Anda di halaman 1dari 17

Antropologi

Dalam Praktik
Keperawatan
Oleh :
Hj. Nuraeni Mustari, S.Sit,
M.Kes
Perkembangan Antropologi Dalam
Keperawatan
Antropologi dalam Keperawatan Merupakan
sistem sosial budaya yang memiliki khasanah untuk
di kaji baik berdiri sendiri maupun integrasi dengan
bidang profesi lain Seperti Pendidikan bagi peranan
professional Interaksi peran professional Kebebasan
wanita dalam peran professional. Profesi
keperawatan merupakan bidang pengamatan yang
menarik bagi antropologi.
Kajian antropologi keperawatan Dimulai tahun 1936 oleh
Brown.Tahun 1968, hanya terdapat 8 orang antropologi yang
berkecimpung dalam pendidikan keperawatan.

Tahun 1969, Leininger menemukan 19 tulisan tentang


perawatan dalam konteks antropologi. Sekarang semakin banyak,
antropologi dan tulisan-tulisan antropologi keperawatan.
Pendidikan Keperawatan Tahun 1976 di Amerika 14
sekolah perawat menawarkan pendidikan PhD. Tahun
21 sekolah 1980 Tahun 437 Doktor Perawat 1976
Perawat kini lebih berpendidikan Perawat lebih fokus
pada profesionalitasnya berkeinginan untuk lebih
maju.
Perkembangan Antropologi Dalam
Keperawatan
1. Tahun 1849

Rudolf Virchow ahli patologi Jerman terkemuka, pada tahun 1849 ia


menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat
maupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-
hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal
yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat
melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit,
maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian
tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-
usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut.Munculnya bidang baru
memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
2. Tahun 1953

Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi


Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul
“Applied Anthropology in Medicine”. Tulisan ini merupakan tour
the force yang cemerlang , akan tetapi meskipun telah
menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu
disiplin baru.
3. Tahun 1963

Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi


Kesehatan ” dan Paul membicarakan “ Ahli Antropologi
Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan
kesehatan masyarakat.Setelah itu baru ahli-ahli antropologi
Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-
penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi.
Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan
ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963)
yang berjudul Medical Behaviour Science yang berorientasi
antropologi.
Manfaat Antropologi Dalam Praktik
Keperawatan
Kajian ilmu Antropologi secara praktis dapat digunakan
membangun masyarakat dan kebudayaannya. Pembangunan
tersebut dilakukan tanpa harus membuat masyarakat dan
kebudayaan bersangkutan kehilangan identitas atau tersingkir
dari peradaban. Dari hal ini jelas bahwa penerapan pendekatan
antropologi yang berorientasi pada keanekaragaman budaya
merupakan prospek sosial budaya dalam pelayanan kesehatan,
khususnya keperawatan. Prospek tersebut meliputi hubungan
antarbudaya maupun lintas budaya terhadap asuhan
keperawatan dengan tidak mempermasalahkan perbedaan
budaya.
Keperawatan berarti memberikan bantuan pada individu,
keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kegiatan dasar sehari-
hari, adaptasi terhadap keadaan sehat atau sakit, serta mencapai
derajat kesehatan optimal. Kegiatan keperawatan ditujukan pada
pencapaian kemampuan individu untuk merawat dirinya. Konsep
sehat digunakan sebagai landasan untuk mencapai sasaran
keperawatan. Pendekatan pelayanan kesehatan utama (primary
health care) memungkinkan masyarakat dapat menjangkau
asuhan keperawatan esensial.

Oleh karena itu, perawat diharuskan berpartisipasi aktif dalam


mengembangkan sistem pelayanan kesehatan utama. Sistem
tersebut juga perlu dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat,
dan implementasinya dapat memanfaatkan profesi perawat secara
efektif
Seorang perencana kesehatan biasanya dapat melihat secara jelas
adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan suatu masyarakat melalui
teknik-teknik dan metode dalam ilmu antropologi. Misalnya saja
teknik observasi, wawancara mendalam, informasi tokoh
masyarakat, studi etnografi dan sebagainya. Karena itu, para ahli
perencanaan kesehatan mampu mengembangkan strategi yang
sesuai dengan kondisi masyarakat sasaran. Teknik-teknik yang
digunakan dalam antropologi memiliki peran membantu seorang
perencana kesehatan untuk menjadi lebih sensitif terhadap
budaya orang lain. Upaya promosi atau komunikasi kesehatan
harus dengan cermat melihat perbedaan budaya dari kelompok
sasaran
Manfaat Antropologi Dalam Praktik Keperawatan

Antropologi sangat dibutuhkan dalam merancang sistem pelayanan kesehatan
modern yang bisa diterima masyarakat tradisional

1. Program Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat

2. Penanganan kebiasaan buruk yang menyebabkan sakit

3. Memberikan masukan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menunjang


pembangunan kesehatan, mendukung perumusan kebijakan masalah
kesehatan, dan mengatasi kendala dalam pelaksanaan program kesehatan
melalui pendekatan kebudayaan
4. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara
keseluruhan termasuk individualnya. Dimana cara pandang yang
tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat
dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang
membangun.

5. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna


untuk menguraikan proses social budaya bidang kesehatan.

6. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian.


Baik dalam merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun
membantu analisis dan interprestasi hasil tentang suatu kondisi
yang ada di masyarakat
Para perencana kesehatan (petugas medis) juga
dapat beragam memanfaatkan informasi penting
yang dikumpulkan ahli antiopologi, seperti
1. Struktur ekonomi rumah 6. Model perkembangan
tangga. keluarga.
2. Hubungan pria dan wanita. 7.Interaksi dalam
3. Dominasi dalam proses masyarakat.
pengambilan keputusan. 4. 8.Perkembangan masyarakat.
Kepercayaan mengenai 9. Lembaga dan struktur
kesehatan dan penyakit. sosial masyarakat.
5. Perilaku kesehatan 10.Pembagian tugas
masyarakat masyarakat.
Contoh-Contoh Penerapan
Antropologi Dalam Praktik
Keperawatan
 Cultural care preservation/maintenance

1.     Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat

2.      Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi


dengan klien

3.      Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien


dan perawat
 Cultural careaccomodation/negotiation

1.      Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien

2.      Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan

3.      Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi


dimana kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis,
pandangan klien dan standar etik.
 Cultual care repartening/reconstruction

1.      Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi


yang diberikan dan melaksanakannya

2.      Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari


budaya kelompok

3.     Gunakan pihak ketiga bila perlu

4.      Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa


kesehatan yang dapat dipahami oleh klien dan orang tua

5.      Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan


kesehatan
THANKS FOR
ATTENTTION

Anda mungkin juga menyukai