Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.J USIA 37 TAHUN G3P2A0 GRAVIDA


11 MINGGU 3 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE I
DI PUSKESMAS PONDOK AREN

Oleh :

Juwita Sari (171030300014) Rosalina Penaten Ola (171030300017)


Litasari Septiani (171030300057) Shabrina Eka Putri (171030300050)
Mei Soufia (171030300051) Siti Hanifa Raal (171030300044)
Mellyani (171030300012) Siti Rofiah (171030300079)

Pembimbing Lapangan (CI) : Pembimbing Institusi (CT):

Marlinah, SST. Junaida Rahmi, SST. M,Kes.


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA DHARMA HUSADA
TANGERANG

2019

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.J USIA 37 TAHUN G3P2A0


GRAVIDA 11 MINGGU 3 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI PUSKESMAS PONDOK AREN

Disusun oleh :

Nama : Shabrina Eka Putri

NIM : 171030300050

Tingkat/Semester : 2 / IV

Tanggal Pengkajian/Pemberian Asuhan Kamis, 21 Maret 2019

Disetujui: Jumat, 12 April 2019

Pembimbing Lapangan (CI) Pembimbing Institusi (CT)

( Marlinah, SST ) ( Junaida Rahmi, SST., M.Keb )

NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Klinik
Kebidanan II-A yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.J Usia 37 Tahun G 3P2A0 Gravida
11 Minggu 3 Hari Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Pondok Aren” ini
tepat pada waktunya. Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi tugas individu perihal
Presentasi Kasus pada Praktik Klinik Kebidanan II-A di Puskesmas Pondok Aren, Tangerang
Selatan. Selesainya penyusunan makalah ini berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak yang berperan serta dari awal sampai akhir.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ns Riris Andriati, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua STIKes Widya Dharma Husada
Tangerang

2. Drg. Rosmawati Sihite, MM., selaku Kepala Puskesmas Pondok Aren

3. Siti Novy Romlah, S,ST,. M.Epid., selaku Ka Prodi Kebidanan

4. Marlinah, SST., selaku Pembimbing Lahan

5. Junaida Rahmi, SST,. M.Keb., selaku Pembimbing Institusi

6. Para Dosen Kebidanan STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

7. Segenap tenaga medis, dan non medis di Puskesmas Pondok Aren

8. Orang tua yang mendukung secara materi dan non materi

9. Teman – teman STIKes Widya Dharma Husada yang saya cintai

Laporan kasus ini masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk memperbaikinya.

