DISUSUN OLEH :
NURJAYANTI (PO0220220034)
(PO0220220022)
MUHAMMAD AFIF
(PO0220220031)
(PO0220220006)
ZAINUDIN BAHRIN
(PO0220220028)
POLTEKKES KEMENKES
KEPERAWATAN POSO
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
i
Daftar Isi
KATAPENGANTAR.................................................................................................................i
DaftarIsi.....................................................................................................................................ii
BABI..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LatarBelakang.................................................................................................................1
B. RumusanMasalah............................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pengertian antropologi....................................................................................................1
B. Konsep antropologi dalam praktek keperawatan............................................................2
C. Tantangan dalam anamnesispraktek keperawatan..........................................................5
D. Mengeaplikasikan konsep antropologi pada prakek keperawatan..................................6
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusanmasalah
1. Apa yag dimaksud dengan antropologikesehatan?
2. Bagaimana konsep anamnesis dalam praktekkeperawatan?
3. Apa saja tantangan dalam anamnesis praktekkeperawatan?
4. Bagaimana mengaplikasikan konsep antropologi dalam praktek
keperawatan dalam melakukan anamnesa pada klien?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian antropologikesehatan
2. Mengetahui konsep anamnesis dalam praktekkeperawatan
3. Mengetahui tantangan dalam anamnesis praktekkeperawatan
4. Mengetahui cara mengaplikasikan konsep antropologi dalam praktek
keperawatan dalam melakukan anamnesa pada klien
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetian antropologi
1
B. Konsep antropologi anamnesis dalam praktek keperawatan.
Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau
sistematika yang baku sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar
selama melakukan praktik keperawatan seorang perawat tidak kehilangan
arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat. Sistematika
ini juga berguna dalam pembuatan status pasien agar memudahkan siapa
saja yang membacanya. Sistematika tersebut terdiri dari :
1. Data umum pasien
a) Nama pasien.
Sebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau alias.
b) Jeniskelamin.
Sebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya
c) Umur
Terutama penting pada pasien anak-anak karena kadang-
kadang digunakan untuk menentukan dosis obat. Juga dapat
digunakan untuk memperkirakan kemungkinan, penyakit yang
diderita, beberapa penyakit khas untuk umur tertentu.
d) Alamat
Apabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka
tanyakan bukan hanya alamat sekarang saja tetapi juga alamat
pada waktu pasien merasa sakit untuk pertama kalinya. Data ini
kadang diperlukan untuk mengetahui terjadinya wabah,
penyakit endemis atau untuk data epidemiologi penyakit.
e) Pekerjaan
Bila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan
antara penyakit pasien dengan pekerjaannya, maka tanyakan
bukan hanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaan-
pekerjaan sebelumnya.
f) Perkawinan
Kadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi
pasien
g) Agama
Keterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh
dan tidak boleh (pantangan) seorang pasien menurut agamanya.
h) Suku bangsa
Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit
penyakit yang berhubungan dengan ras/suku bangsa tertetu.
2. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan atau
yang paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat atau
mencari pertolongan medis. Tidak jarang pasien datang dengan
2
beberapa keluhan sekaligus, sehingga seorang perawat harus jeli
dan cermat untuk menentukan keluhan mana yang merupakan
keluhan utamanya. Pada tahap ini sebaiknya seorang perawat sudah
mulai memikirkan beberapa kemungkinan diagnosis banding yang
berhubungan dengan keluhan utama tersebut. Pemikiran ini akan
membantu dalam mengarahkan pertanyaan-pertanyaan dalam
anamnesis selanjutnya. Pertanyaan diarahkan untuk makin
menguatkan diagnosis yang dipikirkan atau menyingkirkan
kemungkinan-kemungkinan diagnosis banding.
3. Riwayat penyakit sekarang
Dari seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang paling
penting untuk menegakkan diagnosis. Tahapan ini merupaka inti
dari anamnesis. Terdapat 4 unsur utama dalam anamnesis riwayat
penyakit sekarang, yakni :
a) kronologi atau perjalananpenyakit,
b) gambaran atau deskripsi keluhanutama,
c) keluhan atau gejala penyerta,dan
d) usaha berobat.
Selama melakukan anamnesis dalam praktek keperawatan
keempat unsur ini harus ditanyakan secara detail dan lengkap.
