Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

Y DI RUANG INFEKSI

NAMA : R I S N A
NIM : PO7120318052

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN JAYAPURA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN MERAUKE
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
HIV/AIDS

A. Definisi HIV/AIDS

Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit


yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency Virus (HIV). Virus dapat ditemukan
dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan vagina, cairan sperma, cairan Air Susu Ibu.
Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia dengan mengakibatkan turunnya atau
hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.
Human Immuno Deficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel
darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang
disebut T. Limfosit atau “sel T-4” atau disebut juga “sel CD – 4”

B. Etiologi

Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus
(HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada
tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap
sebagai virus kurang pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan keduanya
disebut HIV.

C. Patofisiologi

Tubuh mempunyai suatu mekanisme untuk membasmi suatu infeksi dari benda asing,
misalnya : virus, bakteri, bahan kimia, dan jaringan asing dari binatang maupun manusia lain.
Mekanisme ini disebut sebagai tanggap kebal (immune response) yang terdiri dari 2 proses yang
kompleks yaitu :
Kekebalan humoral dan kekebalan cell-mediated. Virus AIDS (HIV) mempunyai cara
tersendiri sehingga dapat menghindari mekanisme pertahanan tubuh. “ber-aksi” bahkan
kemudian dilumpuhkan.
Virus AIDS (HIV) masuk ke dalam tubuh seseorang dalam keadaan bebas atau berada di
dalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai
molekul CD4. Sel-sel CD4-positif (CD4+) mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper.
Saat virus memasuki tubuh, benda asing ini segera dikenal oleh sel T helper (T4), tetapi begitu
sel T helper menempel pada benda asing tersebut, reseptor sel T helper .tidak berdaya; bahkan
HIV bisa pindah dari sel induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi, sebelum sel T helper dapat
mengenal benda asing HIV, ia lebih dahulu sudah dilumpuhkan. HIV kemudian mengubah
fungsi reseptor di permukaan sel T helper sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke
sembarang sel lainnya sekaligus memindahkan HIV. Sesudah terikat dengan membran sel T4
helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik ke dalam sel T4 helper.
Dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptase, HIV akan
melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat
double-stranded DNA (DNA utas-ganda). DNA ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4
sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen.
Fungsi T helper dalam mekanisme pertahanan tubuh sudah dilumpuhkan, genom dari
HIV ¬ proviral DNA ¬ dibentuk dan diintegrasikan pada DNA sel T helper sehingga
menumpang ikut berkembang biak sesuai dengan perkembangan biakan sel T helper. Sampai
suatu saat ada mekanisme pencetus (mungkin karena infeksi virus lain) maka HIV akan aktif
membentuk RNA, ke luar dari T helper dan menyerang sel lainnya untuk menimbulkan penyakit
AIDS. Karena sel T helper sudah lumpuh maka tidak ada mekanisme pembentukan sel T killer,
sel B dan sel fagosit lainnya. Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan Kekebalan.

D. Manifestasi Klinis

Menurut WHO:
1. Gejala mayor
 Penurunan BB ≥ 10%
 Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
 Diare kronis
 Tuberkulosis

2. Gejala minor
 Koordinasi orofaringeal
 Batuk menetap lebih dari 1 bulan
 Kelemahan tubuh
 Berkeringat malam
 Hilang nafsu makan
 Infeksi kulit generalisata
 Limfodenopati
 Herpes zoster
 Infeksi herpes simplek kronis
 Pneumonia
 Sarkoma kaposi

E.Komplikas

1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human
Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan,
keletihan dan cacat.
2. Neurologik
 kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus
(HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik,
kelemahan, disfasia, dan isolasi social.
 Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan
elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total /
parsial.
 Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik
endokarditis.
 Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus
(HIV)
3. Gastrointestinal
 Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma
Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi
 Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik.
Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
 Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai
akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan
strongyloides dengan efek nafas pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi
otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder
dan sepsis.

