Y DI RUANG INFEKSI
NAMA : R I S N A
NIM : PO7120318052
A. Definisi HIV/AIDS
B. Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus
(HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada
tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap
sebagai virus kurang pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan keduanya
disebut HIV.
C. Patofisiologi
Tubuh mempunyai suatu mekanisme untuk membasmi suatu infeksi dari benda asing,
misalnya : virus, bakteri, bahan kimia, dan jaringan asing dari binatang maupun manusia lain.
Mekanisme ini disebut sebagai tanggap kebal (immune response) yang terdiri dari 2 proses yang
kompleks yaitu :
Kekebalan humoral dan kekebalan cell-mediated. Virus AIDS (HIV) mempunyai cara
tersendiri sehingga dapat menghindari mekanisme pertahanan tubuh. “ber-aksi” bahkan
kemudian dilumpuhkan.
Virus AIDS (HIV) masuk ke dalam tubuh seseorang dalam keadaan bebas atau berada di
dalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai
molekul CD4. Sel-sel CD4-positif (CD4+) mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper.
Saat virus memasuki tubuh, benda asing ini segera dikenal oleh sel T helper (T4), tetapi begitu
sel T helper menempel pada benda asing tersebut, reseptor sel T helper .tidak berdaya; bahkan
HIV bisa pindah dari sel induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi, sebelum sel T helper dapat
mengenal benda asing HIV, ia lebih dahulu sudah dilumpuhkan. HIV kemudian mengubah
fungsi reseptor di permukaan sel T helper sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke
sembarang sel lainnya sekaligus memindahkan HIV. Sesudah terikat dengan membran sel T4
helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik ke dalam sel T4 helper.
Dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptase, HIV akan
melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat
double-stranded DNA (DNA utas-ganda). DNA ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4
sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen.
Fungsi T helper dalam mekanisme pertahanan tubuh sudah dilumpuhkan, genom dari
HIV ¬ proviral DNA ¬ dibentuk dan diintegrasikan pada DNA sel T helper sehingga
menumpang ikut berkembang biak sesuai dengan perkembangan biakan sel T helper. Sampai
suatu saat ada mekanisme pencetus (mungkin karena infeksi virus lain) maka HIV akan aktif
membentuk RNA, ke luar dari T helper dan menyerang sel lainnya untuk menimbulkan penyakit
AIDS. Karena sel T helper sudah lumpuh maka tidak ada mekanisme pembentukan sel T killer,
sel B dan sel fagosit lainnya. Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan Kekebalan.
D. Manifestasi Klinis
Menurut WHO:
1. Gejala mayor
Penurunan BB ≥ 10%
Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
Diare kronis
Tuberkulosis
2. Gejala minor
Koordinasi orofaringeal
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Kelemahan tubuh
Berkeringat malam
Hilang nafsu makan
Infeksi kulit generalisata
Limfodenopati
Herpes zoster
Infeksi herpes simplek kronis
Pneumonia
Sarkoma kaposi
E.Komplikas
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human
Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan,
keletihan dan cacat.
2. Neurologik
kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus
(HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik,
kelemahan, disfasia, dan isolasi social.
Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan
elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total /
parsial.
Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik
endokarditis.
Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus
(HIV)
3. Gastrointestinal
Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma
Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi
Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik.
Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai
akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan
strongyloides dengan efek nafas pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi
otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder
dan sepsis.
6. Sensorik
Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
Pendengaran : otitis eksternal akut
E. Pemeriksaan Diagnostik
G. Penatalaksanaan
c. Pemberian nutrisi
Pasien dengan HIV – AIDS harus mengkonsumsi suplemen atau nutrisi tambahan
bertujuan untuk beban HIV – AIDS tidak bertambah akibat defisiensi vitamin dan mineral
1. Aktivitas / istirahat
* Gejala: Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi kelelahan /
malaise, Perubahan pola tidur
* Tanda: Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung, pernapasan
2. Sirkulasi
* Gejala: Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama pada cedera
(jarang terjadi)
* Tanda: Takikardia, perubahan TD postural, Menurunnya volume nadi perifer, Pucat atau
sianosis: perpanjangan kapiler
3. Integritas ego
* Gejala: Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, mis: dukungan keluarga, hubungan
dengan orang lain
Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat dan menurunnya BB
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah
Kehilangan kontrol diri dan depresi
*Tanda: Mengingkari, cemas, defresi, takut, menarik diri
Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata kurang
Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang sama
4. Eliminasi
* Gejala: Diare yang intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa disertai kram
abdominal, Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
* Tanda: Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan marah, Diare pekat yang sering
Nyeri tekan abdominal, Lesi atau abses rectal, personal, Perubahan dalam jumlah, warna dan
