperti Indonesia.
Deklarasi ini juga menetapkan bahwa kesehatan adalah suatu hak asasi manusia dan upaya
meningkatkan derajat kesehatan setinggi mungkin merupakan tujuan sosial yang penting. Di
pihak lain dinyatakan bahwa rakyat di setiap negara memiliki hak dan kewajiban untuk 2
berperan serta/berpartisipasi sosial, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pelayanan
kesehatan mereka. Tahun 2000 (diharap semua di dunia) harus mencapai tingkat kesehatan
(hidup produktif) sosial ekonomi (santoso 1988) “kalau upaya yang dimaksud berhasil”. Perlu
dikaji karena berbagai masalah yang telah dialami oleh institusi kesehatan PKP (antropologi
kesehatan terapan) menunjukkan peranan ilmuwan antropologi kesehatan dalam penelitian
mengenai masalah kesehatan dan penanggulangan, peningkatan derajat kesehatan penduduk.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi
dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak
bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari. Secara teoritis dan praktis,
antropologi keperawatan sebagai ilmu akan memberikan suatu sumbangan pada pengemban
pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya ocialm ginekologi ocial. Bentuk dasar sumbangan
keilmuan tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan membantu dengan ocialm

3
untuk menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan perspektif yang berbeda dengan sesuatu
yang telah dikenal para petugas kesehatan saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan antropologi dalam keperawatan?
2. Apa saja manfaat antropologi dalam praktik keperawatan?
3. Sebutkan contoh-contoh penerapan antropologi dalam praktek keperawatan!

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui perkembangan antropologi dalam keperawatan
2. Serta mengetahui manfaat dan contoh penerapan antropologi dalam praktik keperawatan
3. Untuk memenuhi tugas kelompok Antropologi Keseatan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Antropologi dalam Keperawatan


Perkembangan Antropologi Kesehatan dari Sisi Sosiocultural Pole Antropologi kesehatan
mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat
sebagai pusat dari budaya, di antaranya objek yang menjadi kajian disiplin ilmu ini adalah:
1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes).
2. Beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun
supernatural atau penyihir,
3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok
masyarakat.
4. Healers yang mempunyai peranan sebagai penyembuh.
5. Perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama
illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.
Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada akhir abad 20, pada tahun
1924 W.H. R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa kepercayaan medis dan prakteknya
tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi sosial yang lain. Ia menyatakan “praktek
medis primitif mengikuti dari dan membuat pengertian dalam syarat-syarat yang mendasari
kepercayaan medis. Ia juga menyatakan keberadaan 3 padangan dunia yang berbeda (gaib, religi,
dan naturalistik) dan menghubungkan sistem-sistem kepercayaan, dan tiap-tiap pandangan
memilki model perilaku medis yang sesuai. Ackerkencht, seorang dokter dan ahli antropologi,
orientasi teoritisnya diungkapkan dalam bentuk lima generalisasi yaitu:
1. Studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah sifat tunggal melainkan konfigurasi
budaya secara keseluruhan dai masyarakat dan temapt dimana pola medis berada dalam
totalitas tersebut.
2. Ada begitu banyak pengobatan primitive.
3. Bagian dari pola medis, seperti yang ada pada keseluruhan budaya, secara fungsional
saling berkaitan.
4. Pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan definisi budaya.

2.2 Manfaat Antropologi dalam Praktek Keperawatan


1. Mengetahui unsur kemanusiaan secara keseluruhan

5
Unsur kemanusiaan secara keseluruhan sangat penting untuk diketahui karena tujuan dari
ilmu antropologi ini. Sebagai makhluk sosial manusia hidup secara bermasyarakat dan tidak bisa
hidup sendiri-sendiri. Disini peran orang lain untuk membantu kita sangat penting karena
manusia merupakan makhluk sosial.
2. Prinsip-prinsip perilaku tiap masyarakat diketahui lebih jelas dan terbuka
Ilmu antropologi ini juga menfokuskan pembahasan dan penelitiannya terhadap prinsip tiap
masyarakat. Penelitian diambil secara langsung sehingga hasil dari penelitian ini bisa dijadikan
dasar ilmu pengetahuan. Penelitian ini lebih jelas dan rinci membahas perilaku setiap
mansyarakat dan terbuka. Terbuka untuk di jelaskan pada orang – orang yang juga tertarik
dengan ilmu antropologi ini.
3. Memahami tata cara kehidupan suatu masyarakat dari zaman dahulu sampai zaman
sekarang
Tatanan kehidupan masyarakat yang hidup di zaman dahulu sangat berbeda dengan zaman
sekarang, zaman yang modern. Di zaman dahulu segala teknologi belum seperti sekarang
sehingga untuk berkomunikasi memang hanya tatap mata saja. Sehingga saat itu pergaulan yang
ada di zaman dahulu hanya sebatas kelompok yang tinggal berdekatan saja.
Di zaman sekarang manfaat it teknologi banyak membantu komunikasi. Macam-macam alat
komunikasi dan manfaatnya dapat digunakan secara maksimal. Dari jarak jauhpun masih bisa
terhubung untuk melakukan komunikasi.

