Oleh :
2019
Disusun oleh :
NIM : 171030300050
Tingkat/Semester : 2 / IV
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Klinik
Kebidanan II-A yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.J Usia 37 Tahun G 3P2A0 Gravida
11 Minggu 3 Hari Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Pondok Aren” ini
tepat pada waktunya. Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi tugas individu perihal
Presentasi Kasus pada Praktik Klinik Kebidanan II-A di Puskesmas Pondok Aren, Tangerang
Selatan. Selesainya penyusunan makalah ini berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak yang berperan serta dari awal sampai akhir.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ns Riris Andriati, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua STIKes Widya Dharma Husada
Tangerang
Laporan kasus ini masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk memperbaikinya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak hal
yang berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus
diperhatikan, sebab kehamilan bukanlah sekedar menyimpan anak dalam jangka waktu 9
bulan kemudian siap dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu
dan anak. Selama masa kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu sesuai
dengan situasi dan kondisi. Salah satu hal patologis ialah hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum merupakan salah satu keadaan yang sering dialami oleh ibu
hamil. Keadaan dimana penderita mengalami mual dan muntah/ tumpah yang berlebihan,
lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan
pekerjaan sehari-hari. (Arief.B, 2009)
Prevalensi Hiperemesis Gravidarum yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (2009), menjelaskan bahwa lebih dari 80% wanita hamil di Indonesia
mengalami mual dan muntah yang berlebihan. Literature juga menyebutkan bahwa
perbandingan insidensi hipermesis gravidarum secara umum adalah 4:1000 kehamilan.
(Winkjosastro, 2010)
Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan bayi
secara sempurna, namun bila ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum, nutrisi ibu
berkurang sehingga mengancam pertumbuhan dan perkembangan calon bayi.
Melihat penyebab diatas sesungguhnya dapat dicegah dan diatasi dengan penanganan
pada saat hamil, salah satunya dengan pemeriksaan antenatal yang memenuhi standar.
Menurut Manuaba (2010) pengawasan sebelum lahir (antenatal) terbukti mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam upaya peningkatan kesehatan mental dan fisik serta
dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya. Dengan
pengawasan tersebut dapat diketahui berbagai komplikasi yang dapat mempengaruhi
kehamilan sehingga dapat segera diatasi (Jannah, 2011).
Peran bidan dalam hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi
lebih sering, waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi di anjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat, makanan yang berminyak dan
berbau lemak sebaiknya dihindarkan, makan dan minuman sebaiknya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin (Lisnawati, 2014).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum di Puskesmas Pondok Aren dengan menggunakan metode SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data hamil pada Ny.J usia 37 tahun G3P2A0 gravida
11 minggu 3 hari dengan hiperemesis gravidarum di Puskesmas Pondok Aren,
Tangerang Selatan.
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny.J
c. Mampu mengidentifikasikan data secara lengkap, mengantisipasi masalah yang
dapat timbul dari diagnosa utama, dan mampu mengevaluasi tindakan segera pada
Ny.J
d. Mampu merencanakan asuhan kebidanan melaksanakan asuhan sesuai kebutuhan
dan mengevaluasi tindakan yang telah diberikan pada Ny.J
BAB II
TINJAUAN TEORI
D. Antenatal Care
Asuhan antenatal atau antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2018). Menurut Mochtar
(2012) tujuan pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil yaitu :
1. Tujuan umum adalah menyampaikan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam masa kehamilan, persalinan, dan nifas; dengan demikian, didapatkan ibu
dan anak yang sehat.
2. Tujuan khusus adalah :
a. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas.
b. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak, dan
c. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi.
Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan jadual kunjungan harus lebih
ketat. Namun, bila kehamilan normal, jadual asuhan cukup 4 kali. Dalam bahas program
kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal diberi kode angka K yang merupakan
singkatan dari kunjungan. Pemeriksan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3, dan K4.
Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali saat kunjungan antenatal hingga usia kehamilan
28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua
kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu (Prawirohardjo, 2018).
Kunjungan ke- Umur Kehamilan Tujuan
I 16 minggu - Penapisan dan pengobatan anemia
- Pengenalan komplikasi akibat
kehamilan dan penangobatannya
II dan III 24-28 minggu dan 28 - Pengenalan komplikasi akibat
minggu kehamilan dan penangobatannya
- Penapisan preeklamsia, gemelli, infeksi
alat reproduksi dan saluran perkemihan
- Mengulang perencanaan persalinan
IV 36 minggu sampai lahir - kegiatan yang dilakukan sama dengan
kunjungan II dan III
- Mengenali adanya kelainan letak dan
presentasi
- Memantapkan rencana persalinan
- Mengenali tanda-tanda persalinan
Sumber : Saifuddin (2009)
1. Pengertian
Manajemen SOAP adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Sistem pendokumentasian yang dilakukan
dapat memberikan manfaat antara lain: sebagai saran komunikasi antara tenaga
kesehatan, sarana untuk mengetahui perkembangan evaluasi pasien, dapat dijadikan
data penelitian dan pendidikan, mempunyai nilai hokum dan merupakan dokumen yang
sah.
