Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KONSEP DAN TEORI ANTROPOLOGI KESEHATAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosio Antropologi

Disusun Oleh :

Marini Sartika Nafi P1337424423161

I
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat karunia-Nya ,

kami mampu mnyelesaikan makalah tentang “Konsep dan Teori Antropologi Kesehatan”

tepat waktu. Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas individu mata

kuliah Sosio Antropologi dengan tema “Konsep dan Teori Kesehatan ”.

Tersusunnya makalah tentang “Konsep Dasar Farmakologi ” ini tidak lepas dari

dukungan berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

mendukung penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun diharapkan demi kesempurnaan

makalah selanjutnya. Besar harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

dapat menjadi literatur guna membantu mahasiswa dalam belajar Farmakologi.

II
Semarang, 26 November 2023

Penulis

III
DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................................2

D. Manfaat..........................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

TINJAUAN TEORI...................................................................................................................3

A. Konsep dan Teori Antropologi Kesehatan.....................................................................5

B. Konsep Antropologi Sosial dan Kesehatan....................................................................7

C. Konsep Sehat dan Sakit..................................................................................................7

D. Antropologi Dalam Praktek Kebidanan.........................................................................7

BAB III..................................................................................................................................8

PENUTUP..............................................................................................................................8

A. Kesimpulan....................................................................................................................8

IV
B. Saran...............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

V
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa

sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan

bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh

pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang

mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang

dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan

yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.

Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian

sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan

yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan

hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat tersebut

sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun

1975 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis

penyakit, baik fisik, mental, dan sosial.

Batasan kesehatan tersebut di atas sekarang telah diperbaharui bila batasan

kesehatan yang terdahulu itu hanya mencakup tiga dimensi atau aspek, yakni: fisik,

mental, dan sosial, maka dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun 1992, kesehatan

1
mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Batasan

kesehatan tersebut diilhami oleh batasan kesehatan menurut WHO yang paling baru.

Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dan dinamis, dibandingkan dengan

batasan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur

dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya

dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi.

Bagi yang belum memasuki dunia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang

sudah tidak bekerja (pensiun) atau usia lanjut, berlaku arti produktif secara sosial.

Misalnya produktif secara sosial-ekonomi bagi siswa sekolah atau mahasiswa adalah

mencapai prestasi yang baik, sedang produktif secara sosial-ekonomi bagi usia lanjut

atau para pensiunan adalah mempunyai kegiatan sosial dan keagamaan yang

bermanfat, bukan saja bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain atau masyarakat.

Keempat dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam

mewujudkan tingkat kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.

Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi

budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah

kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti

manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.

Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa,

kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk

mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan

berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

2
1. Apa yang dimaksud degan Konsep dan Teori Antropologi Kesehatan?

2. Apa yang dimaksud dengan Konsep Antropologi Sosial dan Kesehatan?

3. Apa yang dimaksud dengan Konsep Sehat dan Sakit?

4. Apa yang dimaksud dengan Antropologi Dalam Praktek Kebidanan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Konsep dan Teori Antropologi Kesehatan

2. Untuk mengetahui Konsep Antropologi Sosial dan Kesehatan

3. Untuk mengetahui Konsep Sehat dan Sakit

4. Untuk mengetahui Antropologi Dalam Praktek Kebidanan

D. Manfaat

1. Manfaat bagi tim penulis

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya ilmiah dan

menambah wawasan khususnya tentang Konsep dan Teori Antropologi Kesehatan.

2. Manfaat bagi pembaca

Menjadi bahan masukan dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama

mengenai Konsep dan Teori Antropologi Kesehatan

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep dan Teori Antropologi Kesehatan

1. Definisi Antropologi

Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; Antrhopos yang

berarti manusia, dan Logos yang berarti akal. Dengan begitu Antropology dapat

diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk

manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat,

serta kebudayaannya.

Antropology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai

makhluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini di tujukan pada sifat khusus

badani dan cara produksi, tradisi, dan nilai – nilai yang membuat pergaulan hidup

yang satu berbeda dari pergaulan hidup lainnya. Di dalam antropologi memang

terdapat banyak ilmu yang membahas tentang manusia, seperti ekologi, biologi,

anatomi, psikologi, dan sebagainya.