Kronologis atau perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali
pasien merasakan munculnya keluhan atau gejala penyakitnya.
Setelah itu ditanyakan bagaimana perkembangan penyakitnya
apakah cenderung menetap, berfluktuasi atau bertambah lama
bertambah berat sampai akhirnya datang mencari pertologan
medis.
Apakah munculnya keluhan atau gejala tersebut bersifat
akut atau kronik, apakah dalam perjalanan penyakitnya ada
faktor-faktor yang mencetuskan atau memperberat penyakit
atau faktor-faktor yang memperingan. Bila keluhan atau gejala
tersebut bersifat serangan maka tanyakan seberapa sering atau
frekuensi munculnya serangan dan durasi atau lamanya
serangan tersebut. Keluhan atau gejala penyerta adalah semua
keluhan-keluhan atau gejala yang menyertai keluhan atau
gejala utama..
e) Riwayat penyakit dahulu
f) Riwayat penyakit keluarga
g) Riwayat kebiasaan/sosial
h) Anamnesis sistem
4. Riwayat Penyakit dahulu
Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi
tentang riwayat penyakit dahulu secara lengkap, karena seringkali
3
keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini
merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit
sebelumnya.
5. Riwayat penyakit Keluarga
Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang
dokter terkadang tidak cukup hanya menanyakan riwayat penyakit
orang tuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek, paman/bibi,
saudara sepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yanglangka
bahkan dianjurkan untuk membuat susunan pohon keluarga,
sehingga dapat terdeteksi siapa saja yang mempunyai potensi untuk
menderita penyakit yangsama.
6. Riwayat Kebiasaan/Sosial
Beberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan
bahkan dapat menjadi penyebab penyakit yang kini diderita pasien
tersebut. Biasakan untuk selalu menanyakan apakah pasien
mempunyai kesimpulannya, maka cobalah dengan membuat daftar
masalah atau keluhan pasien. Daftar tersebut kemudian dapat
digunakan untuk memandu pemeriksaan fisik atau pemeriksaan
penunjang yang akan dilaksanakan, sehingga pada akhirnya dapat
dibuat suatu diagosis kerja yang lebih terarah kebiasaan merokok
atau minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lama dan berapa
banyak pasien melakukan kebiasaan tersebut. Pada masa kini bila
berhadapan dengan pasien usia remaja atau dewasa muda harus
juga ditanyakan ada atau tidaknya riwayat penggunaan obat-obatan
terlarang seperti narkoba, ekstasi danlai-lain.
7. AnamnesisSistem
Anamnesis sistem adalah semacam review dimana seorang
dokter secara singkat dan sistematis menanyakan keluhan-keluhan
lain yang mungkin ada dan belum disebutkan oleh pasien. Keluhan
ini mungkin saja tidak berhubugan dengan penyakit yang sekarang
diderita tapi mungkin juga merupakan informasi berharga yang
terlewatkan.
4
C. Tantangan dalam Anamnesis praktek keperawatan
1. Pasien yang tertutup
Anamnesis akan sulit dilakukan bila pasien membisu dan
tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan dokternya. Keadaan
ini dapat disebabkan pasien merasa cemas atau tertekan, tidak
leluasa menceritakan keluhannya atau dapat pula perilakunya yang
demikian karena gangguan depresi atau psikiatrik. Tergantung
masalah dan situasinya kadang perlu orang lain (keluarga atau
orang-orang terdekat) untuk mendampingi dan menjawab
pertanyaan dokter (heteroanamnesis), tetapi kadang pula lebih baik
tidak ada seorangpun kecuali pasien dan dokternya. Bila pasien
dirawat di rumah sakit maka anamnesis dapat dilanjutkan pada
hari-hari berikutnya setelah pasien lebih tenang dan lebihterbuka.
2. Pasien yag terlalu banyak keluhan
Sebaliknya tidak jarang seorang pasien datang ke dokter
dengan begitu banyak keluhan dari ujung kepala sampai ujung
kaki. Tugas seorang dokter untuk memilah-milah keluhan mana
yang merupakan keluhan utamanya dan mana yang hanya keluh
kesah. Diperlukan kepekaan dan latihan untuk membedakan mana
yang merupakan keluhan yang sesungguhnya dan mana yang
merupakan keluhan mengada-ada. Apabila benar-benar pasien
mempuyai banyak keluhan harus dipertimbangkan apakah semua
keluhan itu merujuk pada satu penyakit atau kebetulan pada saat
tersebut ada beberapa penyakit yang sekaligus di deritanya.
