Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda
ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia
Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan
yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019, yaitu:
(1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya
pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4)
meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin,
serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan
Dalam mendukung keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan
kesehatan sesuai Renstra Tahun 2015-2019, Kementerian Kesehatan telah
menetapkan kebijakan operasional, antara lain sebagai berikut: (1)
Pembangunan kesehatan dalam periode 2015-2019 akan difokuskan pada
empat area prioritas, yakni: Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi, Perbaikan Gizi Masyarakat, khususnya untuk Pengendalian
Prevalensi Balita Pendek (Stunting), Pengendalian Penyakit Menular,
khususnya Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immunodeficiency

1
Syndrome (HIV-AIDS), Tuberkulosis (TB), dan Malaria, Pengendalian Penyakit
Tidak Menular, khususnya Hipertensi, Diabetes Mellitus, Obesitas, dan Kanker
(khususnya Leher Rahim dan Payudara) dan Gangguan jiwa.
Kebijakan operasional yang ke-2 adalah Peningkatan jangkauan sasaran
terutama pada keluarga, tanpa mengabaikan pendekatan-pendekatan lain yang
selama ini sudah berhasil dilaksanakan yaitu menjangkau sasaran berbasis
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), menjangkau sasaran berbasis
UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), menjangkau sasaran berbasis Upaya
Kesehatan Usia Kerja (UKUK), dan untuk sasaran kelompok usia lanjut dengan
pendekatan Posbindu Usila. (3) Prioritas perencanaan dan penganggaran
diarahkan pada pemenuhan kebutuhan kegiatan-kegiatan promotif dan
preventif. Pemenuhan kebutuhan kegiatan-kegiatan kuratif dan rehabilitatif
dilakukan setelah kebutuhan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif dipenuhi.
(4) Sumber daya manusia (SDM) adalah modal utama dalam pembangunan
nasional.
Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan kesehatan nasional
tersebut, salah satu upaya yang dikembangkan adalah dengan peningkatan
kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di setiap lini
(Puskesmas beserta jaringan & jejaring, RS baik Pemerintah maupun Swasta
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya), karena keberhasilan
pembangunan di daerah khususnya di kabupaten dan kota sangat ditentukan
oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia sebagai pelaku
pembangunan di bidang kesehatan. Sumber daya manusia dibedakan antara
pengertian secara mikro dan pengertian secara makro, secara makro adalah
semua manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau
wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah
atau yang belum mempunyai pekerjaan. Sumber daya manusia merupakan
aset terpenting di antara sumber daya lain yang harus dimiliki oleh setiap
organisasi, sebagian besar organisasi akan mempertahankan jumlah staf yang
paling sedikit, terutama karena besarnya biaya sumber daya, namun apa yang

2
dianggap optimal tergantung pada tingkat layanan yang akan dapat diberikan
oleh suatu organisasi.
Prinsip didalam Manajemen Puskesmas yang tertuang pada Peraturan
Menteri Kesehatan Nomer 75 tahun 2014 adalah untuk mencapai
sasaran/tujuan secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan yang
diharapkan dapat dicapai melalui proses penyelenggaraan yang dilaksanakan
dengan baik dan benar serta bermutu, berdasarkan atas hasil analisis situasi
yang didukung dengan data dan informasi yang akurat (evidence based).
Sedangkan efisien berarti bagaimana Puskesmas memanfaatkan sumber daya
yang tersedia untuk dapat melaksanaan upaya kesehatan sesuai standar
dengan baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan target kinerja yang telah
ditetapkan.
Untuk menghasilkan sumber daya manusia kesehatan yang
berkualitas dan profesionalisme, perlu adanya peningkatan baik dari segi
kuantitas maupun segi kualitas. Peningkatan ini sangat penting dalam upaya
untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat di Kabupaten
Tegal khususnya penempatan tenaga kesehatan di daerah yang masih jauh
dengan akses pelayanan kesehatan serta peningkatan kualitas SDM kesehatan
dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan / pelatihan /
seminar sesuai kebutuhan yang ada.
Untuk menghasilkan perencanaan SDM kesehatan yang baik maka perlu
adanya suatu data base SDM kesehatan yang baik pula, dalam upaya
mendukung ini maka jumlah SDM kesehatan yang ada harus dikemas dalam
suatu dokumen penyusunan kebutuhan SDM Kesehatan Kabupaten Tegal
Tahun 2017.
Data dan informasi yang akurat dan valid dalam Penyusunan Kebutuhan
SDM Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2017 ini, diharapkan bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada
masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan

3
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum. Dan menjadi sumber utama sebagai
dasar dalam sistem pengambilan keputusan untuk penyusunan program-
program pembangunan kesehatan dan kebijakan kesehatan berkaitan SDM
kesehatan dimasa akan datang.

B. Tujuan
1. Memberikan gambaran tentang ketersediaan SDM kesehatan menurut
jenis dan jumlahnya di Faskes di wilayah kerjanya

2. Memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah SDM Kesehatan


dibandingkan dengan hasil perhitungan perencanaan kebutuhan SDMK
dengan menggunakan metode ABK kes dan Standar Minimal
Ketenagaan

3. Menjadi acuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan


melalui PNS, penugasan khusus, kontrak, pendelegasian kewenangan
kepada tenaga dengan kualifikasi lebih rendah (task shifting), atau model
pendayagunaan lainnya.
4. Menjadi acuan dalam meningkatkan pemerataan SDM Kesehatan.
5. Menjadi acuan dalam meningkatkan mutu SDM Kesehatan.
6. Menjadi acuan dalam penyesuaian kapasitas pendidikan tenaga
kesehatan

C. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran adalah Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) yang bekerja
pada Instansi Kesehatan maupun Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
Kabupaten Tegal
2. Lokasi
Dinas Kesehatan, Puskesmas, RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
Kabupaten Tegal

