PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UUD No 10 Tahun 1991 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera, program KB adalah upaya peningkatan kepedulian
dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera. KB juga memberikan keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga
dan masyarakat. Perencanaan KB harus dimiliki oleh setiap keluarga termasuk calon
pengantin, misalnya kapan usia ideal, bagaimana perawatan kehamilan, serta tanda-tanda
bahaya dalam kehamilan (Purwoastuti & Walyani, 2015:182-183).
KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu
dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering
melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35
tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar
dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam
mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. (Kemenkes, 2015)
Secara umum KB dapat di artikan sebagai salah satu usaha yang mengatur
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah
serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang
matang kehamilan merupakan salah satu hal yang memang sangat diharapkan sehingga
akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi. (Suratun, dkk,
2012:19).
KB merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan
keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB
menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk
dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun
jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak. (Kemenkes, 2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan jenis alat kontrasepsi suntik
2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi KB suntik
3. Apa saja keuntungan dan efek samping pemakaian KB suntik
4. Bagaimana cara kerja KB suntik
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis alat kontrasepsi suntik
2. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi pada KB suntik
3. Untuk mengetahui keuntungan dan efek samping dalam pemakaian KB suntik
4. Untuk mengetahui cara kerja KB suntik
BAB II
PEMBAHASAN
Kontra Indikasi
Kontra indikasi pada pengguna KB suntik yaitu :
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
d. Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara.
e. Penderita diabetes mellitus disertai komplikasi.
(Menurut BKKBN, 2003)
3. Keuntungan dan efek samping pemakaian KB suntik
Keuntungan pada penggunaan kontrasepsi progestin sebagai berikut :
Tidak mengganggu hubungan seksual.
Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah.
Dapat digunakan sebagai metode jangka panjang.
Tidak mempengaruhi produksi ASI.
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia lebih dari 35 tahun sampai
perimenopause.
Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
Menurunkan kemungkinan penyakit jinak payudara.
Mencegah penyebab penyakit radang panggul.
Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
(Saefudin, 2010)
ASUHAN KEBIDANAN
Rs.
1 38 Sponta Tidak 13
1. bidan Sayang 2800/ 47,3 P Tidak ada
minggu n ada bulan
ibu
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 110/80 x/ menit
Denyut nadi : 88 x/ menit
Pernafasan : 20
Suhu : 36,7 ∘C
c. BB : 47 kg
d. TB : 151 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Inspeksi : kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok,
kontraksi rambut kuat dan rambut lebat
b. Muka
Inspeksi : tidak pucat
Palpasi : tidak ada oedema
c. Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, skelera tida ikterik
Palpasi : kelopak mata tidak oedema
d. Hidung
Inspeksi : tidak ada pengeluaran cairan
e. Telinga
Inspeksi : bersih, tidak ada lesi
f. Mulut
Inspeksi : gigi bersih, tidak ada caries, tidak ada gigi berlubang
g. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
h. Dada
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi, putting susu menonjol
Palpasi : tidak ada massa, konsistensi padat, ada pengeluaran colostrum
i. Ketiak
Inspeksi : tidak terlihat ada nya luka, serta pembengkakan
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan
j. Abdomen
Inspeksi : terlihat adanya bekas luka operasi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
k. Genetalia
Inspeksi : tidak ada varises, tidak ada oedem, perineum normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
l. Ekstremitas Atas
Inspeksi : tidak terlihat adanya luka, tidak ada oedem, kulit tidak kering
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor kembali sebelum 3 detik
m. Ekstremitas Bawah
Inspeksi : tidak terlihat adanya luka, tidak ada oedem, kulit tidak kering
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor kembali sebelum 3 detik
Perkusi : reflek patella kanan dan kiri (+)
n. Anus
Inspeksi : tidak ada pembengkakan
3. Pemeriksaan penunjang
Golongan darah :A
Hb : 9,7
Protein Urine : (-)
Glukosa Urine : (-)
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Diagnosa Dasar
NY. D, Usia 22 tahun, akseptor KB aktif DS :
suntik 3 bulan. - ibu mengatakan sering mengeluh
pusing
- ibu cemas karena tidak haid selama 6
bulan
e. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Inspeksi : kulit kepala bersih, tidak ada
