Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat
juga Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang sederhana
ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini dapat menjadi pemenuh tanggung
jawab atas tugas yang diberikan oleh Bapak Edi Purwanto., SST., M.Kes, selaku
dosen Psikososial Budaya Dalam Keperawatan mahasiswa Sarjana Terapan
Keperawatan tingkat 2, selain daripada itu penulis juga berharap bahwa makalah
ini dapat memberikan manfaat dalam membantu melengkapi wawasan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .............................................................................................................. 1
B. Saran .............................................................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan dan rumah sakit?
2. Apa saja kebudayaan yang ada di rumah sakit?
3. Bagaimana karakteristik kebudayaan rumah sakit?
C. Tujuan Penulisan
1
Tujuan Khusus:
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Kebudayaan
3
Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini
meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan
juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau
kelompok penduduk tertentu.
4
pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian
masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi.
• Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu.
Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-
dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya
menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang
disebut poliklinik.
5
lahirlah konsep Rumah Sakit Swadana dimana investasi dan gaji pegawai
ditanggung pemerintah namun biaya operasional rumah sakit harus
ditutupi dari kegiatan pelayanan kesehatannya (Rijadi 1994). Dengan
demikian, kini rumah sakit mulai memainkan peran ganda, yaitu tetap
melakukan pelayanan publik sekaligus memperoleh penghasilan (laba)
atas operasionalisasi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat.
6
pengaturan dan penegakan disiplin sendiri dari para pengelola rumah sakit
serta adanya yanggung jawab secara moral dan hukum dari pimpinan
rumah sakit untuk menjamin terselenggaranya pelayanan yang baik.
Kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat erat. Institusi yang
spesifik untuk pengobatan pertama kali, ditemukan di India.
7
C. Karakteristik Kebudayaan Rumah Sakit (Organisasi)
1. Pertama, asumsi karyawan tentang keterkaitan lingkungan organisasi
yang menunjukkan bahwa organisasi mereka didominasi dan sangat
dipengaruhi oleh beberapa pihak eksternal, yaitu pemilik saham,
Departemen Kesehatan sebagai pembina teknis, dan masyarakat
pengguna jasa kesehatan sebagai konsumen. Peran masyarakat kini
begitu dirasakan sejak RS menjadi institusi yang harus mampu
menghidupi dirinya sendiri tanpa mengandalkan subsidi lagi dari
PTPN XI. Pada situasi seperti ini, karyawan menyadari betul fungsi
yang harus dimainkan ketika berhadapan dengan konsumen, yaitu
mereka harus memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan
keluarganya, serta para pengunjung lainnya.
8
rasioanalitas kolektif di lingkungan RS X dan bila telah ditentukan
melalui proses yang dapat diterima dalam saluran organisasi.
9
membantu karyawan lainnya untuk juga menangani instrumen dan
pulih sadar. Semua pekerjaan itu dilakukan sebagai suatu kerja sama
kolektif dalam mencapai efektivitas organisasi. Hubungan antar
karyawan tidak sebatas hubungan kerja, kerapkali mereka jauh lebih
terikat secara pribadi dan saling mengerti tentang karakteristik pribadi
lainnya. Suasana guyub terlihat dalam suasana saling membantu tidak
hanya dalam konteks kerja tetapi juga di luar pekerjaan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kombinasi karakteristik dari asumsi dasar memunculkan budaya
organisasi yang bersifat integral. Kombinasi ini bisa dikategorikan sebagai
budaya adaptif sehingga mampu mendukung organisasi memenangkan
adaptasi eksternal. Pada saat yang sama konfigurasi atas asumsi dasar juga
menunjukkan tipologi budaya organisasi yang kuat. Dengan demikian
memudahkan organisasi mencapai integrasi internal jika terdapat
kesesuaian antara karakteristik budaya dengan praktek manajemen.
B. Saran
Pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu serta berkualitas penting
dalam pembangunan karena akan menimbulkan pelayanan kesehatan yang
prima sehingga kepuasan dapat dirasakan oleh setiap masyarakat olehnya
itu pelayanan kesehatan harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh
tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat
11
DAFTAR PUSTAKA
Gibson & Ivanicevich & Donnely. (1996) Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses.
Penerjemah Adiarni, N. Binarupa Aksara, Jakarta.
Manz, C.C. & Sims, H.P., Jr. (1990) Super Leadership : Leading Others to Lead
Themselves. Berkley Books, New York.
12