Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN HIV/AIDS

OLEH:
NAMA : VIKTOR CARLES DA SILVA
NIM : PO.530321118958
TINGKAT : III

MENGETAHUI:

PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING KLINIK

NIP: NIP:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
Laporan Pendahuluan
HIV/AIDS

1.1 Definisi HIV/AIDS


Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
gejala penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency
Virus (HIV). Virus dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah,
cairan vagina, cairan sperma, cairan Air Susu Ibu. Virus tersebut merusak
system kekebalan tubuh manusia dengan mengakibatkan turunnya atau
hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.
Human Immuno Deficiency Virus (HIV) adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan
AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas
menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut T.
Limfosit atau “sel T-4” atau disebut juga “sel CD – 4”
1.2 Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan
lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus
kurang pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan
keduanya disebut HIV.

1.3 Patofisiologi
Tubuh mempunyai suatu mekanisme untuk membasmi suatu infeksi
dari benda asing, misalnya : virus, bakteri, bahan kimia, dan jaringan asing
dari binatang maupun manusia lain. Mekanisme ini disebut sebagai tanggap
kebal (immune response) yang terdiri dari 2 proses yang kompleks yaitu :
Kekebalan humoral dan kekebalan cell-mediated. Virus AIDS (HIV)
mempunyai cara tersendiri sehingga dapat menghindari mekanisme
pertahanan tubuh. “ber-aksi” bahkan kemudian dilumpuhkan.
Virus AIDS (HIV) masuk ke dalam tubuh seseorang dalam keadaan
bebas atau berada di dalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan
terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4. Sel-sel CD4-positif
(CD4+) mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper. Saat virus
memasuki tubuh, benda asing ini segera dikenal oleh sel T helper (T4), tetapi
begitu sel T helper menempel pada benda asing tersebut, reseptor sel T helper
.tidak berdaya; bahkan HIV bisa pindah dari sel induk ke dalam sel T helper
tersebut. Jadi, sebelum sel T helper dapat mengenal benda asing HIV, ia lebih
dahulu sudah dilumpuhkan. HIV kemudian mengubah fungsi reseptor di
permukaan sel T helper sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke
sembarang sel lainnya sekaligus memindahkan HIV. Sesudah terikat dengan
membran sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA
yang identik ke dalam sel T4 helper.
Dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse
transcriptase, HIV akan melakukan pemrograman ulang materi genetik dari
sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA
(DNA utas-ganda). DNA ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai
sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen.
Fungsi T helper dalam mekanisme pertahanan tubuh sudah
dilumpuhkan, genom dari HIV ¬ proviral DNA ¬ dibentuk dan diintegrasikan
pada DNA sel T helper sehingga menumpang ikut berkembang biak sesuai
dengan perkembangan biakan sel T helper. Sampai suatu saat ada mekanisme
pencetus (mungkin karena infeksi virus lain) maka HIV akan aktif
membentuk RNA, ke luar dari T helper dan menyerang sel lainnya untuk
menimbulkan penyakit AIDS. Karena sel T helper sudah lumpuh maka tidak
ada mekanisme pembentukan sel T killer, sel B dan sel fagosit lainnya.
Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan Kekebalan.

1.4 Manifestasi Klinis


Menurut WHO:
1.      Gejala mayor
 Penurunan BB ≥ 10%
 Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
 Diare kronis
 Tuberkulosis
2.      Gejala minor
 Koordinasi orofaringeal
 Batuk menetap lebih dari 1 bulan
 Kelemahan tubuh
 Berkeringat malam
 Hilang nafsu makan
 Infeksi kulit generalisata
 Limfodenopati
 Herpes zoster
 Infeksi herpes simplek kronis
 Pneumonia
1.5 Komplikasi
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,
gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV),
leukoplakia oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan
dan cacat.
2. Neurologik
 Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human
Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek
perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik,
kelemahan, disfasia, dan isolasi social.

 Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia,


hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, meningitis /
ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam,
paralise, total / parsial.
 Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi
sistemik, dan maranik endokarditis.
 Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)
3. Gastrointestinal
 Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat
badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi
 Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri
abdomen, ikterik,demam atritis.
 Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit
dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus
influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan
efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
6. Sensorik
Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
Pendengaran : otitis eksternal akut
1.6 Pemeriksaan Diagnostik
1.      Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
-          ELISA
-          Western blot
-          P24 antigen test
-          Kultur HIV
2.      Tes untuk deteksi gangguan system imun.
-          Hematokrit.
-          LED
-          CD4 limfosit
-          Rasio CD4/CD limfosit
-          Serum mikroglobulin B2
-          Hemoglobulin 
1.7 Penatalaksanaan
1.      Respon biologis / aspek fisik
a.  Universal precaution
1)     Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh
2)     Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3)     Dekontaminasi cairan tubuh pasien
4)     Memakai alat kedokteran sekali pakai atau mensterilisasi semua
alat kedokteran yang dipakai
5)     Memelihara kebersihan tempat pelayanan kesehatan
6)     Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara
benar dan aman
b.      Peran perawat dalam pemberian ARV
Tujuan terapi ARV:
1)     Menghentikan replikasi HIV
2)     Memulihkan system imun dan mengurangi terjadinya infeksi
opurtunistik
3)     Memperbaiki kualitas hidup
4)     Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV
c.       Pemberian nutrisi
Pasien dengan HIV – AIDS harus mengkonsumsi suplemen atau nutrisi
tambahan bertujuan untuk beban HIV – AIDS tidak bertambah akibat
defisiensi vitamin dan mineral
d.      Aktivitas dan istirahat
Respon adaptif psikologis
1)      Pikiran positif tentang dirinya
2)      Mengontrol diri sendiri
3)      Rasionalisasi
4)      Teknik perilaku
Respon sosial
1)      Dukungan emosional
2)      Dukungan penghargaan
3)      Dukungan instrumental
4)      Dukungan informative
Respon spiritual
1)      Menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap
kesembuhan
2)      Padai mengambil hikmah
3)      Kestabilan hati
Resiko epidemiologis infeksi HIV sistomatik
1)     Perilaku beresiko epidemiologis
2)     Hubungan seksual dengan mitra seksual resiko tinggi tanpa
menggunakan kondom
3)     Pecandu narkotik suntikan
4)     Hubungan seksual yang tidak aman
 Memiliki banyak mitra seksual
 Mitra seksual yang diketahui pasien HIV / AIDS
 Mitra seksual di daerah dengan prevalensi HIV / AIDS
yang tinggi
 Homoseksual
5)     Pekerjaan dan pelanggan tempat hiburan seperti: panti pijat,
diskotik, karaoke atau tempat prostitusi terselubung
6)     Mempunyai riwayat infeksi menular seksual (IMS)
7)     Riwayat menerima transfusi darah berulang
8)     Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik atau sirkumsisi dengan alat
yang tidak steril.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