ketombe, rambut tidak rontok, kontraksi
rambut kuat dan rambut lebat
2. Muka
Inspeksi : tidak pucat
Palpasi : tidak ada oedema
3. Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis,
skelera tida ikterik
Palpasi : kelopak mata tidak oedema
4. Hidung
Inspeksi : tidak ada pengeluaran cairan
5. Telinga
Inspeksi : bersih, tidak ada lesi
6. Mulut
Inspeksi : gigi bersih, tidak ada caries,
tidak ada gigi berlubang
7. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran
Palpasi : tidak ada pembesaran vena
jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
8. Dada
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak
ada retraksi, putting susu menonjol
Palpasi : tidak ada massa, konsistensi
padat, ada pengeluaran colostrum
Ketiak
Inspeksi : tidak terlihat ada nya luka,
serta pembengkakan
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan
9. Abdomen
Inspeksi : terlihat adanya bekas luka
operasi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
10. Genetalia
Inspeksi : tidak ada varises, tidak ada
oedem, perineum normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
11. Ekstremitas Atas
Inspeksi : tidak terlihat adanya luka,
tidak ada oedem, kulit tidak kering
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor
kembali sebelum 3 detik
12. Ekstremitas Bawah
Inspeksi : tidak terlihat adanya luka,
tidak ada oedem, kulit tidak kering
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor
kembali sebelum 3 detik
Perkusi : reflek patella kanan dan kiri
(+)
13. Anus
Inspeksi : tidak ada pembengkakan
f. Pemeriksaan penunjang
Golongan darah : A
Hb : 9,7
Protein Urine : (-)
Glukosa Urine: (-)
Masalah Dasar
- Tidak haid selama 6 bulan DS :
VII. EVALUASI
1. ibu memahami informasi yang diberikan oleh petugas
2. ibu memahami dan mengerti mengenai efek samping penggunaan KB suntik
3. ibu memahami dan mengerti mengenai keluhan yang di alami nya
4. ibu memahami dan mengerti mengenai amenorrhea
5. ibu memahami dan dapat mengatur pola istirahat yang cukup
6. ibu memahami dan dapat mengatur pola makan dan minum
7. ibu memahami dan kapan ia akan kembali kunjungan
DOKUMENTASI KEBIDANAN
S:
b. Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 110/80 x/ menit
Denyut nadi : 88 x/ menit
Pernafasan : 20
Suhu : 36,7 ∘C
c. BB : 47 kg
d. TB : 151 cm
e. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Inspeksi : kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok, kontraksi rambut
kuat dan rambut lebat
2. Muka
Inspeksi : tidak pucat
Palpasi : tidak ada oedema
3. Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, skelera tida ikterik
Palpasi : kelopak mata tidak oedema
4. Hidung
Inspeksi : tidak ada pengeluaran cairan
5. Telinga
Inspeksi : bersih, tidak ada lesi
6. Mulut
Inspeksi : gigi bersih, tidak ada caries, tidak ada gigi berlubang
7. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8. Dada
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi, putting susu menonjol Palpasi : tidak
ada massa, konsistensi padat, ada pengeluaran colostrum
Ketiak
Inspeksi : tidak terlihat ada nya luka, serta pembengkakan
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan
9. Abdomen
Inspeksi : terlihat adanya bekas luka operasi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
10. Genetalia
Inspeksi : tidak ada varises, tidak ada oedem, perineum normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
11. Ekstremitas Atas
Inspeksi : tidak terlihat adanya luka, tidak ada oedem, kulit tidak kering
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor kembali sebelum 3 detik
12. Ekstremitas Bawah
Inspeksi : tidak terlihat adanya luka, tidak ada oedem, kulit tidak kering
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor kembali sebelum 3 detik
Perkusi : reflek patella kanan dan kiri (+)
13. Anus
Inspeksi : tidak ada pembengkakan
d. Pemeriksaan penunjang
Golongan darah : A
Hb : 9,7
Protein Urine : (-)
Glukosa Urine: (-)
A:
Dx : NY. D, Usia 22 tahun, akseptor KB aktif suntik 3 bulan.
Masalah :
- Tidak haid selama 6 bulan
- Kepala sering mengalami pusing
Masalah potensial : Pusing
Antisipasi :
P:
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini, penulis akan membahasa dari langkah I sampai dengan
langkah VII dengan cara melihat kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus pada
NY. D P2A0 umur 22 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan tidak haid selama 6 bulan serta
pusing pada kepala.
1. Pengkajian
pada ibu KB suntik 3 bulan dengan tidak haid selama 6 bulan serta pusing pada
kepala dilakukan dengan pengumpulan anamnesa (wawancara), data subyektif dan
data obyektif. Keluhan utama (data subyektif) pada ibu KB suntik 3 bulan, ibu
mengatakan tidak haid selama 6 bulan disertai pusing pada kepala. Data obyektif
didapatkan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV : TD : 110/80
mmHg, R: 20/menit, N: 88/menit, S: 36,7 C. TB :151 cm, BB: 47 kg Berdasarkan
pada kasus data subyektifnya, ibu mengatakan tidak haid selama 6 bulan disertai
pusing pada kepala. Pada kasus Ny. D didapatkan data obyektif sebagai berikut.
Keadaan umum : baik, Kesadaran : composmentis, TTV: TD: 110/80mmHg, R:
20/menit, N: 88/menit, S: 36,7 C, BB : 47 kg.