6. Sensorik
 Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
 Pendengaran : otitis eksternal akut

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :


- ELISA
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4/CD limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobul

G. Penatalaksanaan

1. Respon biologis / aspek fisik


a. Universal precaution
1) Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3) Dekontaminasi cairan tubuh pasien
4) Memakai alat kedokteran sekali pakai atau mensterilisasi semua alat kedokteran
yang dipakai
5) Memelihara kebersihan tempat pelayanan kesehatan
6) Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara benar dan aman

b. Peran perawat dalam pemberian ARV


Tujuan terapi ARV:
1) Menghentikan replikasi HIV
2) Memulihkan system imun dan mengurangi terjadinya infeksi opurtunistik
3) Memperbaiki kualitas hidup
4) Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV

c. Pemberian nutrisi
Pasien dengan HIV – AIDS harus mengkonsumsi suplemen atau nutrisi tambahan
bertujuan untuk beban HIV – AIDS tidak bertambah akibat defisiensi vitamin dan mineral

d. Aktivitas dan istirahat


Respon adaptif psikologis
1) Pikiran positif tentang dirinya
2) Mengontrol diri sendiri
3) Rasionalisasi
4) Teknik perilaku
Respon sosial
1) Dukungan emosional
2) Dukungan penghargaan
3) Dukungan instrumental
4) Dukungan informative
Respon spiritual
1) Menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap kesembuhan
2) Padai mengambil hikmah
3) Kestabilan hati
Resiko epidemiologis infeksi HIV sistomatik
1) Perilaku beresiko epidemiologis
2) Hubungan seksual dengan mitra seksual resiko tinggi tanpa menggunakan kondom
3) Pecandu narkotik suntikan
4) Hubungan seksual yang tidak aman
i. Memiliki banyak mitra seksual
ii. Mitra seksual yang diketahui pasien HIV / AIDS
iii. Mitra seksual di daerah dengan prevalensi HIV / AIDS yang tinggi
iv. Homoseksual
5) Pekerjaan dan pelanggan tempat hiburan seperti: panti pijat, diskotik, karaoke atau
tempat prostitusi terselubung
6) Mempunyai riwayat infeksi menular seksual (IMS)
7) Riwayat menerima transfusi darah berulang
8) Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik atau sirkumsisi dengan alat yang tidak steril.
DATA FOKUS PENGKAJIAN