4
3. Metode
Metode perencanaan SDMK dikelompokkan sebagai berikut:
1. Metode berdasarkan Institusi, yang digunakan adalah:
a. Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes);
b. Standar Ketenagaan Minimal.
2. Metode berdasarkan Wilayah
1. Metode yang digunakan adalah Metode “Ratio Penduduk”
yakni Rasio Tenaga Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk di
suatu wilayah.
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 10 tahun 1950 tentang
Pembentukan Propinsi Jawa Tengah.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125
Tambahan Lembaran Negara Repbulik Indonesia Nomor : 4437).
3. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4700).
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No : 5063).
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah Nomor : 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3637).
7. Peraturan Pemerintah Nomor : 38 tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaga

5
Negara republik Indonesia Tahun 2007 No.82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 4737).
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1295/MenKes/Per/XII/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MenKes/Per/VIII/2010.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
512/MENKES/PER/IV/2007 tentang Penyelenggaraan Praktek Dokter
dan Dokter Gigi.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
541/MENKES/PER/VI/2008 tentang Program Tugas Belajar Sumber
Daya Manusia Kesehatan.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
317/MENKES/PER/III/2010 tentang Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
Warga Negara Asing di Indonesia.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin Penyelenggaraan Praktik
Bidan.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1796/MENKES/PER/IV/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja
Tenaga Kesehatan.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan
Praktik Kedokteran.
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1239/MENKES/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat.
17. Permen PANRB No 26 tahun 2011 tentang Nama Jabatan Fungsional
18. Permenkes No 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di
lingkungan Kementerian Kesehatan RI

6
19. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
20. Permenkes No 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah
Sakit.
21. Permenkes No 33 tahun 2015 tentang Metode Analisis Beban Kerja
Kesehatan ( ABK)
22. Permenkes No 39 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
23. Permenkes No 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan
24. Permenkes No 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 6 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas daerah Provinsi Jawa Tengah.
(Lembaran daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 6 Seri D
Nomor 2).
26. Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomer 71 tahun 2016

7
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. DINAS KESEHATAN
Visi pembangunan daerah jangka menengah Kabupaten Tegal 2014 - 2019
adalah Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tegal yang Mandiri, Unggul,
Berbudaya,Religius dan Sejahtera “Cinta Desa, Cinta Rakyat, Cinta Produk
Tegal, Cinta Budaya Tegal”
Arti Visi sebagai berikut :
1. Mandiri: Pembangunan daerah dilaksanakan sebagai usaha untuk
mengisi kemerdekaan dan merupakan upaya membangun
kemandirian ekonomi melalui peningkatan daya saing.
2. Unggul: Masyarakat memiliki kemampuan berpikir, beraktualisasi
dan memiliki kapasitas inovatif dan kreatif sehingga menjadi
masyarakat yang unggul
3. Berbudaya: Masyarakat memilki integritas, jati diri yang mulia,
terbuka dan bertanggungjawab disertai kepribadian yang mulia atas
dasar agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
4. Religius: Segala tata kehidupan dan regulasi pembangunan
ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat KabupatenTegal dengan
niat ibadah mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjaga
hubungan baik kepada sesama manusia maupun kepada Tuhan
Yang Maha Esa
5. Sejahtera: Menunjukan kondisi kemakmuran, yaitu masyarakat yang
terpenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan keamanan, dengan kata
lain kebutuhan dasar masyarakat telah terpenuhi secara lahir dan
batin secara adil dan merata.
Misi Dalam rangka penjabaran Visi Kabupaten Tegal maka disusunlah
misi untuk Mewujudkan masyarakat Kabupaten Tegal yang mandiri, unggul,
berbudaya, religius dan sejahtera,dengan rincian sebagai berikut :

8
1. Mewujudkan birokrasi yang bersih dan responsif terhadap pemenuhan
hak dasar rakyat.
2. Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi
kerakyatan yang difokuskan pada sektor perdagangan, industri dan
pertanian.
3. Mewujudkan kehidupan paseduluran dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama.
4. Mengembangkan seni budaya dan pengetahuan tradisional.
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui penguatan
kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal adalah "Terwujudnya
Masyarakat Kabupaten Tegal yang Sehat dilandasi Semangat
Gotong Royong"

Visi yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal


adalah suatu keadaan masa depan masyarakat kabupaten Tegal
yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan
dan dengan perilaku hidup sehat, baik jasmani, rohani maupun
sosial, dan memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. 

Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal adalah untuk mencapai


Visi tersebut, Dinas Kesehatan menetapkan 5 Misi
pembangunan kesehatan sebagai berikut :

1. Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian


penyakit yang bermutu dan merata
2. Menyelenggarakan upaya kesehatan keluarga dan
perbaikan gizi masyarakat yang komprehensif
3. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan

9
masyarakat
4. Menyelenggarakan upaya kesehatan lingkungan dan
upaya promosi kesehatan dengan pemberdayaan
masyarakat serta mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat
5. Menyelenggarakan upaya manajemen kesehatan dan
sistem informasi kesehatan di setiap jenjang administrasi
pelayanan kesehatan

Dalam struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten


Tegal menurut Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomer 71
tahun 2016 disebutkan yang berwenang mengatur Sumber Daya
Kesehatan adalah pada KEPALA BIDANG PELAYANAN DAN
SUMBERDAYA KESEHATAN dengan TUGAS POKOK DAN
FUNGSI: membantu Kepala Dinas dalam Melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang
pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan rujukan
termasuk peningkatan mutunya, pelayanan kesehatan
tradisional, kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber
daya manusia kesehatan.

Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan


mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Pelayanan
dan Sumberdaya Kesehatan dalam melakukan kegiatan sumber
daya manusia kesehatan, perizinan sarana dan tenaga
kesehatan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi Sumber Daya


Manusia Kesehatan mempunyai fungsi :
a. penelaahan data sebagai bahan penyusunan rencana
kerja;
b. penelaahan data sebagai bahan perumusan kebijakan

10
teknis program sumber daya manusia kesehatan,
perizinan sarana dan tenaga kesehatan;
c. pelaksanaan koordinasi kegiatan program sumber daya
manusia kesehatan, perizinan sarana dan tenaga
kesehatan;
d. pelaksanaan kegiatan sumber daya manusia kesehatan,
perizinan sarana dan tenaga kesehatan;
e. penyiapan bimbingan teknis dan supervisi program
sumber daya manusia kesehatan, perizinan sarana dan
tenaga kesehatan
f. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
Seksi Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Uraian Tugas meliputi :
a. melakukan pengolahan dan penelaahan data sebagai
bahan penyusunan rencana kerja;
b. mengolah dan menyiapkan data sebagai bahan
perumusan kebijakan teknis program sumber daya
manusia kesehatan, perizinan sarana dan tenaga
kesehatan;
c. melaksanakan kebijakan operasional program program
sumber daya manusia kesehatan, perizinan sarana dan
tenaga kesehatan;
d. melakukan pengolahan dan penyiapan data sebagai
bahan perumusan pertimbangan teknis perizinan klinik,
rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya;
e. menyiapkan data sebagai bahan pertimbangan penerbitan
izin dan surat keterangan terdaftar pengobat tradisional;
f. melakukan peningkatan dan pengembangan sumber daya
manusia kesehatan;

11
g. melakukan pengembangan program pelayanan
kedokteran keluarga;
h. menyiapkan data sebagai bahan pertimbangan penerbitan
perizinan sarana dan tenaga kesehatan;
i. melakukan koordinasi kegiatan program sumber daya
manusia kesehatan, perizinan sarana dan tenaga
kesehatan;
j. melakukan kegiatan program sumber daya manusia
kesehatan, perizinan sarana dan tenaga kesehatan;
k. penyiapan bimbingan teknis dan supervisi program
sumber daya manusia kesehatan, perizinan sarana dan
tenaga kesehatan;
l. menyiapkan data sebagai bahan evaluasi, pembinaan,
pengendalian dan pengawasan sumber daya manusia
kesehatan, perizinan sarana dan tenaga kesehatan;
m. menginventarisasi permasalahan yang berhubungan
dengan sumber daya manusia kesehatan, perizinan
sarana dan tenaga kesehatan, serta menyajikan alternatif
pemecahannya;
n. mendistribusikan tugas kepada bawahan agar
pelaksanakan tugas berjalan sesuai dengan proporsi
masing-masing;
o. memberikan motivasi dan penilaian kepada bawahan
guna meningkatkan prestasi, dedikasi dan loyalitas
bawahan;
p. melakukan pemantauan, pengendalian, evaluasi, dan
pelaporan program sumber daya manusia kesehatan,
perizinan sarana dan tenaga kesehatan;
q. melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

12
dengan paraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. ISSU STRATEGIS, SASARAN DAN STRATEGI
1. Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga
(PIS-PK) yang secara langsung membutuhkan tenaga
kesehatan dengan prioritas Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
2. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan yang
minimal berpendidikan D3 Kesehatan.
3. Tenaga Kesehatan yang bekerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib mempunyai Surat Tanda Registrasi
(STR) dan Surat Ijin Praktek (SIP)
4. Surat Ijin Praktek khusus Dokter mempunyai 3 tempat
(SIP) ditambah dengan Surat Tugas, sedangkan selain
Dokter mempunyai 2 tempat (SIP)
5. Masih banyak lulusan kesehatan berpendidikan SMK
6. Beberapa tenaga kesehatan dalam setiap kenaikan
pangkat dalam jabatan harus mengikuti uji kompetensi
7. Istilah Impassing dari Jabatan Pelaksana ke Jabatan
Fungsional yang berlaku sampai 31 Desember 2018
C. UPTD dan Fasyankes
Dalam melayani pembangunan kesehatan di
kabupaten Tegal , Dinas Kesehatan di dukung dan dibantu
oleh jaringan yang terdiri dari 29 UPTD Puskesmas yang
tersebar di 18 (delapan belas) kecamatan, Laboratorium
Kesehatan, UPTD WKJ (Wisata Kesehatan Jamu) , 2 (dua)
Rumah sakit Pemerintah yaitu RS dr Soeselo Slawi dan RS
Suradadi serta jejaring yaitu 5 (lima) RS Swasta yaitu RSI

13
PKU Muhamadiyah, RSIA Ibu dan Anak , RS Mitra Siaga, RS
Adella, RS Tk IV Pagongan , 35 Klinik , dan 150 Apotek dan
Unit Tranfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI).

BAB III
KEADAAN SDM KESEHATAN KABUPATEN TEGAL

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 21


menyebutkan bahwa pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam Peraturan Presiden

14
Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa
untuk melaksanakan upaya kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan
diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah,
jenis dan kualitasnya serta terdistribusi secara adil dan merata.
Sumber daya manusia kesehatan yang disajikan pada bab ini lebih
diutamakan pada kelompok tenaga kesehatan. Dalam Peraturan Presiden
Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan memutuskan bahwa tenaga
kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian,
tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga
keteknisian medis.
Gambaran mengenai jumlah, jenis, dan kualitas, serta penyebaran
tenaga kesehatan di seluruh wilayah Indonesia dilakukan dengan cara
pengumpulan data pada sarana pelayanan kesehatan baik di wilayah dinas
kesehatan kabupaten/kota maupun dinas kesehatan provinsi. Pengumpulan
data tenaga kesehatan meliputi tenaga kesehatan yang berstatus PNS pusat,
PNS daerah, Pegawai Tidak Tetap (PTT), TNI/POLRI, dan swasta. Metode
pengumpulan data yang digunakan melalui mekanisme pemutakhiran data
secara berjenjang mulai dari dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan
provinsi dan secara nasional dikelola oleh Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDMK)
Kementerian Kesehatan RI melalui Sistem Informasi SDMK.

