Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPEMIMPINAN BIDANG KESEHATAN

TENAGA KESEHATAN, TENAGA KESEHATAN


DAN PELAYANAN KESEHATAN
DOSEN : PROF.Dr. JON PITER SINAGA, M.KES

OLEH :

BETTI ERLINA
NPM : 21.15.078

Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat


Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua
T.A 2021/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul “Tenaga
Kesehatan, Playan Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan”. Makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan para pembaca.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan Bidang Kesehatan. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini, kami selaku penyusun makalah menyampaikan terimakasih atas
bimbingan bapak.

Jika makalah ini belum sempurna dalam penyusunan dan materinya, kami mengharap kritik dan
saran dari semua pihak demi meningkatkan kualitas dan kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... .ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang............................................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................…… 5

BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................................... 6

2.1. Definisi Tenaga Kesehatan, Pelayanan Kesehatan..................................................................... 6


2.2. Pelayanan Kesehatan ……………………………………………………………………………………………………………. 8
2.3. Pebambagian tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan………………………………………………….. 9

BAB 4 PENUTUP............................................................................................................................ 11

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………… 12

B. Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan
(Undangundang,2014). Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2014 pengelompokan tenaga kesehatan
antara lain tenaga medis, tenaga psikologi, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga
kefarmasian,tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik
biomedika, dan tenaga kesehatan lain. Sumber daya manusiaadalah salah satu pilar utama
untuk akses dan cakupan kesehatan secara universal (Daiana et al., 2016).

Hak atas kesehatan bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan
masyarakat.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjamin hak
untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Negara memiliki peran dalam melakukan upaya kesehatan yang tersusun,
menyeluruh dan merata yang penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia
Indonesia, peningkatan ketahanan ,daya saing bangsa, serta pembangunan nasional.

Dalam menciptakan pembangunan kesehatan untuk kesejahteraan masyarakat, maka


diperlukan tenaga kesehatan yaitu setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Dokter
merupakan Tenaga kesehatan sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat
(8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

Pelayanan kesehatan merupakan faktor penting dalam meningkatkan derajat kesehatan


dan kesejahteraan setiap manusia di seluruh dunia. Setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dan pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala
bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat (UU Pasal 19 No.36, 2009). Salah satu upaya tersebut yaitu dengan peningkatan
ketersediaan dan pemerataan fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti puskesmas di setiap
daerah (Bappenas, 2018).

Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan memang menjadi suatu perhatian, baik masyarakat
maupun Pemerintah. Sarana sebagai tempat pemberian jasa pelayanan kesehatan minimal harus
ada di setiap masing-masing daerah yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia. Prasarana yang
juga harus terpenuhi adalah tentang bagaimana masyarakat dapat mengakses dengan mudah
untuk mendapatkan jasa pelayanan kesehatan yang ada.

Kualitas pelayanan puskesmas merupakan salah satu faktor penting dalam pemanfaatan
layanan kesehatan. Penilaian terhadap kualitas pelayanan yang baik tidak terbatas pada
kesembuhan penyakit secara fisik, tetapi juga terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan
petugas dalam memberikan pelayanan, komunikasi, informasi, sopan santun, tepat waktu,
tanggap dan tersedianya sarana serta lingkungan fisik yang memadai (Pohan, 2013).

1.2.Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apakah definisi dari Tenaga Kesehatan, Pelayan Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan?