karakteristik urin
5. Makanan / cairan
* Gejala: Anoreksia, perubahan dalam kemampuan mengenali makanan / mual / muntah
Disfagia, nyeri retrostenal saat menelan
*Tanda: Penurunan berat bada: perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan / massa otot,
turgor kulit buruk, Lesi pada rongga mulut, adanya selaputnya putih dan perubahan warna
Kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
Edema (umum, dependen)
6. Higiene
* Gejala: Tidak dapat menyelesaikan aktivitas
* Tanda: Memperlihatkan penampila yang kurang rapi, Kekurangan dalam banyak atau
perawatan diri, aktivitas perawatan diri
7. Neurosensori
* Gejala: Pusing, pening / sakit kepala, perubahan status mental. Kehilangan ketajaman atau
kemampuan diri untuk mengatasi masalah, tidak mampu mengingat dan konsentrasi menurun,
Kerusakan sensasi atau indera posisi dan getaran
Klemahan otot, tremor dan perubahan ketajaman penglihatan
Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan perubahan paling awal)
*Tanda:Perubahan status mental dan rentang antara kacau mental sampai dimensia, lupa,
konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis, retardasi psikomotor / respon melambat
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis
Timbul refleksi tidak normal, menurunnya kekuatan otot dan gaya berjalan ataksia
Tremor pada motorik kasar / halus, menurunnya motorik
Vocalis: hemi paresis; kejang
Hemoragi retina dan eksudat
8. Nyeri / kenyamanan
* Gejala:Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki
Sakit kepala (keterlibatan ssp)
Nyeri dada pleuritis
*Tanda:Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan / pincang
Gerak otot melindungi bagian yang sakit
9. Pernapasan
* Gejala:Isksering, menetap
Napas pendek yang progresif
Batuk (sedang sampai parah), produktif / non produktif sputum (tanda awal dari adanya PCP
mungkin batuk spasmodic saat napas dalam)
Bendungan atau sesak dada
*Tanda:Takipnea, distres pernapasan
Perubahan pada bunyi napas / bunyi napas adventisius
Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)
10. Keamanan
*Gejala:Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses penyembuhannya
Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis: hemofilia, operasi vaskuler
mayor, insiden traumatis)
Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut
Riwayat / berulangnya infeksi dengan PHS
Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermitten / memuncak; berkeringat malam
*Tanda:Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam mis: ekzema, eksantem, psoriasis, perubahan
warna / ukuran mola; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Rektum, luka-luka perianal atau abses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh atau lebih (mis: leher, ketiak,
paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan
11. Seksualitas
*Gejala:Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan pasangan
yang positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak terlindung dan seks anal
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks
Penggunaan kondom yang tidak konsisten
Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus pada wanita
yang diperkirakan dapat karena peningkatan kekurangan (pribilitas vagina)
*Tanda:Kehamilan atau resiko terhadap hamil
12. Genetalia:
Manifestasi kulit (mis: herpes, kulit); rabas
13. Interaksi sosial
*Gejala:
Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis: kehilangan kerabat / orang terdekat, teman,
pendukung, rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan /
kehilangan pendapatan
Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang meninggal akibat AIDS
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana
*Tanda:
Perubahan pada interaksi keluarga / orang terdekat
Aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan
14. Penyuluhan / pembelajaran
*Gejala:
Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku beresiko tinggi (mis: seksual
ataupun penggunaan obat-obatan IV)
Penggunaan / penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok, penyalahgunaan alkohol
15. Pertimbangan rencana pemulangan:
Memerlukan bantuan keuangan, obat-obatan / tindakan, perawatan kulit / luka, peralatan / bahan;
trasportasi, belanja makanan dan persiapan perawatan diri, prosedur keperawatan teknis, tugas
perawatan / pemeliharaan rumah, perawatan anak, perubahan fasilitas hidup.
Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem imunologis HIV / AIDS
adalah:
1. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak efektif
2. Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b/d perubahan pada kemampuan untuk mencerna d/d
penurunan berat badan
1. Pengkajian
A. Identitas pasien.
1. Nama : Tn.Y
2. Umur : 37 Th
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Suku/bangsa : Muyu/Indonesia.
5. Agama : Katholik
6. Status perkawinan : Belum kawin
7. Pendidikan/pekerjaan : SMA
8. Bahasa yang digunakan : Indonesia
9. Alamat : Jl. Garuda
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Pasien tampak lemah, kurus, dan pucat
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHg
N : 120 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 37,8oC
BB : 40 kg
Head to toe :
Kepala.
Bentuk bulat, dan ukuran normal, kulit kepala nampak kotor dan berbau, Rambut ikal,
nampak kurang bersih.
Mata (penglihatan).
Ketajaman penglihatan dapat melihat, konjungtiva anemis, refleks cahaya mata baik, tidak
menggunakan alat bantu kacamata.
Hidung (penciuman).
Bentuk dan posisi normal, tidak ada deviasi septum, epistaksis, rhinoroe, peradangan mukosa
dan polip. Fungsi penciuman normal.
Telinga (pendengaran).