Tangerang Selatan, 12 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum ........................................................................................................ 2
2. Tujuan Khusus ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Kehamilan ........................................................................................... 3
B. Kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum ............................................................ 5
C. Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil ..................................................................................... 10
D. Antenatal Care ........................................................................................................... 11
E. Konsep Asuhan dan Manajemen Kebidanan ............................................................. 13
BAB III TINJAUAN KASUS .............................................................................................. 15
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................................... 23
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 25
B. Saran .......................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak hal
yang berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus
diperhatikan, sebab kehamilan bukanlah sekedar menyimpan anak dalam jangka waktu 9
bulan kemudian siap dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu
dan anak. Selama masa kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu sesuai
dengan situasi dan kondisi. Salah satu hal patologis ialah hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum merupakan salah satu keadaan yang sering dialami oleh ibu
hamil. Keadaan dimana penderita mengalami mual dan muntah/ tumpah yang berlebihan,
lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan
pekerjaan sehari-hari. (Arief.B, 2009)
Prevalensi Hiperemesis Gravidarum yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (2009), menjelaskan bahwa lebih dari 80% wanita hamil di Indonesia
mengalami mual dan muntah yang berlebihan. Literature juga menyebutkan bahwa
perbandingan insidensi hipermesis gravidarum secara umum adalah 4:1000 kehamilan.
(Winkjosastro, 2010)
Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan bayi
secara sempurna, namun bila ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum, nutrisi ibu
berkurang sehingga mengancam pertumbuhan dan perkembangan calon bayi.
Melihat penyebab diatas sesungguhnya dapat dicegah dan diatasi dengan penanganan
pada saat hamil, salah satunya dengan pemeriksaan antenatal yang memenuhi standar.
Menurut Manuaba (2010) pengawasan sebelum lahir (antenatal) terbukti mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam upaya peningkatan kesehatan mental dan fisik serta
dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya. Dengan
pengawasan tersebut dapat diketahui berbagai komplikasi yang dapat mempengaruhi
kehamilan sehingga dapat segera diatasi (Jannah, 2011).
Peran bidan dalam hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi
lebih sering, waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi di anjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat, makanan yang berminyak dan
berbau lemak sebaiknya dihindarkan, makan dan minuman sebaiknya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin (Lisnawati, 2014).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum di Puskesmas Pondok Aren dengan menggunakan metode SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data hamil pada Ny.J usia 37 tahun G3P2A0 gravida
11 minggu 3 hari dengan hiperemesis gravidarum di Puskesmas Pondok Aren,
Tangerang Selatan.
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny.J
c. Mampu mengidentifikasikan data secara lengkap, mengantisipasi masalah yang
dapat timbul dari diagnosa utama, dan mampu mengevaluasi tindakan segera pada
Ny.J
d. Mampu merencanakan asuhan kebidanan melaksanakan asuhan sesuai kebutuhan
dan mengevaluasi tindakan yang telah diberikan pada Ny.J
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke 40).
(Prawirohardjo, 2018)
2. Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Mochtar (2012) dalam bukunya Sinopsis Obstetri tanda dan gejala
kehamilan dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Tanda-tanda persumptif (tidak pasti)
1) Amenorea (terlambat datang bulan)
Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir menggunakan perhitungan
rumus Naegle, dapat ditentukan perkiraan persalinan. (Manuaba, 2010)
2) Mual muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesterone menyebabkan pengelaran asam
lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama di pagi hari disebut
morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat
mual dan muntah, nafsu makan berkurang. (Manuaba, 2010)
3) Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu bau-bauan.
(Mochtar, 2012)
4) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
Disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus
dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar. (Mochtar,
2012)
5) Sering Miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh
dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini akan menghilang. (Manuaba,
2010)
6) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar. (Manuaba, 2010)
7) Pigmentasi kulit
Dipengaruhi oleh hormone kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka
(chloasma gravidarum), aerola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra).
(Manuaba, 2010 dan Mochtar, 2012)
8) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Karena pengaruh dari estrogen dan progesterone, terutama bagi yang
mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah terjadi di sekitar genitalia
eksterna, kaki, betis dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini akan
menghilang setelah persalinan. (Manuaba, 2010)
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil
Menurut Prawirohardjo (2010) dan Mochtar (2012) , tanda tidak pasti kehamilan
dapat ditentukan oleh:
1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil
2) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai :
- Tanda Hegar
Tanda Hegar: pelunakan dan kompresbilitas ismus serviks sehingga
ujung-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila ismus ditekan dari arah yang
berlawanan. (Prawirohardjo, 2018)
- Tanda Chadwicks
Tanda Chadwicks: perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan
pada vulva, vagina, dan serviks. (Prawirohardjo, 2018)
- Tanda Piscaseck
Tanda Piscaseck: pembesaran dan pelunakan rahim ke salah satu sisi
rahim yang berdekatan dengan tuba uterine. Biasanya tanda ini ditemukan di
usia kehamilan 7-8 minggu. (Mochtar, 2012)
- Kontraksi Braxton Hicks, kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang.
(Mochtar, 2012)
- Teraba Ballotement
Fenomena bandul atau pantulan balik. Hal ini dapat dikenali dengan
jalan menekan tubuh janin melalui dinding abdomen yang kemudian terdorong
melalui cairan ketuban dan kemudian memantul balik ke dinding abdomen
atau tangan pemeriksa. Fenomena bandul jenis ini disebut ballotement in toto.
Jenis lain dari pantulan ini adalah ballotement kepala yaitu hanya kepala janin
yang terdorong dan memantul kembali ke dinding uterus atau tangan
pemeriksa setelah memindahkan dan menerima tekanan balik cairan ketubah
di dalam kavum uteri. (Prawirohardjo, 2018)
c. Tanda-tanda pasti hamil
Menurut Manuaba (2010) dan Mochtar (2012), Tanda pasti kehamilan dapat
ditentukan oleh:
1) Gerakan janin dalam rahim
2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin
3) Denyut jantung janin:
- Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat doppler.
- Dilihat dengan ultrasonografi Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen
untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.

B. Kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum


1. Pengertian
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan disaat
kehamilan, yang menyebabkan dehidrasi, defisiensi nutrisi, penurunan berat badan dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari. Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi
secara berlebihan selama kehamilan.
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mengalami mual dan
muntah/ tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat,
sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa hamil
(Helen Verney, 2007)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Prawirohardjo,
2018).
Jadi, Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada
kehamilan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan amat berpengaruh pada
keadaan ibu dan janin.
2. Etiologi
Penyebab utamanya belum diketahui pasti. Dahulu, penyakit ini dikelompokkan
ke dalam penyakit toksemia gravidarum karena diduga terdapat semacam ‘racun’ yang
berasal dari janin/kehamilan. Bersama dengan preeklamsia-eklamsia, penyakit ini
dahulu dikelompokkan ke dalam penyakit gestosis. Nama gestosis ini diberukan untuk
hiperemesis gravidarum dan gestosis lanjut untuk hipertensi dalam kehamila (termasuk
preeklamsia dan eklamsia).
Sekarang diperkirakan bahwa sindrom ini terjadi akibat peningkatan kadar serum
korionik gonadotropin atau hormon estrogen dengan cepat di dalam darah ibu hamil.
Ibu penderita hiperemesis ditemukan mengalami peningkatan kadar serum korionik
gonadotoropin total maupun β-subunit bebasnya yang bermakna bila dibandingkan
dengan ibu hamil normal.
Adanya faktor psikis, kematangan jiwa, dan penerimaan ibu tersebut terhadap
kehamilannya sangat berpengaruh kepada berat-ringannya gejala.
Gejala mual-muntah dapat juga disebabkan oleh gangguan saluran cerna, seperti
yang dialami oleh penderita diabetes melitus (gastroparesis diabetikorum) akibat
gangguan motilitas usus atau pascavagotomi.
Selain merupakan refleksi gangguan intrinsik lambung, gejala mual-muntah dapat
juga disebabkan oleh gangguan yang bersifat sentral di pusat muntah (chemoreceptor
trigger zone).
Gangguan keseimbangan hormon, seperti hCG, tiroksin, kortisol dan hormon seks
seperti estrogen dan progesteron, diperkirakan menjadi faktor penyebab yang penting.
Perubahan metabolisme hati juga dapat menjadi penyebab penyakit ini. Oleh
sebab itu, pada kasus berat, harus dipikirkan kemungkinan gangguan fungsi hati,
kandung empedu, pankreatitis atau ulkus peptikum. (Obstetri Patologi, 2016)
3. Gejala dan Tingkatan
Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis.
Gejala hiperemesis gravidarum yang khas meliputi:
a. Muntah hebat;
b. Haus, mulut kering;
c. Dehidrasi;
d. Foetor ex ore (mulut berbau);
e. Berat badan turun;
f. Keadaan umum menurun;
g. Suhu bertambah
h. Ikterus;
i. Gangguan serebral (kesadaran menurun, delirium);
j. Laboratorium: hipokalemia, asidosis. Dalam urine, ditemukan protein, aseton,
urobilinogen, pertambahan porfirin, dan silinder positif. (Obstetri Patologi, 2016)
Hiperemesis menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan,
yaitu:
a. Tingkat 1 : Ringan
Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada epigastrium, nadi
sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang,
lidah kering, mata cekung.
b. Tingkat 2 : Sedang
Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering dan
kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik, berat
badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Dapat pula terjadi acetonuria dan nafas bau aceton.
c. Tingkat 3 : Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun, dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu badan meningkat, tensi menurun,
ikterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicks)
dengan gejala : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati. (Prawirohardjo, 2011)
4. Patofisiologi
Patofisiologi adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk
ke dalam tubuh. Patofisiologi juga bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
gangguan fungsi pada organisme yang sakit meliputi asal penyakit, permulaan
perjalanan dan akibat.
Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual muntah akibat kadar
estrogen meningkat. Mual dan muntah terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi,
hiponatremi, hipokloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi
hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan
tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak
tidak sempurna. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton asetic, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah.
Kekurangan cairan dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan
tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
Terganggunya keseimbangan elektrolit seperti hipokalimia (kekurangan
kalium) akibat muntah dan ekskresi lewat ginjal yang berlebihan selanjutnya dapat
menambah frekuensi muntah dan merusak hepar, selaput lendir esophagus dan
lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan
gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti
sendiri. Jarang sampai diperlukan tranfuse atau tindakan operatif. (Prawirohardjo,
2011)
5. Penatalaksanaan
Pertama, bila ada keluhan hiperemesis gravidarum disingkirkan adanya
gangguan sistematik lainnya, seperti ulkus peptikum, hepatitis, pielonefritis dan
tumor otak yang dapat menimbulkan gejala muntah.
Langkah yang paling baik adalah pencegahan, sehingga emesis gravidarum
yang dijumpai pada wanita hamil tidak berkembang menjadi hiperemesis
gravidarum. Peran bidan adalah memberi penyuluhan kepada calon ibu dalam
menghadapi gangguan mual dan muntah pada awal kehamilannya. Para calon ibu
perlu diyakinkan bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis dan
gangguan mual muntah ini akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan (16 minggu).
Ibu dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi kecil dan menghindari
makanan berlemak, terlalu manis dan yang berbau serta berbumbu merangsang
makanan yang mengandung karbohidrat (biskuit kering, roti bakar) lebih baik dari
pada gula-gula dan coklat sebagai sumber energi. Untuk mengurangi keluhan mual
muntah, wanita hamil tersebut dianjurkan untuk makan biskuit atau roti kering /
bakar dengan teh hangat sebelum turun dari tempat tidur dan melaksanakan
aktivitas.
Apabila muntah terus berlanjut dan menganggu kehidupan sehari-hari, wanita
tersebut perlu dirawat inap di RS, dengan penatalaksanaan sebagai berikut :
a. Obat-obatan
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti
dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik seperti
disiklomin hidrokhloride atau khlorpasmin.
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya petugas
kesehatan yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah berhenti
dan penderita mau makan, tidak diberikan makan/minum selama 24 jam. Kadang-
kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.
c. Terapi Psikologi
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang
penyakit ini.
d. Cairan Parenteral
Berikan cairan parental yang cukup erektolit, karbohidrat dan protein
dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin
C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara
intravena.
e. Penghentian Kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi
komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan takikardi, ikterus, anuria dan
perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya :
1) Gangguan Kejiwaan
- Delirium
- Apatis, somnolen sampai koma
- Terjadi gangguan jiwa esepalopati wernicle
2) Gangguan Penglihatan
- Pendarahan retina
- Kemunduran penglihatan
3) Gangguan Faal
- Hati dalam bentuk ikterus
- Ginjal dalam bentuk anuria
- Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
- Tekanan darah menurun

C. Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil


Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara menyeluruh karena telah terjadi perubahan
akibat kehamilan, yang bersumber dari perubahan hormonal. Perubahan sistem hormonal
ini dapat memperberat penyakit ibu yang diderita sebelumnya sehingga saling
memengaruhi antara kehamilan dan penyakitnya. Selain itu, dasar keadaan umum sebelum
hamil merupakan bagian penting karena akan memengaruhi tumbuh kembangnya janin
(Manuaba, 2012).
Menurut Manuaba 2012, Pemeriksaan fisik ibu hamil dapat dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Pemeriksaan fisik umum
Tujuan pemeriksaan fisik umum adalah :
a. Menilai kedaan umum yang dapat mendukung kehamilan atau sebaliknya sehingga
dapat dilakukan upaya perbaikan.
b. Mencari tanda-tanda perubahan fisik ibu hamil yang dapat mendukung diagnosis
kehamilan.
c. Mencari kemungkinan penyakit yang telah dideritanya atau terselubung sehingga
dapat ditegakkan diagnosis dini dan pengobatan.
d. Melakukan pemeriksaan penunjang khususnya laboratorium untuk menilai
kesehatan umum ibu hamil atau untuk menegakkan diagnosis penyakit yang diderita.
2. Pemeriksaan fisik khusus kehamilan
Tujuan pemeriksaan fisik khusus adalah :
a. Untuk memastikan telah terjadi kehamilan.
b. Untuk memastikan apakah kehamilannya intauterin.
c. Untuk memastikan apakah kehamilannya tunggal atau ganda.
d. Untuk memastikan apakah kehamilannya tergolong beresiko rendah, meragukan atau
beresiko tinggi.
e. Bagaimana sikap masing-masing untuk menghadapi itu.
f. Untuk menentukan keadaan ibu dan janin saat ini.
g. Untuk menentukan apakah perlu diberikan pengobatan terhadap penyakit yang
diderita ibu.
h. Untuk menentukan apakah saat ini diperlukan intervensi medis.
i. Jika perlu dilakukan intervensi medis, perlu ditetapkan bagaimana bentuknya,
tempat dilakukan sehingga jika mungkin tercapai well born baby dan well health
mother.
Konsep pemeriksaan ibu hamil adalah :
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Auskultasi
4) Pemeriksaan dalam
5) Pemeriksaan tambahan :
- Minimal dilakukan ultrasonografi
- Pemeriksaan penunjang lain seperti pemeriksaan laboratorium.

D. Antenatal Care
Asuhan antenatal atau antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2018). Menurut Mochtar
(2012) tujuan pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil yaitu :
1. Tujuan umum adalah menyampaikan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam masa kehamilan, persalinan, dan nifas; dengan demikian, didapatkan ibu
dan anak yang sehat.
2. Tujuan khusus adalah :
a. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas.
b. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak, dan
c. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi.
Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan jadual kunjungan harus lebih
ketat. Namun, bila kehamilan normal, jadual asuhan cukup 4 kali. Dalam bahas program
kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal diberi kode angka K yang merupakan
singkatan dari kunjungan. Pemeriksan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3, dan K4.
Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali saat kunjungan antenatal hingga usia kehamilan
28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua
kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu (Prawirohardjo, 2018).
Kunjungan ke- Umur Kehamilan Tujuan
I 16 minggu - Penapisan dan pengobatan anemia
- Pengenalan komplikasi akibat
kehamilan dan penangobatannya
II dan III 24-28 minggu dan 28 - Pengenalan komplikasi akibat
minggu kehamilan dan penangobatannya
- Penapisan preeklamsia, gemelli, infeksi
alat reproduksi dan saluran perkemihan
- Mengulang perencanaan persalinan
IV 36 minggu sampai lahir - kegiatan yang dilakukan sama dengan
kunjungan II dan III
- Mengenali adanya kelainan letak dan
presentasi
- Memantapkan rencana persalinan
- Mengenali tanda-tanda persalinan
Sumber : Saifuddin (2009)

E. Konsep Asuhan dan Manajemen Kebidanan

1. Pengertian
Manajemen SOAP adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Sistem pendokumentasian yang dilakukan
dapat memberikan manfaat antara lain: sebagai saran komunikasi antara tenaga
kesehatan, sarana untuk mengetahui perkembangan evaluasi pasien, dapat dijadikan
data penelitian dan pendidikan, mempunyai nilai hokum dan merupakan dokumen yang
sah.
2. Dalam metode SOAP ini memiliki 4 unsur yaitu :

a. Data Subyektif

Data Subyektif (S) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan


menurut Helen Varney langkah pertama (pengkajian data) terutama data yang
diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari
sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang
dicatat sebagai kutipan langsung dengan diagnosis. Data subjektif ini nantinya akan
menguatkan diagnosis yang akan disusun.

Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien, suami atau
keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat
kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit yang pernah diderita,
riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola
hidup).

b. Data Obyektif

Data Obyektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan


menurut Helen Varney pertama (pengkajian data) terutama data yang diperoleh
melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium atau diagnostic lain. Catatan medic dan informasi darikeluarga atau
orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini akan memberikan
bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.
Menggambarkan pendokumetasian hasil analisa dan fisik klien, hasil lab, dan test
diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung Assessment.

Catatan medis atau data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian
teknologi (hasil pemeriksaan laboratorium, sinar-X, rekaman CTG, USG dll). Apa
yang dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti di diagnosa
yang akan ditegakkan.

c. Assessment (Diagnosa Kebidanan)


Analisis atau assessment (A) merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian
manajemen kebidanan karena keadan pasien yang setiap saat bisa mengalami
perubahan dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data
objektif maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.
Analisis atau assessment (A) merupakan pendokumentasian manajemen
kebidanan menurut Helen Varney langkah ke-2, ke-3 dan ke-4 sehingga mencakup
hal-hal berikut ini: diagnosis atau masalah kebidanan, diagnosis atau masalah
potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi
diagnosis atau masalah potensial dan kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi
menurut kewenangan bidan, meliputi tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dan
tindakan merujuk klien.
d. Penatalaksanaan
Planning atau perencanaan (P) adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang
akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi
data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini
harus bisa mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas tertentu.
Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien mencapai
kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain antara lain
dokter.
Meskipun secara istilah P adalah Planning atau perencanaan saja, namun P dalam
metode SOAP ini juga merupakan gambaran pendokumentasian implementasi dan
evaluasi. P dalam SOAP meliputi manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah
ke-5, ke-6 dan ke-7. Dalam planning ini juga harus mencantumkan evaluasi atau
evaluation yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai keefektifan
asuhan atau hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai
dan merupakan focus ketepatan nilai tindakan atau asuhan (Muslihatun, 2009)
BAB III
TINJAUAN KASUS

Nama Pengkaji : Shabrina Eka Putri


Hari/Tanggal : Kamis, 21 Maret 2019
Waktu Pengkajian : 17.00 WIB
Tempat Pengkajian : Puskesmas Pondok Aren (R.Ranap)
Nama Pembimbing : - Junaida Rahmi, SST., M.Keb
- Marlinah, SST.

A. DATA SUBJEKTIF

Identitas Istri Suami


Nama Ny.J Tn.S
Umur 37 tahun 39 tahun
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Karyawan Swasta
Suku/Bangsa Betawi Sunda
Agama Islam Islam
Golongan Darah A -
Alamat Pondok Aren 04/01 Pondok Aren 04/01
No.Telp 08771342xxx -
1. Keluhan Utama

Ibu masuk ruang rawat inap dari kemarin, dan mengeluh masih merasa lemas, mual,
muntah dan juga pusing.

2. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. G3 P2 A0

b. HPHT : 31-12-2018

c. TP : 08-10-2019

d. Pergerakan Janin yang pertama kali : belum ada

e. Pergerakan janin yang dirasakan dalam 24 jam terakhir : belum ada

f. Tanda-tanda Bahaya/Penyulit yang pernah atau sedang dirasakan : tidak ada

g. Riwayat ANC :

- Frekuensi : 1x

- Tempat : Puskesmas
- Hasil pemeriksaan ANC terakhir: Normal

- Obat yang dikonsumsi : As.folat, Kalk, Fe

h. Riwayat Imunisasi :

TT 1 : Bayi TT 4 : Catin

TT 2 dan 3: SD TT 5 : Hamil pertama

i. Kekhawatiran-khawatiran Khusus: Tidak ada

3. Riwayat kehamilan, persalinan, Nifas yang lalu

Anak Tahu U Jenis Tempat, Penyuli Nifas Anak


ke- n K Persalina Penolong t
BB/PB J Keadaa
lahir n Persalinan
K n
1 2007 37 Normal BPM, Tidak Norma 2800/4 L Hidup
Bidan ada l 8 k
2 2012 38 Normal Puskesma Tidak Norma 2900/4 Pr Hidup
s, Bidan ada l 7
Hami - - - - - - - - -
l ini

4. Riwayat Kesehatan/Penyakit

Riwayat Kesehatan yang diderita sekarang/dulu (Penyakit Menular & Kronis) :

DM (-), Jantung (-), Hipertensi (-)

Riwayat Penyakit Keturunan:

Asma (-), DM (-), Hipertensi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga (Penyakit Menular & kronis):

HIV (-), Sifilis (-), HBSAG (-)