2. Definisi Antropologi Kesehatan

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek

biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara

4
interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang

mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.

Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap

penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono,

1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri

tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya

saja.

Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat mengatakan

bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial, budaya.

Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson merupakan

konsep yang tepat karena termaktub dalam pengertian ilmu antropologi seperti

disampaikan Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson, Antropologi

Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang

berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.

Penelitian oleh drg. Yulia Maria dari pascasarjana UI, misalnya yang di lakukan di

daerah manggala, kabupaten Tulang Bawang, provinsi lampung menunjukkan

bahwa terdapat konstribusi yang sangat menentukan antara seorang dukun beranak

dan seorang petugas puskesmas dalam menangani proses kelahiran seorang anak.

Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap peran roh yang bersifat

gaib di satu pihak yang masih melekat dan telah di terimanya pemahaman penting

kesehatan dan gizi di lain pihak .

Antropologi juga dapat memberi kepada para dokter kesehatan masyarakat yang

akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan aneka warna kebudayaan,

5
metode-metode, dan cara untuk mengerti serta menyesuaikan diri dengan

kebudayaan dan adat istiadat setempat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin

yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari

tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya

disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan

penyakit pada manusia.

B. Konsep Antropologi Sosial dan Kesehatan

1. Pengertian Antropologi Sosial


Antropologi social adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. sebuah ilmu yang
mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-
cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap
manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. mempelajari seluk-
beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia. Yang menghadirkan orang lain
baik secara nyata maupun imajiner dalam etnis kebudayaan tertentu.

2. Macam-macam Antropologi Sosial


Macam-macam Antropologi Sosial adalah sebagai berikut
a. Antropologi fisik
Antropologi fisik mampelajari manusia sebagai organisme biologis yang
melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki
variasi biologisnya dalam berbagai jenis (species). Keistimewaan
apapun yang dianggap melekat pada dirinya yang dimiliki manusia,
mereka digolongkan pada binatang menyusui, khususnya primata.

6
b. Antropologi budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan
manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Havilan
cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian,
yakni arkeologi, antropologi linguistik, dan etologi. Untuk memahami
pekrjaan para ahli antropologi budaya, kita harus tahu tentang hakikat
kabudayaan, menyangkut konsep kabudayaan, dan karakteristiknya serta
kebudayaan dan kepribadian.

c. Antropologi medis
Antropologis medis merupakan subdisiplin yang sekarang paling
populer di Amerika serikat, bahkan tumbuh pesat dimana-mana.
Antropologis medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit dan
kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia, terutama
berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi. Beberapa dokter yang
menjadi ahli antropologi medis pada masa-masa awal adalah W.H.R.
Rivers yang merasa tertarik pada reaksi penduduk pribumi terhadap
penyakit, dimana para penduduk berkeyakinan bahwa datangnya
penyakit sebagai kejadian alam yang tidak berhubungan dengan
kebudayaan.

d. Antropologi psikologi
Antropologis psikologi bidang ini merupakan wilayah antropologi yang
mengkaji tentang hubungan antara individu dengan makna dan nilai
dengan kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Adapun ruang
lingkup antropologi psikologi tersebut sangat luas dan menggunakan
berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam interaksi antara
pikiran, nilai, dan kebiasaan sosial. Kajian ini dibntuk secara khusus
oleh percakapan interdisipliner antara antropologi dan ruang lingkup lain

7
dalam ilmu-ilmu sosial serta humaniora (Schawartz, 1992). Sedangkan
fokus kajian bidang ini terpusat pada individu dalam masyarakat makin
mendekatkan hubungan dengan psikologi dan psikistri dibanding dengan
mainstream antropologi. Namun, secara historis bidang antropologi
psikologi tersebut lebih dekat pada psikoalanisasi daripada psikologi
eksperimental.

e. Antropologi social
Antropologi sosial bidang ini mulai dikembangkan oleh James George
Frazer di Amerika serikat pada awal abad ke-20. Dalam kajiannya,
antropologi sosial mendeskripsikan proyek evolusionis yang bertujuan
untuk merekontruksi masyarakat primitif asli dan mencatat
perkembangannya melalui berbagai tingkat peradaban.