1. Aktivitas / istirahat
* Gejala: Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi kelelahan /
malaise, Perubahan pola tidur
* Tanda: Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung, pernapasan
2. Sirkulasi
* Gejala: Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama pada cedera
(jarang terjadi)
* Tanda: Takikardia, perubahan TD postural, Menurunnya volume nadi perifer, Pucat atau
sianosis: perpanjangan kapiler
3. Integritas ego
* Gejala: Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, mis: dukungan keluarga, hubungan
dengan orang lain
Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat dan menurunnya BB
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah
Kehilangan kontrol diri dan depresi
*Tanda: Mengingkari, cemas, defresi, takut, menarik diri
Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata kurang
Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang sama
4. Eliminasi
* Gejala: Diare yang intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa disertai kram
abdominal, Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
* Tanda: Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan marah, Diare pekat yang sering
Nyeri tekan abdominal, Lesi atau abses rectal, personal, Perubahan dalam jumlah, warna dan
karakteristik urin
5. Makanan / cairan
* Gejala: Anoreksia, perubahan dalam kemampuan mengenali makanan / mual / muntah
Disfagia, nyeri retrostenal saat menelan
*Tanda: Penurunan berat bada: perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan / massa otot,
turgor kulit buruk, Lesi pada rongga mulut, adanya selaputnya putih dan perubahan warna
Kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
Edema (umum, dependen)
6. Higiene
* Gejala: Tidak dapat menyelesaikan aktivitas
* Tanda: Memperlihatkan penampila yang kurang rapi, Kekurangan dalam banyak atau
perawatan diri, aktivitas perawatan diri
7. Neurosensori
* Gejala: Pusing, pening / sakit kepala, perubahan status mental. Kehilangan ketajaman atau
kemampuan diri untuk mengatasi masalah, tidak mampu mengingat dan konsentrasi menurun,
Kerusakan sensasi atau indera posisi dan getaran
Klemahan otot, tremor dan perubahan ketajaman penglihatan
Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan perubahan paling awal)
*Tanda:Perubahan status mental dan rentang antara kacau mental sampai dimensia, lupa,
konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis, retardasi psikomotor / respon melambat
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis
Timbul refleksi tidak normal, menurunnya kekuatan otot dan gaya berjalan ataksia
Tremor pada motorik kasar / halus, menurunnya motorik
Vocalis: hemi paresis; kejang
Hemoragi retina dan eksudat
8. Nyeri / kenyamanan
* Gejala:Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki
Sakit kepala (keterlibatan ssp)
Nyeri dada pleuritis
*Tanda:Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan / pincang
Gerak otot melindungi bagian yang sakit
9. Pernapasan
* Gejala:Isksering, menetap
Napas pendek yang progresif
Batuk (sedang sampai parah), produktif / non produktif sputum (tanda awal dari adanya PCP
mungkin batuk spasmodic saat napas dalam)
Bendungan atau sesak dada
*Tanda:Takipnea, distres pernapasan
Perubahan pada bunyi napas / bunyi napas adventisius
Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)
10. Keamanan
*Gejala:Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses penyembuhannya
Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis: hemofilia, operasi vaskuler
mayor, insiden traumatis)
Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut
Riwayat / berulangnya infeksi dengan PHS
Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermitten / memuncak; berkeringat malam
*Tanda:Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam mis: ekzema, eksantem, psoriasis, perubahan
warna / ukuran mola; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Rektum, luka-luka perianal atau abses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh atau lebih (mis: leher, ketiak,
paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan
11. Seksualitas
*Gejala:Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan pasangan
yang positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak terlindung dan seks anal
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks
Penggunaan kondom yang tidak konsisten
Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus pada wanita
yang diperkirakan dapat karena peningkatan kekurangan (pribilitas vagina)
*Tanda:Kehamilan atau resiko terhadap hamil
12. Genetalia:
Manifestasi kulit (mis: herpes, kulit); rabas
13. Interaksi sosial
*Gejala:
Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis: kehilangan kerabat / orang terdekat, teman,
pendukung, rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan /
kehilangan pendapatan
Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang meninggal akibat AIDS
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana
*Tanda:
Perubahan pada interaksi keluarga / orang terdekat
Aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan
14. Penyuluhan / pembelajaran
*Gejala:
Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku beresiko tinggi (mis: seksual
ataupun penggunaan obat-obatan IV)
Penggunaan / penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok, penyalahgunaan alkohol
15. Pertimbangan rencana pemulangan:
Memerlukan bantuan keuangan, obat-obatan / tindakan, perawatan kulit / luka, peralatan / bahan;
trasportasi, belanja makanan dan persiapan perawatan diri, prosedur keperawatan teknis, tugas
perawatan / pemeliharaan rumah, perawatan anak, perubahan fasilitas hidup.

Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem imunologis HIV / AIDS
adalah:
1. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak efektif
2. Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b/d perubahan pada kemampuan untuk mencerna d/d
penurunan berat badan

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN HIV/AIDS

1. Pengkajian
A. Identitas pasien.
1. Nama : Tn.Y
2. Umur : 37 Th
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Suku/bangsa : Muyu/Indonesia.
5. Agama : Katholik
6. Status perkawinan : Belum kawin
7. Pendidikan/pekerjaan : SMA
8. Bahasa yang digunakan : Indonesia
9. Alamat : Jl. Garuda

B. Alasan masuk rumah sakit


1. Alasan dirawat : mencret sejak 1 bulan yang lalu, malam keringat dingin dan kadang
demam serta tubuh terasa lemah.
2. Keluhan utama : Diare tak terkontrol tanpa merasakan sakit perut penyebab tidak
diketahui, dengan faktor yang memperberat adalah bila bergerak dan usaha yang
dilakukan adalah diam.
C. Riwayat kesehatan
1.Riwayat kesehatan sebelum sakit ini :
pasien sebelumnya tidak pernah sakit serius kecuali batuk dan
pilek.
2.Riwayat kesehatan sekarang :
sejak 12 tahun, yang lalu pasien mengkonsumsi obat putaw
dengan cara suntik..
3.Riwayat kesehatan keluarga :
Kedua orang tua sudah meninggal, tidak ada anggota keluarga
yang menderita penyakit yang sama ,Tidak ada penyakit bawaan
dalam keluarga klien.

