Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN

“PENERAPAN ANTROPOLOGI KESEHATAN DALAM PELAYANAN


RUMAH SAKIT”

Disusun oleh:
Annisa Nurulisah
18001002

Dosen:
Fahmy Rezkiah, S.K.M., MMRS

PROGRAM STUDI STRATA 1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Adapun makalah antropologi kesehatan tentang penerapan antropologi
kesehatan dalam pelayanan rumah sakit telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah antropologi kesehatan
tentang penerapan antropologi kesehatan dalam pelayanan rumah sakit dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap
pembaca.
Pekanbaru, 4 Januari 2019
Hormat kami,

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 2
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan Masalah........................................................................... 2
D. Manfaat Pembahasan Masalah ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Pengertian Antropologi Kesehatan .................................................................. 3
B. Pengertian Pelayanan Rumah Sakit .................................................................. 4
C. Peranan Antropologi Kesehatan dalam Pelayanan Rumah Sakit ..................... 5
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antropologi Kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala
sosiobudaya, biobudaya, dan ekologi budaya dari “kesehatan” dan kesakitan
yang dilihat dari segi-segi fisik, jiwa, dan sosial serta perawatannya masing-
masing dan interaksi antara ketiga segi ini dalam kehidupan masyarakat, baik
pada tingkat individual maupun tingkat kelompok sosial keseluruhannya.
Antropologi Kesehatan menjelaskan secara komprehensif dan interpretasi
berbagai macam masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara
tingkah laku manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat “kesehatan” dan
penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari
pengetahuan tersebut. Partisipasi profesional “antropolog” dalam program-
program yang bertujuan memperbaiki derajat “kesehatan” melalui pemahaman
yang lebih besar tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan
“kesehatan”, serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini
akan meningkatkan “kesehatan” yang lebih baik. Hal-hal seperti yang disebutkan
tersebut dapat terjadi dibeberapa ruang, salah satunya rumah sakit.
Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang unik dan kompleks karena ia
merupakan institusi yang padat karya, mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri serta
fungsi-fungsi yang khusus dalam proses menghasilkan jasa medik dan
mempunyai berbagai kelompok profesi dalam pelayanan penderita. Di samping
melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat, rumah sakit juga
mempunyai fungsi pendidikan.
Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa,
kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan
untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan
berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan antropologi kesehatan?
2. Apa yang dimaksud dengan pelayanan rumah sakit?
3. Bagaimana peranan antropologi kesehatan dalam pelayanan rumah
sakit?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang antropologi kesehatan.
2. Untuk mengerahui tentang pelayanan rumah sakit.
3. Untuk mengetahui peranan antropologi kesehatan dalampelayanan
rumah sakit.

D. Manfaat Pembahasan Masalah


Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi penulis
Makalah ini dapat digunakan sebagai penambahan wawasan tentang
peranan antropologi kesehatan dalampelayanan rumah sakit.
2. Bagi masyarakat
Makalah ini dapat digunakan sebagai masukan untuk mengetahui
tentang peranan antropologi kesehatan dalampelayanan rumah sakit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropologi Kesehatan


Antropologi kesehatan menurut Solita Sarwono 1993 adalah studi tentang
pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang
penyakit dan kesehatan (Djoht, 2002). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat
sempit karena antropologi sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan
masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja. Antropologi lebih luas lagi
kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat mengatakan bahwa ilmu antropologi
mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial, budaya (1984;76). Pengertian
Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson merupakan konsep yang
tepat karena termakutub dalam pengertian ilmu antropologi seperti disampaikan
Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson, antropologi kesehatan
mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda
yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antropologi kesehatan
(Foster/Anderson, 1986; 1-3) adalah disiplin yang memberi perhatian pada
aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkah laku manusia, terutama
tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan
manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Djoht,
2002).
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan
pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut:
1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara
keseluruhan termasuk individunya. Cara pandang yang tepat akan
mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan
kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar
kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh pendekatan sistem,
holistik, emik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran antropologi

3
dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan
mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk
menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.
3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam
merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis
dan interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.