3. Ruang Lingkup Antropologi Sosial

Antropologi budaya mempelajari keseluruhan kebudayaan termasuk


perubahan, akulturasi dan difusi kebudayaan sebaliknya konsep kunci dalam
antropologi sosial adalah struktur sosial, bukan kebudayaan. Antropologi
budaya memfokuskan diri pada pelacakan sejarah dari unsur-unsur
kebudayaan, sedangkan antropologi sosial memfokuskan pada pencarian
hukum-hukum dan generalisasi tentang lembaga-lembaga sosial. Dengan
ringkas dapat dikatakan bahwa antropologi budaya lebih bersifat deskriptif
historik, sedangkan antropologi sosial lebih bersifat eksplanatori.

C. Konsep Sehat dan Sakit

1. Pengertian Sehat

8
Sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai

fungsinya dan sebagaimana mestinya. Secara sederhana, sehat bersinonim dengan

kondisi tidak sakit. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi sehat adalah baik

seluruh badan serta bagian-bagiannya. Ada beberapa pengertian sehat dari berbagai

sudut pandang, diantaranya adalah:

a. Pengertian Sehat menurut WHO (World Health Organizations)

Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah suatu

keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari

penyakit atau kelemahan. Definisi sehat menurut WHO ini adalah sehat secara

keseluruhan, baik jasmani, rohani, lingkungan berikut faktor-faktor serta

komponen-komponen yang berperan di dalamnya. Sehat menurut WHO terdiri

dari suatu kesatuan penting dari 4 komponen dasar yang membentuk ‘positif

health’, yaitu:

1) Sehat Jasmani

2) Sehat Mental

3) Sehat Spiritual

4) Kesejahteraan sosial

b. Pengertian sehat menurut UU No.23 / 1992

Pengertian sehat menurut UU No. 23/1992 adalah keadaan sejahtera dari

badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan

ekonomi. Artinya seseorang di katakan sehat jika tubuh, jiwa dan kehidupan

sosialnya berjalan dengan normal dan sebagaimana mestinya. Jika salah satu

komponen tersebut terganggu, maka kehidupannya akan menjadi tidak sehat.

9
c. Pengertian sehat menurut MUI

MUI dalam MUNAS Ulama 1983 mendefinisikan sehat sebagai ketahanan

“jasmaniah, ruhaniyah dan sosial” yang dimiliki manusia sebagai karunia

Allah yang wajib disyukuri, dijaga, di pelihara, di kembangkan serta

diamalkan sesuai dengan tuntunan-Nya.

d. Pengertian sehat menurut Paune (1983)

Menurut Paune (1983), sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber

perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan perawatan diri

( self care actions). Sumber perawatan diri (Self care Resouces) mencakup

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sedangkan Self care Actions merupakan

perilaku yang sesuai dengan tujuan yang diperlukan untuk memperoleh,

mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.

2.Pengertian Sakit
Sakit adalah keadaan tidak normal atau tidak sehat. Secar sederhana, sakit
merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan diluar batas normal.
Tolak ukur yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit adalah jika
terjadi perubahan dari rata-rata nilai normal yang telah ditetapkan. Ada
beberapa definisi mengenai sakit yang dapat dijadikan acuan yaitu:
a. Menurut Parson. Ketidakseimbangan fungsi normal tubuh
manusia,
termasuk jumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian.
b. Menurut Bauman. Ada tiga kriteria keadaan sakit yaitu adanya
gejala, presepsi tentang keadaan sakit yang dirasakan, dan
kemampuan beraktifitas sehari-hari yang menurun.