2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Pasien tampak lemah, kurus, dan pucat
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHg
N : 120 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 37,8oC
BB : 40 kg
Head to toe :
 Kepala.
Bentuk bulat, dan ukuran normal, kulit kepala nampak kotor dan berbau, Rambut ikal,
nampak kurang bersih.
 Mata (penglihatan).
Ketajaman penglihatan dapat melihat, konjungtiva anemis, refleks cahaya mata baik, tidak
menggunakan alat bantu kacamata.
 Hidung (penciuman).
Bentuk dan posisi normal, tidak ada deviasi septum, epistaksis, rhinoroe, peradangan mukosa
dan polip. Fungsi penciuman normal.
 Telinga (pendengaran).
Serumen dan cairan, perdarahan dan otorhoe, peradangan, pemakaian alat bantu, semuanya
tidak ditemukan pada pasien. Ketajaman pendengaran dan fungsi pendengaran normal.
 Mulut dan gigi.
Ada bau mulut, perdarahan dan peradangan tidak ada, ada karang gigi/karies. Lidah bercak-
bercak putih.
Kelenjar getah bening tidak membesar, dapat diraba, tekanan vena jugularis tidak meningkat,
dan tidak ada kaku kuduk/tengkuk.
 Thoraks.
Pada inspeksi dada simetris, bentuk dada normal. Auskultasi bunyi paru normal. Bunyi
jantung S1 dan S2 tunggal. Tidak ada murmur.
 Abdomen.
Inspeksi tidak ada asites, palpasi hati dan limpa tidak membesar, ada nyeri tekan, perkusi
bunyi redup, bising usus 14 X/menit.
 Repoduksi
Penis normal, lesi tidak ada.
 Ekstremitas
Klien masih mampu duduk berdiri dan berjalan sedikit, tetapi cepat lelah. Ektremitas atas
kanan terdapat tatoo dan pada tangan kiri tampak tanda bekas suntikan.
 Integumen.
Kulit keriput, pucat, akral hangat.
3. Pemeriksaan Penunjang
A. Laboratorium :
Tanggal : 14-5-2020
Hb : 8,7
Leukosit : 8,8
Trombosit : 208
PCV : 0,25
Terapi : tanggal 15-5-2020
- Diet TKTP
- RL 14 X/mnt
- Cotimoxazol : 2 X II tab
- Corosorb : 3 X 1 tab
- Valium : 3 X 1 tab

4.Klasifikasi Data

Data Subyektif Data Obyektif


 Pasien mengatakan lemah, cepat  Keadaan umum :
lelah, bila melaukan aktivitas, Pasien tampak lemah, kurus,
terbatas. dan pucat
 Pasien mengatakan kadang Kesadaran : Compos
demam. Mentis
 Pasien mengatakan tidak ada TD : 110/70
nafsu makan, saat menelan sakit, mmHg
mengatakan tidak bisa N : 120 x/ mnt
menghabiskan porsi yang R : 22 x/ mnt
disiapkan SB : 37,8oC
 Pasien mengatakan diare sejak 1  BB : 40 kg Turgor masih
bulan yang lalu, mengatakan baik, inkontinensia alvi,
menceret 5-7 kali/hari, kadang BAB encer, membran
demam dan keringat pada malam mukosa kering, bising usus
hari, minum 2-3 gelas/hari meningkat 20 X/menit
5.Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Ds :
Pasien mengatakan
kadang demam
Do :
Keadaan umum : Pasien
tampak lemah, kurus,
dan pucat
Immunocompromised Resiko Infeksi
Kesadaran : Compos
Mentis
TD : 110/70 mmHg
N : 120 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 37,8oC

Ds :
Pasien mengatakan
tidak ada nafsu makan,
saat menelan sakit,
mengatakan tidak bisa
menghabiskan porsi
yang disiapkan. Intake yang tidak Perubahan nutrisi
Do : adekuat kurang dari kebutuhan
Lemah, 4 hari tidak tubuh
makan, mulut kotor,
lemah, holitosis, lidah
ada bercak-bercak
keputihan, Hb 8,7g/dl,
pucat, konjungtiva
anemis