2. Interpretasi data
Pada langkah ini interpretasi data ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa masalah dan kebutuhan klien. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang
ditegakkan oleh profesi bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur (tata nama) diagnosa kebidanan. Diagnosa kebidanan pada kasus
yaitu Ny...P...A...umur...tahun dengan akseptor KB suntik 3 bulan dengan tidak haid
selama 6 bulan serta pusing pada kepala. Kebutuhannya adalah menentukan
kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya. Diagnosa kebidanan dari
kasus ini adalah Ny. D P2A0 umur 22 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan
dengan tidak haid selama 6 bulan serta pusing pada kepala. Kebutuhan : memberikan
KIE efek samping KB suntik 3 bulan.
3. Masalah/ Diagnosa Potensial
Adalah rangkaian masalah dan diagnosa yang telah diidentifikasi, membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, bidan dapat bersiap-siap bila
diagnosa /masalah potensial benar-benar terjadi. Masalah potensial pada kasus pusing
pada kepala
4. Antisipasi
Pada langkah ini mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan. Pada
antisipasi yang dilakukan adalah tidak haid selama 6 bulan disertai pusing pada
kepala tindakan yang harus diambil adalah memberikan KIE mengenai efek samping
penggunaan KB dan memberikan KIE mengenai keluhan yang di alami nya
5. Perencanaan asuhan kebidanan
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi
dari kondisi pasien atau masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap wanita, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah
merujuk klien atau masalah yang lain. Perencanaan memberikan KIE yaitu jelaskan
sebab terjadinya tidak haid selama 6 bulan amenore bila tidak hamil tidak perlu
dilakukan tindakan apapun, cukup konseling dengan menjelaskan bahwa haid
terkumpul dalam rahim dan beri nasihat untuk kembali ke klinik (Saifuddin, 2003).
Dan menganjurkan pasien untuk menjaga pola makan dan minum, serta istirahat yang
cukup. Jika tidak berhasil pemakaian suntik dihentikan dan ganti cara kontrasepsi
yang lain. Pada kasus ini perencanaannya yaitu memberi KIE mengenai efek samping
penggunaan KB, memberi KIE mengenai keluhan yang di alami nya, memberi
konseling pada ibu tentang amenorrhea, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,
anjurkan ibu untuk menjaga pola makan serta minum , anjurkan ibu untuk datang,
bila sewaktu-waktu ada keluhan dan kembali lagi dalam waktu 3 bulan.
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini, Rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan secara efisien dan
aman.
Pelaksanaan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan sesuai dengan pelaksanaan
yang dilakukan. Pada kasus ini pelaksanaannya yaitu memberitahu ibu tentang hasil
pemeriksaan TTV: TD: 110/80 mmHg, N: 88x/menit, R: 20x/menit, S: 36,7 ∘C, BB:
47 Kg. Memberitahu informasi tentang efek samping KB suntik 3 bulan antara lain :
gangguan siklus haid, depresi, keputihan, jerawat, dan rambut rontok.
7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi merupakan langkah terakhir untuk keefektifan
dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana yang telah teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis.
Evaluasi asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan adalah akseptor bersedia
mengatur pola nutrisi serta pola istirahat
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini penulis mengambil kesimpulan dan saran setelah melakukan asuhan
kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan tidak haid selama 6 bulan disertai pusing
pada Ny. D
A. Kesimpulan
1. Dalam pengkajian didapat data subyektif yaitu ibu mengatakan tidak haid selama 6 bulan
disertai pusing. Sedangkan data obyektifnya yaitu Pada interpretasi data, penulis dapat
menegakkan diagnosa kebidanan yaitu didapatkan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, TTV : TD : 110/80 mmHg, R: 20/menit, N: 88/menit, S: 36,7 C. TB :151
cm, BB: 47 kg
2. Pada interpretasi data penulis dapat meneggakkan diagnose kebidanan yaitu Ny.D P2A0
umur 22 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan tidak haid selama 6 bulan disertai
pusing Kebutuhan yang diperlukan KIE tentang efek samping KB suntik 3 bulan
3. Pada kasus ini Ny. D dilakukan antisipasi memberikan KIE mengenai efek samping
penggunaan KB dan memberikan KIE mengenai keluhan yang di alami nya
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini adalah sebagai berikut
1. Bidan
Bidan hendaknya memberikan informasi yang jelas pada akseptor terutama mengenai
macam-macam alat kontrasepsi yang dapat dipakai oleh akseptor dan efek samping yang
ditimbulkan dari pemakaian suntik 3 bulan
2. Akseptor
Akseptor sebaiknya menanyakan tentang hal-hal yang belum dimengerti dan belum
dipahami terutama yang berhubungan dengan alat-alat kontrasepsi yang dipilih tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan serta akseptor diharapkan aktif konsultasi bila
mengalami gangguan atau masalah yang berhubungan dengan alat kontrasepsi yang
dipakai
Daftar Pustaka
Saifuddin, Abdul Bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : YBP-Sarwono P
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan
Depkes RI. 1999. Pedoman Penanggulangan Efek Samping/ Komplikasi Kontrasepsi.
Jakarta : Depkes RI