Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN

“ IMPLIKASI ANTROPOLOGI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN ”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Kesehatan

Dosen Pengampu : Sunarko M. Med. Ed

Disusun Oleh:

Dian Nur Hayati (P1337420522071)

Anis Rahmawati (P1337420522072)

Zahra PramudiHastuti (P1337420522073)

Kavika Naviza Azzasya (P1337420522074)

Fitria Rahmasari (P1337420522075)

Djati Sempurno (P1337420522076)

Ide Suci Prayogi (P1337420522077)

Iqbal Rafif Putra (P1337420522078)

Resi Santia Devi (P1337420522079)

Choirin Fattah (P1337420522080)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI KEPERAWATAN MAGELANG PROGRAM DIPLOMA III
TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Implikasi Antropologi Dalam Praktik
Keperawatan”.Adapun tujuan dari makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Dasar.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Dasar yaitu Sunarko M. Med. Ed Beliau yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang yang kami tekuni

Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan terbatasnya pengalaman
dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, dengan segala bentuk dan saran dan kritikan
yang dapat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami harap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, terutama diprogram studi yang kami tekuni
yaitu Metodologi Keperawatan.

Magelang, 5 April 2023

Tim Penyusun

ii
DARTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... ii


DARTAR ISI .................................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 3
A. Pengertian Antropologi Kesehatan .......................................................................................... 3
B. Pengertian Implikasi ................................................................................................................ 4
C. Implikasi Transkultural dalam Praktik Keperawatan .............................................................. 5
D. Perspektif Trankultural dalam Praktik Keperawatan............................................................... 6
E. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural ............................................. 7
F. Proses keperawatan.................................................................................................................. 8
BAB III ............................................................................................................................................ 13
PENUTUP ....................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 13
B. Saran ...................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kesehatan adaah keadaan sejahtera dari bada, jiwa, dan social yang memmungkinkan
setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah
proses membantu, seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif,
untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi
kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh
Green dan para kolagennya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi
pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhdap perilaku
yang kondusif bagi kesehatan.

Menjadi seorang tenaga kesehatan bukanlah hal yang mudah. Seorang perawat harus
siap fisik maupun mental, karena tugas seorang perawatsangatlah berat. Di Indonesia ini
jumlah perawat memang tidak sedikit, tetapi untuk di pelosok daerah masih banyak
masyarakat yang belum paham akan arti dari profesi tenaga medis. Perawat yang siap
mengabdi di kawasan pedesaan, artinya ia juga harus siap dengan konsekuensi yang akan
terjadi. Tak mudah mengubah pola pikir atau mengubah kebiasaan masyarakat.

Pembangunan kesehatan yang cenderung urban based harus terus diimbangi dengan upaya-
upaya pelayanan kesehatan yang bersifat rujukan, bersifat luar gedung maupun bersifat satelit
pelayanan. Dengan demikian pembangunan pembangunan kesehatan dapat menjangkau
kantong-kantong penduduk risiko tinggi yang merupakan penyumbang terbesar kejadian
sakit dan kematian. Kelompok kelompok penduduk inilah yang sesunguhnya lebih
membutuhkan pertolongan karena selain lebih rentan terhadap penyakit, kemampuan
menyebar mereka lebih cepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian antropologi kesehatan
2. Apa pengertian implikasi
3. Bagaimana implikasi transcultural dalam praktik keperawatan

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian antropologi kesehatan
2. Untuk mengetahui pengertian implikasi
3. Untuk mengetahui bagaimana implikasi transcultural dalam praktik keperawatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropologi Kesehatan


Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologi
dan sosio-budya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3 ).
1. Menurut Weaver:
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani
berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1)
2. Menurut Hasan dan Prasad
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang mempelajari
aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak
pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-
historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (mediko-sosial)
dan masalah-masalah kesehatan manusia (Hasan dan Prasad, 1959; 21-22)
3. Menurut Hochstrasser
Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-karyanya, yang
berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan (Hochstrasser dan Tapp, 1970; 245).
4. Menurut Lieban
Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis (Lieban 1973, 1034)
5. Menurut Fabrega
Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan:
a. Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peran didalam atau
mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena
atau berespons terhadap sakit dan penyakit.
b. Terpesona masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola
tingkahlaku. (Fabrga, 1972;167)