B. Pengertian Pelayanan Rumah Sakit

Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam


memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan
kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan
Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama
dalam suatau organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

Rumah sakit adalah tempat untuk menyelenggarakan salah satu upaya


kesehatan yaitu upaya pelayanan kesehatan (health services). Berdasarkan
Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit adalah rumah
Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Jadi, pelayanan rumah sakit adalah upaya yang diselenggarakan oleh rumah
sakit guna memelihara dan meningkatkan kesehatan, mancegah dan
menyembuhkan penyakit pasien ataupun masyarakat.

4
C. Peranan Antropologi Kesehatan dalam Pelayanan Rumah Sakit

Antropologi mempunyai metode yang khas dan tidak dimiliki oleh ilmu-ilmu
lain, yaitu Observasi partisipasi. Metode ini yang sering menghebohkan dunia
ilmu pengetahuan dengan penemuan-penemuan baru yang sangat berguna
dalam membangun suatu masyarakat. Kadang-kadang di lingkungan dunia
“praktis”, cara masuk untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat sangat lambat
dan bahkan tidak berhasil karena pendekatan yang digunakan keliru. Ilmu
Antropologi memahami kebudayaan manusia dan mengerti orientasi nilai dalam
suatu masyarakat yang menjadi acuan dalam hidupnya untuk melakukan sesuatu
(partisipasi dalam bahasa dunia “praktis”). Dengan memahami orientasi nilai ini,
partisipasi sangat mudah dibangun dalam menjalankan program kesehatan.

Sering terjadi pada masyarakat sederhana lebih percaya pada pengobatan


tradisional dari pada pengobatan modern karena alasan nilai yang dipakai untuk
melihat sistem pelayanan yang dibangun oleh kedua pengobatan tersebut. Ahli
antropologi lebih memahami konsep ini daripada tenaga kesehatan. Konsep
“Etik” dan Konsep “Emik” lebih dikuasai oleh ahli antropologi daripada tenaga
kesehatan. Oleh karena itu ahli antropologi sangat dibutuhkan dalam merancang
sistem pelayanan kesehatan moderen yang bisa diterima masyarakat tradisional.

1. Sejarah rumah sakit yang berkaitan dengan antropologi

Dalam sejarah kuno, kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat


erat. Salah satu contoh institusi pengobatan tertua adalah kuil Mesir. Kuil
Asclepius di Yunani juga dipercaya memberikan pengobatan kepada orang sakit,
yang kemudian juga diadopsi bangsa Romawi sebagai kepercayaan. Kuil Romawi
untuk Æsculapius dibangun pada tahun 291 SM di tanah Tiber, Roma dengan
ritus-ritus hampir sama dengan kepercayaan Yunani, Institusi yang spesifik untuk
pengobatan pertama kali, ditemukan di India. Rumah sakit Brahmanti pertama

5
kali didirikan di Sri Lanka pada tahun 431 SM, kemudian Raja Ashoka juga
mendirikan 18 rumah sakit di Hindustan pada 230 SM dengan dilengkapi tenaga
medis dan perawat yang dibiayai anggaran kerajaan.

Rumah sakit pertama yang melibatkan pula konsep pengajaran pengobatan,


dengan mahasiswa yang diberikan pengajaran oleh tenaga ahli, adalah Akademi
Gundishapur di Kerajaan Persia. Bangsa Romawi menciptakan valetudinaria
untuk pengobatan budak, gladiator, dan prajurit sekitar 100 SM.

Adopsi kepercayaan Kristiani turut memengaruhi pelayanan medis di sana.


Konsili Nicea Ipada tahun 325 memerintahkan pihak Gereja untuk juga
memberikan pelayanan kepada orang-orang miskin, sakit, janda, dan musafir.
Setiap satu katedral di setiap kota harus menyediakan satu pelayanan kesehatan.
Salah satu yang pertama kali mendirikan adalah Saint Sampson di Konstantinopel
dan Basil, bishop of Caesarea. Bangunan ini berhubungan langsung dengan
bagunan gereja, dan disediakan pula tempat terpisah untuk penderita lepra.

Rumah sakit abad pertengahan di Eropa juga mengikuti pola tersebut. Di


setiap tempat peribadahan biasanya terdapat pelayanan kesehatan oleh pendeta
dan suster (Frase Perancis untuk rumah sakit adalah hôtel-Dieu, yang berarti
"hostel of God."). Namun beberapa di antaranya bisa pula terpisah dari tempat
peribadahan. Ditemukan pula rumah sakit yang terspesialisasi untuk penderita
lepra, kaum miskin, atau musafir.