2.3 Contoh-contoh Penerapan Antropologi dalam Praktek Keperawatan


 Kasus I
Adat istiadat yang mempengaruhi kesehatan salah satu contohnya adalah tradisi yang terjadi
di daerah NTB. Masyarakat di sana terbiasa melakukan persalinan dengan cara berjongkok,
pengasapan ibu, maupun kompres panas pada vagina. Hal ini menyebabkan demam nifas yang
mengakibatkan kematian, sehingga angka kematian ibu di daerah itu menjadi yang tertinggi
(pertama) di Indonesia.
 Kasus II
Banyaknya nilai-nilai yang ada di masyarakat juga mempengaruhi kesehatan. Untuk nilai-
nilai yang menunjang kesehatan tentunya dipelihara, sementara nilai-nilai yang merugikan
kesehatan harus diubah. Contoh pada suku tertentu yang sangat meninggikan nilai anak laki-laki
maka program keluarga berencana tidak berhasil pada keluarga yang belum memiliki anak laki-
laki sekalipun baik secara kondisi kesehatan, jumlah anak yang sudah dimiliki maupun sosial
ekonomi tidak menunjang.
 Kasus III

6
Salah satu perilaku yang berakar pada sosial budaya dan berhubungan dengan kesehatan
adalah perilaku menyirih. Tradisi mengunyah sirih merupakan warisan budaya silam, lebih dari
3.000 tahun yang lampau pada zaman neolitik. Diperkirakan sekitar 200 juta orang di dunia
mengkonsumsi sirih dan kebiasaan ini sekarang tersebar luas di Asia Tenggara dan Asia Selatan
(Natamiharja, 2002). Studi ini meneliti mengenai perilaku menyirih di wilayah Sumatera Utara
yaitu pada suku Karo.
Perilaku menyirih sangat sulit untuk dihilangkan karena dahulu perilaku ini berhubungan
dengan adat-istiadat yaitu pada acara pertunangan dan pernikahan. Perilaku menyirih juga sangat
erat hubungannya dengan kepercayaan suku Karo. Perilaku menyirih pada masyarakat Karo
sudah ada sejak zaman dahulu. Sirih digunakan bila seseorang jatuh sakit atau lemah badannya,
meninggal dunia untuk meramal, untuk penghormatan, pada acara merdang, pada upacara
berkeramas, untuk mengusir roh, pada upacara ngkuruk emas (mengambil emas), dan upacara
muat kertah (mengamnil kertah).
Kepercayaan bahwa mengunyah sirih dapat menghindari penyakit mulut seperti mengobati
gigi yang sakit dan nafas yang tak sedap kemungkinan telah mendarah daging di antara para
penggunanya. Padahal efek negatif menyirih dapat mengakibatkan penyakit periodontal, adanya
lesi-lesi pada mukosa mulut, sepertisub mucous fibrosis, oralpremalignant, bahkan dapat
mengakibatkan kanker mulut.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Antropologi kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosiobudaya,
biobudaya dan ekologi budaya dari kesehatan dan kesakitan yang dilihat dari segi-segi fisik, jiwa
dan sosial serta perawatannya masing-masing dan interaksi antara ketiga segi ini dalam
kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individual maupun tingkat kelompok sosial
keseluruhannya. Perkembangan antropologi kesehatan sejak permulaan dasawarsa enam puluhan
begitu pesat (seluruh universitas yang tergolong baik di AS membuka program pengkhususan)
medical anthropology.
Manfaat Antropologi dalam Praktek Keperawatan
1) Mengetahui unsur kemanusiaan secara keseluruhan
2) Prinsip-prinsip perilaku tiap masyarakat diketahui lebih jelas dan terbuka
3) Memahami tata cara kehidupan suatu masyarakat dari zaman dahulu sampai zaman
sekarang.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi
dambaan setiap orang sepanjang hidupnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

 http://repositori.uin-alauddin.ac.id/15260/1/BUKU%20ANTROPOLOGI
%20KESEHATAN%20Dr.%20Syamsuddin%20AB%2C.S.Ag%2C.M.Pd.pdf
 slideshare.net/sugianigustiayugusti/perkembangan-antropologi-kesehatan
 http://notocatur.blogspot.com/
 http://www.compas.com/

Anda mungkin juga menyukai