Disusun Oleh :
I
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat karunia-Nya ,
kami mampu mnyelesaikan makalah tentang “Konsep dan Teori Antropologi Kesehatan”
tepat waktu. Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas individu mata
Tersusunnya makalah tentang “Konsep Dasar Farmakologi ” ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah selanjutnya. Besar harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
II
Semarang, 26 November 2023
Penulis
III
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI...................................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................................8
PENUTUP..............................................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................8
IV
B. Saran...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa
sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan
bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh
mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang
sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan
yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan
hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat tersebut
sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun
1975 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis
kesehatan yang terdahulu itu hanya mencakup tiga dimensi atau aspek, yakni: fisik,
mental, dan sosial, maka dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun 1992, kesehatan
1
mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Batasan
kesehatan tersebut diilhami oleh batasan kesehatan menurut WHO yang paling baru.
Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dan dinamis, dibandingkan dengan
batasan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur
dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya
Bagi yang belum memasuki dunia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang
sudah tidak bekerja (pensiun) atau usia lanjut, berlaku arti produktif secara sosial.
Misalnya produktif secara sosial-ekonomi bagi siswa sekolah atau mahasiswa adalah
mencapai prestasi yang baik, sedang produktif secara sosial-ekonomi bagi usia lanjut
atau para pensiunan adalah mempunyai kegiatan sosial dan keagamaan yang
bermanfat, bukan saja bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain atau masyarakat.
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi
kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti
B. Rumusan Masalah
2
1. Apa yang dimaksud degan Konsep dan Teori Antropologi Kesehatan?
C. Tujuan
D. Manfaat
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya ilmiah dan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi Antropologi
Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; Antrhopos yang
berarti manusia, dan Logos yang berarti akal. Dengan begitu Antropology dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk
serta kebudayaannya.
makhluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini di tujukan pada sifat khusus
badani dan cara produksi, tradisi, dan nilai – nilai yang membuat pergaulan hidup
yang satu berbeda dari pergaulan hidup lainnya. Di dalam antropologi memang
terdapat banyak ilmu yang membahas tentang manusia, seperti ekologi, biologi,
biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara
4
interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri
tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya
saja.
Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat mengatakan
bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial, budaya.
konsep yang tepat karena termaktub dalam pengertian ilmu antropologi seperti
Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang
Penelitian oleh drg. Yulia Maria dari pascasarjana UI, misalnya yang di lakukan di
bahwa terdapat konstribusi yang sangat menentukan antara seorang dukun beranak
dan seorang petugas puskesmas dalam menangani proses kelahiran seorang anak.
Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap peran roh yang bersifat
gaib di satu pihak yang masih melekat dan telah di terimanya pemahaman penting
Antropologi juga dapat memberi kepada para dokter kesehatan masyarakat yang
akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan aneka warna kebudayaan,
5
metode-metode, dan cara untuk mengerti serta menyesuaikan diri dengan
6
b. Antropologi budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan
manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Havilan
cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian,
yakni arkeologi, antropologi linguistik, dan etologi. Untuk memahami
pekrjaan para ahli antropologi budaya, kita harus tahu tentang hakikat
kabudayaan, menyangkut konsep kabudayaan, dan karakteristiknya serta
kebudayaan dan kepribadian.
c. Antropologi medis
Antropologis medis merupakan subdisiplin yang sekarang paling
populer di Amerika serikat, bahkan tumbuh pesat dimana-mana.
Antropologis medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit dan
kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia, terutama
berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi. Beberapa dokter yang
menjadi ahli antropologi medis pada masa-masa awal adalah W.H.R.
Rivers yang merasa tertarik pada reaksi penduduk pribumi terhadap
penyakit, dimana para penduduk berkeyakinan bahwa datangnya
penyakit sebagai kejadian alam yang tidak berhubungan dengan
kebudayaan.
d. Antropologi psikologi
Antropologis psikologi bidang ini merupakan wilayah antropologi yang
mengkaji tentang hubungan antara individu dengan makna dan nilai
dengan kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Adapun ruang
lingkup antropologi psikologi tersebut sangat luas dan menggunakan
berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam interaksi antara
pikiran, nilai, dan kebiasaan sosial. Kajian ini dibntuk secara khusus
oleh percakapan interdisipliner antara antropologi dan ruang lingkup lain
7
dalam ilmu-ilmu sosial serta humaniora (Schawartz, 1992). Sedangkan
fokus kajian bidang ini terpusat pada individu dalam masyarakat makin
mendekatkan hubungan dengan psikologi dan psikistri dibanding dengan
mainstream antropologi. Namun, secara historis bidang antropologi
psikologi tersebut lebih dekat pada psikoalanisasi daripada psikologi
eksperimental.
e. Antropologi social
Antropologi sosial bidang ini mulai dikembangkan oleh James George
Frazer di Amerika serikat pada awal abad ke-20. Dalam kajiannya,
antropologi sosial mendeskripsikan proyek evolusionis yang bertujuan
untuk merekontruksi masyarakat primitif asli dan mencatat
perkembangannya melalui berbagai tingkat peradaban.