10
c. Menurut Batasan Medis. Ada dua bukti adanya sakit yaitu adanya
tanda dan gejala
d. Menurut Perkins. Suatu keadaan tidak menyenangkan yang
menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada
aktifitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani maupun sosial.
Penyakit berbeda dengan rasa sakit. Penyakit sifatnya objektif karena
masing-masing memilki parameter tertentu, sedangkan rasa sakit sifatnya
subjektif karena merupakan keluhan yang dirasakan seseorang. Perbedaan
ini mempunyai implikasi yang berbeda. Seseorang yang menderita
penyakit belum tentu merasakan sakit. Sebaliknya seseorang yang
mengeluh sakit belum tentu menderita suatu penyakit.(Asmadi, 2008)
Gangguan-gangguan yang menyebabkan penyakit beraneka ragam. Pada
umumnya gangguan-gangguan itu dapat dibagi dua golongan yaitu,
golongan yang hidup seperti hama penyakit dan golongan yang mati seperti
racun. Gangguan juga dibagi dalam dua golongan, yang menyerang
jasmani disebut gangguan jasmani, dan yang menyerang rohani disebut
gangguan rohani. Sering pula terjadi bahwa satu gangguan menyerang
jasmani dan rohani.
Gangguan jasmani yang menyabakan penyakit jasmani, pada umunya
disebabkan karena hal-hal berikut ini :
1) Masuknya hama penyakit ke dalam tubuh, lazim disebut infeksi
seperti penyakit malaria, disentri, dan sebagainya.
2) Salah dalam mengatur makanan seperti pada penyakit avitaminosisi
dan lain-lain.
3) Umumnya gangguan pertumbuhan, khususnya sel-sel yang
tumbuhdengan luar biasa cepatnya disebut penyakit tumor, pekung,
atau daging jadi.
4) Serangan yang menimpa tubuh umumnya disebut trauma atau
jesas. Misalnya, serangan benda tajam, tumpul, dan serangan lunak

11
adalah trauma mekanis, serangan panas dan dingin adalah trauma
termis, serangan listrik disebut trauma elektris.
5) Keracunan atau intosikosis seperti sublimat, candu, dan sebagainya.
6) Cacat bawaan seperti bibir sumbing.
7) Penyempitan atau penyumbatan alat yang bersaluran seperti batu
dalam saluran air kencing.
8) Bertambah tua.
9) Alergi.
10) Gangguan faal kelenjar buntu, dan lain-lain.
Di samping itu, perlu diketahui bahwa keadaan pada tubuh itu yang
mengakibatkan tubuh mudah terserang penyakit. Keadaan demikian disebut
pradisposisi. Misalnya, alat-alat tubuh pada semua orang tidak sama kuat
terhadap serangan suatu penyakit. Pradisposisi mungkin terdapat secara
keturunan (herediter), misalnya, seseorang lebih cepat menderita kencing
manis (diabetes mellitus), karena pankreasnya lebih lemah terhadap
serangan penyebab penyakit itu. Ada pula faktor-faktor yang menyebabkan
badan menjadi lemah seperti kelelahan dan kekurangan makanan. Faktor-
faktor itu disebut faktor-faktor pradisposisi. Ada juaga tubuh yang
mempunyai pradisposisi terhadap suatu golongan penyakit. Keadaan
demikian disebut diatesa. Pradisposisi dapat pula disebabkan karena
bentuk perawakan atau habitus yang agak menyimpang.
Penyakit jasmani seringkali diikuti oleh gangguan rohani. Misalnya,
penyakit infeksi dapat menyerang pada otak penderita, sehingga timbul
gangguan kesadaran seperti membuat rebut, ataupun sebaliknya menjadi
pendiam. Mungkin pula penderita penyakit jiwa, kemudian menderita
penyakit jasmani, misalnya, karena tidak mau makan. Hubungan erat antara
jiwa dan raga terdapat pada berbagai penyakit psikomatis. Pengetahuan ini
agak dan berdasarkan pandangan bahwa ada unity of psycho dan soma, of
mind and body yakni adanya kesatuan antara rohani (psike) dan jasmani

12
(soma) yang tidak dapat dipisahkan. Kesatuan ini, misalnya, agak tampak
pada penyakit asthma bronchiale, karena timbulnya serangan asthma
sering mempunyai latar belakang rohani. Pengetahuan tentang kesatuan
psikosomatis menganjurkan supaya dalam pengobatan seorang pasiaen
selalu diperhatikan latar belakang rohaninya.
Usaha pemberantasan penyakit terdiri dari beberapa usaha pokok seperti
berikut ini :
a) Pendidikan kesehatan.
Dengan jalan memberikan penerangan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan yang terkandung dalam ilmu hidup
sehat (hygiene) dengan maksud dapat membantu perorangan dan
masyarakat dalam mencapai nilai kesehatan yang wajar melalui
usaha sendiri.
b) Member perlindungan khusus terhadap penyakit-penyakit, misalnya :
(1).Dengan mempertinggi daya tangkais sebelum sakit, dengan jalan
imunisasi.
(2).Mengisolasikan yang menderita penyakit menular, dan
menyehatkan lingkungan hidup.
c) Penyelidikan penyakit dalam masa permulaan dengan saksama,
diikuti pengobatan dan pencegahan yang tepat.
d) Pembatasan terjadinya cacat dengan pengobatan dan perawatan yang
sempurna.
Usaha rehabilitasi yakni orang-orang yang baru sembuh diberi perawatan

