Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Implikasi Antropologi Dalam Praktik
Keperawatan”.Adapun tujuan dari makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Dasar.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Dasar yaitu Sunarko M. Med. Ed Beliau yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang yang kami tekuni
Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan terbatasnya pengalaman
dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, dengan segala bentuk dan saran dan kritikan
yang dapat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami harap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, terutama diprogram studi yang kami tekuni
yaitu Metodologi Keperawatan.
Tim Penyusun
ii
DARTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adaah keadaan sejahtera dari bada, jiwa, dan social yang memmungkinkan
setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah
proses membantu, seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif,
untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi
kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh
Green dan para kolagennya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi
pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhdap perilaku
yang kondusif bagi kesehatan.
Menjadi seorang tenaga kesehatan bukanlah hal yang mudah. Seorang perawat harus
siap fisik maupun mental, karena tugas seorang perawatsangatlah berat. Di Indonesia ini
jumlah perawat memang tidak sedikit, tetapi untuk di pelosok daerah masih banyak
masyarakat yang belum paham akan arti dari profesi tenaga medis. Perawat yang siap
mengabdi di kawasan pedesaan, artinya ia juga harus siap dengan konsekuensi yang akan
terjadi. Tak mudah mengubah pola pikir atau mengubah kebiasaan masyarakat.
Pembangunan kesehatan yang cenderung urban based harus terus diimbangi dengan upaya-
upaya pelayanan kesehatan yang bersifat rujukan, bersifat luar gedung maupun bersifat satelit
pelayanan. Dengan demikian pembangunan pembangunan kesehatan dapat menjangkau
kantong-kantong penduduk risiko tinggi yang merupakan penyumbang terbesar kejadian
sakit dan kematian. Kelompok kelompok penduduk inilah yang sesunguhnya lebih
membutuhkan pertolongan karena selain lebih rentan terhadap penyakit, kemampuan
menyebar mereka lebih cepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian antropologi kesehatan
2. Apa pengertian implikasi
3. Bagaimana implikasi transcultural dalam praktik keperawatan
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian antropologi kesehatan
2. Untuk mengetahui pengertian implikasi
3. Untuk mengetahui bagaimana implikasi transcultural dalam praktik keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dari definisi-definisi yang dibuat oleh ahli-ahli antropologi mengenai Antropologi Kesehatan
seperti tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan mencakup:
3
1. Mendefinisi secara komprehensif dan menafsirkan berbagai macam masalah tentang
hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia di masa lalu dan masa
kini dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada
penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut;
2. Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang bertujuan memperbaiki
derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala
bio-sosial-budaya dengan kesehatan, serta melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah
yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.
B. Pengertian Implikasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
- Keterlibatan atau keadaan terlibat (nomina)
Contoh:
manusia sbg objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan
kepentingannya;
- yg termasuk atau tersimpul; yg disugestikan, tetapi tidak dinyatakan Implikasi berfungsi
membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil penelitian yang baru
dilakukan. Macam macam implikasi:
1. Implikasi Teoritis
Pada bagian ini peneliti menyajikan gambar lengkap mengenai implikasi teoretikal
dari penelitian ini.Bagian ini bertujuan untuk meyakinkan penguji pada mengenai kontribusi
terhadap ilmu pengetahuan dalam teori-teori yang digunakan untuk memecahkan masalah
penelitian, tetapi juga implikasinya bagi teori-teori yang relevan dengan bidang kajian utama
yang disajikan dalam model teoretis.
2. Implikasi Manajerial
Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi kebijakan yang dapat
dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini.Implikasi
manajerial memberikan kontribusi praksis bagi manajemen.
3. Implikasi Metodologi
Bagian ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi penulis mengenai metodologi
yang digunakan dalam penelitiannya.Misalnya pada bagian ini dapat disajikan penjelasan
4
mengenai bagian-bagian metode penelitian mana yang telah
dilakukan dengan sangat baik dan bagian mana yang relatif sulit serta prosedur mana yang
telah dikembangkan untuk mengatasi berbagai kesulitan itu yang sebetulnya tidak
digambarkan sebelumnya dalam literatur mengenai metode penelitian. Peneliti dapat
menyajikan dalam bagian ini pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian
lanjutan atau penelitian lainnya untuk memudahkan atau untuk meningkatkan mutu dari
penelitian
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan
keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/
mempertahankan budaya, mengakomodasi/ negoasiasi budaya dan mengubah/ mengganti
budaya klien (Leininger, 1991).
b. Mempertahankan budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok
menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan
dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan transkultural, perlu kita ketahui apa arti
kebudayaan terlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu system gagasan, tindakan, hasil karya
manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat.
(koentjoroningrat, 1986). Wujud-wujud kebudayaan antara lain :
6
Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis yang difokuskan pada
perilaku individu/kelompok serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku
sehat atau sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. Sedangkanmenurut
Leinenger (1978), keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang
berfokus pada analisa dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya.
Tujuan dari transkultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan
menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam meningkatkankebudayaan
spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah berdasarkan teori caring, caring adalah
esensi dari, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Perilaku
caring diberikan kepada manusia sejak lahir hingga meninggal dunia. Human caring
merupakan fenomena universal dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara kultur
satu tempat dengan tempat lainnya.
7
8) Care; Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan
perilaku pada individu, keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhikebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi
dan kualitas kehidupan manusia
9) Caring; Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia
10) Culture care; Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola
ekspresi digunakan untuk membimbing, mendukung atau member kesempatan
individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan
berkembang bertahan hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan
damai.
F. Proses keperawatan
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
(Sunrise Model). Geisser (1991). menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan
oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien
(Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai
tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Pengkajian
a. Restrukturisasi budaya
b. Proses keperawatan
9
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu
yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya
(Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan
dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga
yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat
6. Faktor ekonomi (economical factors)
biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain
misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota
keluarga
7. Faktor pendidikan (educational factors)
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya
yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger
and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering
ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi
verbal berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan
disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan
sistem nilai yang diyakini.
Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masing - masing
melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka.
Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak
percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan
terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan
11
menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.
D. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang me
mpertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang
tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin
sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi bisa diketahui
latar belakang budaya pasien.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan, agar penulisan makalah kami untuk
kedepannya bisa menjadi lebih baik dari ini. Besar harapan kami, semoga para pembaca
bisa dengan mudah memahami isi dari makalah ini dan ilmu yang kita dapat bisa berguna
bagi kita semua.
13
DAFTAR PUSTAKA
14