1. Pengertian Sehat
8
Sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai
kondisi tidak sakit. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi sehat adalah baik
seluruh badan serta bagian-bagiannya. Ada beberapa pengertian sehat dari berbagai
Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan. Definisi sehat menurut WHO ini adalah sehat secara
dari suatu kesatuan penting dari 4 komponen dasar yang membentuk ‘positif
health’, yaitu:
1) Sehat Jasmani
2) Sehat Mental
3) Sehat Spiritual
4) Kesejahteraan sosial
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Artinya seseorang di katakan sehat jika tubuh, jiwa dan kehidupan
sosialnya berjalan dengan normal dan sebagaimana mestinya. Jika salah satu
9
c. Pengertian sehat menurut MUI
perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan perawatan diri
( self care actions). Sumber perawatan diri (Self care Resouces) mencakup
2.Pengertian Sakit
Sakit adalah keadaan tidak normal atau tidak sehat. Secar sederhana, sakit
merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan diluar batas normal.
Tolak ukur yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit adalah jika
terjadi perubahan dari rata-rata nilai normal yang telah ditetapkan. Ada
beberapa definisi mengenai sakit yang dapat dijadikan acuan yaitu:
a. Menurut Parson. Ketidakseimbangan fungsi normal tubuh
manusia,
termasuk jumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian.
b. Menurut Bauman. Ada tiga kriteria keadaan sakit yaitu adanya
gejala, presepsi tentang keadaan sakit yang dirasakan, dan
kemampuan beraktifitas sehari-hari yang menurun.
10
c. Menurut Batasan Medis. Ada dua bukti adanya sakit yaitu adanya
tanda dan gejala
d. Menurut Perkins. Suatu keadaan tidak menyenangkan yang
menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada
aktifitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani maupun sosial.
Penyakit berbeda dengan rasa sakit. Penyakit sifatnya objektif karena
masing-masing memilki parameter tertentu, sedangkan rasa sakit sifatnya
subjektif karena merupakan keluhan yang dirasakan seseorang. Perbedaan
ini mempunyai implikasi yang berbeda. Seseorang yang menderita
penyakit belum tentu merasakan sakit. Sebaliknya seseorang yang
mengeluh sakit belum tentu menderita suatu penyakit.(Asmadi, 2008)
Gangguan-gangguan yang menyebabkan penyakit beraneka ragam. Pada
umumnya gangguan-gangguan itu dapat dibagi dua golongan yaitu,
golongan yang hidup seperti hama penyakit dan golongan yang mati seperti
racun. Gangguan juga dibagi dalam dua golongan, yang menyerang
jasmani disebut gangguan jasmani, dan yang menyerang rohani disebut
gangguan rohani. Sering pula terjadi bahwa satu gangguan menyerang
jasmani dan rohani.
Gangguan jasmani yang menyabakan penyakit jasmani, pada umunya
disebabkan karena hal-hal berikut ini :
1) Masuknya hama penyakit ke dalam tubuh, lazim disebut infeksi
seperti penyakit malaria, disentri, dan sebagainya.
2) Salah dalam mengatur makanan seperti pada penyakit avitaminosisi
dan lain-lain.
3) Umumnya gangguan pertumbuhan, khususnya sel-sel yang
tumbuhdengan luar biasa cepatnya disebut penyakit tumor, pekung,
atau daging jadi.
4) Serangan yang menimpa tubuh umumnya disebut trauma atau
jesas. Misalnya, serangan benda tajam, tumpul, dan serangan lunak
11
adalah trauma mekanis, serangan panas dan dingin adalah trauma
termis, serangan listrik disebut trauma elektris.
5) Keracunan atau intosikosis seperti sublimat, candu, dan sebagainya.
6) Cacat bawaan seperti bibir sumbing.
7) Penyempitan atau penyumbatan alat yang bersaluran seperti batu
dalam saluran air kencing.
8) Bertambah tua.
9) Alergi.
10) Gangguan faal kelenjar buntu, dan lain-lain.
Di samping itu, perlu diketahui bahwa keadaan pada tubuh itu yang
mengakibatkan tubuh mudah terserang penyakit. Keadaan demikian disebut
pradisposisi. Misalnya, alat-alat tubuh pada semua orang tidak sama kuat
terhadap serangan suatu penyakit. Pradisposisi mungkin terdapat secara
keturunan (herediter), misalnya, seseorang lebih cepat menderita kencing
manis (diabetes mellitus), karena pankreasnya lebih lemah terhadap
serangan penyebab penyakit itu. Ada pula faktor-faktor yang menyebabkan
badan menjadi lemah seperti kelelahan dan kekurangan makanan. Faktor-
faktor itu disebut faktor-faktor pradisposisi. Ada juaga tubuh yang
mempunyai pradisposisi terhadap suatu golongan penyakit. Keadaan
demikian disebut diatesa. Pradisposisi dapat pula disebabkan karena
bentuk perawakan atau habitus yang agak menyimpang.
Penyakit jasmani seringkali diikuti oleh gangguan rohani. Misalnya,
penyakit infeksi dapat menyerang pada otak penderita, sehingga timbul
gangguan kesadaran seperti membuat rebut, ataupun sebaliknya menjadi
pendiam. Mungkin pula penderita penyakit jiwa, kemudian menderita
penyakit jasmani, misalnya, karena tidak mau makan. Hubungan erat antara
jiwa dan raga terdapat pada berbagai penyakit psikomatis. Pengetahuan ini
agak dan berdasarkan pandangan bahwa ada unity of psycho dan soma, of
mind and body yakni adanya kesatuan antara rohani (psike) dan jasmani
12
(soma) yang tidak dapat dipisahkan. Kesatuan ini, misalnya, agak tampak
pada penyakit asthma bronchiale, karena timbulnya serangan asthma
sering mempunyai latar belakang rohani. Pengetahuan tentang kesatuan
psikosomatis menganjurkan supaya dalam pengobatan seorang pasiaen
selalu diperhatikan latar belakang rohaninya.
Usaha pemberantasan penyakit terdiri dari beberapa usaha pokok seperti
berikut ini :
a) Pendidikan kesehatan.
Dengan jalan memberikan penerangan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan yang terkandung dalam ilmu hidup
sehat (hygiene) dengan maksud dapat membantu perorangan dan
masyarakat dalam mencapai nilai kesehatan yang wajar melalui
usaha sendiri.
b) Member perlindungan khusus terhadap penyakit-penyakit, misalnya :
(1).Dengan mempertinggi daya tangkais sebelum sakit, dengan jalan
imunisasi.
(2).Mengisolasikan yang menderita penyakit menular, dan
menyehatkan lingkungan hidup.
c) Penyelidikan penyakit dalam masa permulaan dengan saksama,
diikuti pengobatan dan pencegahan yang tepat.
d) Pembatasan terjadinya cacat dengan pengobatan dan perawatan yang
sempurna.
Usaha rehabilitasi yakni orang-orang yang baru sembuh diberi perawatan
13
Sebagaimana kita ketahui bahwa kebidanan merupakan salah satu disiplin ilmu
biobudaya yaitu aspek bilogis dan budaya, ilmu antropologi kesehatan adalah
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, interaksi kesehatan dan penyakit
balik biobudaya, antar tingkah laku manusia dimasalalu dan masakini dengan
praktis dari pengetahuan tersebut. Dan hubungannya yang lain adalah ilmu
perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat dengan
14
kesehatan masyarakat seseorang yang berprofesi sebagai bidan harus mampu
Seorang bidan harus memiliki keyakinan bahwa manusia itu adalah makhluk bio-
psiko-sosio-dan spiritual dan tidak bias dipisahkan meskipun hanya salah satu
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; Antrhopos yang
berarti manusia, dan Logos yang berarti akal. Dengan begitu Antropology dapat
biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara
B. Saran
16
Diharapkan kepada pembaca untuk dapat memanfaatkan apa yang telah
Konep dan Teori Antropologi Kesehatan. Saya menyadari bahwa didalam penulisan
makalah ini masih banyak terjadikesalahan-kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Foster, George M, 2006, Antropologi Kesehatan, Jakarta : UI- Press Henderson, Cris
and Sue Macdonald, 2006 , Mayes Midwifery A Textbook For
Midwifery London : Bailliere Tindall
Nova Maulana,S.Kep,M.kesC.IH., 2014 Buku ajar SOSIOLOGI & ANTROPOLOGI
KESEHATAN : Yogyakarta
Ratna, Wahyu, 2010, Sosiologi dan Antropologi Kesehatan dalam Perspektif Ilmu
Keperawatan, Yogyakarta, Pustaka Rihama
Surasetja, R. Admiral. 1983. Ilmu Penyakit Dasar. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
18