6.Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas

I. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
II. Resiko infeksi b/d immunocompromised.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS (DIAGNOSA, INTERVENSI)

No Diagnosa Rencana
Keperawatan
Keperawatan Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1 Perubahan nutrisi kurang dari Setelah di  Monitor  Mengetahui jenis
kebutuhan tubuh b/d intake lakukan asuhan kemampuan makanan yang
yang tidak adekuat ditandai keperawatan mengunyah lebih cocok
dengan : selama 3x24jam dan menelan.
Ds : pasien
Pasien mengatakan tidak ada mempunyai  Untuk
nafsu makan, saat menelan intake kalori dan  Monitor membandingkan
sakit, mengatakan tidak bisa protein yang intake dan kebutuhan
adekuat untuk ouput. dengan suplai
menghabiskan porsi yang memenuhi sehingga
disiapkan. kebutuhan diharapkan tidak
Do : metaboliknya terjadi kurang
Lemah, 4 hari tidak makan, dengan nutrisi
mulut kotor, lemah, holitosis, Kriteriahasil  Rencanakan
lidah ada bercak-bercak pasien
keputihan, Hb 8,7g/dl, pucat, menghabiskan
diet dengan  Untuk
pasien dan mengurangi
konjungtiva anemis porsi yang orang penting kotoran dalam
disiapkan, tidak lainnya.Anjur mulut yang dapat
nyeri saat kan oral menurunkan
menelan, mulut hygiene nafsu makan.
bersih. sebelum
makan.

 Untuk mengatasi
 Anjurkan penurunan
untuk beri keluhan makan
makanan
ringan sedikit
tapi
sering.Timba
ng TB/BB

Resiko infeksi b/d Setelah di  Monitor  Untuk


immunocompromised ditandai lakukan asuhan tanda-tanda pengobatan dini
dengan : Keperawatan infeksi baru.
Ds : selama
Pasien mengatakan kadang 3x24jam.Pasien
demam akan bebas  gunakan  Mencegah pasien
Do : infeksi teknik aseptik terpapar oleh
Keadaan umum : Pasien tampak oportunistik dan pada setiap kuman patogen
lemah, kurus, dan pucat komplikasinya tindakan yang diperoleh di
Kesadaran : Compos Mentis dengan kriteria invasif. Cuci rumah sakit.
TD : 110/70 mmHg tak ada tanda- tangan
N : 120 x/ mnt tanda infeksi sebelum
R : 22 x/ mnt baru, lab tidak meberikan  Mencegah
SB : 37,8oC ada infeksi tindakan. bertambahnya
oportunis, tanda infeksi
vital dalam batas  Anjurkan
normal, tidak ada pasien metoda
luka atau mencegah
eksudat. terpapar  Mempertahankan
terhadap kadar darah yang
lingkungan terapeutik.
yang patogen.

 Atur
pemberian
antiinfeksi
sesuai order
Tgl/Hari/Jam Implementasi Evaluasi
2-6-2020/ Dx:1
Selasa / 08.00 *Menjaga kebersihan mulut dan S. Klien mengatakan nafsu makan
menganjurkan klien sikat gigi. menurun
*Menganjurkan klien makan sedikit O. Klien tampak lemas
tapi A. Masalah belum teratasi
sering P. Lanjutkan intervensi
*Menganjurkan klien makan sedikit
tapi
sering

Jam 12.00 *Mengkaji intake dan output

3/6/2020/ Rabu *Menjelaskan terjadinya tanda S.Klien mengatakan sudah bisa makan
/08.00 tanda infeksi dengan porsi 6
*Menganjurkan cara menggunakan sendok makan
teknik O. TTV
aseptik . TD 100/70mmhg
S 37,8 0C
RR 20x/mnt
N 74x/mnt
A Masalah sebagian teratasi
P Tingkatkan pola makan pasien.
*Memberikan kepada pasien anti
infeksi
sesuai anjuran dokter,untuk
mempercepat penyembuhan
terjadinya infeksi..

Anda mungkin juga menyukai