A. Keadaan Sumber Daya Manusia Kesehatan


1. Keadaan SDM Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
Tabel 3.1. Keadaan SDM Kesehatan Dinas Kesehatan ( Dinkes,
Lab.Gudang Farmasi ) Kabupaten Tegal tahun 2017

No Jenis SDMK Dinkes Kab Tegal Keterang

15
PNS PPPK Lainnya Jumlah an
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 MEDIS 0
2 PSIKOLOGI KLINIS 0
3 KEPERAWATAN 4 4
4 KEBIDANAN 14 14
5 KEFARMASIAN 1 1
6 KESEHATAN 2 2
MASYARAKAT
7 KESEHATAN
LINGKUNGAN
8 GIZI 2 2
9 KETERAPIAN FISIK
10 KETEKNISAN MEDIS
11 TEKNIK BIOMEDIKA 6 6
12 KESEHATAN
TRADISIONAL
13 ASISTEN NAKES
14 TENAGA PENUNJANG 89 89
15 Belum valid
16 JUMLAH 100 18 118

2. Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Se Kabupaten Tegal


Jumlah Puskesmas di Kabupaten Tegal sebanyak 29 Puskesmas
Tabel 3.2 Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas se Kabupaten Tegal
tahun 2017

No Jenis SDMK 29 Puskesmas Kab Tegal Keterang


PNS PPPK Lainnya Jumlah an

16
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 MEDIS 63 3 66
2 KEPERAWATAN 158 95 252
3 KEBIDANAN 308 309 617
4 KEFARMASIAN 9 14 23
5 KESEHATAN 10 13 23
MASYARAKAT
6 KESEHATAN 26 3 29
LINGKUNGAN
7 GIZI 21 5 26
8 KETERAPIAN FISIK -
9 KETEKNISAN MEDIS 19 8 27
10 TEKNIK BIOMEDIKA 26 7 33
11 ASISTEN NAKES 28 7 35
12 TENAGA PENUNJANG 165 127 292
16 16
JUMLAH 833 591 1439

3. Keadaan SDM Kesehatan Rumah Sakit Se Kabupaten Tegal


Kabupaten Tegal terdapat 2 Rumah Sakit Pemerintah , dan 5 Rumah
sakit swasta
Tabel 3.3 Keadaan SDM Kesehatan Rumah Sakit se Kabupaten Tegal
No Jenis SDMK RUMAH SAKIT Keterang
PNS PPPK Lainnya Jumlah an
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

17
1 MEDIS 58 136 194
2 PSIKOLOGI KLINIS 1 1
3 KEPERAWATAN 376 324 700
4 KEBIDANAN 115 58 173
5 KEFARMASIAN 59 65 124
6 KESEHATAN 4 2 6
MASYARAKAT
7 KESEHATAN 4 6 10
LINGKUNGAN
8 GIZI 9 9 18
9 KETERAPIAN FISIK 12 9 21
10 KETEKNISAN MEDIS 19 22 41
11 TEKNIK BIOMEDIKA 19 57 76
13 ASISTEN NAKES 53 15 68
14 TENAGA PENUNJANG 437 278 715
15 Belum valid 4
JUMLAH 1166 985 2151

4. Keadaan SDM Kesehatan Fasyankes Swasta


Klinik yang ada di Kabupaten Tegal sejumlah 35 Klinik namun
baru 10 Klinik yang tercatat.dengan rekapitulasi dapat dilihat pada
tabel 3.4
Tabel 3.4
Keadaan SDM Kesehatan di Fasyankes Swasta (Klinik, Laboratorium )
se Kabupaten Tegal tahun 2017

N JENIS SDMK KLINIK Labora Jumlah

18
O t
(1) (2) (3) (4) (6)
1 MEDIS 18 2 20
2 PSIKOLOGI KLINIS
3 KEPERAWATAN 14 14
4 KEBIDANAN 19 19
5 KEFARMASIAN 5 5
6 KESEHATAN 1 1
MASYARAKAT
7 KESEHATAN
LINGKUNGAN
8 GIZI
9 KETERAPIAN FISIK
10 KETEKNISAN MEDIS 1 1
11 TEKNIK BIOMEDIKA 6 5 11
12 KESEHATAN
TRADISIONAL
13 ASISTEN NAKES 9 9
14 TENAGA PENUNJANG 16 16
15 Belum valid 3 3 6
JUMLAH 92 10 102

B. Deskripsi Sumber Daya Manusia Kesehatan ( SDMK) Kabupaten


Tegal
Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan
kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas pelayanan
kesehatan di masyarakat.Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Pendataan tenaga kesehatan yang dilakukan oleh Bagian

19
Kepegawain Sekretariat Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dan Bagian
Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinas Kesehatan menggunakan
pendekatan tenaga kesehatan yang melaksanakan tugas sesuai dengan
fungsinya. Berdasarkan pendekatan tersebut, pada tahun 2017 jumlah SDM
Kesehatan yang tercatat sebanyak 4.039 orang yang terdiri atas 2.851
tenaga kesehatan dan 1.118 tenaga penunjang kesehatan. Tenaga
kesehatan terdiri atas 304 orang tenaga medis (dokter spesialis, dokter
umum dan dokter gigi), 999 perawat, 907 bidan, 257 tenaga farmasi
167,tenaga kesehatan masyarakat 49,tenaga kesehatan lingkungan 38,
tenaga gizi 46, keterapian fisik 21, ketehnisan medis 71, tehnik biomedika
120, asisten tenaga kesehatan 119 dan psikologik klinis 1. Data tersebut
berdasarkan laporan fasilitas kesehatan yang melapor ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Tegal. Rincian lengkap mengenai rekapitulasi sumber daya
manusia kesehatan menurut jenis tenaga dapat dilihat pada tabel 3.5