5. Riwayat Psikososial

Status Pernikahan ; Suami yang ke : Sah/1

Istri yang ke :1
Lamanya Pernikahan : 13 tahun

Respon ibu/keluarga terhadap kehamilan : Bahagia

Jenis Kelamin yang diharapkan : Belum terpikirkan

Bentuk dukungan Keluarga : Mendukung

Adat istiadat Yang Berhubungan Dengan Kehamilan : Tidak ada

6. Perencanaan Persalinan

a. Pengambilan Keputusan : Suami

b. Tempat : Puskesmas Pondok Aren

c. Penolong Persalinan : Bidan

d. Pendamping Persalinan : Suami

e. Biaya : Sedang dipersiapkan

7. Riwayat KB terakhir

a. Jenis Kontrasepsi : KB suntik 3 bulan

b. Lama Penggunaan : 4 tahun

c. Alasan Berhenti : Ingin menambah momongan

8. Aktivitas Sehari-hari

a. Pola Nutrisi dan Hidrasi

 Nutrisi

Pola makan (Frekunsi) : 2x/hari Porsi: kecil

Jenis Makanan yang dikonsumsi : Nasi, lauk pauk, sayur

Alergi terhadap makanan (jenis) : tidak ada

 Minum

Jumlah : 5-8 gelas sedang/hari

Jenis minuman yang dikonsumsi : Air putih, teh manis


b. Pola Eliminasi

 BAB : Konsistensi : Lunak Frekuensi : 1x/hari


Keluhan : tidak ada

 BAK : Warna kuning jernih Frekuensi : 3-6x/hari

Keluhan: tidak ada

c. Pola Istirahat

 Tidur siang : 1 jam

 Tidur malam : 6-7 jam

d. Drug Abuse

 Merokok : Tidak pernah


 Minuman beralkohol : Tidak pernah
 NAPZA : Tidak pernah

e. Kegiatan sehari-hari : Melakukan pekerjaan rumah, nyapu, ngepel, masak

f. Hubungan seksual dalam kehamilan

 Pola hubungan (frekuensi mingguan) : jarang melakukan hub. seks selama


kehamilan ini
 Keluhan : Tidak ada

g. Personal Hygiene

 Mandi : 2 kali sehari

 Ganti pakaian dalam dan luar : 2 kali sehari

 Cara Membersihkan Vulva : Dari depan kebelakang

B. DATA OBYEKTIF

1. Keadaan Umum

 Kesadaran : Composmentis

 Keadaan Emosional : Stabil


 Tanda Vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36 oC

2. Antropometri

 TB : 160 cm
 LILA : 24 cm
 BB sebelum hamil : 64 kg
 BB sekarang : 65 kg
 IMT : 25,39
 Kategori IMT : Normal

3. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

(1) Rambut

Kulit Kepala : Bersih

Rontok : Tidak

(2) Muka

Oedema : Tidak ada

Chloasma Gravidarum : Ada

(3) Mata

Konjungtiva : Merah muda Kondisi mata: cekung

Sclera : Putih

(4) Mulut/Gigi

Kebersihan : Bersih Lidah: kering

Karies : Tidak ada Mulut: Bau aseton

(5) Leher
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

Vena Jugularis : Tidak ada pembesaran

b. Abdomen

 Bekas Luka Operasi : Tidak ada

 Strie : Ada

 Linea Alba : Tidak ada

 Linea Nigra : Ada

 Ballotement : Ballotement (+)

 Teraba bagian janin: Belum teraba

 TFU : 3 jari diatas sympisis

 Nyeri: ada/tidak : ibu mengatakan nyeri pada ulu hati

c. Ekstremitas
(1) Atas
Oedema : Tidak Turgor kulit: berkurang
Warna kuku : Tidak pucat Punggung tangan: terpasang infus RL

(2) Bawah

Oedema : Tidak
Kuku Jari : Tidak pucat
Varices : Tidak ada

C. ASSESMENT

Ny.J usia 37 tahun G3P2A0 gravida 11 minggu 3 hari ballotement (+) TFU 3 jari diatas
sympisis, dengan hiperemesis gravidarum grade I

Kebutuhan : Infus RL kosong + obat ondansentron 8mg bolus

D. PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu mengalami hiperemesis gravidarum
atau mual muntah berlebih pada kehamilan.

Ev: ibu tahu tentang kondisinya saat ini.

2. Memberikan motivasi dan semangat kepada ibu bahwa ibu dapat melewati masalah
yang terjadi padanya saat ini.

Ev: Ibu merasa senang atas motivasi yang diberikan.

3. Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup.

Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan.

4. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering.

Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan.

5. Menganjurkan ibu untuk diet hiperemesis gravidarum, dan menghindari makanan atau
apapun yang beraroma dapat menimbulkan rasa mual pada ibu.

Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan.

6. Memberitahu ibu tanda bahaya pada Trimester I yang lain selain yang dirasakannya
saat ini, seperti: demam tinggi, pandangan mata kabur dan berkunang-kunang, bengkak
di kaki, tangan hingga ke wajah, sakit kepala hebat, perdarahan pada jalan lahir, dll.

Ev: ibu paham dan mengerti tentang tanda bahaya pada Trimester I.

7. Memberikan ibu tambahan cairan melalui intra vena (infuse) RL kosong, 30 tpm.

Ev: infuse telah terpasang.

8. Memberikan ibu obat ondansentron 8mg secara bolus.

Ev: obat telah diberikan.