Dari definisi-definisi yang dibuat oleh ahli-ahli antropologi mengenai Antropologi Kesehatan
seperti tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan mencakup:

3
1. Mendefinisi secara komprehensif dan menafsirkan berbagai macam masalah tentang
hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia di masa lalu dan masa
kini dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada
penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut;
2. Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang bertujuan memperbaiki
derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala
bio-sosial-budaya dengan kesehatan, serta melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah
yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.

B. Pengertian Implikasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
- Keterlibatan atau keadaan terlibat (nomina)
Contoh:
manusia sbg objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan
kepentingannya;
- yg termasuk atau tersimpul; yg disugestikan, tetapi tidak dinyatakan Implikasi berfungsi
membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil penelitian yang baru
dilakukan. Macam macam implikasi:

1. Implikasi Teoritis

Pada bagian ini peneliti menyajikan gambar lengkap mengenai implikasi teoretikal
dari penelitian ini.Bagian ini bertujuan untuk meyakinkan penguji pada mengenai kontribusi
terhadap ilmu pengetahuan dalam teori-teori yang digunakan untuk memecahkan masalah
penelitian, tetapi juga implikasinya bagi teori-teori yang relevan dengan bidang kajian utama
yang disajikan dalam model teoretis.
2. Implikasi Manajerial

Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi kebijakan yang dapat
dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini.Implikasi
manajerial memberikan kontribusi praksis bagi manajemen.
3. Implikasi Metodologi

Bagian ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi penulis mengenai metodologi
yang digunakan dalam penelitiannya.Misalnya pada bagian ini dapat disajikan penjelasan
4
mengenai bagian-bagian metode penelitian mana yang telah

dilakukan dengan sangat baik dan bagian mana yang relatif sulit serta prosedur mana yang
telah dikembangkan untuk mengatasi berbagai kesulitan itu yang sebetulnya tidak
digambarkan sebelumnya dalam literatur mengenai metode penelitian. Peneliti dapat
menyajikan dalam bagian ini pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian
lanjutan atau penelitian lainnya untuk memudahkan atau untuk meningkatkan mutu dari
penelitian

C. Implikasi Transkultural dalam Praktik Keperawatan


a. Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan
keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/
mempertahankan budaya, mengakomodasi/ negoasiasi budaya dan mengubah/ mengganti
budaya klien (Leininger, 1991).
b. Mempertahankan budaya

Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan


kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai
yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi
c. Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk
membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain
yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai
pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani
yang lain.
5
d. Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok
menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan
dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.

D. Perspektif Trankultural dalam Praktik Keperawatan

Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan transkultural, perlu kita ketahui apa arti
kebudayaan terlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu system gagasan, tindakan, hasil karya
manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat.
(koentjoroningrat, 1986). Wujud-wujud kebudayaan antara lain :

 Kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan


 Kompleks aktivitas atau tindakan
 Benda-benda hasil karya manusia
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang dapat
dikembangkan dan diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Teori transkultural dari
keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks
keperawatan. Teori ini menjabarkan konteks atau konsep keperawatan yang didasari oleh
pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai cultural yang melekat dalam masyarakat.

Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan keragaman budaya dan nilai-nilai


dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat,
akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh klien pada
suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya.

6
Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis yang difokuskan pada
perilaku individu/kelompok serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku
sehat atau sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. Sedangkanmenurut
Leinenger (1978), keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang
berfokus pada analisa dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya.

Tujuan dari transkultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan
menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam meningkatkankebudayaan
spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah berdasarkan teori caring, caring adalah
esensi dari, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Perilaku
caring diberikan kepada manusia sejak lahir hingga meninggal dunia. Human caring
merupakan fenomena universal dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara kultur
satu tempat dengan tempat lainnya.

E. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural


Konsep dalam keperawatan transkultural adalah :
1) Budaya; Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi
serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
2) Nilai budaya; Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu
tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan
keputusan
3) Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan; Merupakan bentuk yang optimal dalam
pemberian asuhan keperawatan
4) Etnosentris; Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang
dimiliki individu menganggap budayanya adalah yang terbaik
5) Etnis; Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim
6) Ras; Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal
manusia. Jenis ras umum dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid.
7) Etnografi/Ilmu budaya; Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi
memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada
pemberdayaan budaya setiap individu.

7
8) Care; Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan
perilaku pada individu, keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhikebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi
dan kualitas kehidupan manusia
9) Caring; Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia
10) Culture care; Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola
ekspresi digunakan untuk membimbing, mendukung atau member kesempatan
individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan
berkembang bertahan hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan
damai.

F. Proses keperawatan
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
(Sunrise Model). Geisser (1991). menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan
oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien
(Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai
tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Pengkajian

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah


kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang
berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :
1. Faktor teknologi (tecnological factors)

Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau


mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan.
Perawat perlu mengkaji: persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi
masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih
pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan
teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
2. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat


8
realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat
untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya
sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang
dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara
pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.

a. Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki


merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup
klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup
yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut

b. Proses keperawatan

Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam


menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan
dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model). Geisser (1991). menyatakan
bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan
berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle,
1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)

Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap,


nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe
keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan
kepala keluarga.
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh


penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah
suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya
terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah: posisi dan jabatan yang
dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan,
makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan
aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.

9
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu
yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya
(Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan
dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga
yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat
6. Faktor ekonomi (economical factors)

Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber


material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor
ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber

biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain
misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota
keluarga
7. Faktor pendidikan (educational factors)

Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam


menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi
pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti
ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap
budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada
tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta
kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya
sehingga tidak terulang kembali.

B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya
yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger
and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering
ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi
verbal berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan
disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan
sistem nilai yang diyakini.

C. Perencanaan dan Pelaksanaan


10
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu
proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses
memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai
denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman
yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan
kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan
dengan kesehatan.
a. Cultural care preservation/maintenance
1. Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat
2. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3. Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
b. Cultural careaccomodation/negotiation
1. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
2. Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
3. Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan
berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik.
c. Cultual care repartening/reconstruction
4. Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang
diberikan dan melaksanakannya
5. Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok
6. Gunakan pihak ketiga bila perlu
7. Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang di pahami
oleh
8. klien dan orang tua.
9. Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan

Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masing - masing
melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka.
Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak
percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan
terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan
11
menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.

D. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang me
mpertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang
tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin
sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi bisa diketahui
latar belakang budaya pasien.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan


keperawatan, berwenang di Negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan
bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan., pencegah penyakit serta pelayanan
terhadap pasien.
Implikasi berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan
hasil penelitian yang baru diberikan.
Transcultural nursing adalah suatu area/wilayah keilmuan budaya dan proses
belajar dan praktek keperawatan yang focus memandang perbedaan dan kesamaan
diantra budaya dengan menghargai asuhan, sehat, sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya pada kemanusiaan.

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan, agar penulisan makalah kami untuk
kedepannya bisa menjadi lebih baik dari ini. Besar harapan kami, semoga para pembaca
bisa dengan mudah memahami isi dari makalah ini dan ilmu yang kita dapat bisa berguna
bagi kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

Foster, Anderson. 1986. Antropologi Kesehatan , Jakarta, Grafiti.


Sarwono, S. 1993. Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya. Yogyakarta:
Gadjah Mada Press.
Siagian, Nurhaida. 2017. Makalah Implikasi Antropologi Dalam Praktik Keperawatan.

14

Anda mungkin juga menyukai