2. Dalam metode SOAP ini memiliki 4 unsur yaitu :
a. Data Subyektif
Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien, suami atau
keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat
kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit yang pernah diderita,
riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola
hidup).
b. Data Obyektif
Catatan medis atau data fisiologis, hasil observasi yang jujur, informasi kajian
teknologi (hasil pemeriksaan laboratorium, sinar-X, rekaman CTG, USG dll). Apa
yang dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti di diagnosa
yang akan ditegakkan.
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu masuk ruang rawat inap dari kemarin, dan mengeluh masih merasa lemas, mual,
muntah dan juga pusing.
a. G3 P2 A0
b. HPHT : 31-12-2018
c. TP : 08-10-2019
g. Riwayat ANC :
- Frekuensi : 1x
- Tempat : Puskesmas
- Hasil pemeriksaan ANC terakhir: Normal
h. Riwayat Imunisasi :
TT 1 : Bayi TT 4 : Catin
4. Riwayat Kesehatan/Penyakit
5. Riwayat Psikososial
Istri yang ke :1
Lamanya Pernikahan : 13 tahun
6. Perencanaan Persalinan
7. Riwayat KB terakhir
8. Aktivitas Sehari-hari
Nutrisi
Minum
c. Pola Istirahat
d. Drug Abuse
g. Personal Hygiene
B. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36 oC
2. Antropometri
TB : 160 cm
LILA : 24 cm
BB sebelum hamil : 64 kg
BB sekarang : 65 kg
IMT : 25,39
Kategori IMT : Normal
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
(1) Rambut
Rontok : Tidak
(2) Muka
(3) Mata
Sclera : Putih
(4) Mulut/Gigi
(5) Leher
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan
b. Abdomen
Strie : Ada
c. Ekstremitas
(1) Atas
Oedema : Tidak Turgor kulit: berkurang
Warna kuku : Tidak pucat Punggung tangan: terpasang infus RL
(2) Bawah
Oedema : Tidak
Kuku Jari : Tidak pucat
Varices : Tidak ada
C. ASSESMENT
Ny.J usia 37 tahun G3P2A0 gravida 11 minggu 3 hari ballotement (+) TFU 3 jari diatas
sympisis, dengan hiperemesis gravidarum grade I
D. PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu mengalami hiperemesis gravidarum
atau mual muntah berlebih pada kehamilan.
2. Memberikan motivasi dan semangat kepada ibu bahwa ibu dapat melewati masalah
yang terjadi padanya saat ini.
5. Menganjurkan ibu untuk diet hiperemesis gravidarum, dan menghindari makanan atau
apapun yang beraroma dapat menimbulkan rasa mual pada ibu.
6. Memberitahu ibu tanda bahaya pada Trimester I yang lain selain yang dirasakannya
saat ini, seperti: demam tinggi, pandangan mata kabur dan berkunang-kunang, bengkak
di kaki, tangan hingga ke wajah, sakit kepala hebat, perdarahan pada jalan lahir, dll.
Ev: ibu paham dan mengerti tentang tanda bahaya pada Trimester I.
7. Memberikan ibu tambahan cairan melalui intra vena (infuse) RL kosong, 30 tpm.
9. Memberikan ibu terapi obat berupa Paracetamol 3x1, As.Folat 1x1, Vitamin B.Com
2x1, Vitamin B6 2x1, semuanya diminum setelah makan.
Dalam kasus Ny.J usia 37 tahun G3P2A0 gravida 11 minggu 3 hari, dari hasil
pemeriksaan data subjektif, Ny.J mengeluh lemas, nyeri ulu hati, mual, muntah dan merasa
pusing. Dan pada pengkajian pola makan, Ny.J mengatakan kurang nafsu makan ditandai
dengan frekuensi makan 2x/hari dalam porsi kecil. Namun, pada pengkajian hari-hari
berikutnya didapat nafsu makan Ny.J makin membaik ditandai dengan sudah tidak ada lagi
keluhan yang menyertai. Dari data subjektif tersebut tidak didapati kesenjangan karena
kondisi ibu sama dengan teori tingkatan hiperemesis gravidarum grade I, yaitu merasa lemas,
mual, muntah, nyeri ulu hati dan tidak nafsu makan.