9. Memberikan ibu terapi obat berupa Paracetamol 3x1, As.Folat 1x1, Vitamin B.Com
2x1, Vitamin B6 2x1, semuanya diminum setelah makan.

Ev: ibu bersedia meminum obat sesuai anjuran.

CATATAN RIWAYAT PERKEMBANGAN


Tanggal/Jam Hasil Pemeriksaan
Jumat, 22 Maret 2019 A. DATA SUBJEKTIF
17.00 WIB Keluhan: Ibu mengeluh masih merasa mual, tapi sudah tidak
muntah.
Pola makan: ibu mengatakan nafsu makannya sudah agak
membaik.
B. DATA OBJEKTIF
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 19x/menit
Suhu : 36 oC
C. ASSESMENT
Ny.J usia 37 tahun G3P2A0 gravida 11 minggu 4 hari Ballotement
(+) TFU 3 jari diatas sympisis, dengan hiperemesis gravidarum
grade I.
D. PLANNING
1. Memberitahu ibu keadaan ibu sudah agak membaik, sudah
tidak muntah. Hanya saja masih merasa mual.
Ev: ibu tahu tentang kondisinya saat ini.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap beristirahat cukup.

Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan.

3. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering.

Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan.

4. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan atau apapun


yang beraroma dapat menimbulkan rasa mual pada ibu.

Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan.

5. Memberi ibu tambahan cairan melalui intra vena (infuse) RL


kosong, 30tpm

Ev: infuse telah terpasang.

6. Memberikan ibu obat mual ondansentron 8mg secara bolus.

Ev: obat telah diberikan.

7. Memberikan ibu terapi obat berupa As.Folat 1x1, Vitamin


B.Com 3x1, Vitamin B6 3x1, semuanya diminum setelah
makan.

Ev: ibu bersedia meminum obat sesuai anjuran.


Sabtu, 23 Maret 2019 A. DATA SUBJEKTIF
17.00 WIB Keluhan : Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan.
Pola makan: ibu mengatakan nafsu makannya sudah lebih
membaik dari sebelumnya.
B. DATA OBJEKTIF
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,5 oC
C. ASSESMENT
Ny.J usia 37 tahun G3P2A0 gravida 11 minggu 5 hari Ballotement
(+) TFU 3 jari diatas sympisis.
D. PLANNING
1. Memberitahu ibu keadaan ibu sudah lebih membaik, sudah
tidak ada keluhan.
Ev: ibu tahu dan merasa senang terhadap kondisinya saat ini.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap beristirahat cukup.

Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan.

3. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering.

Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan.

4. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan atau apapun


yang beraroma dapat menimbulkan rasa mual pada ibu.

Ev: ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan.

5. Melepaskan/memberhentikan pemenuhan cairan IV lewat


infuse RL dan terapi obat ondansentron, karena nafsu makan
dan minum ibu sudah membaik, dan ibu sudah tidak memiliki
keluhan.

Ev: infuse dan terapi obat IV sudah berhenti diberikan/dilepas.