3. Hambatan bahasa dan atauintelektual
Seorang perawat harus segera belajar bahasa daerah
tersebut agar dapat memperlancar anamnesis, dan bila perlu dapat
meminta bantuan perawat lain atau petugas kesehatan lainnya
untuk mendampingi dan membantu menerjemahkan selama
anamnesis. Kesulitan yang sama dapat terjadi ketika menghadapi
pasien yang karena intelektualnya yang rendah tidak dapat
memahami pertanyaan atau penjelasan dari tenagakesehatan.
4. Pasien dengan gangguan atau penyakitjiwa
Diperlukan satu tehnik anamnesis khusus bila seorang
dokter berhadapan dengan penderita gangguan atau penyakit jiwa.
Mungkin saja anamnesis akan sangat kacau, setiap pertanyaan
tidak dijawab sebagaimana seharusnya. Justru di dalam jawaban-
jawaban yang kacau tersebut terdapat petunjuk-petunjuk untuk
menegakkan diagnosis. Seorang dokter tidak boleh bingung dan
kehilangan kendali dalam melakukan anamnesis pada kasus-kasus
ini.
5
5. Pasien yang cenderung marah danmenyalahkan
Tidak jarang dijumpai pasien-pasien yang datang ke dokter
sudah dalam keadaan marah dan cenderung menyalahkan. Selama
anamnesis mereka menyalahkan semua dokter yang pernah
memeriksanya, menyalahkan keluarga atau orang lain atas masalah
atau keluhan yang dideritanya. Umumnya ini terjadi pada pasien-
pasien yang tidak mau menerima kenyataan diagnosis atau
penyakit yang dideritanya. Sebagai seorang dokter kita tidak boleh
ikut terpancing dengan menyalahkan sejawat dokter lain karena hal
tersebut sangat tidak etis. Seorang dokter juga tidak boleh
terpancing dengan gaya dan pembawaan pasiennya sehingga
terintimidasi dan menjadi takut untuk melakukan anamnesis dan
membuat diagnosis yangbenar.
6
Pada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan
dorongan agar pasien dapat dengan leluasa menceritakan apa
saja keluhannya. Biarkan pasien bercerita dengan bahasanya
sendiri. Ikuti cerita pasien, jangan terus menerus memotong,
tetapi arahkan bila melantur. Pada saat pasien bercerita, apabila
diperlukan ajukan pertanyaan-pertanyaan singkat untuk minta
klarifikasi atau informasi lebih detail dari keluhannya. Jaga
agar jangan sampai terbawa cerita pasien sehingga melantur
kemanamana.
5. Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengerti
Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau
istilah umum yang dapat dimengerti pasien. Apabila ada istilah
yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia atau sulit
dimengerti, berika penjelasan atau deskripsi dari istilah
tersebut.
6. Buat catatan
Kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil
saat seorang dokter melakukan anamnesis, terutama bila pasien
yang mempunyai riwayat penyakit yang panjang.
7. Perhatikan pasiennya
Selama anamnesis berlangsung perhatikan posisi, sikap,
cara bicara dan gerak gerik pasien. Apakah pasien dalam
keadaaan sadar sepenuhnya atau apatis, apakah dalam posisi
bebas atau posisi letak paksa, apakah tampak santai atau
menahan sakit, apakah tampak sesak, apakah dapat bercerita
dengan kalimat-kalimat panjang atau terputus-putus, apakah
tampak segar atau lesu, pucat danlain-lain.
8. Gunakan metode yangsistematis
Anamnesis yag baik haruslah dilakukan dengan sistematis
menurut kerangka anamnesis yang baku. Dengan cara demikian
maka diharapkan tidak ada informasi yang terlewat.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Diharapkan perawat dan tenaga kesehatan tetap memberikan
pelayanan terbaik kepada pasien dan tetap berkomitmen untuk selalu
berpegang teguh untuk memberikan pelayanan yang prima.
8
DAFTAR PUSTAKA
(Rao and Research 2021)Rao, and Ministry of Education and Research. 2021.