sedemikian rupa sehingga ia menjadi sehat kembali, selanjutnya dijaga

agar penyakit itu tidak kambuh lagi.

D. Antropologi Dalam Praktek Kebidanan

13
Sebagaimana kita ketahui bahwa kebidanan merupakan salah satu disiplin ilmu

kesehatan. Adapun antropologi kesehatan itu adalah mempelajari gejala-gejala

biobudaya yaitu aspek bilogis dan budaya, ilmu antropologi kesehatan adalah

ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, interaksi kesehatan dan penyakit

dari berbagai segi terutama terkait dengan budaya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara antropologi

dengan ilmu kesehatan atau kebidanan adalah mendefinisikan secara

komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah tentang hubungan timbal

balik biobudaya, antar tingkah laku manusia dimasalalu dan masakini dengan

derajat kesehatan dan penyakit tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan

praktis dari pengetahuan tersebut. Dan hubungannya yang lain adalah ilmu

antropologi dan kebidanan sama-sama berpartisipasi dalam program yang

bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar

tentang hubungan antara gejala bio-sosio-budaya dengan kesehatan serta melalui

perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan

yang lebih baik.

Dengan demikian pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab praktek

profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan

kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat dengan

menggunakan pendekatan ilmu antropologi. Yaitu dengan meyakini bahwa

manusia adalah makhluk yang harus diperhatikan, dipertahankan, dan

ditingkatkan derajat kesehatannya. Dan dalam upaya peningkatan derajat

14
kesehatan masyarakat seseorang yang berprofesi sebagai bidan harus mampu

memahami karakteristik manusia, budaya dan lingkungan sekitar dimana

manusia itu tinggal.

Seorang bidan harus memiliki keyakinan bahwa manusia itu adalah makhluk bio-

psiko-sosio-dan spiritual dan tidak bias dipisahkan meskipun hanya salah satu

dari aspek tersebut. Dengan demikian seorang bidan dalam memberikan

pelayanan kebidanan tidak boleh menghilangkan kebudayaan pasien selama

budaya tersebut tidek bertentangan dengan tindakan medis.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; Antrhopos yang

berarti manusia, dan Logos yang berarti akal. Dengan begitu Antropology dapat

diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang

makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian,

masyarakat, serta kebudayaannya.

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek

biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara

interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang

mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.

B. Saran

16
Diharapkan kepada pembaca untuk dapat memanfaatkan apa yang telah

disampaikan dalam makalah ini guna untuk meningkatkan pengetahuan mengenai

Konep dan Teori Antropologi Kesehatan. Saya menyadari bahwa didalam penulisan

makalah ini masih banyak terjadikesalahan-kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran

dari pembaca yang mambangun sangat kami harapkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Nurlela. 2008. Pengertian dan Definisi Sehat. (online)


(http://www.kamusq.com/2013/08/sehat-adalah-pengertian-dan-
definisi.html#sthash.iHECjVBh.dpuf) diakses 5 Desember 2013.

Foster, George M, 2006, Antropologi Kesehatan, Jakarta : UI- Press Henderson, Cris
and Sue Macdonald, 2006 , Mayes Midwifery A Textbook For
Midwifery London : Bailliere Tindall
Nova Maulana,S.Kep,M.kesC.IH., 2014 Buku ajar SOSIOLOGI & ANTROPOLOGI
KESEHATAN : Yogyakarta

Ratna, Wahyu, 2010, Sosiologi dan Antropologi Kesehatan dalam Perspektif Ilmu
Keperawatan, Yogyakarta, Pustaka Rihama

Surasetja, R. Admiral. 1983. Ilmu Penyakit Dasar. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.

18

Anda mungkin juga menyukai