Rumah sakit dalam sejarah Islam memperkenalkan standar pengobatan yang


tinggi pada abad 8 hingga 12. Rumah sakit pertama dibangun pada abad 9 hingga
10 mempekerjakan 25 staff pengobatan dan perlakuan pengobatan berbeda
untuk penyakit yang berbeda pula. Rumah sakit yang didanai pemerintah muncul
pula dalam sejarah Tiongkok pada awal abad 10, Perubahan rumah sakit menjadi
lebih sekular di Eropa terjadi pada abad 16 hingga 17. Tetapi baru pada abad 18
rumah sakit modern pertama dibangun dengan hanya menyediakan pelayanan

6
dan pembedahan medis. Inggris pertama kali memperkenalkan konsep ini. Guy's
Hospital didirikan di London pada 1724 atas permintaan seorang saudagar kaya
Thomas Guy. Rumah sakit yang dibiayai swasta seperti ini kemudian menjamur di
seluruh Inggris Raya. Di koloni Inggris di Amerika kemudian berdiri Pennsylvania
General Hospital di Philadelphia pada 1751. setelah terkumpul sumbangan
£2,000. Di Eropa Daratan biasanya rumah sakit dibiayai dana publik. Namun
secara umum pada pertengahan abad 19 hampir seluruh negara di Eropa dan
Amerika Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.

2. Pelayanan kesehatan dalam antropologi kesehatan


Untuk pelayanan kesehatan rumah sakit sebelum modern yang berkaitan
dengan antropologi (yang menjadi budaya pada masa dulu).
a. Sakit diobati atau dirawat di rumah atau di tempat praktek dokter
(pasien dianggap kaya).
b. Rumah Sakit tempat yang menakutkan.
c. Berfungsi sebagai pranata amal (penampungan orang miskin yang
sakit gawat).
d. Fungsi realistis sebagai tempat orang datang untuk mati.
e. Petugas di rumah sakit perawat tidak terlatih, berasal dari kelas
bawah.
f. Jumlah dokter sangat sedikit.
Akibat dari hal inilah, ilmu antropologi dikembangkan menjadi antropogi
kesehatan dengan tujuan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan di rumah
sakit menjadi lebih baik lagi sehingga antropologi sangat berperan penting dalam
pengembangan pelayanan rumah sakit.
Rumah Sakit sebagai institusi kesehatan memiliki peran yang sangat besar
dalam menentukan perkembangan kesehatan pada masyarakat. Oleh karena itu
rumah sakit sebagai institusi kesehatan memiliki tujuan dengan menerapkan

7
pelayanan kesehatan yang berkembang dan profesional dengan memperhatikan
nilai-nilai budaya dan mengadopsi nilai-nilai budaya tersebut dalam upaya
beradaptasi dengan budaya masyarakat dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan yang maju (modern).
Untuk pelayanan kesehatan barat atau modern, sebagai berikut.
a. Dunia barat atau sekarang ini sakit ditangani di rumah sakit oleh
dokter dan perawat yang telah melewati berbagai pendidikan guna
meningkatkan kualitas.
b. Kelompok non-medikal yaitu anggota keluarga atau kerabat
menjalankan fungsi minimal (selama tahap akut).
c. Dunia tradisional sebaliknya yaitu kelompok non-medikal
menjalankan peran yang sangat besar yaitu sebagai pendukung
pengobatan tanpa dibantu personal medis.
d. Dekatnya jarak klien dengan rumah sakit, klinik atau tempat
pelayanan medis lain sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam
memasuki sistem pelayanan kesehatan. Demikian pula beberapa
klien enggan mencari pelayanan yang kompleks dan besar dan
mereka lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas yang tidak
membutuhkan prosedur yang rumit.

3. Karakteristik rumah sakit yang baik dalam antropologi kesehatan

World Health Organization (WHO) mendefinisikan rumah sakit sebagai


sebuah sarana tinggal yang menyediakan pelayanan medik singkat atau lama,
yang meliputi pelayanan pengamatan, diagnostik, pengobatan dan pemulihan
untuk mereka yang menderita penyakit atau cedera dan untuk yang melahirkan.
Rumah sakit dapat menyediakan dan dapat juga tidak menyediakan pelayanan
untuk pasien rawat jalan.

8
Sebagai perwujudan pemenuhan hak kesehatan, pemerintah wajib
menyediakan rumah sakit sesuai kebutuhan masyarakat dan memberikan
jaminan pembiayaan bagi penduduk miskin sesuai peraturan perundang-
undangan. Pemerintah juga bertanggung jawab membina dan mengatur rumah
sakit agar memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional.

Hal tersebut perlu dilakukan karena pelayanan rumah sakit mempunyai sifat-
sifat atau karakteristik tersendiri. Karakteristik ini diakibatkan oleh karena rumah
sakit merupakan suatu organisasi yang sangat kompleks karena padat sumber
daya manusia, padat modal, padat teknologi dan ilm pengetahuan. Karakteristik
rumah sakit tersebut meliputi :

a. Uncertainty atau ketidakpastian, bahwa kebutuhan akan pelayanan


rumah sakit tidak bisa dipastikan baik waktunya, tempatnya, maupun
besarnya biaya yang dibutuhkan. Sifat inilah yang menyebabkan
timbulnya respons penyelenggaran mekanisme asuransi di dalam
pelayanan kesehatan. Ciri ini pula yang mengundang mekanisme derma
di dalam masyarakat tradisional dan modern. Karena pada akhirnya ciri
ini menurunkan keunikan lain yang menyangkut aspek peri kemanusiaan
(humanitarian) dan etika.
b. Asymetry of information, bahwa konsumen pelayanan rumah sakit berada
pada posisi yang lebih lemah sedangkan Rumah Sakit mengetahui jauh
lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayanan yang “dijualnya”.
misalnya kasus ekstrim pembedahan, pasien hampir tidak memiliki
kemampuan untuk mengetahui apakah ia membutuhkan Kondisi ini
sering dikenal dengan consumer ignorance atau konsumen yang bodoh.
c. Externality, bahwa konsumsi pelayanan kesehatanatau rumah sakit tidak
saja mempengaruhi “pembeli” tetapi juga bukan pembeli. Demikian juga
risiko kebutuhan pelayanan kesehatan tidak saja mengenai pasien
melainkan juga publik.

9
4. Hubungan dokter dan perawat kepada pasien dalam antropologi kesehatan

Seorang pasien dalam situasi menjadi pasien mempunyai tujuan tertentu.


Seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan juga mempunyai
tujuan tertentu. Kondisi yang dihadapi pasien merupakan penentu peran
perawat terhadap pasien ( Husted dan Husted, 1990 ).

Dalam konteks hubungan dokter dan perawat dan pasien, perawat dapat
berperan sebagai konselor pada saat pasien mengungkapkan kejadian dan
perasaan tentang penyakitnya. Perawat juga dapat berperan sebagai pengganti
orang tua (terutama pada pasien anak), saudara kandung, atau teman bagi
pasien dalam ungkapan perasaan-perasaannya.

Dokter dan perawat memiliki etika khusus mengatur tanggung jawab moral
perawat yang disusun oleh organisasi perawat itu sendiri. Berdasarkan suatu
sumber yang ada dilingkungan baik lingkungan kesehatan, lingkungan
konsumen dan lingkungan komunitas keperawatan yang dipelajari melalui
antropologi kesehatan..

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Peranan antropologi kesehatan dalam pelayanan rumah sakit adalah


mempelajari perilaku pasien, keluarga maupun kerabat guna meningkatkan
kualitas rumah sakit serta kepuasan masyarakat (pasien, keluarga maupun
kerabat) tersebut. Antropologi kesehatan mempelajari tentang biologis dan
budaya masyarakat sehingga rumah sakit dapat memberikan pelayanan sesuai
dengan kebutuhan dan budaya di tempat tersebut.

B. Saran

Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan ajar untuk
penyusunan berikutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Rumah sakit dalam pandanganantropologi kesehatan. Diunduh di


http://masri-handrika.blogspot.com/2011/11/rumah-sakit-dalam-
pandangan-antropologi.html tanggal 25 desember 2018.

Djoht, D. (2002, Agustus). Penerapan Ilmu Antropologi Kesehatan Dalam


Pembangunan Kesehatan Masyarakat Papua. Antropologi Papua, I, 1.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor


228/MENKES/SK/III/2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksanakan Daerah.

Permenkes No. 147 tentang perijinan rumah sakit.

12

Anda mungkin juga menyukai