TABEL. 3.5
REKAPITULASI SDMK DI FASYANKES BERDASARKAN FUNGSI
DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2017

100% -

90%
80% 517 4
154
70% 653 34 25 48 81
15
60% 95
144 41
50% 1 907

40% 20
30% 671 5
150
20% 346 15 13 23 39
6
24
0% - -
IS S I L )
NI AN N AN AT N IZ SI
K IS KA NA AN NG ID
ED LI AT NA SI AK GA . G FI ED ED
I
AT JA AL
M K D A A R N
08 N M IO
S H N V
01
. GI RA
W
BI RM YA KU IA IA
N
IO
M DI SE U
UM
LO PE . KE EFA AS I NG R AP IS B RA KE P EN
EL
O E M L E N I K T A
SI
K .K 04 .K N T K N N G A (B
05 TA AN E TE EK A NA AG A
.P 03 A AT .K KE .T AT TE EN N/
0 2 EH E H 09 . 1 EH N . T
ES ES 10 1 ES E 14
.K .K .K ST
6 7 2 ASI
0 0 1 .
13
LAKI-LAKI PEREMPUAN

Menurut Permenkes Nomor 512 Tahun 2007, yang dimaksud


dengan dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi,
dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi
baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
1. Dokter Spesialis
Jumlah Dokter Spesialis Rumah Sakit di Kabupaten Tegal pada
tahun 2017 sebanyak 108 orang.Terdiri dari dokter Spesialis penyakit
dalam 14 orang, spesilais obstetri & Ginekologi Kebidanan & Kandungan
18 orang, Spesialis Anak 17 orang, Spesialis Bedah 10 orang , Spesialis
Radiologi 8 orang , Spesialis Anestesi 8 orang , Spesialis Patologi Klinis
6 orang dan Spesialis Rehabilitasi Medik 1 orang
2. Dokter Umum
Jumlah dokter umum di Kabupaten Tegal pada tahun 2017
tercatat sebanyak 158 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 63 orang
bertugas di Puskesmas dan 95 orang bertugas di Rumah Sakit, dan 52
orang bertugas Fasilitas Kesehatan lainnya.Rasio dokter umum per
100.000 penduduk di Kabupaten Tegal pada tahun 2017 sebesar 9,95.
Rasio tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat dan standar dari
WHO sebesar 40 per 100.000 penduduk.

21
3. Dokter Gigi
Jumlahdokter gigi di Kabupaten Tegal pada tahun 2017 tercatat
sebanyak 36 dokter gigi .20 terdapat di puskesmas dan dan 16 di rumah
sakit jumlah dokter gigi spesialis sebanyak 2 orang. Rasio dokter gigi
per 100.000 penduduk sebesar 2,24 dokter gigi per 100.000penduduk.
Rasio tersebut masih di bawah target Indonesia Sehat dan standar dari
WHO sebesar 11 per 100.000 penduduk.

Tabel 3.6REKAPITULASI TENAGA MEDIS DI FASYANKES


BERDASARKAN FUNGSI (KODE SDMK)

100%
26
90%
80% 97
70% 29
60% 2
50% PEREMPUAN
82 LAKI-LAKI
40%
30% 61
20% 7
10% -
0%
01. Dokter 02. Dokter Gigi 03. Dokter 04. Dokter Gigi
Spesialis Spesialis

4. Tenaga Keperawatan
a. Perawat
Perawat dapat menyelenggarakan praktik di fasilitas pelayanan
kesehatan di luar praktik mandiri dan atau praktik mandiri.Perawat yang
dapat menyelenggarakan praktik mandiri harus berpendidikan minimal

22
Diploma III Keperawatan dan wajib memiliki Surat Ijin Praktek Perawat
adalah (SIPP) yang hanya diberikan pada satu tempat praktek.SIPP
berlaku selama Surat Tanda Registrasi (STR) masih berlaku.STR adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan
yang memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Jumlah Tenaga Perawat (perawat, perawat gigi, dll) di Kabupaten
Tegal yang tercatat pada tahun 2017 sebanyak 989 orang. Tenaga
keperawatan yang bekerja di Puskesmas sebanyak 279 orang (baik
tenga PNS maupun PTT/THL). Dan di Rumah sakit sebanyak 711. Jika
dibandingkan dengan jumlah Puskesmas sebanyak 29 Puskesmas maka
rata-rata per Puskesmas sebesar 11,3. Standar yang ada dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit bahwa untuk kategori
Puskesmas Perkotaan maka harus memiliki minimal 12 orang tenaga
perawat sedangkan Puskesmas pedesaan minimal 8 orang tenaga
perawat. Dapat disimpulkan bahwa puskesmas pedesaan di Kabupaten
Tegal sudah memenuhi standar minimal 8 orang tenaga perawat.
Sedangkan puskesmas perkotaan belum memenuhi standar minimal 12
orang tenaga perawat.
.
b. Bidan
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
369/MENKES/SK/III/ tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan. Bidan
adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui
oleh pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara Republik
Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk di register,
sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan
praktik kebidanan.
Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab

23
dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan, asuhan dan nasihat selama hamil, masa
kehamilan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab
sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan
ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi
komplikasi pada ibu dan anak, akses bantuan medis atau bantuan lain
yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawatdaruratan.
Jumlah bidan di Kabupaten Tegal pada tahun 2017 tercatat
sebanyak 907 orang. Terdiri atas tenaga kebidanan yang bekerja di
Puskesmas sebanyak 696 orang , di Rumah Sakit sebanyak 211
Rasio bidan terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2017
sebesar 59,5. Puskesmas dengan rasio bidan terhadap penduduk
tertinggi tertinggi terdapat di Puskesmas Danasari sebesar 102,63 bidan
per 100.000 penduduk, Tarub sebesar 72,13 bidan per 100.000
penduduk, dan Pagiyanten sebesar 65,4 bidan per 100.000 penduduk.
Rasio bidan terhadap penduduk terendah terdapat di Puskesmas
Adiwerna sebesar 31,2 bidan per 100.000 penduduk.

