Anda di halaman 1dari 10

ASKEP

AIDS
KELOMPOK 5 :
DEBORA VIOLIN RATO
RENALDY LUMENTERI
NURFAIZAH MAPU
Pengertian
AIDS adalah sindroma yang menunjukkan
defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa
adanya penyebab yang diketahui untuk dapat
menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut
seperti keganasan, obat-obat supresi imun,
penyakit infeksi yang sudah dikenal dan
sebagainya.
Etiologi
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Nullam
condimentum leo mi, eget auctor nisl tempus ac. Curabitur a ipsum
urna. Fusce ullamcorper vestibulum arcu sed ullamcorper.
Suspendisse interdum dui lacus, et dapibus augue commodo eu.
Nulla hendrerit euismod ligula, non suscipit enim. Nulla
ullamcorper iaculis rutrum. Morbi ut nulla maximus sapien dapibus
elementum laoreet eu enim. Proin vehicula diam sit amet sapien
luctus, ut posuere neque tincidunt.
Tanda dan gejala
Gejala-gejala yang mungkin akan timbul adalah :

 Batuk kronis selama lebih atau satu bulan


 Bercak-bercak gatal dibeberapa bagian tubuh
 Munculnya herpes zoster berulang infeksi pada mulut dan
tenggorokan yang disebabkan oleh jamur candida albicans
 Herpes simpleks kronis, berkembang dan bertambah banyak
Pembekakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh
(persistent generalized
 Penurunan berat badan lebih dari10% dalam 3 bulan
 Demam berkepanjang lebih dari satu bulan
 Diare kronis lebih dari satu bulan baik berulang atau terus
menerus
Patofisiologi
Sel T dan makrofag serta sel dendritik/langerhans (sel imun) adalah sel-sel yang
terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan terkonsentrasi dikelenjar limfe,
limpa dan sumsum tulang. HIV menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein
perifer CD 4. Dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grub 120. Pada saat
sel T4 dan ikut dalam respon imun, maka HIV menginfeksi sel lain dengan
meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi
respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang
terinfeksi Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan melakukan
pemograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-
stranded DNA. DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah
provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim inilah yang membuat sel
T4 helper tidak dapat mengenali virus HIV sebagai antigen. Sehingga keberadaan virus
HIV didalam tubuh tidak dihancurkan oleh sel T4 helper. Kebalikannya virus HIV yang
menghancurkan sel T4 helper. Fungsi dari sel T4 helper adalah mengenali antigen
yang asing, mengaktifkan limfosit B yang memproduksi antibodi, menstimulasi
limfosit T sitotoksit, memproduksi limfokin, dan mempertahankan tubuh terhadap
infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4 helper terganggu, mikroorganisme yang biasanya
tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untuk menginvasi dan
menyebabkan penyakit yang serius.
Pathway

Phase
01
Komplikasi
KELOMPOK 5 :
 Oral lesi
 Neurologik
 Gastrointestinal
 Respirasi
 Dermatologi
 sensorik
N RATO
Pengkajian
1. Riwayat : tes HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan obat-obat.
2. Penampilan umum : pucat, kelaparan.
3. Gejala subyektif : demam kronik, dengan atau tanpa menggigil, keringat malam hari berulang kali, lemah, lelah,
anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit tidur.
4. Psikososial : kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan pola hidup, ungkapkan perasaan takut, cemas,
meringis.
5. Status mental : marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl, hilang interest pada lingkungan sekitar,
gangguan prooses piker, hilang memori, gangguan atensi dan konsentrasi, halusinasi dan delusi.
6. HEENT : nyeri periorbital, fotophobia, sakit kepala, edem muka, tinitus, ulser pada bibir atau mulut, mulut kering,
suara berubah, disfagia, epsitaksis.
7. Neurologis :gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan , kaku kuduk, kejang, paraplegia.
8. Muskuloskletal : focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL.
9. Kardiovaskuler ; takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness.
10. Pernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot Bantu pernapasan, batuk produktif atau non
produktif.
11. GI : intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare, inkontinensia, perut kram,
hepatosplenomegali, kuning.
12. Gu : lesi atau eksudat pada genital,
13. Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif.
Diagnosa
 Defisit perawatan diri b.d lesi mulut
 Defisit nutrisi b.d lesi mulut
 Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan
neuromoskular
 Bersihan jalan napas b.d proses infeksi
 Pola napas tidak efektif b.d gangguan
neuromoskular
 Gangguan integritas kulit b.d gatal, sepsis, dan
nyeri
Thank You
For Listening!

Anda mungkin juga menyukai