1. Aktivitas / istirahat
Gejala: Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas
biasanya, progresi kelelahan / malaise, Perubahan pola tidur
Tanda: Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD,
frekuensi jantung, pernapasan
2. Sirkulasi
Gejala: Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia);
perdarahan lama pada cedera (jarang terjadi)
Tanda: Takikardia, perubahan TD postural, Menurunnya volume nadi
perifer, Pucat atau sianosis: perpanjangan kapiler
3. Integritas ego
Gejala: Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, mis:
dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain
Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat dan menurunnya BB
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak
berguna, rasa bersalah
Kehilangan kontrol diri dan depresi
Tanda: Mengingkari, cemas, defresi, takut, menarik diri
Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata
kurang
Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala
yang sama
4. Eliminasi
Gejala: Diare yang intermitten, terus menerus, sering dengan atau
tanpa disertai kram abdominal, Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda: Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan marah, Diare
pekat yang sering
Nyeri tekan abdominal, Lesi atau abses rectal, personal, Perubahan
dalam jumlah, warna dan karakteristik urin
5. Makanan / cairan
Gejala: Anoreksia, perubahan dalam kemampuan mengenali
makanan / mual / muntah
Disfagia, nyeri retrostenal saat menelan
Penurunan berat bada: perawakan kurus, menurunnya lemak
subkutan / massa otot, turgor kulit buruk, Lesi pada rongga mulut,
adanya selaputnya putih dan perubahan warna
Kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
Edema (umum, dependen)
6. Higiene
Gejala: Tidak dapat menyelesaikan aktivitas
Tanda: Memperlihatkan penampila yang kurang rapi, Kekurangan
dalam banyak atau perawatan diri, aktivitas perawatan diri
7. Neurosensori
Gejala: Pusing, pening / sakit kepala, perubahan status mental.
Kehilangan ketajaman atau kemampuan diri untuk mengatasi masalah,
tidak mampu mengingat dan konsentrasi menurun, Kerusakan sensasi
atau indera posisi dan getaran
Klemahan otot, tremor dan perubahan ketajaman penglihatan
Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan
perubahan paling awal)
Tanda:
Perubahan status mental dan rentang antara kacau mental sampai
dimensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis,
retardasi psikomotor / respon melambat
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak
realistis
Timbul refleksi tidak normal, menurunnya kekuatan otot dan gaya
berjalan ataksia
Tremor pada motorik kasar / halus, menurunnya motorik
Vocalis: hemi paresis; kejang
Hemoragi retina dan eksudat
8. Nyeri / kenyamanan
Gejala:
Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki
Sakit kepala (keterlibatan ssp)
Nyeri dada pleuritis
Tanda:
Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan / pincang
Gerak otot melindungi bagian yang sakit
9. Pernapasan
Gejala:
Isksering, menetap
Napas pendek yang progresif
Batuk (sedang sampai parah), produktif / non produktif sputum (tanda
awal dari adanya PCP mungkin batuk spasmodic saat napas dalam)
Bendungan atau sesak dada
Tanda:
Takipnea, distres pernapasan
Perubahan pada bunyi napas / bunyi napas adventisius
Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)
10. Keamanan
Gejala:
Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses
penyembuhannya
Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis:
hemofilia, operasi vaskuler mayor, insiden traumatis)
Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut
Riwayat / berulangnya infeksi dengan PHS
Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermitten /
memuncak; berkeringat malam
Tanda:
Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam mis: ekzema, eksantem,
psoriasis, perubahan warna / ukuran mola; mudah terjadi memar yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya
Rektum, luka-luka perianal atau abses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh
atau lebih (mis: leher, ketiak, paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya
berjalan
11. Seksualitas
Gejala:
Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual
dengan pasangan yang positif HIV, pasangan seksual multipel,
aktivitas seksual yang tidak terlindung dan seks anal
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks
Penggunaan kondom yang tidak konsisten
Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan
terhadap virus pada wanita yang diperkirakan dapat karena
peningkatan kekurangan (pribilitas vagina)
Tanda:
Kehamilan atau resiko terhadap hamil
12. Genetalia:
Manifestasi kulit (mis: herpes, kulit); rabas
Interaksi sosial
Gejala:
Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis: kehilangan kerabat /
orang terdekat, teman, pendukung, rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan /
kehilangan pendapatan
Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang
meninggal akibat AIDS
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu
membuat rencana
Tanda:
Perubahan pada interaksi keluarga / orang terdekat
Aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan
13. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala:
Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku beresiko
tinggi (mis: seksual ataupun penggunaan obat-obatan IV)
Penggunaan / penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok,
penyalahgunaan alkohol
14. Pertimbangan rencana pemulangan:
Memerlukan bantuan keuangan, obat-obatan / tindakan, perawatan
kulit / luka, peralatan / bahan; trasportasi, belanja makanan dan
persiapan perawatan diri, prosedur keperawatan teknis, tugas
perawatan / pemeliharaan rumah, perawatan anak, perubahan fasilitas
hidup.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
imunologis HIV / AIDS adalah:
1. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak efektif
2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan yang
berlebihan, diare berat
3. Resiko tinggi terhadap tidak efektifnya pola nafas b/d
ketidakseimbangan muscular
4. Resiko tinggi terhadap perubahan faktor pembekuan b/d penurunan
absorpsi Vitamin K
5. Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b/d perubahan pada kemampuan
untuk mencerna d/d penurunan berat badan
6. Nyeri kronik b/d inflamasi d/d keluhan nyeri
7. Kerusakan integritas kulit b/d defisit imunologi d/d lesi kulit
8. Perubahan membran mukosa oral b/d defisit imunologi d/d candidiasis
9. Kelelahan b/d perubahan produksi energi metabolisme d/d kekurangan
energi
10. Perubahan proses pikir b/d hipoksemia d/d perubahan lapang perhatian
11. Ansietas b/d ancaman pada konsep pribadi d/d peningkatan tegangan
12. Isolasi sosial b/d perubahan status kesehatan d/d perasaan ditolak
13. Ketidakberdayaan b/d perubahan pada bentuk tubuh d/d bergantung
pada orang lain untuk perawatan
14. Kurang pengetahuan mengenai penyakit b/d tidak mengenal sumber
informasi d/d permintaan informasi

Anda mungkin juga menyukai