5. Tenaga Kefarmasian
Tenaga Kefarmasian terdiri dari Apoteker, S-1 Farmasi, D-III
Farmasi, dan Asisten Apoteker. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, yang dimaksud
dengan tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian yang terdiri dari Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Tenaga teknis
kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani
pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari sarjana farmasi, ahli madya
farmasi, sarjana magister farmasi (non Farmasi)analis farmasi .
Jumlah tenaga kefarmasian di Kabupaten Tegal yang tercatat
pada tahun 2017 adalah 167 orang, yang tersebar di rumah sakit

24
sebanyak 137 orang, Puskesmas 30 orang, Apotejer 50, ahli madya
farmasi 113 sarjana magister Farmasi 2 0rang dan analis farmasi 2
orang, sarana kesehatan lain 148 orang

6. Tenaga Kesehatan Masyarakat


Tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian dari
sumberdaya manusia yang sangat penting perannya dalam
pembangunan kesehatan.Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
Pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat merupakan upaya
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan
melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1996 yang
dimaksud dengan tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiologi
kesehatan, promosi kesehatan , mikrobiologi kesehatan , kesehatan
kerja , administrasi dan kebijakan kesehatan ,sanitasi lingkungan dan
sanitarian.
Distribusi 61 orang tenaga Kesehatan Masyarakat di Kabupaten
Tegal berdasarkan sarana kesehatan atau tempat bekerja adalah
Puskesmas sebanyak 46 orang (81%) dan Rumah Sakit sebanyak 15
orang (19%),.
Tenaga kesling sejumlah 84 orang yang terdiri dari 37 orang
tenaga sanitasi lingkungan, yang bekerja di Puskesmas 28 orang di
rumah sakit 9 orang , mikrobiologi kesehatan 1 orang yang bekerja di
rumah sakit.

Tabel 3.7 REKAPITULASI TENAGA KESMAS DI FASYANKES


BERDASARKAN FUNGSI (KODE SDMK)

25
100% -
90%
80% 2 7
70%
60% 12 13
50% 2 PEREMPUAN
40%
30% LAKI-LAKI
2 6
20%
10% 2 3
0% - - - -
a) tan ta
n u j a tan an a
rg ata
n
ny ak K er uk l ua
ain seh
a
e ha eri l n e ha d e eh
L s P a s u s
t( Ke i K e u at Ke end an K a K e
aka l o g o s I lm seh a n
ep i d k
ya
r io .
om 04 5 . K bi j a an
e k K ks ati
as dem . P r 0 e d o du form
M p i K k r
an E 03 an sti ep 9 . I
n
h at 0 2. si d stati 8 . R 0
es
e ra io 0
.K ist .B
1 in 0 7
0 dm
6 .A
0

7. Nutrisionis
Tenaga Nutrisionis terdiri dari lulusan D-IV/S-1 Gizi, D-III Gizi, dan
D-1 Gizi. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
374/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Gizi yang dimaksud
dengan profesi Nutrisionisi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang
dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, mempunyai kode etik dan
bersifat melayani. Ahli Gizi adalah profesi khusus, orang yang
mengabdikan diri dibidang gizi serta memiliki pengetahuan dan atau
keterampilan melalui suatu pendidikan khususnya dibidang gizi.
Pendidikan Gizi dapat ditempuh melalui jalur akademi strata I dan
diploma.
Persebaran tenaga Nutrisionisi menurut sarana kesehatan
sebagaian besar di Puskesmas yaitu 26 orang dan Rumah Sakit

26
sebanyak 15 orang Dietesien sejumlah 5 orang , 4 orang di rumah sakit
dan 1 orang di puskesmas margasari.

8. Tenaga Keterapian Fisik


Tenaga keterapian fisik terdiri dari tenaga fisioterapi, terapi
okupasi, terapi wicara dan akupunturis.Jumlah tenaga keterapian fisik di
Kabupaten Tegal pada tahun 2017 sebanyak 21orang.Sebagian besar
tenaga keterapian fisik bekerja di Rumah Sakit, sedangkan semua
Puskesmas di Kabupaten Tegal tidak ada yang memiliki tenaga
ketarapian fisik.
a. Fisioterapis
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan
kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara
dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan
dan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak,
peralatan (fisik, elektroterapetis dan mekanis), pelatihan dan
komunikasi.
Menurut Kepmenkes RI nomor: 376/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Fisioterapi yang dimaksud Fisioterapis adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan formal fisioterapi dan
kepadanya diberikan kewenangan tertulis untuk melakukan tindakan
fisioterapi atas keilmuan dan kompetensi yang dimilikinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jumlah tenaga fisioterapi di Kabupaten Tegal pada tahun 2017
sebanyak 17 orang dan semuanya berada di Rumah Sakit. Semua
puskesmas yang ada di Kabupaten Tegal tidak memiliki tenaga
fisioterapi.
b. Okupasi Terapi
Jumlah tenaga okupasi terapi di Kabupaten Tegal pada tahun
2015 sebanyak 3 orang dan semuanya berada di Rumah Sakit.