Hasil pemeriksaan data objektif tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan dan
suhu) dari hari pertama pengkajian sampai hari terakhir dalam batas normal. BB ibu
mengalami kenaikan saat sebelum hamil 64 kg dan saat ini 65 kg. Namun, pada pemeriksaan
mata terlihat agak cekung, lidah kering dan juga turgor kulit berkurang. Dari hasil
pemeriksaan data objektif tersebut didapati kesenjangan yaitu, tekanan darah ibu 110/80
mmHg dan nadi ibu 80x/menit. Sedangkan menurut teori yang didapat bahwa tekanan darah
sistolik ibu pada penderita hiperemesis gravidarum akan mengalami penurunan, dan juga
denyut nadi akan cepat >100x/menit.
Didapat diagnosa Ny.J usia 37 tahun G 3P2A0 gravida 11 minggu 3 hari ballotement (+)
TFU 3 jari diatas sympisis, dengan hiperemesis gravidarum grade I.
Maka penatalaksanaan yang dilakukan pada kehamilan dengan hiperemesis gravidarum
grade I yang dialami oleh Ny.J ini dilakukan pemantauan atau observasi lebih lanjut atas
keluhan dan perkembangan yang dialami oleh Ny.J, yaitu dengan menganjurkan Ny.J untuk
diet hiperemesis, makan dengan porsi sedikit tapi sering, menghindari makanan atau apapun
yang beraroma dapat menimbulkan rasa mual, dan juga memberikan penambahan cairan
melalui intra vena (infuse) pada Ny.J ditambah dengan penambahan terapi obat mual
ondansentron 8mg secara bolus, serta pemberian terapi obat Paracetamol 3x1 untuk
mengatasi keluhan pusing yang dirasakan oleh Ny.J, As.Folat 1x1 sebagai multivitamin yang
membantu perkembangan janin, Vitamin B.Com 2x1 yang berguna sebagai pengganti atas
kehilangan protein pada Ny.J, dan juga pemberian vitamin B6 2x1 untuk mengatasi mual dan
muntah. Semua terapi obat yang diberikan diminum setelah makan. Pada hari terakhir
pengkajian, Ny.J sudah tidak memiliki keluhan. Maka infuse dan pemberian obat mual
ondansentron 8mg secara bolus telah berhenti diberikan. Dan melanjutkan terapi obat
As.Folat 1x1 dan vitamin B.Com 1x1 setelah makan. Dari penatalaksanaan yang dilakukan
terdapat kesenjangan menurut teori penatalaksanaan pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum adalah pemberian cairan parental cukup erektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologi sebanyak 2-3liter sehari. Namun Ny.J
mendapatkan pemberian cairan RL kosong dan beberapa terapi obat lainnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian data baik data subjektif yang di dapat melalui
anamnesa secara lengkap dan menyeluruh, maupun data objektif yang di dapat dengan
melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan dan penunjang kepada Ny.J.
Maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Dari data tersebut di dapat data subjektif Ny.”J” umur 37 tahun G3P2A0 gravida 11
minggu 3 hari dengan HPHT 31-12-2018 dan TP tanggal 08-10-2019.
2. Dari data Ny.”J” di dapat data objektif dengan Keadaan umum: baik, Kesadaran:
compos mentis, Tekanan darah: 110/80mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 20x/menit, Suhu:
36° C, Tinggi badan: 160 cm, berat badan: 65 kg.
3. Dari pengkajian yang dilakukan terhadap Ny.”J” didapat dengan diagnosa G3P2A0
gravida 11 minggu 3 hari ballotement (+) TFU 3 jari diatas sympisis, dengan
hiperemesis gravidarum.
4. Perencanaan di lakukan dengan asuhan kebidanan terhadap Ny.”J” yaitu melakukan
pemeriksaan kepada pasien, menginformasikan tentang hasil pemeriksaan, dan juga
memberikan penkes terkait kondisinya saat ini, mengantisipasi kebutuhan segera
dengan membantu pemberian penambahan cairan melalui IV, dan juga memberi terapi
obat sesuai dengan apa yang dikeluhkan nya saat ini.
B. Saran
1. Bagi Ibu Hamil
a. Diharapkan pada kehamilan ini ibu melakukan pemeriksaan ANC minimal 4 kali
atau lebih selama kehamilan agar dapat terdeteksi secara dini adanya faktor
penyebab kelainan atau pun mendeteksi penyakit ibu.
b. Ibu diharapkan untuk tetap istirahat dengan cukup dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi.
c. Ibu diharapkan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya dalam kehamilan, selain apa
yang dirasakannya saat ini.
d. Ibu diharapkan memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca buku KIAnya,
karena disana banyak sumber informasi yang penting untuk ibu dan bayi.
e. Ibu diharapkan untuk minum obat sesuai dengan anjuran yang diberikan bidan.