Keperawatan Gerontik
Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh :
3E – Kelompok 4
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Kami
berterima kasih pula kepada ibu Hasmita, S.KM, Biomed selaku dosen pada mata
materi tersebut.
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun
12 September 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang mengalami peningkatan kualitas tiap tahun
mempengaruhi bertambahnya jumlah penduduk khususnya lansia. Penanganan
lansia perlu dijadikan perhatian karena meningkatnya jumlah lansia berarti
meningkat juga kualitas hidupnya. Banyak lansia yang mendapatkan fasilitas
kesehatan seperti puskesmas dan posyandu lansia dengan baik sehingga Usia
Harapan Hidup (UUH) lansia terus meningkat. Sisi lainnya, lansia juga akan
mengalami tahapan penurunan kesehatan fisik dan psikis yang akan menjadikan
tergantung pada orang lain secara perlahan (Nurul, 2016).
Menurut World Health Organization (WHO) angka lansia di dunia yang
berumur 60 tahun keatas mencapai 600 juta jiwa. Secara global populasi lansia
diperkirakan akan terus meningkat sampai 21 % dari total populasi dunia pada
tahun 2025, atau bisa disebut meningkat dua kali lipat menjadi 2 miliar jiwa.
Oleh sebab itu jumlah lansia mengalami pertambahan yang sangat pesat dari
tahun ketahun (Pikir, 2014).
Meningkatnya populasi lansia ini membuat pemerintah perlu merumuskan
kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia
sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi
masyarakat. Undang-Undang No 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
menetapkan, bahwa batasan umur lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas
(Depsos RI, 2004).
Lanjut usia (lansia) adalah proses hilangnya kemampuan fungsi jaringan
secara perlahan, proses ini ditandai dengan adanya penuaan seperti penurunan
daya ingat, rambut yang mulai memutih, kulit yang mulai mengendur disertai
otot yang tidak lagi lentur, penurunan kemampuan pendengaran juga
penglihatan, dan emosi yang lebih sensitif (Priyoto, 2015).
B. Rumusan Masalah
Mampu mengetahui mengenai pelayanan kesehatan pada lanjut usia
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu mengetahui konsep pelayanan kesehatan pada lansia
2. Mampu mengetahui mengenai jenis – jenis pelayanan kesehatan pada lansia
3. Mampu mengetahui manfaat dari pelayanan kesehatan pada lansia
4. Mampu mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelayanan
kesehatan lansia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengubah gaya hidup mereka dan bergerak ke arah keadaan kesehatan
yang optimal serta mendukung pemberdayaan seseorang untuk
membuat pilihan yang sehat tentang perilaku hidup mereka.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi cedera, di lakukan dengan tujuan mengurangi kejadian
jatuh, mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkan
penggunaan alat pengaman dan mengurangi kejadian keracunan
makanan atau zat kimia.
2. Meningkatkan keamanan di tempat kerja yang bertujuan untuk
mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia dan meningkatkan
pengunaan sistem keamanan kerja.
3. Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk,
bertujuan untuk mengurangi pengunaan semprotan bahan-bahan
kimia, mengurangi radiasi di rumah, meningkatkan pengolahan
rumah tangga terhadap bahan berbahaya, serta mengurangi
kontaminasi makanan dan obat-obatan.
4. Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mutu yang
bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihan
gigi dan mulut.
b. Pencegahan (Preventif)
- Dalam mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
- Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia
sehat, terdapat faktor risiko, tidak ada penyakit, dan promosi
kesehatan. Jenis pelayanan pencegahan primer adalah: program
imunisasi, konseling, berhenti merokok dan minum beralkohol,
dukungan nutrisi, keamanan di dalam dan sekitar rumah, manajemen
stres, penggunaan medikasi yang tepat.
- Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap
penderita tanpa gejala dari awal penyakit hingga terjadi gejala
penyakit belum tampak secara klinis dan mengindap faktor risiko.
4
Jenis pelayan pencegahan sekunder antara lain adalah sebagai
berikut: kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kangker,
screening: pemeriksaan rektal, papsmear, gigi mulut dan lain-lain.
- Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sebelum terdapat gejala
penyakit dan cacat, mecegah cacat bertambah dan ketergantungan,
serta perawatan dengan perawatan di rumah sakit, rehabilisasi
pasien rawat jalan dan perawatan jangka panjang.
5
D. Sarana dan Prasarana Yang Dipergunakan
Sarana dan prasarana yang dipergunakan untuk menylengarakan pelayanan
terhadap lansia, baik sarana fisik, sosial dan spiritual yang dijalankan di
berbagai tingkatan yaitu
1. Pelayanan tingkat masyarakat Pelayanan terhadap lansia adalah: keluarga
dengan lansia, kelompok lansia seperti klub/perkumpulan, panguyuban,
padepokan dan pengajian, serta bina keluarga lansia. Masyarakat mencakup
LKMD, Karang wreda day care dana sehat/JPKM.
2. Pelayanan tingkat dasar Pelayanan yang di selengarakan oleh berbagai
instansi pemerintahan dan swasta serta organisasi masyarakat, organisasi
profesi dan yayasan seperti: praktik dokter dan dokter gigi, balai pengobatan
klinik, puskesmas/balkesmas, panti tresna wreda, pusat pelayanan dan
perawatan lansia, praktik perawatan mandiri.
3. Pelayanan tingkat rujukan Pelayanan yang diselenggarakan di rumah sakit
dan rumah sakit khusus. Rujukan dapat bersifat sederhana, sedang, lengkap
dan paripurna. Rujukan secara konseptual terdiri atas rujukan medis yang
pada dasarnyan menyangkut masalah pelayanan medik perorangan dan
rujukan kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah
kesehatan masyarakat luas.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meningkatnya populasi lansia ini membuat pemerintah perlu merumuskan
kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia
sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi
masyarakat. Undang-Undang No 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
menetapkan, bahwa batasan umur lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas
(Depsos RI, 2004).
Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan
yaitu: peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), diagnosis dini dan
pengobatan, pembatasan kecacatan dan pemulihan.
Manfaat denga nada pelayanan kesehatan bagi lansia untuk membantu
lansia agar tetap sehat dan bugar, baik secara fisik maupun psikis, membantu
deteksi dini terhadap penyakit pada lansia dan gangguan kesehatan lainnya.
Sarana lansia untuk bisa lebih meningkatkan interaksi sosial dengan sesamanya
yang diharapkan dapat memperbaiki kondisi psikologisnya.
B. Saran
Semoga dengan makalah ini dapat menambah wawasan mengenai konsep
pelayanan kesehatan yang berguna bagi lansia.
7
DAFTAR PUSTAKA
Dasar Pada Lansia Yang Demensia Di Uptd Pusat Pelayanan Lanjut Usia