Serumen dan cairan, perdarahan dan otorhoe, peradangan, pemakaian alat bantu, semuanya
tidak ditemukan pada pasien. Ketajaman pendengaran dan fungsi pendengaran normal.
Mulut dan gigi.
Ada bau mulut, perdarahan dan peradangan tidak ada, ada karang gigi/karies. Lidah bercak-
bercak putih.
Kelenjar getah bening tidak membesar, dapat diraba, tekanan vena jugularis tidak meningkat,
dan tidak ada kaku kuduk/tengkuk.
Thoraks.
Pada inspeksi dada simetris, bentuk dada normal. Auskultasi bunyi paru normal. Bunyi
jantung S1 dan S2 tunggal. Tidak ada murmur.
Abdomen.
Inspeksi tidak ada asites, palpasi hati dan limpa tidak membesar, ada nyeri tekan, perkusi
bunyi redup, bising usus 14 X/menit.
Repoduksi
Penis normal, lesi tidak ada.
Ekstremitas
Klien masih mampu duduk berdiri dan berjalan sedikit, tetapi cepat lelah. Ektremitas atas
kanan terdapat tatoo dan pada tangan kiri tampak tanda bekas suntikan.
Integumen.
Kulit keriput, pucat, akral hangat.
3. Pemeriksaan Penunjang
A. Laboratorium :
Tanggal : 14-5-2020
Hb : 8,7
Leukosit : 8,8
Trombosit : 208
PCV : 0,25
Terapi : tanggal 15-5-2020
- Diet TKTP
- RL 14 X/mnt
- Cotimoxazol : 2 X II tab
- Corosorb : 3 X 1 tab
- Valium : 3 X 1 tab
4.Klasifikasi Data
Ds :
Pasien mengatakan
tidak ada nafsu makan,
saat menelan sakit,
mengatakan tidak bisa
menghabiskan porsi
yang disiapkan. Intake yang tidak Perubahan nutrisi
Do : adekuat kurang dari kebutuhan
Lemah, 4 hari tidak tubuh
makan, mulut kotor,
lemah, holitosis, lidah
ada bercak-bercak
keputihan, Hb 8,7g/dl,
pucat, konjungtiva
anemis
I. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
II. Resiko infeksi b/d immunocompromised.
No Diagnosa Rencana
Keperawatan
Keperawatan Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1 Perubahan nutrisi kurang dari Setelah di Monitor Mengetahui jenis
kebutuhan tubuh b/d intake lakukan asuhan kemampuan makanan yang
yang tidak adekuat ditandai keperawatan mengunyah lebih cocok
dengan : selama 3x24jam dan menelan.
Ds : pasien
Pasien mengatakan tidak ada mempunyai Untuk
nafsu makan, saat menelan intake kalori dan Monitor membandingkan
sakit, mengatakan tidak bisa protein yang intake dan kebutuhan
adekuat untuk ouput. dengan suplai
menghabiskan porsi yang memenuhi sehingga
disiapkan. kebutuhan diharapkan tidak
Do : metaboliknya terjadi kurang
Lemah, 4 hari tidak makan, dengan nutrisi
mulut kotor, lemah, holitosis, Kriteriahasil Rencanakan
lidah ada bercak-bercak pasien
keputihan, Hb 8,7g/dl, pucat, menghabiskan
diet dengan Untuk
pasien dan mengurangi
konjungtiva anemis porsi yang orang penting kotoran dalam
disiapkan, tidak lainnya.Anjur mulut yang dapat
nyeri saat kan oral menurunkan
menelan, mulut hygiene nafsu makan.
bersih. sebelum
makan.
Untuk mengatasi
Anjurkan penurunan
untuk beri keluhan makan
makanan
ringan sedikit
tapi
sering.Timba
ng TB/BB
Atur
pemberian
antiinfeksi
sesuai order
Tgl/Hari/Jam Implementasi Evaluasi
2-6-2020/ Dx:1
Selasa / 08.00 *Menjaga kebersihan mulut dan S. Klien mengatakan nafsu makan
menganjurkan klien sikat gigi. menurun
*Menganjurkan klien makan sedikit O. Klien tampak lemas
tapi A. Masalah belum teratasi
sering P. Lanjutkan intervensi
*Menganjurkan klien makan sedikit
tapi
sering
3/6/2020/ Rabu *Menjelaskan terjadinya tanda S.Klien mengatakan sudah bisa makan
/08.00 tanda infeksi dengan porsi 6
*Menganjurkan cara menggunakan sendok makan
teknik O. TTV
aseptik . TD 100/70mmhg
S 37,8 0C
RR 20x/mnt
N 74x/mnt
A Masalah sebagian teratasi
P Tingkatkan pola makan pasien.
*Memberikan kepada pasien anti
infeksi
sesuai anjuran dokter,untuk
mempercepat penyembuhan
terjadinya infeksi..