27
Semua puskesmas yang ada di Kabupaten Tegal tidak memiliki
tenaga okupasi terapi.
c. Terapi Wicara
Menurut Kepmenkes RI nomor: 867/Menkes/SK/III/2004 tentang
Registrasi dan Praktek Terapis Wicara yang dimaksud Terapis wicara
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan terapis wicara baik di
dalam maupun luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Jumlah tenaga terapis wicara di Kabupaten Tegal pada tahun
2015 sebanyak 1 orang dan berada di Rumah Sakit. Semua
puskesmas yang ada di Kabupaten Tegal tidak memiliki tenaga
terapis wicara.

9. Tenaga Keteknisian Medis


Menurut Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 yang
dimaksud tenaga keteknisianmedis terdiri dari radiografer, radioterapis,
teknisi gigi, teknisi elektromedik, analis kesehatan, refraksionis optisien,
ortotik prostetik, teknisi transfusi, dan perekam medis.
Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Kabupaten Tegal pada
tahun 2015 adalah 141 orang. Yang terdiri dari Radiografer sebanyak 32
orang, teknisi gigi 4 orang, Teknisi Elektromedis 6 orang, Analis
Kesehatan 82orang, Refraksionis optisien 0 orang, Rekam Medis 37
orang .Tehnisi gigi 4. Penata anestesi 1 orang, terapi gigi dan mulut .
Persebaran tenaga keteknisian medis menurut sarana
kesehatan diketahui bahwa tenaga keteknisian medis sebagian besar
bekerja di Rumah Sakit sebanyak 81 orang, Puskesmas 42 orang,
dan Sarkes lain 18 orang.Berdasarkan sarana kesehatan maka
distribusi tenaga keteknisian medis dapat dirinci sebagai berikut pada
tabel 3.8

28
Tabel 3.8 REKAPITULASI TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASYANKES
BERDASARKAN FUNGSI (KODE SDMK)

100%
90% 2
80%
70% 24
17
60%
4 1
50%
40% 6
30%
20% 13
4
10%
- - - - -
0%

PEREMPUAN

LAKI-LAKI

Rasio Tenaga Teknisi Medis per 100.000 penduduk sebesar


10,2. Kebutuhan tenaga tersebut diatas masih kurang dilihat dari
kuantitas, setiap puskesmas khususnya puskesmas rawat inap harus
memiliki minimal 1 orang tenaga keteknisian medis sesuai dengan
jenis tenaga radiografer, analis kesehatan, teknisi elektromedis, ahli
radiovaskuler, ahli transfusi darah, analis kesehatan, teknisi
laboartorium, refraksi optisi, ortotik prostetik dan perekam medis.
Secara umum jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Tegal
masih belum tercukupi sesuai dengan indikator Indonesia Sehat
maupun Indikator dari WHO. Namun Pemerintah Daerah
(Kabupaten/Kota) telah berusaha mencukupi kebutuhan
tenaganya.Usaha yang dilakukan berupa pengangkatan tenaga baru
seperti tenaga BLUD maupun PTT.

10. Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan

29
Tenaga penunjang/pendukung kesehatan terdiri dari pejabat
struktural, staf penunjang administrasi, staf penunjang teknologi, staf
penunjang perencanaan, tenaga pendidik, juru, dan tenaga penunjang
kesehatan lainnya. Semuanya tersebar di Dinas Kesehatan, Puskesmas,
Rumah Sakit, Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan dan sarana
kesehatan lain.Jumlahtenaga penunjang/pendukung kesehatan di
Kabupaten Tegal pada tahun 2017 sebanyak 1188 orang baik PNS
maupun Non PNS. Tenaga penunjang/pendukung kesehatan terdistribusi
di Dinas Kesehatan sebanyak 60 orang, Puskesmas sebanyak 313
orang, Rumah Sakit sebanyak 667 orang institusi Pendidikan Tenaga
Kesehatan sebanyak 196 orang dan Sarkes lain 462 orang. Distribusi
tenaga penunjang/pendukung kesehatan di sarana kesehatan Kabupaten
Tegal yang tercatat pada tahun 2017 secara rinci disajikan pada diagram
sebagai berikut:

Tabel 3.9 REKAPITULASI TENAGA PENUNJANG KESEHATAN DI


FASYANKES BERDASARKAN FUNGSI (KODE SDMK)

-
100%
90% 40
477
80%
70%
60% 2
PEREMPUAN
50%
40% 73 LAKI-LAKI
596
30%
20%
10%
0%
01. Struktural 02. Dukungan 03. Pendidikan dan
Manajemen Pelatihan

11. Pendidikan Berkelanjutan

30
SDM Kesehatan yang melanjutkan pendidikan tahun 2017 sebanyak 89
orang terdiri dari PPDS 1 orang, pendidikan profesi 40 orang. SI 44
orang, D-IV 1 orang, dan D-III 3 orang sementara yang melanjutkan
pendidikan Spesialis Penyakit Dalam 1 orang

Diagram 3.1 GAMBARAN SDM KESEHATAN YANG MELANJUTKAN


PENDIDIKAN
BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN

0.85% 6.78% 5.08%

S-3
S-2
37.29%
Sp-1
Sp-2
Profesi
50.00% S-1
D-4
D-3

12. Pelatihan
Jumlah Tenga Kesehatan yang mengikuti Diklat Pelatihan sebanyak
395 orang terdiri dari prajabatan 2 orang, perjenjangan 3 orang. Tehnis
program / upaya kesehatan 155 orang tehnis profesi kesehatan
sebanyak 103 orang, fungsional kesehatan 68 orang, fungsional non
kesehatan sebanyak 6 orang, manajemen kesehatan 50 orang dan
teknis umum administrasi dan manajemen 8 orang

Diagram 3.2
GAMBARAN SDM KESEHATAN YANG MENGIKUTI DIKLAT
BERDASARKAN RUMPUN DIKLAT

31
Prajabatan

2.03% 0.51% 0.76% Pratugas


12.66%
1.52% Penjenjangan

39.24% Teknis Program/Upaya Kesehatan


17.22%
Teknis Profesi Kesehatan

Fungsional Kesehatan

Fungsional Non Kesehatan (Umum)

Manajemen Kesehatan

26.08% Teknis Umum /Administrasi & Manajemen

13. Registrasi (STR)


Jumlah Tenaga kesehatan yang teregistrasi berjumlah 1917 orang
berdasarkan jenis kelamin 15,86 % laki –laki , 84,14 % perempuan
dengan rincian dokter 175 orang , dokter gigi 31 orang, Perawat 657
orang, Terapis gigi mulut 32 orang, Bidan 943 orang, Apoteker 64 orang,
Tehnik kefarmasain 3 orang 79 orang, kesehatan masyarakat 18
orang, kesling 24 orang, gizi 22 orang dan fisioterapi 4 orang, Radio
grafer 10 orang , Elektronedis , Ahli teknologi laboratorium 43 orang, 17
Rekam medis, 1 Tehnisi gigi.
Diagram 3.3
GAMBARAN TENAGA KESEHATAN YANG DI REGISTRASI
BERDASARKAN RUMPUN TENAGA KESEHATAN

32
6.
72 0.19% 2.35% 2.68%
1.%1.03% 9.87% 01. Medis
13 03. Keperawatan
% 04. Kebidanan
0. 05. Kefarmasian
85 30.87% 06. Kesehatan Masyarakat
% 07. Kesehatan Lingkungan
08. Gizi
09. Keterapian Fisik
44.31%
10. Keteknisian Medis
11. Teknik Biomedika

14. Pemenuhan 5 Jenis Tenaga Standar di Puskesmas (Tenaga


Farmasi, Kesmas, Kesling, Gizi, ATLM)
Ada 10 Puskesmas di Kabupaten Tegal (28 %) yang sudah memenuhi
Standar Pemenuhan 5 jenis Tenaga yaitu Bumijawa, Lebaksiu,
Pagerbarang, Pangkah, Penusupan, Dukuhwaru, Adiwerna, Kaladawa ,
Kesamiran , Jatibogor

PUSKESMAS YANG MEMENUHI


5 (LIMA) TENAGA STRATEGIS
MEMENUHI TIDAK MEMENUHI
28%

72%

33
JUMLAH PUSKESMAS

PUSKESMAS RAWAT
INAP
26%

NON RAWAT INAP


74%

15. Pemenuhan 9 Jenis Tenaga Kesehatan Minimal di Puskesmas


Ada 6 Puskesmas di Kabupaten Tegal (24%) yang memenuhi 9 jenis
ketenagaan minimal yaitu Pagerbarang, Lebaksiu, Pangkah,Penusupan,
Adiwerna dan Jatibogor.

PUSKESMAS YANG MEMENUHI


9 (SEMBILAN ) JENIS TENAGA
KESEHATAN MINIMAL
MEMENUHI TIDAK MEMENUHI
24%

76%

34
BAB IV

RENCANA KEBUTUHAN SDM KESEHATAN

A. Institusi Dinkes Kab/Kota

B. Puskesmas

C. Rumah Sakit Umum,

D. UPTD, dan faskes2 lainnya

35
BAB V

Kesimpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan
1. Data SDMK yang ada di Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Tegal
belum seluruhnya tercatat ,yang sudah tercatat 7 (tujuh) Rumah
Sakit dan 29 Puskesmas dan 1 (satu) laboratorium 10
(sepuluh)klinik yang belum yaitu dari 33 klinik,115 Apotek .
2. Masih ada Tenga Kesehatan yang belum Lulus D3 sebanyak 14
orang
3. Perencanaan Kebutuhan Tenaga dengan metode Standar Minimal
Ketenagaan baik Rumah sakit maupun Puskesmas, masih
ditemukan kekurangan tenaga
4. Perencanaan Kebutuhan Tenaga dengan Metode ABK belum
semua Puskesmas maupun rumah sakit mampu membikin
dokumentasinya dengan alasan masih ada problem dalam
menentukan capaian
5. Pemenuhan 5 Jenis Tenaga (Farmasi, Kesmas, Kesling, Gizi,
ATLM)
Baru 10 (sepuluh) Puskesmas yang sudah memenuhi Standar
Pemenuhan 5 (lima) jenis Tenaga yaitu Puskesmas Bumijawa,
Lebaksiu, Pagerbarang, Pangkah, Penusupan, Dukuhwaru,
Adiwerna, Kaladawa , Kesamiran , Jatibogor
6. Pemenuhan 9 Jenis Tenaga Kesehatan Minimal di Puskesmas
baru 6 (enam) Puskesmas di Kabupaten Tegal yang memenuhi 9
jenis ketenagaan minimal yaitu Pagerbarang, Lebaksiu,
Pangkah,Penusupan, Adiwerna dan Jatibogor,
7. Masih ada Tenaga dengan STR masih dalam Proses karena
seharusnya 6 bulan sebelum STR tidak berlaku sudah mengurus
perpanjangan.

36
B. Rekomendasi
1. Setiap Klinik yang baru berdiri untuk segera mengirimkan data
SDMK nya
2. Adanya RPL ( Rekognisi Pembelajaran Lampau) dalam upaya
mengentaskan tenaga dibawah D-3 untuk diakui sebagai tenaga
kesehatan .
3. Update data SDMK Minimal 6 bulan sekali pada bulan juni dan
Desember
4. Perencanaan Kebutuhan SDMK dengan Metode Analisa Beban
Kerja untuk lebih ditekankan dan perlu kesepakatan untuk mencari
sasaran capaian kegiatan dari program yang ada di puskesmas
5. Perlu adanya kerjasama antar semua unsur yang ada di
lingkungan Dinas Kesehatan.

37

Anda mungkin juga menyukai