2. Apakah pembagian dari tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan?

3. Apakah Fungsi dan Tujuan dari Pelayanan Kesehatan?


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tenaga Kesehatan


2.1.1. Pengertian
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Menurut Anna Kurniati dan Ferry Efendi pengertian tenaga kesahatan adalah Setiap
orang yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal yang mendedikasikan diri
dalam berbagai upaya yang bertujuan mencegah, mempertahankan serta meningkatkan derajad
kesehatan masyarakat.
Menurut undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya keseahtan. Dalam undang-undang tersebut tenaga
kesehatan dikelompokan menjadi:
Jenis – jenis tenaga kesehatan ada 12 yaitu :
1. Tenaga medis (dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi spesialis)
2. tenaga psikologi klinis (psikologi klinis)
3. tenaga keperawatan (perawat dan perawat spesialis)
4. tenaga kebidanan (bidan)
5. tenaga kefarmasian (apoteker dan tenaga teknik kefarmasian)
6. tenaga kesehatan masyarakat (epiddemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu
perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administasi dan kebijakan kesehatan, tenaga
biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga)
7. tenaga kesehatan lingkungan (sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, dan mikrobiolog
kesehatan)
8. tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien)
9. tenaga keterapian fisik (fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara dan akupuntur)
10. tenaga keteknisian medis (perekam medis dan informasi kesehatan, tenik kardiovaskuler,
teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi, penata anastesi,
terapis gigi dan mulut, dan audiologis)
11. tenaga teknik biomdeika (rediografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik,
fisikawan medik, radioterapis dan ortotik prostetik)
12. tenaga kesehatan tradisional (tenaga kesehatan tradisional ramuan dan tenaga kesehatan
tradisional keterampilan).
Setiap profesi dapat dipastikan memiliki standar kompetensi, begitupula dengan profesi
sebagai tenaga kesehatan. Penguasaan standar kompetensi oleh tenaga kesehatan berperan
penting bagi pelayanankesehatan dan berkaitan langsung dengan kualitas pelayanan
kesehatanyang diberikan kepada pasien. Oleh karena itu, pemahaman danpenguasaan standar
kompetensi bagi tenaga kesehatan harus ditingkatkan, baik dari sisi standar kompetensinya
sendiri maupun penguasaannya oleh tenaga kesehatan yang bersangkutan.
Menurut permenkes No 75 tahun 2014 pasal 16 tentang SDM, terdiri dari tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan. adapun Jenis tenaga kesehatan yang dimaksud paling
sedikit terdiri dari :
1. Dokter atau dokter layanan primer
2. Dokter gigi
3. Perawat
4. Bidan
5. Tenaga kesehatan masyarakat
6. Tenaga kesehatan lingkungan
7. Ahli teknologi laboratorium medik
8. Tenaga gizi
9. Tenaga kefarmasian

2.1.2. Funsi dan Tujuan Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan merupakan tenaga khusus yang secara fungsi bertanggungjawab


terhadap seluruh masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit. Hanya focus utamanya pada
upaya kesehatan masyarakat melalui promotif dan preventif, berbeda dengan tenaga medis
lainnya. Secara subtansi dan kerja seorang tenaga kesehatan berbeda dengan dokter, dimana
tenaga medis tersebut(dokter) yang  bekerja dengan pendekatan kuratif (pengobatan), begitu
juga perawat dan bidan lebih cenderung bekerja dengan pendekatan rehabilitative
(penyembuhan). Dengan demikian tenaga kesehatan masyarakat  menjadi penyeimbang dalam
pelayanan kesehatan masyarakat disebabkan karena peran promotif dan preventif yang
merupakan salah satu keahlian tenaga kesehatan dimana kegiatan riil ini untuk mencegah
terjadinya berbagai masalah kesehatan, khususnya yang diakibatkan oleh lingkungan yang
kurang sehat ( penyakit berbasis lingkungan ). 
Beberapa agenda di bidang SDM kesehatan adalah melakukan :
1. Peningkatan kualitas ketersediaan data SDM Kesehatan yang komprehensif (Sistem
Informasi SDM Kesehatan).
2. Penguatan dan harmonisasi regulasi terkait SDM Kesehatan.
3. Pengembangan metode perencanaan SDM Kesehatan.
4. Peningkatan produksi SDM Kesehatan.
5. Pengembangan kurikulum pendidikan SDM Kesehatan.
6. Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM Kesehatan melalui pendidikan, pelatihan dan
pengembangan profesi berkelanjutan (CPD), termasuk dokter layanan primer.
7. Pemenuhan tenaga dan pemberian insentif bagi SDM Kesehatan.
8. Pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan melalui sertifikasi, registrasi dan lisensi.
9. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi lintas program dan sektor terkait dengan kesehatan.
Permasalahan dalam pengelolaan SDM Kesehatan selama ini adalah dalam pemenuhan
jumlah, jenis, distribusi dan mutu yang belum terpenuhi. Untuk itu dalam rencana
pembangunan 5 tahun kedepan, permasalahan ini akan ditanggulangi.

2.1.2 Pelayanan Kesehatan.

Pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang


diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat.Tujuan
pelayanan kesehatan adalah untuk menigkatkan derajat kesehatan dan kemampuan
masyarakat secara menyeluruh dalam memlihara kesehatanya untuk mencapai kesehatan yang
optimal mandiri, keluarga dan masyarakat.

Syarat pelayanan kesehatan yang baik setidak-tidaknya dapat dibedakan atas 13


macam20, yakni tersedia (available), menyeluruh (comprehensive), terpadu (integrated),
berkesinambungan (continue), adil/merata (equity), mandiri (sustainable), wajar
(appropriate), dapat diterima (acceptable), dapat dicapai (accessible), dapat dijangkau
(uffordable), efektif (effective), efisien (efficient), serta bermutu (quality). Ketigabelas syarat
pelayanan kesehatan ini sama pentingnya.

Dari ketigabelas syarat menurut Azwar Pengantar Administrasi Kesehatan, Ed 3,


(Jakarta : Binarupa Aksara,1996). dalam buku Pengantar Administrasi Kesehatan, ada
beberapa penjelasan pelayanan kesehatan masyarakat agar dapat disebut sebagai suatu
pelayanan yang baik, harus memiliki berbagai persyaratan pokok. Syarat pokok pelayanan
kesehatan yaitu:

1. Tersedia dan berkesinambungan (available and continuous)

Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan adalah harus tersedia di masyarakat


(available) serta bersifat berkesinambungan (continuous), artinya semua jenis pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit untuk ditemukan, serta keberadaannya
dalam masyarakat pada setiap dibutuhkan.

2. Dapat diterima dan wajar (acceptable and appropriate)

Pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan


masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, dan
kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang
baik.

3. Mudah dicapai (accessible)

Pengertian ketercapaian adalah dari sudut lokasi. Pengaturan distribusi sarana


kesehatan menjadi sangat penting untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik.
Pelayanan kesehatan dianggap tidak baik apabila terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan
saja dan tidak ditemukan di pedesaan.
4. Mudah dijangkau (affordable)

Pengertian keterjangkauan terutama dari sudut biaya. Biaya pelayanan kesehatan


harus sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

5. Bermutu (quality)

Mutu menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,


disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

Menurut Levey dan Loomba Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat. Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat dan lingkungan.Yang dimaksud sub sistem
disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan adalah input, proses, output, dampak,
umpan balik.(Hermien Hadiati Koeswadji, 2002).
Pelayanan kesehatan adalah upaya pemerintah untuk memberikan memberikan
pelayanan kesehatan serta bantuan demi terwujudnya suatu negara yang sehat dan
sejahtera.salah satu kewenagan wajib pemerintah yaitu memberikan pelayanan minimal bidang
kesehatan yaitu penyelenggaraan kesehatan dasar. Jenis pelayanan dalam penyelenggaraan
kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan anak pra
sekolah, pelayanan keluarga berencana, Pelayanan imunisasi, pelayanan pengobatan atau
perawatan, pelayanan kesehatan jiwa (Dinkes Jateng, 2005)

2.1.3. Pembagian tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan

Menurut UU Kesehatan, tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam:

a. Tenaga medis.
b. Tenaga psikologi klinis
c. Tenaga keperawatan.
d. Tenaga kebidanan.
e. Tenaga kefarmasian.
f. Tenaga kesehatan masyarakat.
g. Tenaga kesehatan lingkungan.
h. Tenaga gizi.
i. Tenaga keterapian fisik.
j. Tenaga keteknisian medis.
k. Tenaga teknik biomedika.
l. Tenaga kesehatan tradisional.
m. Tenaga kesehatan lain.
Jenis tenaga kesehatan yang umum dikenal masyarakat adalah dokter, dokter gigi,
perawat, dan bidan.Tenaga kesehatan umumnya dikelompokkan menjadi berbagai profesi,
misalnya dokter, dokter gigi, dokter hewan, asisten dokter, apoteker dan asistennya, perawat,
fisioterapis, bidan, psikolog, dan sebagainya.

Jenis – Jenis Pelayanan Kesehatan dibedakan menjadi 2 yaitu :


1. Pelayanan Kedokteran (Medical Services)

Pelayanan kedokteran (medical services) merupakan pelayanan kesehatan yang cara


pengorganisasiannya secara individu atau sendiri (solo practice) maupun berkelompok dalam
satu organisasi.

Pelayanan kedokteran ini mempunyai tujuan pokok demi menyembuhkan penyakit serta
memulihan kesehatan yang sasaran utamanya adalah individu dan keluarga.

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Public Health Service)

Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang


dilakukan secara bersama-sama di dalam organisasi.

Pelayanan kesehatan masyarakat atau public health services ini mempunyai tujuan
untuk menyembuhkan penyakit, memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit. Kelompok dan masyarakat menjadi sasaran utama pada pelayanan kesehatan ini.

2.1.4. Tingkat Sistem Pelayanan Kesehatan

Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan padamasyarakat.


Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatanharus memandang pada
tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan, yaitu :

1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)

Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan


kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatanmasyarakat. Contoh :
Kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan.

2. Specifik Protection (Perlindungan Khusus)

Perlindungan khusus adalah masyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit- penyakit
tertentu. Contoh : Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.

3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini & PengobatanSegera)

Sudah mulai timbulnya gejala penyakit dan dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit. Contoh : Survey penyaringan kasus.

Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalamidampak


kecacatan akibat penyakit tertentu. Dilakukan pda kasus yangmemiliki potensi kecacatan.
Contoh : Perawatan untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut,
pemberian segala fasilitas untukmengatasi kecacatan, menncegah kematian.

4. Rehabilitation (Rehabilitasi)

Dilakukan setelah pasien sembuh. Sangat diperlukan pada fase pemulihanterhadap


kecacatan, misal : program latihan, konsultasi dan diskusi psikologisuntuk meningkatkan
koping individu positif sehingga gairah hidup meningkat.

2.1.5. Fungsi dan Tujuan Pelayanan Kesehatan

a. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan). Hal ini diperlukan misalnya dalam
peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.
b. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit) Terdiri dari :
 Preventif primer. Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi
yang baik dan kesegaran fisik.
 Preventive sekunder. Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi
kecacatan dengan cara mengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit
tersebut.
 Preventif tersier Pembuatan diagnose dDitunjukan untuk melaksanakan tindakan
rehabilitasi, pembuatan diagnose dan pengobatan.
c. Kuratif (penyembuhan penyakit).
d. Rehabilitasi (pemulihan). Usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal atau
mendekati normal setelah mengalami sakit fisik atau mental , cedera atau penyalahgunaan.
Menurut A. A. Maulana, 2013, Sistem Pelayanan Kesehatan mempunyai tujuan yaitu:
1. Promotif merupakan pemelihara dan peningkatkan kesehatan hal-hal ini sangat diperlukan
misalnya dalam peningkatan gizi.
2. Preventif merupakan pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit, terdiri
dari :
• Preventif primer terdiri dari program pendidikan, misalnya imunisasi, penyediaan
nutrisi yang baik.
• Preventif sekunder, merupakan pengobatan penyakit tahap dini.
• Preventif tersier, merupakan diagnosa penyakit, pembuatan diagnosa dan
pengobatan.
• Kuratif merupakan penyembuhan penyakit
• Rehabilitasi merupakan pemulihan dan proses pengobatan

Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:

1. Dokter Spesialis.
2. Dokter Subspesialis terbatas
3. Perawat
4. Bidan.
5. Petugas kesehatan lingkungan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan jenis produk jasa. Dalam melakukan
pemasaran jasa, hal penting yang perlu di perhatikan adalah bagaimana personil kontaknya.
Untuk itu relationship dan komunikasi menjadi modal utama. Image positif di masyarakat akan
tercipta bila masyarakat sudah merasakan kepuasan atas pelayanan kesehatan di rumah sakit
yang di dapatnya. Bila image positif di masyarakat sudah tumbuh, maka kekurangan-
kekurangan yang mungkin terjadi akan dapat di terima oleh masyarakat.

Pelayanan yang baik (prima), khususnya menyangkut pelayanan lembaga kesehatan,


juga akan menimbulkan kesan/kenangan yang menyenangkan bagikonsumen (pasien dan
keluarganya) yang selanjutnya dapat menjadi faktor pendorong untuk bekerja sama, berperan
aktif dalam kegiatan sosial lembagakesehatan itu, bahkan dapat menjadi promotor lembaga
kesehatan tersebut.

Bahwa Tenaga Kesehatan , Pelayan Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan merupakan


suatu kesinambungan yang tidak dapat diputuskan. Hal ini merupakan mata Rantai yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lainnya. Karna keberhasilan suatu Pelayanan Kesehatan yang
diberikan kepada Masyarakat tidak dapat terwujud jika salah satu nya tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA

Daiana et al., 2016 Tentang Tenaga Kesehatan

Undang – Undang Pasal 19 No.36, 2009 Tentang Pelayanan Kesehatan

Dinkes Jateng, 2005 Tentang Kualitas Pelayanan Kesehatan

Hermien Hadiati Koeswadji, 2002 Tentang Kualitas Pelayanan Kesehatan

https://www.kompasiana.com/puri3/56801eb090fdfd3a0957000f/peran-dan-fungsi-tenaga-
kesehatan-sudahkah-sesuai-dengan-harapan-masyarakat

Anda mungkin juga menyukai