6. Memberikan ibu terapi obat berupa As.Folat 1x1, Vitamin


B.Com 1x1, semuanya diminum setelah makan.
Ev: ibu bersedia meminum obat sesuai anjuran.
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam kasus Ny.J usia 37 tahun G3P2A0 gravida 11 minggu 3 hari, dari hasil
pemeriksaan data subjektif, Ny.J mengeluh lemas, nyeri ulu hati, mual, muntah dan merasa
pusing. Dan pada pengkajian pola makan, Ny.J mengatakan kurang nafsu makan ditandai
dengan frekuensi makan 2x/hari dalam porsi kecil. Namun, pada pengkajian hari-hari
berikutnya didapat nafsu makan Ny.J makin membaik ditandai dengan sudah tidak ada lagi
keluhan yang menyertai. Dari data subjektif tersebut tidak didapati kesenjangan karena
kondisi ibu sama dengan teori tingkatan hiperemesis gravidarum grade I, yaitu merasa lemas,
mual, muntah, nyeri ulu hati dan tidak nafsu makan.
Hasil pemeriksaan data objektif tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan dan
suhu) dari hari pertama pengkajian sampai hari terakhir dalam batas normal. BB ibu
mengalami kenaikan saat sebelum hamil 64 kg dan saat ini 65 kg. Namun, pada pemeriksaan
mata terlihat agak cekung, lidah kering dan juga turgor kulit berkurang. Dari hasil
pemeriksaan data objektif tersebut didapati kesenjangan yaitu, tekanan darah ibu 110/80
mmHg dan nadi ibu 80x/menit. Sedangkan menurut teori yang didapat bahwa tekanan darah
sistolik ibu pada penderita hiperemesis gravidarum akan mengalami penurunan, dan juga
denyut nadi akan cepat >100x/menit.
Didapat diagnosa Ny.J usia 37 tahun G 3P2A0 gravida 11 minggu 3 hari ballotement (+)
TFU 3 jari diatas sympisis, dengan hiperemesis gravidarum grade I.
Maka penatalaksanaan yang dilakukan pada kehamilan dengan hiperemesis gravidarum
grade I yang dialami oleh Ny.J ini dilakukan pemantauan atau observasi lebih lanjut atas
keluhan dan perkembangan yang dialami oleh Ny.J, yaitu dengan menganjurkan Ny.J untuk
diet hiperemesis, makan dengan porsi sedikit tapi sering, menghindari makanan atau apapun
yang beraroma dapat menimbulkan rasa mual, dan juga memberikan penambahan cairan
melalui intra vena (infuse) pada Ny.J ditambah dengan penambahan terapi obat mual
ondansentron 8mg secara bolus, serta pemberian terapi obat Paracetamol 3x1 untuk
mengatasi keluhan pusing yang dirasakan oleh Ny.J, As.Folat 1x1 sebagai multivitamin yang
membantu perkembangan janin, Vitamin B.Com 2x1 yang berguna sebagai pengganti atas
kehilangan protein pada Ny.J, dan juga pemberian vitamin B6 2x1 untuk mengatasi mual dan
muntah. Semua terapi obat yang diberikan diminum setelah makan. Pada hari terakhir
pengkajian, Ny.J sudah tidak memiliki keluhan. Maka infuse dan pemberian obat mual
ondansentron 8mg secara bolus telah berhenti diberikan. Dan melanjutkan terapi obat
As.Folat 1x1 dan vitamin B.Com 1x1 setelah makan. Dari penatalaksanaan yang dilakukan
terdapat kesenjangan menurut teori penatalaksanaan pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum adalah pemberian cairan parental cukup erektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologi sebanyak 2-3liter sehari. Namun Ny.J
mendapatkan pemberian cairan RL kosong dan beberapa terapi obat lainnya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian data baik data subjektif yang di dapat melalui
anamnesa secara lengkap dan menyeluruh, maupun data objektif yang di dapat dengan
melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan dan penunjang kepada Ny.J.
Maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Dari data tersebut di dapat data subjektif Ny.”J” umur 37 tahun G3P2A0 gravida 11
minggu 3 hari dengan HPHT 31-12-2018 dan TP tanggal 08-10-2019.
2. Dari data Ny.”J” di dapat data objektif dengan Keadaan umum: baik, Kesadaran:
compos mentis, Tekanan darah: 110/80mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 20x/menit, Suhu:
36° C, Tinggi badan: 160 cm, berat badan: 65 kg.
3. Dari pengkajian yang dilakukan terhadap Ny.”J” didapat dengan diagnosa G3P2A0
gravida 11 minggu 3 hari ballotement (+) TFU 3 jari diatas sympisis, dengan
hiperemesis gravidarum.
4. Perencanaan di lakukan dengan asuhan kebidanan terhadap Ny.”J” yaitu melakukan
pemeriksaan kepada pasien, menginformasikan tentang hasil pemeriksaan, dan juga
memberikan penkes terkait kondisinya saat ini, mengantisipasi kebutuhan segera
dengan membantu pemberian penambahan cairan melalui IV, dan juga memberi terapi
obat sesuai dengan apa yang dikeluhkan nya saat ini.

B. Saran
1. Bagi Ibu Hamil
a. Diharapkan pada kehamilan ini ibu melakukan pemeriksaan ANC minimal 4 kali
atau lebih selama kehamilan agar dapat terdeteksi secara dini adanya faktor
penyebab kelainan atau pun mendeteksi penyakit ibu.
b. Ibu diharapkan untuk tetap istirahat dengan cukup dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi.
c. Ibu diharapkan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya dalam kehamilan, selain apa
yang dirasakannya saat ini.
d. Ibu diharapkan memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca buku KIAnya,
karena disana banyak sumber informasi yang penting untuk ibu dan bayi.
e. Ibu diharapkan untuk minum obat sesuai dengan anjuran yang diberikan bidan.

2. Bagi Pihak Puskesmas Pondok Aren


Petugas kesehatan dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan menggunakan langkah-langkah yang sesuai
dengan teori.
Diharapkan bagi pihak Puskesmas tetap mempertahankan kelengkapan semua
fasilitas sarana agar asuhan yang diberikan pada ibu hamil dapat tercapai secara
menyeluruh.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan selalu memberikan bimbingan dan arahan
kepada mahasiswi dalam menjalani Praktik Klinik Kebidanan terutama mengenai hal-
hal baru yang ditemui mahasiswa dilahan praktik yang belum didapatkan dipendidikan,
sehingga kualitas pendidikan pun dapat ditingkatkan khususnya program studi DIII-
Kebidanan STIKes Widya Dharma Husada.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Manuaba, 2012. Buku Ajar Pengantar Ujian Kepaniteraan Klinik (Dokter Obstetri,
Ginekologi dan Obginsos. Jakarta: Trans Info Media (TIM).
Manuaba, dkk, 2010. Ilmu Kebidanan: Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri Patologi (Jilid 1). Jakarta: EGC.
Muslihatun, 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan (Edisi 3). Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Varney.S, Helen, 2007. Asuhan Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: EGC.
https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/hiperemesis-
gravidarum/penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai