Anda di halaman 1dari 21

PROSES PELAYANAN FISIOTERAPI

DI BALAI KESEHATAN MASYARAKAT


WILAYAH SEMARANG

Disusun oleh :
Nama Kelompok

M. Bisma Mauldiansyah 2003039


Revanda Yoga Perkasa 2003053

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI PROGRAM DIPLOMA TIGA


FALKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISIAN MEDIS

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG


2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah disetujui oleh Clinical Educator (CE)
dan Dosen Pembimbing

Kamis, 4 mei 2023

CLINICAL EDUCATOR DOSEN PEMBIMBING

DYAH PERTIWI PUSPITOSARI, SKM BOKI JALEHA, S.Fis, M.fis

NIP. 19780209 201001 2 005

i
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas berkat
Rahmat dan hidayah-Nya lah kami bisa menyusun Laporan Praktik Keja
Lapangan (PKL) ini dengan lancar. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan
beribu terima kasih pada semua pihak yang mendukung dan membantu
penyelesaian Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Ucapan terima kasih
kami haturkan pada nama-nama berikut ini yang telah mendukung dan membantu
mempelancar pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Diantaranya
adalah :

1. Ibu Boki Jaleha, S.Fis, M.Fis selaku dosen pembimbing lahan


2. Ibu Dr. Wahyu setyaningsih,M. Kes(epid), selaku kepala Balkesmas
Wilayah Semarang
3. Bapak wahyu Handoyo, SKM. M.Kes (epid), selaku kepala tata usaha
BALKESMAS WILAYAH SEMARANG.
4. Ibu Muji Rahmawati, SKM, M.Kes, selaku penunjang sub penununjang
pelayanan balkesmas.
5. Ibu Dyah Pertiwi Puspitosari, S.Ftr, SKM, selaku Clinical Educator yang
telah membimbing kami selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan di
Balkesmas Wilayah Semarang, serta tenaga fisioterapi ibu Veronika Dwi
Permatasari, Amd.Ft dan ibu Ajeng Nastiti, Amd.Ft
6. Seluruh staf Balkesmas Wilayah Semarang yang telah membantu kegiatan
Praktik Kerja Lapangan
7. Kedua orang tua yang memberi dukungan baik secara meteril maupun
spiritual
8. Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat kami sebutkan secara satu
persatu.

Semarang, 4 Mei 2023

Tim Penul

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................2

PENDAHULUAN...................................................................................................2

A. LATAR BELAKANG......................................................................................2

B. PERMASALAHAN........................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PROSES PELAYANAN..........................................................................................6

A. Proses Pelayanan Balkesmas Wilayah Semarang secara umum.....................6

B. Proses Pelayanan Fisioterapi.........................................................................10

C. Penatalaksanaan Pasien Di Unit Fisioterapi..................................................10

BAB III..................................................................................................................15

PENUTUP..............................................................................................................15

A. Kesimpulan....................................................................................................15

B. Saran..............................................................................................................15

LAMPIRAN DOKUMENTASI.............................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Arah pembangunan Jangka Menengah ke - 4 (2020-2024) ditujukan untuk
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan
menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan
keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta
kemampuan IPTEK yang terus meningkat untuk menuju arah pembangunan
jangka panjang (2005-2025).

Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa setiap


kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non
diskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan.Upaya pelayanan kesehatan
dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas yang mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, berjenjang,
terpadu dan berkesinambungan.Selain itu, upaya kesehatan juga perlu
mempertimbangkan perkembangan teknologi dan informasi bidang kesehatan
seiring dengan fenomena globalisasi berdasarkan paradigma sehat. Bahwa setiap
hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia
akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi Negara, dan setiap upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat harus juga berarti investasi bagi
pembangunan Negara. Bahwa setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan
wawasan kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan
kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik
Pemerintah maupun masyarakat.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan


pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah

2
daerah kabupaten/kota, dinyatakan bahwa kesehatan merupakan urusan wajib
yang harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.

Penjabaran PP 38 tahun 2007 mengamanatkan bahwa tugas Kementerian


Kesehatan mengawal jumlah, jenis, mutu, dan penyebaran SDMK sesuai dengan
kebutuhan. Oleh karena itu,pentingnya menyusun rencana kebutuhan SDM
Kesehatan merupakan langkah strategis yang perlu dilaksanakan dalam upaya
mendukung pembangunan kesehatan. Perencanaan SDM Kesehatan dimaksudkan
untuk memperoleh jumlah tenaga yang tepat dalam keterampilan, pengalaman dan
kompetensi yang dibutuhkan dalam tugasnya dan dapat menyelesaikan tugas tepat
waktu.

Dalam penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), salah satu sub


sistem adalah sub sistem Sumber Daya Manusia Kesehatan yang merupakan
bentuk dan cara penyelenggaraan upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM
kesehatan yang meliputi upaya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, serta
pembinaan dan pengawasan Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan dari penyelenggaraan sub sistem
Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah tersedianya Sumber Daya Manusia
Kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhan yang terdistribusi secara adil dan
merata serta didayagunakan secara optimal.

Dalam rangka mengatur Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) terbitlah


Undang-undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, bahwa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga
Kesehatan, baik jumlah, jenis, maupun dalam kompetensi secara merata untuk
menjamin keberlangsungan pembangunan kesehatan (pasal 13 UU Nakes),
Perencanaan Tenaga Kesehatan disusun secara berjenjang (dimulai dari fasilitas
kesehatan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah Propinsi,
sampai dengan Pemerintah secara Nasional) berdasarkan ketersediaan Tenaga
Kesehatan dan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan dan upaya kesehatan

3
(pasal 14 ayat 2 UU Tenaga Kesehatan). Dalam rangka mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang efektif dan efisien serta
penyelenggaraan pelayanan publik yang memenuhi harapan dan tuntutan
masyarakat diperlukan jumlah, kualitas, komposisi, dan distribusi pegawai yang
tepat sesuai beban kerja dan kebutuhan riil organisasi.Maka Permenkes Nomor :
33/2015 mengatur Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan.

Secara ringkas, bahwa tantangan kedepan untuk memenuhi ketersediaan


Sumber Daya Manusia Kesehatan yang masih terbatas adalah memperbaiki
kualitas perencanaan, produksi dan pendayagunaan yang menjamin terpenuhinya
jumlah, mutu dan persebaran Sumber Daya Manusia Kesehatan terutama di
Daerah yang didukung dengan pemuatan regulasi termasuk akreditasi dan
regulasi, yang juga merupakan salah satu strategi yang tertuang dalam rencana
strategis kementerian kesehatan 2015-2019.

Dalam rangka ikut memenuhi ketersediaan SDMK Universitas Widya Husada


Semarang menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan salah satunya berupa
DIII Fisioterapi, dengan adanya Pendidikan tersebut diharapkan akan dihasilkan
tenaga fisioterapi yang berkopenten di bidang musculoscletal, neuro, pediatri,
geriatric, obsgyn, dan cardiopulmonal. Dengan adanya Pendidikan tersebut
diterapkan Praktik Kerja Lapangan pada instansi pelayanan kesehatan atau rumah
sakit yang memberikan pelayanan fisioterapi.

Maka dari itu untuk mengatasi hal tersebut Balkesmas Wilayah Semarang
memberikan pelayanan antara lain : klinik dewasa, klinik dewasa baru, klinik
dewasa lama, klinik anak, klinik TB, klinik spesialis penyakit dalam, klinik
spesialis penyalit paru, klinik spesialis rehab medik, klinik spesialis anak, klinik
spesialis kesehatan jiwa, unit farmasi, unit radiologi, unit laboratorium, unit
fisioterapi, unit rekam medis, VCT/CST, KBM, unit gizi, unit sanitasi,

Balkesmas Wilayah Semarang memberikan pelayanan dari hari Senin-Sabtu,


jam pendaftaran hari Senin, selasa, rabu, Kamis dan Sabtu dimulai dari jam 07.00-

4
11.00 WIB, pada hari jumat dimulai dari jam 07.00-10.00 WIB. Pelaksanaan
pelayanan Kesehatan di Balkesmas Wilayah Semarang merupakan rangkaian
kegiatan dari unit penunjang sampai unit pelayanan. Balkesmas Wilayah
Semarang menerima BPJS dan non BPJS dari puskesmas ataupun dokter keluarga.

B. PERMASALAHAN
1. Rumusan Masalah
a. Bagaimana alur pelayanan pasien di Balkesmas Wilayah Semarang ?
b. Bagaimana alur Pelayanan Pasien di unit fisioterapi di Balkesmas
Wilayah Semarang ?
c. Apa saja contoh kasus-kasus yang dirujuk di unit fisioterapi dan
bagaimana pemeriksaan dan pelaksanaan fisioterapi di Balkesmas
Wilayah Semarang

2. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui alur pelayanan pasien di Balkesmas Wilayah
Semarang
b. Untuk mengetahui alur pelayanan fisioterapi di Balkesmas Wilayah
Semarang
c. Untuk mengetahui contoh kasus-kasus, pemeriksaan dan pelaksanaan
fisioterapi di Balkesmas Wilayah Semarang

3. Manfaat Penulisan
Memahami alur proses pelayanan fisioterapi kepada pasien,
mengembangkan ilmu yang ada dilapangan dan mengetahui
penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi respirasi dan musculoscletal di
Balkesmas Wilayah Semarang

5
BAB II

PROSES PELAYANAN

A. Proses Pelayanan Balkesmas Wilayah Semarang secara umum


1. Alur pasien baru (anak, dewasa, spesialis)

Dimulai dari pasien melakukan pendaftaran meliputi penambilan nomor


antrian dan menunggu panggilan, kemudian pencatatan pendaftaran oleh
rekam medik dan di buatkan kartu berobat serta membayar ke kasir.
Kemudian pasien menunggu panggilan di klinik anak, dewasa, dan
spesialis. Pelayanan klinik pasien baru meliputi anamnesa oleh perawat
dan pemeriksaan fisik (berat badan, tekanan darah, gejala-gejala yang

6
dirasakan) kemudian dilanjutkan pemeriksaan oleh dokter. Jika pasien ada
pemeriksaan lain seperti rontgen, laboratorium maka pasien akan
dibuatkan surat pengantar oleh dokter kemudian pasien harus kembali lagi
ke loket kasir untuk melakukan pembayaran kemudian baru ke
pemeriksaan rontgen atau laboratorium. Setelah hasil rontgen atau
laboratorium keluar pasien kembali lagi ke klinik umum baru untuk
menyerahkan hasil pemeriksaan tersebut kepada dokter untuk diperiksa
hasilnya. Jika hasil diagnose dokter adalah TB maka pasien akan diberi
surat rujukan dokter ke laboratorium dahak, Jika hasil kasus repirasi lain
atau musculoscletal maka pasien akan dirujuk ke unit fisioterapi atau ke
unit farmasi untuk pengambilan obat. Sebelum mendapat penanganan
tersebut pasien harus kembali lagi ke loket kasir untuk melakukan
pembayaran.

7
2. Alur Pasien lama

Dimulai dari pendaftaran kemudian ke loket pembayaran, setelah itu


pasien menyerahkan kartu berobat ke klinik pasien lama kemudian pasien
menunggu panggilan. Pelayanan klinik pasien lama meliputi anamnesa
oleh perawat dan pemeriksaan fisik meliputi ( berat badan, tekanan darah,
dan gejala yang dirasakan pasien setelah itu menuju ruang pemeriksaan
dokter. Dokter akan memberikan resep obat dan apabila diperlukan
tindakan di unit fisioterapi maka pasien akan mendapat surat pengantar
dari dokter. Sebelum datang ke unit fisioterapi pasien diharuskan ke loket
kasir untuk melakukan pembayaran. Pasien yang mendapat resep obat dari
dokter langsung ke farmasi untuk pengambilan obat.

8
3. Alur pasien klinik anak

PENDAFTARAN

ANAMNESIS &
KASIR KLINIK ANAK PEMERIKSAAN
DOKTER

LAB / RO UNIT FARMASI

UNIT FISIOTERAPI PASIEN PULANG

Dimulai dari pasien melakukan pendaftaran dan kemudian menuju kasir


untuk membayar sesuai tarif. Setelah itu pasien menuju klinik anak dan
menunggu panggilan. Pasien berobat mengumpulkan kartu, di anamnesis dan
melakukan pemeriksaan fisik meliputi, tinggi badan, berat badan, dan
gejalanya. Kemudian pemeriksaan dokter dan mendapatkan surat pengantar
dari dokter (bila diperlukan tindakan ke unit fisioterapi, unit radiologi atau
unit laboratorium bila diperlukan). Sebelum menuju unit penunjang tersebut
pasien diharuskan untuk ke loket kasir untuk melakukan pembayaran.

4. Alur Pasien klinik Fisioterapi

9
Pasien rujukan
(dewasa baru,
lama&anak)

PASIEN
KASIR
PULANG

Pasien mendapat UNIT


penanganan
fisioterapi FISIOTERAPI

Pasien rujukan dari klinik dewasa baru, lama, dan anak, ke kasir untuk
melakukan pembayaran sebelum melakukan tindakan, kemudian pasien
mengumpulkan kartu berobat di unit fisioterapi, dan mendapatkan
penanganan fisioterapi sesuai kebutuhan pasien, setelah proses fisioterapi,
pasien pulang.

B. Proses Pelayanan Fisioterapi


Perbedaan alur antara pasien rujukan dengan pasien rutin pengobatan.
Jika pasien rujukan dari klinik baru, lama, dan anak maka pasien harus
mendapatkan surat rujukan untuk mendapatkan surat rujukan untuk
mendapatkan tindakan fisioterapi. Jika pasien rutin pengobatan maka
langsung ke pendaftaran, lalu kasir dan menuju ke fisioterapi.

C. Penatalaksanaan Pasien Di Unit Fisioterapi


1. Kasus-kasus yang dirujuk ke unit fisioterapi sejak tanggal 3 April- 5 Mei
antara lain :
Ada beberapa jenis kasus respirasi dan musculoscletal
a. Ispa : 18 kasus
b. Bronkitis : 27 kasus

10
c. Asma : 11 kasus
d. PPOK : 6 kasus
e. Asma Brochialis :8 kasus
f. Myalgia : 1 kasus
g. OA Genu : 1 kasus

2. Tahapan pelaksanaan fisioterapi


a. Anamnesis
Anamnesis adalah Teknik pemeriksaan paling awal dalam pelayanan
kedokteran yang dilakukan lewat percakapan atau wawancara antara
dokter/ tenaga Kesehatan lainya dengan pasien baik secara langsung
atau melalui orang lain yang paling mengetahui tentang kondisi
Kesehatan pasien (Siarif,2018).
b. Pemeriksaan dan pengukuran
Bertujuan untuk menegakkan diagnose fisioterapi, Pemeriksaan dan
pengukuran meliputi pada kasus repirasi dan musculoscletal.
1) Pemeriksaan fisioterapi pada kasus respirasi meliputi :
a) Vital sign
Pengukuran vital sign adalah untuk membantu
menentukan status kesehatan seseorang yang meliputi
pengukuran suhu, tekanan darah, denyut nadi, respirasi,
pengukuran SPo2, tinggi dan berat badan
(doktersehat.com,2020)
b) Antopometri
Merujuk pada pengukuran individu manusia untuk
mengetahui Ekspansi sangkar thorak.
c) Auskultasi
Proses mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh
untuk membedakan ssuara normal dan abnormal
menggunakan alat bantu stetoskop. Suara yang di

11
dengarkan berasal dari system kardiovaskuler,
respirasi, gastrointestinal.
d) Inspeksi
Tujuan melihat bagian tubuh dan menentukan apakah
seseorang mengalami kondidsi tubuh normal atau
abnormal.
e) Perkusi
Bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di
bawah kulit. Perkusi bisa dilakukan secara langsung
dan tidak langsung. Perkusi secara langsung dilakukan
dengan menentukan jari tangan langsung pada
permukaan tubuh.
f) Palpasi
Untuk mengetahui spasme alat bantu pernafasan, dan
mengetahui adanya fremitus pada daerah dada.
g) Skala borg
Skala Borg adalah skala ordinal dengan nilai dari 1-10.
Skala borg digunakan untuk mengukur sesak nafas
selama melaksanakan kegiatan atau pekerjaan. Borg
scale adalah cara untuk mengukur tingkat intensitas
aktivitas fisik menggunakan ukuran skala ordinal
(Fahni, 2016)

2) Pemeriksaa fisioterapi pada kasus musculoscletal


a) Vital sign
Pengukuran vital sign adalah untuk membantu
menentukan status Kesehatan seseorang yang meliputi
pengukuran suhu, tekanan darah, denyut nadi, respirasi,
tinggi dan berat badan (doktersehat.com, 2020).
b) Palpasi

12
Palpasi dilakukan hanya mengandalkan telapak tangan,
jari, dan ujung jari. Tujuanya untuk mengecek
kelembutan, kekakuan, massa, suhu, posisi, ukuran,
kecepatan, dan kualitas nadi perifer pada tubuh.
c) Antopometri
Merujuk pada pengukuran individu manusia untuk
mengetahui variasi fisik manusia. Pengukuran yang
bertujuan untuk mengetahui ada/ tidaknya odema pada
bagian anggota gerak atas maupun bawah.
d) Tes Spesifik
Untuk menegakkan diagnose antara lain meliputi :
Bragard test, nery test, lasegue test, patric test,
sacroiliac stretch test, anterior drawer test, ballottement
test dll.

c. Penegakan diagnose
Adalah hasil yang diperoleh setelah pemeriksaan spesifik berdasarkan
keluhan pasien.
d. Penatalaksanaan
Mencakup tindakan/ intervensi yang diberikan kepada pasien sesuai
dengan diagnose fisioterapi yang meliputi intervensi kasus respirasi
dan musculoscletal.
1) Intervensi fisioterapi kasus respirasi :
a) Nebulizer fisio
 Persiapan alat dan kenalkan kepada keluarga pasien
 Berikan ½ ampul vintolin dan ½ repsul Pulmicort
dan tuangkan ke dalam tabung obat nebulizer
 Pasangkan cup masker ke pasien
 Nyalakan nebulizer sampai obat habis
 Setelah itu matikan alat
b) Infrared

13
 Persiapan alat dan kenalkan pada keluarga pasien
 Posisi pasien tidur terlentang dengan kaki lebih
tinggi
 Tes sensabilitas suhu
 Arahkan infrared tegak lurus pada dada pasien
dengan jarak 45 cm
 Lalu nyalakan dan berikan waktu 15 menit
 Setelah selesai matikan alat
c) Postural drainage
Posisi pasien tidur terlentang, miring ke samping kiri
dan kanan dengan kaki lebih tinggi 30 derajad.
d) Tapotement
 Posisi pasien tidur terlentang dengan kaki lebih
tinggi dari tubuh dan miring kanan dan kiri lalu
setiap posisi dierikan tapotement
 Tapotement dilakukan selama 15 menit

2) Intervensi Fisioterapi kasus musculosletal :


a) Infrared
b) MWD
c) TENS
d) Terapi latihan

e. Evaluasi
Bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perkembangan dari
kasus pasien saat sebelum dan sesudah mendapatkan tindakan
fisioterapi atau bisa juga untuk memantau perkembangan hasil dari
terapi sebelumnya.
f. Edukasi

14
Saran yang diberikan oleh fisioterapis kepada pasien, baik berupa
exercise mandiri atau yang lain.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan selama sebulan di Balkesmas
Wilayah Semarang, semua kegiatan yang dilakukan di sana dapat memenuhi
semua tujuan yang ingin dicapai, diantaranya :
a. Menambah wawasan kami tentang kasus-kasus yang berada di
Balkesmas.
b. Menambah pengalaman kami tentang situasi dunia kerja.
c. Melatih kepercayaan diri dalam berkomunikasi dengan pasien.
d. Memahami tentang alur pelayanan fisioterapi
e. Mengetahui cara penatalaksanaan fisioterapi pada kasus respirasi
f. Mengetahui cara penatalaksanaan fisioterapi pada kasus musculoscletal

B. Saran
Adanya penambahan alat-alat nebulizer untuk melayani pasien anak dan
dewasa dikarenakan jumlah pasien yang cukup banyak, dan saran kami untuk
lebih memperhatikan dan merawat alat alat yang berada di poli Fisioterapi ini
seperti alat MWD dan Infrared yang susah untuk di tegakkan dan diarahkan ke
pasien.

16
LAMPIRAN DOKUMENTASI

` Proses penatalaksanaan fisioterapi nebulizer, infrared, postural


drainage dan tapotement

Kegiatan senam aerobic Balkesmas Wilayah Semarang

17
DAFTAR PUSTAKA

Doktersehat.com.2020. https://doktersehat.com/tanda-tanda-vital/

Halodoc.com. 2019. https://www.halodoc.com/kesehatan/pemeriksaan-fisik

Wikipedia. 2020.https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan

Wikipedia.org. 2020. https://id.wikipedia.org/wiki/Antopometri

Massmg.dinkesjatengprov. 2021.
http://balkesmassmg.dinkesjatengprov.go.id/halaman/sejarah

18

Anda mungkin juga menyukai